Anda di halaman 1dari 162

PENYUSUNAN

KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG
• Kurikulum nasional kurang menyentuh permasalahan pendidikan
atau belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristik, kondisi, dan
potensi daerah, sekolah, masyarakat, dan peserta didik.
• Keinginan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) pendidikan untuk menyusun kurikulum satuan
pendidikan yang merupakan centre of teaching – learning process
• Keinginan untuk berperanserta lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam
penyusunan kurikulum; dan
• Sejalan dengan otonomi daerah bidang pendidikan, pemerintah pusat
lebih banyak berperan dan berkewajiban menyusun standar – standar
pendidikan
Latar Belakang
Standar Nasional Pendidikan

Undang-undang No. 20/2003


tentang Sisdiknas
(Pasal 35, 36, 37, 42, 43, 59, 60, dan 61 )

Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional
Pendidikan
(17 Bab, 97 Pasal)
• Standar Nasional Pendidikan (Pasal 35)
• Kurikulum (Pasal 36,37)
• Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Pasal 42,43)
• Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi (Pasal 59, 60, 61)
Standar Nasional
Pendidikan

kriteria minimal tentang


sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik
Indonesia

Dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan


pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional
yang bermutu
FUNGSI DAN TUJUAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
• Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan
dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
• Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.
• Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara
terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi
Lulusan

Standar Isi

Standar Pendidik dan


Tenaga Kependidikan
Standar
Standar Proses
Nasional
Pendidikan Standar Sarana dan
Prasarana

Standar Pembiayaan

Standar Pengelolaan
Standar Penilaian
Pendidikan
Standar Kompetensi
Lulusan

Standar Isi
•Merupakan standar nasional pendidikan tentang
kualifikasi kemampuan lulusan
Standar yangdan
Pendidik berkaitan
dengan sikap,pengetahuan, dan keterampilan
Tenaga Kependidikan
•Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai
Standar
pedoman penilaian dalamStandar
Nasional penentuan
Proses kelulusan
peserta didik dari Standar
Pendidikan satuanSarana
pendidikan.
dan
Prasarana

Standar Pembiayaan

Standar Pengelolaan
Standar Penilaian
Pendidikan
• KOMPETENSI adalah kemampuan bersikap,
berpikir, dan bertindak secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik.
• STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
meliputi kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
• Standar kompetensi lulusan pada satuan
pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
• Standar kompetensi lulusan pada satuan
pendidikan menengah umum bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
• Standar kompetensi lulusan pada satuan
pendidikan menengah kejuruan bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya.
STANDAR KOMPETENSI KELOMPOK
MATA PELAJARAN
• Kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik pada setiap kelompok
mata pelajaran yang mencakup
kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kewarganegaraan dan
kepribadian, ilmu pengetahuan dan
teknologi, estetika dan jasmani,
olahraga dan kesehatan.
KOMPETENSI MATA PELAJARAN
• Kompetensi mata pelajaran adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat
dan/atau semester untuk mata pelajaran
tertentu.
STANDAR KOMPETENSI (SK)
• Standar Kompetensi adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan
sikap,pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat
dan/atau semester; Standar kompetensi
terdiri atas sejumlah kompetensi dasar
sebagai acuan baku yang harus dicapai dan
berlaku secara nasional.
KOMPETENSI DASAR (KD)
• Sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai pesertaa didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi

INDIKATOR KOMPETENSI
• Indikator kompetensi adalah perilaku
yang dapat diukur dan/atau di
observasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran
BAGAN KOMPETENSI
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI KLP STANDAR KOMPETENSI


MATA PELAJARAN MATA PELAJARAN

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

MATERI POKOK
Standar Kompetensi
Lulusan

Standar Isi

Standar Pendidik dan


• Mencakup ruang lingkup materi dan
Tenaga Kependidikan
tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
Standar
kriteria ttg Standar Proses
Nasional•Kompetensi tamatan
Pendidikan
•Kompetensi mata pelajaran
Standar Sarana dan
•Kerangka Dasar danPrasarana
Struktur Kurikulum
•Beban belajar
Standar
•Kurikulum Tingkat Pembiayaan
Satuan Pendidikan
•Kalender Pendidikan/Akademik
Standar Pengelolaan
Standar Penilaian
Pendidikan
• Standar Isi adalah
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.

• Standar isi sebagai acuan dalam pengembangan


kurikulum tingkat satuan pendidikan.
• KERANGKA DASAR KURIKULUM
adalah rambu-rambu yang ditetapkan
berdasarkan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan
pedoman dalam penyusunan KTSP dan
silabusnya pada setiap satuan pendidikan.

• KEDALAMAN MUATAN KURIKULUM


pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum.
Standar Kompetensi
Lulusan

Standar Isi

Standar Pendidik dan


Tenaga Kependidikan
Standar
Standar Proses
Nasional
Pendidikan Standar Sarana dan
•Kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik
Prasarana
maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
•Pendidik harus memiliki kualifikasi
Standar akademik dan
Pembiayaan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki
Standar kemampuan
Pengelolaan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan
Standar Penilaian nasional
Pendidikan
Standar Kompetensi
Lulusan

Standar Isi

Standar Pendidik dan


Tenaga Kependidikan
Standar
Standar Proses
Nasional
Pendidikan Standar Sarana dan
Prasarana
•Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
Standar Pembiayaan
•Proses pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
Standar Pengelolaan
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
Standar Penilaian
fisik serta psikologis peserta didik
Pendidikan
Persyaratan minimal tentang:
• Sarana :
Standar Kompetensi
perabot, peralatan pendidikan, media Lulusan
pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, BHP
• Prasarana: Standar Isi
R.kelas, R.pimpinan satuan pendidikan, R.pendidik, R.tata
usaha, R.perpustakaan, R.laboratorium, R.bengkel
Standar Pendidik dan kerja, R.unit
produksi, R.kantin, instalasi daya danKependidikan
Tenaga jasa, tempat berolahraga,
tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi
Standar
Standar Proses
Nasional
Pendidikan Standar Sarana dan
Prasarana

Standar Pembiayaan

Standar Pengelolaan
Standar Penilaian
Pendidikan
Persyaratan minimal tentang:
Standar Kompetensi
• Biaya Investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan Lulusan
modal kerja tetap
• Biaya Personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
Standar Isi secara teratur
dan berkelanjutan
• Biaya Operasi meliputi
Standar Pendidik dan
• gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
melekat pada gaji, Tenaga Kependidikan
• Standar
bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
• biaya operasi pendidikan tak langsung berupa
Standar daya, air, jasa
Proses
Nasional
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi,
Pendidikan dan laindan
Standar Sarana sebagainya

Prasarana

Standar Pembiayaan

Standar Pengelolaan
Standar Penilaian
Pendidikan
Standar Kompetensi
Lulusan

Standar Isi
Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah,
dan pemerintah:
Standar Pendidik dan
• DIKDASMEN : menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
Tenaga Kependidikan
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
Standar
keterbukaan, dan akuntabilitas
• Nasional Standar Proses
DIKTI : menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam
batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-
Pendidikan Standar Sarana
undangan yang berlaku memberikan dan dan
kebebasan
mendorong kemandirian Prasarana

Standar Pembiayaan

Standar Pengelolaan
Standar Penilaian
Pendidikan
Standar Kompetensi
Lulusan

Standar Isi

Standar Pendidik dan


Tenaga Kependidikan
Standar
Standar Proses
Nasional
Standar Penilaian Pendidikan merupakan standar
Pendidikan
nasional penilaian pendidikan tentang mekanisme,
Standar Sarana dan
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
Prasarana
peserta didik
Standar Pembiayaan

Standar Pengelolaan
Standar Penilaian
Pendidikan
ALUR PENILAIAN
Kompetensi Dasar

Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian

Komponen Perilaku
Soal Tes HB
Yang Diamati

Keputusan Penilaian
Keputusan Penilaian
PENGEMBANGAN KTSP
• Sesuai Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
36 :
▫ Ayat (1), Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
▫ Ayat (2), Kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversivikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah
dan peserta didik.
• Pasal 36 ayat (3), Kurikulum disusun
sesuai jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan:
▫ peningkatan iman dan taqwa
▫ peningkatan akhlak mulia
▫ peningkatan potensi, kecerdasan, dan
minat peserta didik
▫ keragaman potensi daerah dan
lingkungan
▫ tuntutan pembangunan daerah dan
nasional
▫ tuntutan dunia kerja
▫ perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni
▫ agama
▫ dinamika perkembangan global
▫ persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan
• Pasal 37 ayat (1) Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah wajib memuat:
▫ Pendidikan agama
▫ Pendidikan kewarganegaraan
▫ Bahasa
▫ Matematika
▫ IPA
▫ IPS
▫ Seni dan budaya
▫ Pendidikan jasmani dan olahraga
▫ Keterampilan/kejuruan, dan
▫ Muatan lokal
STRUKTUR KURIKULUM
SD/MI
• Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I
sampai dengan Kelas VI.
• Struktur Kurikulum SD/MI disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran yang memuat 8
mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri.
• Substansi mata pelajaran IPA dan IPS
merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”
 Pembelajaran Kelas I s.d Kelas III
dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan Kelas IV s.d Kelas VI
dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran.
 Jam pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
 Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah
35 menit.
 Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran
(dua semester) adalah 34-38 minggu
Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal,
dan pengembangan diri:
I II III IV-VI
• Mata Pelajaran
▫ Pendidikan Agama 3
▫ Pendidikan Kewarganegaraan 2
▫ Bahasa Indonesia 5
▫ Matematika 5
▫ IPA 4
▫ IPS 3
▫ Seni Budaya dan Keterampilan 4
▫ Pendidikan Jasmani,Olahraga,
dan Kesehatan 4
• Muatan Lokal 2
• Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 26 27 28 32

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


STRUKTUR KURIKULUM
SMP/MTs

• Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi


substansi pembelajaran yg ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama
tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan
Kelas IX.
• Struktur kurikulum disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran.
• Substansi mata pelajaran IPA dan IPS
merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”
• Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
• Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40
menit.
• Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua
semester) adalah 34-38 minggu.
Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri:
• Mata Pelajaran
▫ Pendidikan Agama 2
▫ Pendidikan Kewarganegaraan 2
▫ Bahasa Indonesia 4
▫ Bahasa Inggris 4
▫ Matematika 4
▫ IPA 4
▫ IPS 4
▫ Seni Budaya 2
▫ Pendidikan Jasmani,Olahraga,
dan Kesehatan 2
▫ Keterampilan/TIK 2
• Muatan Lokal 2
• Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 32

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


STRUKTUR KURIKULUM
SMA/MA
• Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X sampai
dengan Kelas XII.
• Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
pelajaran.
• Pengorganisasian kelas-kelas di bagi ke dalam dua
kelompok, yaitu Kelas X merupakan program umum
yg diikuti seluruh peserta didik, kleas XI dan XII
merupakan program penjurusan yang terdiri atas
empat program, yaitu Program IPA,IPS,Bahasa, dan
Keagamaan,khusus untuk MA.
• Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
dialokasikan sebagai tertera dalam struktur
kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran
per minggu secara keseluruhan.
• Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45
menit.
• Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua
semester) adalah 34-38 minggu.
Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16
mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri:
• Mata Pelajaran
▫ Pendidikan Agama 2
▫ Pendidikan Kewarganegaraan 2
▫ Bahasa Indonesia 4
▫ Bahasa Inggris 4
▫ Matematika 4
▫ Fisika 2
▫ Biologi 2
▫ Kimia 2
▫ Sejarah 1
▫ Geografi 1
▫ Ekonomi 2
▫ Sosiologi 2
▫ Seni Budaya 2
▫ Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan 2
▫ Teknologi Informatika dan Komunikasi 2
▫ Keterampilan/Bahasa Asing 2
• Muatan Lokal 2
• Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 38
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program
IPA,Program IPS,Program Bahasa, dan Program
Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri.
PROGRAM IPA
• Mata Pelajaran
▫ Pendidikan Agama 2
▫ Pendidikan Kewarganegaraan 2
▫ Bahasa Indonesia 4
▫ Bahasa Inggris 4
▫ Matematika 4
▫ Fisika 4
▫ Kimia 4
▫ Biologi 4
▫ Sejarah 1
▫ Seni Budaya 2
▫ Pendidikan Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan 2
▫ Teknologi Informatika dan Komunikasi 2
▫ Keterampilan/Bahasa Asing 2
• Muatan Lokal 2
• Pengembangan Diri 2 *)
Jumlah 39
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
PROGRAM IPS
• Mata pelajaran
▫ Pendidikan Agama 2
▫ Pendidikan Kewarganegaraan 2
▫ Bahasa Indonesia 4
▫ Bahasa Inggris 4
▫ Matematika 4
▫ Sejarah 3
▫ Geografi 3
▫ Ekonomi 4
▫ Sosiologi 3
▫ Seni Budaya 2
▫ Pendidikan Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan 2
▫ Teknologi Informatika dan Komunikasi 2
▫ Keterampilan/Bahasa Asing 2
• Muatan Lokal 2
• Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


PROGRAM BAHASA
• Mata pelajaran
▫ Pendidikan Agama 2
▫ Pendidikan Kewarganegaraan 2
▫ Bahasa Indonesia 5
▫ Bahasa Inggris 5
▫ Matematika 3
▫ Sastra Indonesia 4
▫ Bahasa Asing 4
▫ Antropologi 2
▫ Sejarah 2
▫ Seni Budaya 2
▫ Pendidikan Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan 2
▫ Teknologi Informatika dan Komunikasi 2
▫ Keterampilan 2
• Muatan Lokal 2
• Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 39

2*) Ekuivalen 2jam pembelajaran


PROGRAM KEAGAMAAN
• Mata pelajaran
▫ Pendidikan Agama 2
▫ Pendidikan Kewarganegaraan 2
▫ Bahasa Indonesia 4
▫ Bahasa Inggris 4
▫ Matematika 4
▫ Tafsir dan Ilmu Tafsir 3
▫ Ilmu Hadits 3
▫ Ushul Fiqih 3
▫ Tasawuf/Ilmu Kalam 3
▫ Seni Budaya 2
▫ Pendidikan Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan 2
▫ Teknologi Informatika dan Komunikasi 2
▫ Keterampilan 2
• Muatan Lokal 2
• Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 38

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDIKAN KEJURUAN
• Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam
hal ini SMK dan MAK berisi mata pelajaran
wajib, mata pelajaran kejuruan,muatan lokal,
dan pengembangan diri
• Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan
Agama, PKn, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni
dan Budaya,Pendidikan Jasmani dan Olahraga,
dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini
bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya
dalam spektrum manusia kerja.
• Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa
mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang
pembentukan kompetensi kejuruan dan
pengembangan kemampuan menyesuaikan diri
dalam bidang keahliannya.
• Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler
untuk mengembangkan kompetensi yg
disesuaikan dng ciri khas,potensi daerah, dan
prospek pengembangan daerah termasuk
keunggulan daerah, yg materinya tdk dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yg ada.
• Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan sesuai dng program keahlian yg
diselenggarakan.
• Pengembangan diri, (sama spt sekolah umum)
terutama ditujukan untuk pengembangan
kreativitas dan bimbingan karier.
• Struktur kurikulum SMK/MAK,meliputi substansi
pembelajaran yg ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama tiga tahun atau dapat
diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X
sampai kelas XII atau kelas XIII.
• Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran.
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia 192
4. Bahasa Inggris 440 a)
5. Matematika
a. Kelompok Sosial,Administrasi Perkantoran dan Akuntasi 403 a)
b. Kelompok Seni,Pariwisata,dan Teknologi Kerumahtangaan 330 a)
c. Kelompok Teknologi,Kesehatan,dan Pertanian 516 a)
6. Ilmu Pengetahuan Alam
a. IPA 192 a)
b. Fisika
1) Kelompok Pertanian 192 a)
2) Kelompok Teknologi 276 a)
c. Kimia
1) Kelompok Pertanian 192 a)
2) Kelompok Teknologi dan Kesehatan 192 a)
d. Biologi
1) Kelompok Pertanian 192 a)
2) Kelompok Kesehatan 192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)
8. Seni Budaya 128 a)
9. Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan 192
10. Kejuruan
a. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 202
b. Kewirausahaan 192
c. Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140
d. Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)
B. Muatan Lokal 192
C. Pengembangan Diri d) (192)
Keterangan Notasi
a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yg
digunakan oleh setiap program keahlian.
Program keahlian yg memerlukan waktu lebih
jam tambahannya diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran yg sama, di luar jumlah jam yg
dicantumkan.
b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yg
ditentukan sesuai dng kebutuhan setiap
program keahlian
c) Jumlah jam Kompetensi kejuruan pada
dasarnya sesuai dng kebutuhan standar
kompetensi kerja yg berlaku di dunia kerja
tetapi tidak boleh kurang dari 1044
d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
GRAND KURIKULUM
STANDAR STANDAR ISI
KOMPETENSI

SKL KERANGKA
DASAR
SK-KMP
STRUKTUR KUR
SK-MP
BEBAN BELAJAR
KD
KALENDER PEND
PANDUAN

KUROP – SATUAN PENDIDIKAN


PENGEMBANGAN SKL, STANDAR ISI PADA
SATUAN PENDIDIKAN
• Satuan pendidikan dasar dan menengah
mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai
kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan
berdasarkan:
▫ UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 36
sampai Pasal 38;
▫ PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP Pasal 5
sampai Pasal 18, dan Pasal 25 sampai Pasal 27;
▫ Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah;
▫ Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
• Satuan pendidikan dasar dan menengah
dapat mengembangkan kurikulum dengan
standar yang lebih tinggi dari Standar Isi
sebagaimana diatur dalam Permendiknas
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana
diatur dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 tentang SKL untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
• Pengembangan dan penetapan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dasar dan
menengah memperhatikan panduan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dasar dan
menengah yang disusun BSNP.
• Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau
mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah yg disusun
oleh BSNP.
• Kurikulum satuan pendidikan dasar dan
menengah ditetapkan oleh kepala satuan
pendidikan dasar dan menengah setelah
memperhatikan pertimbangan dari Komite
Sekolah atau Komite Madrasah.
• Satuan pendidikan dasar dan menengah
dapat menerapkan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor
23 Tahun 2006 tentang SKL untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah mulai tahun
ajaran 2006/2007.
• Satuan pendidikan dasar dan menengah harus
sudah mulai menerapkan Permendiknas
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan
Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah paling
lambat tahun ajaran 2009/2010.
• Satuan pendidikan dasar dan menengah yang
telah melaksanakan uji coba kurikulum 2004
secara menyeluruh dapat menerapkan secara
menyeluruh Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006 dan Nomor 23 tahun 2006 untuk semua
tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran
2006/2007.
• Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum
melaksanakan uji coba kurikulum 2004,
melaksanakan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
dan Nomor 23 Tahun 2006 secara bertahap dalam
waktu paling lama 3 tahun dengan tahapan:
▫ Untuk SD,MI,SDLB:
 Tahun I : kelas 1 dan 4
 Tahun II : kelas 1,2,4 dan 5
 Tahun III : kelas 1,2,3,4,5,dan 6
▫ Untuk SMP,MTs,SMA,MA,SMK,MAK,SMPLB, dan
SMALB:
 Tahun I : kelas 1
 Tahun II : kelas 2
 Tahun III : kelas 3
• Penyimpangan thd ketentuan Permendiknas tsb
dapat dilakukan setelah mendapat ijin Mendiknas
• Gubernur dapat mengatur jadwal
pelaksanaan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan
Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
untuk satuan pendidikan menengah dan
satuan pendidikan khusus, disesuaikan
dengan kondisi dan kesiapan satuan
pendidikan di provinsi masing-masing.
• Bupati/walikota dapat mengatur jadwal
pelaksanaan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan
Nomor 23 tentang dan SKL untuk satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk
satuan pendidikan dasar,disesuaikan
dengan kondisi dan kesiapan satuan
pendidikan di kabupaten/kota masing-
masing.
• Menteri Agama dapat mengatur jadwal
pelaksanaan Permendiknas Nomor 22
tentang Standar isi dan Nomor 23 tentang
SKL untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, untuk satuan pendidikan
MI,MTs,MA,dan MAK, disesuaikan dengan
kondisi dan kesiapan satuan pendidikan
yang bersangkutan.
KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
• Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
• Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan.
• KTSP terdiri atas tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus.
SEJARAH KTSP
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Konsep- Imple- PP
tualisasi mentasi 19/2005
KBK Piloting SPN
SMA
Amanat KRP – UU Permen
GBHN UU SPN 20/2003 22, 23,
SPN 24/2006

Imple- UN
mentasi KBK
Piloting SMP
SD-SMP
PERBANDINGAN KUR’ 1994 dan 2004, KTSP ?

KUR’94 vs
KUR’04
Materi pelajaran – guru Kompetensi dasar – siswa
menyampaikan seluruh memiliki kompetensi dasar
materi pelajaran semua mata pelajaran
Semua materi pelajaran Pemerintah menentapkan SK,
ditentukan oleh KD, MP, IHB – yang ditentukan
pemerintah, cakupan hanya yang inti atau esensial
materi sama untuk semua saja
sekolah
Cenderung menekankan Menekankan aspek K, A dan P –
aspek kognitif – klasikal – individual – berpusat pada
berpusat pada guru siswa - guru sebagai fasilitator
Pembelajaran dilakukan di Dilakukan dimana saja sesuai
kelas – metoda mengajar pengalaman belajar yang
kurang bervariatif direncanakan – metode mengajar
bervariasi
Menggunakan acuan norma Menggunakan acuan kriteria

Asumsi kemampuan berbeda – Asumsi kemampuan hampir sama,


tes yang digunakan harus bisa waktu yang membedakan
membedakan kemampuan
siswa

Penafsiran hasil tes Penafsiran hasil tes berdasarkan


dibandingkan dengan kompetensi yang dicapai dan yang
kelompoknya – bukan pada belum – dibandingkan dengan
kemampuan yang dapat kriteria
dilakukan siswa
STANDAR ISI
Struktur Kurikulum
PERBANDINGAN STRUKTUR KURIKULUM SMP/MTs
Kurikulum 1994 Kurikulum 2004 Standar Isi
Mata Pelajaran Jam Mata Pelajaran Jam Mata Pelajaran Jam
1. Pendidikan Agama 2 A. Mata Pelajaran 2 A.Mata Pelajaran 2
1. Pendidikan Agama 1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila dan 2 2. Pendidikan 2 2. Pendidikan 2
Kewarganegaraan Kewarganegaraan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 6 3. Bahasa dan Sastra 5 3. Bahasa Indonesia 4
Indonesia
4. Bahasa Inggris 4 4. Bahasa Inggris 4 4. Bahasa Inggris 4
5. Matematika 6 5. Matematika 5 5. Matematika 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6. Sains 5 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 6 7. Pengetahuan Sosial 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
8. Kerajinan Tangan dan 2 8. Kesenian 2 8. Seni Budaya 2
Kesenian
9. Pendidikan Jasmani dan 2 9. Pendidikan Jasmani 3 9. Pendidikan Jasmani, Olah 2
Kesehatan raga dan Kesehatan
10. Keterampilan/ 2 10. Keterampilan/Teknologi 2
Teknologi Informasi Informasi dan Komunikasi
dan Komunikasi
10. Muatan Lokal (Sejumlah 6 B. Muatan Lokal - B. Muatan Lokal 2
Mata Pelajaran)
C. Pembiasaan 2 C. Pengembangan Diri 2*
Jumlah 42 Jumlah 36-40 Jumlah 32-36
STANDAR ISI
Struktur Kurikulum SMP/MTs
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

Jumlah 32 32 32
STANDAR ISI
Beban Belajar
PERBANDINGAN BEBAN BELAJAR SMP
Kurikulum Kurikulum 1994 Kurikulum 2004 Standar Isi
Hal (KBK)
Penggalan Tahun Ajaran Caturwulan Semester Semester
Alokasi Waktu Per Jam 45 menit 45 menit 40 menit
Pelajaran
Penyajian Materi Per Caturwulan Per Tahun Per Semester
/Kompetensi di Kurikulum
Jumlah Hari belajar efektif 240 hari 204 – 240 hari 204 – 228 hari
per tahun
Jumlah Minggu Belajar 40 minngu 34 – 40 34 – 38 minggu
Efektif Per Tahun
Jumlah Jam pelajaran  1.224 s.d  1.088 – 1216 jam
efektif Per Tahun 1.520 jam pembelajaran
pelajaran (43.520 – 48.640
(55.080 s.d menit)
68.400 menit)
Jumlah Jam Belajar Efektif - -  725 – 811 jam (@
Per Tahun (@ 60 menit) 60 menit)

Penjelasan
1. Beban belajar untuk setiap jam pelajaran pada Standar Isi (40 menit) lebih kecil
daripada Kurikulum 1994 dan Kurikulum 2004 (45 menit)
2. Jumlah hari belajar efektif per tahun, jumlah minggu belajar efektif per tahun, dan
jumlah am belajar efektif pertahun pada Standar Isi juga lebih kecil daripada
Kurikulum 1994 dan Kurikulum 2004.
63

PENYUSUNAN
KTSP
LANDASAN 64

• UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional
• PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
• Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar
Isi
• Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
• Permendiknas No. 24/2006 dan No. 6/2007
tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22
dan 23/2006
PENGERTIAN 65

Kurikulum tingkat satuan pendidikan


(KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan.
Acuan Operasional Penyusunan KTSP 66

• Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


• Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta
didik
• Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan
• Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
• Tuntutan dunia kerja
• Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Silakan pilih menu yang tersedia


Acuan Operasional Penyusunan KTSP
(lanjutan)

• Agama
• Dinamika perkembangan global
• Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
• Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
• Kesetaraan Jender
• Karakteristik satuan pendidikan

Silakan pilih menu yang tersedia

67
68

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Peningkatan iman dan takwa
serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman dan takwa serta
akhlak mulia.
69

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Peningkatan potensi, kecerdasan, dan
minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta
didik
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan
keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
70

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Keragaman potensi dan
karakteristik daerah dan
lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan,


tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan,
oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.
71

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Tuntutan pembangunan daerah
dan nasional

Pengembangan kurikulum harus


memperhatikan keseimbangan tuntutan
pembangunan daerah dan nasional.
72

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Tuntutan dunia kerja

Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk


membekali peserta didik memasuki dunia kerja
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi
mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
73

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Perkembangan ilmu
pengetahuan,
teknologi, dan seni
Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
74

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan


toleransi dan kerukunan umat beragama, dan
memperhatikan norma agama yang berlaku di
lingkungan sekolah
75

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Dinamika perkembangan global

Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik


mampu bersaing secara global dan dapat hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
76

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan
Kurikulum harus mendorong wawasan dan
sikap kebangsaan dan persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
77

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Kondisi sosial budaya
masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya.
78

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada
pendidikan yang berkeadilan dan
mendorong tumbuh kembangnya
kesetaraan jender.
79

ACUAN OPERASIONAL KTSP


Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan.
Komponen KTSP
80

• Tujuan Pendidikan Sekolah


• Struktur dan Muatan Kurikulum (mata
pelajaran. Muatan lokal, Pengembangan Diri,
Beban Belajar, Ketuntasan Belajar, Kenaikan
Kelas dan kelulusan, Penjurusan, Pendidikan
Kecakapan Hidup, Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal dan Global).
• Kalender Pendidikan
• Silabus dan RPP
81

ISI / MUATAN
KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)
82

KTSP
DOKUMEN 1
 BAB I . Pendahuluan
 BAB II . Tujuan Pendidikan
 BAB III. Struktur dan Muatan
Kurikulum
 BAB IV. Kalender Pendidikan
KTSP
DOKUMEN II

A. Silabus dan RPP Dari SK/KD yang


dikembangkan pusat.
B. Silabus dan RPP Dari SK/KD yang
dikembangkan Sekolah (Mulok, Mapel
Tambahan)

83
84

KTSP
(Dokumen 1)
85

Bab I. PENDAHULUAN
 Latar Belakang (dasar pemikiran
penyusunan KTSP)
 Tujuan Pengembangan KTSP
 Prinsip Pengembangan KTSP

SESUAI KARAKTERISTIK SEKOLAH


86

Bab II. TUJUAN


1. Tujuan pendidikan (Disesuaikan dengan
jenjang satuan pendidikan)
2. Visi Sekolah
3. Misi Sekolah
4. Tujuan Sekolah
BAGAIMANA MENYUSUN VISI, MISI, TUJUAN
SATUAN PENDIDIKAN
87

• TAHAP 1 : HASIL BELAJAR SISWA


apa yg hrs dicapai siswa berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap setelah mereka menamatkan sekolah.
• TAHAP 2 : SUASANA PEMBELAJARAN
suasana pembelajaran seperti apa yg dikehendaki untuk
mencapai hasil belajar itu.
• TAHAP 3 : SUASANA SEKOLAH
suasana sekolah – sebagai lembaga/organisasi pembelajaran –
seperti apa yg diinginkan untuk mewujudkan hasil belajar bagi
siswa.
BAB III 88

STRUKTUR DAN MUATAN KTSP


Meliputi Sub Komponen:
1. Mata pelajaran
2. Muatan lokal
3. Kegiatan Pengembangan diri
4. Pengaturan beban belajar
5. Ketuntasan Belajar
6. Kenaikan Kelas, dan kelulusan
7. Penjurusan
8. Pendidikan kecakapan Hidup
9. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Cat : Untuk PLB/PK ditambah dengan Program
Khusus
1. Mata Pelajaran 89

Berisi “Struktur Kurikulum Tingkat Sekolah” yang disusun


berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan
upaya pencapaian SKL.
Pengembangan Struktur Kurikulum dilakukan dengan cara
antara lain:
• mengatur alokasi waktu pembelajaran “tatap muka”
seluruh mata pelajaran wajib dan pilihan Ketrampilan/
Bahasa asing lain).
• Memanfaatkan 4 jam tambahan untuk menambah jam
pembelajaran pada mata pelajaran tertentu atau
menambah mata pelajaran baru.
• Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal dalam
struktur kurikulum.
• Tidak boleh mengurangi mata pelajaran yang
tercantum dalam standar isi.
2. Muatan Lokal 90

Berisi tentang: Jenis, Strategi Pemilihan dan


pelaksanaan Mulok yang diselenggarakan oleh
sekolah.Dalam pengembangannya
mempertimbangkan hal-hal sbb:
 Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah.
91

 Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan


pendidikan.
 Substansi yang akan dikembangkan, materi nya
tidak sesuai menjadi bagian dari mapel lain, atau
terlalu luas substansinya sehingga harus
dikembangkan menjadi Mapel tersendiri;
 Merupakan mata pelajaran wajib yang tercantum
dalam Struktur kurikulum;
 Bentuk penilaiannya kuantitatif (angka).
92

 Setiap sekolah dapat melaksanakan mulok lebih


dari satu jenis dalam setiap semester, mengacu
pada: minat dan atau karakteristik program
studi yang diselenggarakan di sekolah
 Siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis
mulok pada setiap tahun pelajaran, sesuai
dengan minat dan program Mulok yang
diselenggarakan sekolah.
93

 Substansinya dapat berupa program


keterampilan produk dan jasa, Contoh:
 Bidang Budidaya: Tanaman Hias, Tanaman
Obat, Sayur, pembibitan ikan hias dan konsumsi, dll.
 Bidang Pengolahan: Pembuatan Abon, Kerupuk, Ikan
Asin, Baso dll.
 Bidang TIK dan lain-lain: Web Desain, Berkomunkasi
sebagai Guide, akuntansi komputer, Kewirausahaan
dll.
94

 Sekolah harus menyusun SK, KD dan Silabus


untuk Mata pelajaran Mulok yang
diselenggarakan oleh sekolah.

 Pembelajarannya dapat dilakukan oleh guru


mata pelajaran atau tenaga ahli dari luar
sekolah yang relevan dengan substansi mulok.
3. Pengembangan Diri 95

 Bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat,
minat peserta didik, dan kondisi sekolah.

 Dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan:


- Bimbingan konseling, (kehidupan pribadi, sosial,
kesulitan belajar, karir ), dan atau
- Ekstra kurikuler, Pengembangan kreativitas,
kepribadian siswa, seperti: Kepramukaan,
Kepemimpinan, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) .
96

 Bukan Mata Pelajaran dan tidak perlu dibuatkan SK,


KD dan silabus.

 Dilaksanakan secara terprogram, rutin, spontan dan


keteladanan.

 Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi), yang


difokuskan pada “Perubahan sikap dan perkembangan
perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pengembangan diri”.
97

Contoh Penilaian Pengembangan Diri:


• Keg. KIR, mencakup penilaian: sikap kompetitif,
kerjasama, percaya diri dan mampu
memecahkan masalah, dll.

• Keg. Keolahragaan, mencakup penilaian: Sikap


Sportif, Kompetetitif, Kerjasama, disiplin dan
ketaatan mengikuti SPO, dll.
• Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
98

atau dibimbing oleh guru kelas atau mata


pelajaran, konselor atau Guru BK atau tenaga
kependidikan lain.

• Penjabaran alokasi waktu ekuivalen dengan 2


jam pembelajaran per minggu , diserahkan
kepada masing- masing pembimbing dan
sekolah.

• Perlu dibuat program kerja yang sistematis dan


komprehensif sebagai bagian dari program
kerja sekolah dan atau program kerja OSIS.
4. Pengaturan Beban Belajar 99

• Berisi tentang jumlah beban belajar per Mata


Pelajaran, per minggu per semester dan per
Tahun Pelajaran yang dilaksanakan di sekolah,
sesuai dengan alokasi waktu yang tercantum
dalam Struktur Kurikulum.

• Sekolah dapat mengatur alokasi waktu untuk


setiap Mata Pelajaran pada semester ganjil dan
genap dalam satu tahun pelajaran sesuai dengan
Kebutuhan, tetapi jumlah Beban belajar per
tahun secara keseluruhan tetap.
• Alokasi waktu kegiatan praktik diperhitungkan sbb:
100

2 Jam Pelajaran (JPL) praktik di sekolah setara dengan 1


JPL tatap muka, dan 4 JPL praktik di luar sekolah setara
dengan 1 JPL tatap muka (bagi Sekolah Menengah
Kejuruan).
• Sekolah dapat menambah maksimal 4 JPL per minggu
• Alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur, sebanyak 0-50% untuk SMP
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.
• Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
101

• Berisi tentang kriteria ketuntasan minimal


(KKM) per mata pelajaran yang ditetapkan oleh
sekolah dengan memper-timbangkan hal-hal
sbb:
▫ Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah
0 – 100 %, dgn batas kriteria ideal minimum 75 %.
▫ Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) per MP dengan mempertimbangkan:
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas dan
SDM.
▫ Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah batas
kriteria ideal, tetapi secara bertahap harus dapat
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
102

• Berisi tentang kriteria dan mekanisme kenaikan


kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan
siswa yang tidak naik atau tidak lulus yang
diberlakukan oleh sekolah. Program disusun
mengacu pada hal-hal sebagai berikut:
▫ Panduan kenaikan kelas yang akan disusun oleh Dit.
Pembinaan terkait
▫ Sedangkan ketentuan kelulusan akan diatur secara
khusus dalam peraturan tersendiri.
7. Pendidikan Kecakapan Hidup 103

• Bukan mata pelajaran tetapi substansinya merupakan


bagian integral dari semua mata pelajaran.
• Tidak masuk dalam struktur kurikulum secara khusus.
• Dapat disajikan secara terintegrasi dan atau berupa
paket/modul yang direncanakan secara khusus.
• Substansi kecakapan hidup meliputi:
- Kecakapan personal, sosial, akademik dan atau
vokasional.
▫ Untuk kecakapan vokasional, dapat diperoleh dari
satuan pendidikan ybs, antara lain melalui mata
pelajaran Keterampilan.
• Bila SK dan KD pada mata pelajaran
104

keterampilan tidak sesuai dengan kebutuhan


siswa dan sekolah, maka sekolah dapat
mengembangkan SK, KD dan silabus
keterampilan lain sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
• Pembelajaran mata pelajaran keterampilan
dimaksud dilaksanakan secara komprehensif
melalui Intra kurikuler.
• Pengembangan SK,KD, silabus, RPP dan
bahan ajar dan penyelenggaraan pembelajaran
keterampilan vokasional dapat dilakukan
melalui kerjasama dengan satuan pendidikan
formal/non formal lain.
8. Pendidikan Berbasis Keunggulan 105

Lokal dan Global

 Program pendidikan yang dikembangkan dengan


memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya
saing global.
 Substansinya mencakup aspek: Ekonomi, Budaya,
Bahasa, TIK, Ekologi, dan lain-lain, yang semuanya
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik.
 Dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran
yang terintegrasi, atau menjadi mapel Mulok.
 Dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
formal lain dan atau satuan pendidikan nonformal.
BAB. IV 106

Kalender Pendidikan

Berisi tentang kalender pendidikan yang


digunakan oleh sekolah, yang disusun
berdasarkan kalender pendidikan yang
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat,
disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik
dan masyarakat, dengan memperhatikan
aturan kalender pendidikan sebagaimana
tercantum dalam Standar Isi.
107

KTSP
DOKUMEN II
108

SMP
A. SILABUS MATA PELAJARAN (Kelas VII, VIII
dan IX)
B. SILABUS MUATAN LOKAL dan MAPEL LAIN
(jika ada)
C. SILABUS MAPEL IPA DAN IPS TERPADU
(Kelas VII, VIII, dan IX)
109

Mekanisme
PENYUSUNAN KTSP
Analisis • Pembentukan
• Kekuatan/
Tim
kelemahan
• Peluang/
Naskah
tantangan • Penyusunan KTSP
• Dokumen
Standar isi, Draft Diberlaku-
SKL,
Panduan
• Revisi dan kan
KTSP
Finalisasi
KOMPONEN
KTSP
A. TUJUAN PENDIDIKAN
TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
B. STRUKTUR DAN MUATAN
KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
C. KALENDER PENDIDIKAN
TUJUAN PENDIDIKAN
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:
1.Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,ahlak
mulia,serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2.Tujuan pendidikan menengah umum adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3.Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah
meningkatkan kecerdasan,pengetahuan,
kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya.
STRUKTUR DAN MUATAN
KTSP
• Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yg
dikembangkan dari kelompok mata pelajaran
sbb.
▫ Agama dan ahlak mulia
▫ Kewarganegaraan dan kepribadian
▫ Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
▫ Estetika
▫ Jasmani, olahraga dan kesehatan
• Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran
yg keluasan dan kedalamannya merupakan
beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke
dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
2. Muatan lokal
3. Kegiatan Pengembangan diri
4. Pengaturan beban belajar
5. Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan kelulusan
6. Pendidikan kecakapan Hidup
7. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan
Global
1. Mata Pelajaran, beserta alokasi waktu untuk masing-
masing tingkat satuan pendidikan tertera pada
struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar
Isi
2. Muatan lokal
 Merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar untuk setiap
jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
 Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun,
satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua
mata pelajaran muatan lokal.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
▫ Kegiatan pengembangan diri adalah
kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengeskpresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah.
▫ Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan/atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler.
▫ Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan antara lain melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik
serta kegiatan kepramukaan,
kepemimpinan, dan kelompok ilmiah
remaja.
▫ Pengembangan diri bukan merupakan
mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara
kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada
mata pelajaran.
4. Pengaturan Beban Belajar
▫ Beban belajar dalam sistem paket
digunakan oleh tingkat satuan
pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB baik kategori
standar maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori
standar
▫ Beban belajar dalam sistem kredit
semester (SKS) dapat digunakan oleh
SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri,
dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
kategori standar.
▫ Beban belajar dalam SKS digunakan
oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
kategori mandiri.
▫ Jam pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sbgmana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum
empat jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan.
▫ Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi, disamping
dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain
yang dianggap penting dan tidak
terdapat di dalam struktur kurikulum
yang tercantum di dalam Standar Isi.
▫ Alokasi waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk
SD/MI/SDLB 0% - 40%,
SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran ybs. Pemanfaatan alokasi
waktu tsb mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi
▫ Alokasi waktu untuk praktik, dua jam
kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat
jam praktik di luar sekolah setara dng
satu jam tatap muka.
▫ Alokasi waktu untuk tatap muka,
penugasan struktur, dan kegiatan
mandiri tdk terstruktur untuk
SMT/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK
yg menggunakan sistem SKS
mengikuti aturan sbb.
 Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas :
40 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri tdk terstruktur.
 Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK
terdiri atas : 45 menit tatap muka,
25 menit kegiatan terstruktur dan
kegiatan mandiri tdk terstruktur.
5. Ketuntasan Belajar
▫ Ketuntasan belajar setiap indikator
yang telah ditetapkan dalam satu
kompetensi dasar berkisar antara 0 –
100%.
▫ Kriterian ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%.
▫ Satuan pendidikan harus menentukan
kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangan kompleksitas SK
dan KD tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan
sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran.
▫ Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan
belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal
▫ Pelaporan hasil belajar (raport)
peserta didik diserahkan pada
satuan pendidikan dengan
memperhatikan rambu-rambu yang
disusun oleh direktorat teknis
terkait.
6. Kenaikan kelas, dan Kelulusan
▫ Kenaikan kelas dilaksanakan pada
setiap akhir tahun ajaran. Kriteria
kenaikan kelas diatur oleh masing-
masing direktorat teknis terkait.
• Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 72
Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
▫ Menyelesaikan seluruh program
pembelajaran;
▫ Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian
akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan ahlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, estetika,
dan kelompok mata pelajaran
jasmani,olahraga, dan kesehatan;
▫ Lulus ujian sekolah/madrasah untuk
kelompok mata pelajaran IPTEK; dan
▫ Lulus Ujian Nasional.
7. Penjurusan
▫ Penjurusan dilakukan pada kelas XI
dan XII di SMA/MA.
▫ Kriteria penjurusan diatur oleh
direktorat teknis terkait.
▫ Penjurusan pada SMK/MAK
didasarkan pada spektrum
pendidikan kejuruan yang diatur
oleh direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
8.Pendidikan Kecakapan Hidup
a.Kurikulum untuk SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,
SMK/MAK dpt memasukan pendidikan
kecakapan hidup, yg mencakup
kecakapan pribadi, sosial, akademik
dan/atau kecakapan vokasional.
b.Dapat merupakan bagian dari pendidikan
semua mata pelajaran
c. Dapat diperoleh dari peserta didik dari
satuan pendidikan ybs dan atau dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal.
9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
dan Global
a.Kurikulum untuks emua satuan
pendidikan dapat memasukan
pendidikan berbasis keunggulan lokal
dan global.
b.Pendidikan berbasis keunggulan lokal
dan global dapat merupakan bagian
dari semua mata pelajaran.
c.Pendidikan berbasis keunggulan lokal
dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal yg sudah memperoleh
akreditasi.
10. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dpt menyusun
kalender pendidikan sesuai dng
kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan
kalender pendidikan sebagaimana
tercantum dalam Standar Isi.
PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
▫ Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi dan
kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber
belajar.
B. Prinsip Pengembangan Silabus
1. ILMIAH,yaitu keseluruhan materi dan
kegiatan yg menjadi muatan dlm silabus
harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. RELEVAN, yaitu cakupan, kedalaman,
tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik.
3. SISTEMATIS , yaitu komponen-komponen
silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. KONSISTEN, yaitu adanya hubungan yg
konsisten (ajeg,taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. MEMADAI, yaitu cakupan indikator, materi
pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
6. AKTUAL DAN KONTEKSTUAL, yaitu cakupan
indikator, materi pokok, kegiatan belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
7.FLEKSIBEL, yaitu keseluruhan komponen
silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
8.MENYELURUH, yaitu komponen silabus
mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif,afektif, dan psikomotor)
c. Unit Waktu Silabus
1.Silabus mata pelajaran disusun
berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama
penyelenggaraan pendidikan di tngkat
satuan pendidikan.
2.Penyusunan dilabus memperhatikan
alokasi waktu yang disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu
mata pelajaran lain yang sekelompok.
3.Implementasi pembelajaran per
semester menggunakan penggalan
silabus sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk mata pelajaran dng alokasi waktu
yg tersedia pada struktur kurikulum.
Khusus untuk SMK/MAK menggunakan
penggalan silabus berdasarkan satuan
kompetensi.
D. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh
para guru secara mandiri atau kelompok dalam
sebuah sekolah/madarsah atau beberapa
sekolah/madrasah, kelompok Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
 Disusun secara mandiri oleh guru apabila
guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik peserta didik, kondisi
sekolah/madrasah dan lingkungannya.
 Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu
hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka
pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru mata pelajaran
untuk mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah/madrasah tsb.
 DI SD/MI semua guru kelas, dari kelas I
sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama.
 Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan
IPS terpadu disusun secara bersama oleh
guru terkait
 Sekolah yang belum mampu
mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan
sekolah/madrasah lain melalui forum
MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan
digunakan oelh sekolah/madrasah dalam
lingkup MGP/PKG setempat.
 Dinas pendidikan setempat dapat
menfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari
para guru berpengalaman di bidangnya
masing-masing.
E. LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN SILABUS
1. Mengkaji SK dan KD dlm Standar
Isi
dengan memperhatikan :
a. Urutan berdasarkan hirarki konsep
disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu
sesuai dengan urutan yang ada di
SI;
b. Keterkaitan antar SK dan KD dlm
mata pelajaran
c. Keterkaitan SK dan KD antar mata
pelajaran.
2. Mengidentifikasi Materi
Pokok/Pembelajaran, yg menunjang SK
dan KD dng mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik
b. Relevansi dengan karakteristik daerah
c. Tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual peserta didik
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik
e. Struktur keilmuan
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi pembelajaran
g. Relevansi dng kebutuhan peserta didik
dan tuntutan lingkungan
h. Alokasi waktu.
3.Mengembangkan Kegiatan
Pembelajaran
▫ Kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental
dan fisik melalui interaksi
antarapeserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar.
▫ Pengalaman belajar yang dimaksud
dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik.
▫ Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sbb.
 Kegiatan pembelajaran disusun untuk
memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional.
 Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
 Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus
sesuai dengan hirarki konsep materi
pembelajaran
 Rumusan pernyataan dalam kegiatan
pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar peserta didik, yaitu
kegiatan peserta didik dan materi.
4.Merumuskan Indikator
Keberhasilan
▫ Indikator merupakan penanda
pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
▫ Indikator dikembangkan sesuai dng
karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yg terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator
digunakan sbg dasar untuk menyusun
alat penilaian.
5.Penentuan Jenis Penilaian
▫ Penilaian pencapaian kompetensi dasar
peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator.
▫ Penilaian dilakukan dng menggunakan tes
dan non tes dlm bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian
hasil karya berupa proyek atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
▫ Penilaian merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sitematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
• Hal-hal yg harus diperhatikan
dalam penilaian:
▫ Penilain diarahkan untuk mengukur
pencapaian kompetensi
▫ Penilaian menggunakan acuan kriteria
▫ Sistem yang direncanakan adalah
sistem penilaian yang
berkelanjutan.Artinya semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan kompetensi dasar
yang telah dimiliki dan yang belum,
serta untuk mengetahui kesulitan
peserta didik.
▫ Hasil penilaian dianalisis untuk
menentukan tindak lanjut
▫ Sistem penilaian harus disesuaikan
dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran.
6.Menentukan Alokasi
Waktu
▫ Penentuan alokasi waktu pada
setiap KD didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu
mata pelajaran perminggu dng
mempertimbangkan jumlah KD,
keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan
KD.
▫ Alokasi waktu yg dicantumkan dlm
silabus merupakan perkiraan waktu
yg dibutuhkan oleh peserta didik
untuk menguasai kompetensi dasar.
7.Menentukan Sumber
Belajar
▫ Sumber belajar adalah rujukan, objek
dan/atau bahan yg digunakan untuk
kegiatan pembelajaran yang berupa
media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.
▫ Penentuan sumber belajar didasarkan
pada SK dan KD serta materi pokok,
kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
STANDAR KOMPETENSI INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR (PENCAPAIAN)

PENGALAMAN MATERI POKOK/


PENILAIAN BELAJAR URAIAN MATERI

ALOKASI SUMBER/
WAKTU BAHAN/ALAT
G.Pengembangan Silabus
Berkelanjutan
▫ Dalam imlementasinya, silabus
dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksnakan, dievaluasi,
dan ditindaklanjuti oleh masing-masing
guru.
▫ Silabus harus dikaji dan dikembangkan
secara berkelanjutan dengan
memperhatikan masukan hasil evaluasi
hasil belajar, evaluasi proses
(pelaksanaan pembelajaran), dan
evaluasi rencana pembelajaran.
PELAKSANAAN PENYUSUNAN KTSP
A. Analisis Konteks
1. Analisis potensi dan kekuatan/kelemahan yg
ada di sekolah, peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana prasarana,
biaya, dan program-program yg ada di
sekolah.
2. Analisis peluang dan tantangan yg ada di
masyarakat dan lingkungan sekitar, komite
sekolah/madrasah, dewan pendidikan, dinas
pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial
budaya.
3. Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan sbg acuan dlm
penyusunan KTSP
B. Mekanisme Penyusunan
1. Tim Penyusun
 Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai dng
relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah dibawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama
kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar
dan Propinsi untuk pendidikan
menengah.
 Tim penyusun KTSP SD,SMP,SMA dan
SMK terdiri atas guru, konselor, kepala
sekolah, komite sekolah, dan nara
sumber, dng kepala sekolah sbg ketua
merangkap anggota, dan disupervisi oleh
dinas kabupaten/kota dan propinsi yg
bertanggungjawab di bidang pendidikan.
• Tim penyusun KTSP MI,MTs,MA dan MAK
terdiri atas guru,konselor, kepala
madrasah, komite madrasah, dan nara
sumber dng kepala madrasah sebagai
ketua merangkap anggota, dan
disupervisi oleh departemen yg
menangani urusan pemerintahan di
bidang agama.
• Tim penyusun KTSP pendidikan khusus
(SDLB,SMPLB,dan SMSLB) terdiri atas
guru, konselor, kepala sekolah, komite
sekolah, dan nara sumber dng kepala
sekolah sbg ketua merangkap anggota,
dan disupervisi oleh dinas provinsi yg
bertanggung jawab di bidang
pendidikan.
2. Kegiatan
▫ Penyusunan KTSP merupakan
bagian dari kegiatan
perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini
dpt berbentuk rapat kerja
dan/atau lokakarya
sekolah/madrasah dan/atau
kelompok sekolah/madrasah yg
diselenggarakan dlm jangka
waktu sebelum tahun pelajaran
baru.
▫ Tahap kegiatan penyusunan
KTSP secara garis besar
meliputi: penyiapan dan
penyusunan draf, reviu dan
revisi, serta finalisasi. Langkah
yg lebih rinci dari masing-
masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim
penyusun.
3Pemberlakuan
▫ . Dokumen KTSP SD,SMP,SMA dan SMK
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah
serta diketahui oleh komite sekolah dan
dinas kabupaten/kota yg
bertanggungjawab di bidang pendidikan.
▫ DDokumen KTSP MI,MTs,MA, dan MAK
dinyatakan berlaku oleh kepala
madrasah serta diketahui oleh komite
madrasah dan oleh departemen yg
menangani urusan pemerintahan di
bidang agama.
▫ Dokumen KTSP SDLB,SMPLB, dan SMALB
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah
serta diketahui oleh komite sekolah dan
dinas provinsi yang bertanggungjawab
di bidang pendidikan.
150
8 langkah dalam melakukan penyusunan perencanaan
Strategi Sekolah

1. Renungkan misi; Apa saja yang menjadi tujuan dasar


yang melatarbelakangi pendirian organisasi? Misi
menguraikan maksud keberadaan usaha. Demi kepentingan
siapa, kehadiran organisasi di lapangan.
2. Lengkapi data position audit; Apa yang sudah kita lakukan
di masa lalu? Berada di mana organisasi ini sekarang? Cara-
cara apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan?
3. Lakukan environmental scanning; Peluang seperti apa
yang ada? Ancaman seperti apa yang sedang dihadapi?
Bagaimana dengan peluang dan ancaman di masa yang
akan datang?
151

4. Lakukan organizational diagnosis; Apa yang menjadi


kekuatan dan kelemahan kita bila dibandingkan dengan
negara lain? Apa saja faktor kunci keberhasilan dalam
menjalankan organisasi ini? Apa yang menjadi tantangan
dan hambatan yang dapat kita hadapi dalam mencapai
tujuan yang kita inginkan? Apa saja ukuran kunci kinerja
untuk mengukur keberhasilan kita dalam mengelola
organsiasi ini?
5. Renungkan visi; Kondisi apa saja yang ingin diwujudkan di
masa yang akan datang? Bila diukur, ukuran kinerja kunci
yang sudah ditetapkan pada tahap sebelumnya
menunjukkan nilai berapa saja? Secara bertahap, repelita
demi repelita, tonggak-tonggak apa yang dapat mengukur
kemajuan upaya organisasi mendekatkan ke kondisi yang
diinginkan tersebut?
152

6. Lengkapi renstra jangka panjang; Dalam rangka


mendekatkan kondisi usaha ke arah yang telah
ditetapkan sebelumnya, perubahan apa saja yang perlu
diterapkan dalam renstra yang pertama? Perubahan apa
yang akan diusahakan?
7. Rumuskan renstra sekolah jangka menengah; Langkah-
langkah besar apa saja yang dituntut dalam situasi yang
sedang ditelaah, renop demi renop, program, kegiatan,
organisasi, dan SDM? Teknologi apa yang akan
diusahakan?
8. Rumuskan kegiatan dan program tahunan; Secara rinci,
langkah-langkah apa saja yang dituntut untuk
dilaksanakan dari tahun ke tahun, di program, kegiatan,
organisasi, dan manusia?
Khusus untuk tahun pertama, langkah tindakan apa saja
yang dibutuhkan? Prioritasnya? Nilai investasinya?
Keuntungan apa saja yang dapat membenarkan investasi
tersebut?
Kapan dapat memastikan bahwa pelaksanaannya
berjalan sesuai harapan?
153

Visi Sekolah

Gambaran sekolah yang dicita-citakan di


masa depan

▫ Sebagai imajinasi moral untuk menumbuhkan


inspirasi, semangat, dan komitmen warga sekolah
▫ Dalam koridor pembangunan pendidikan nasional
▫ Realistik sesuai harapan masyarakat
154

Contoh Visi Sekolah

Menuju sekolah yang unggul dan berprestasi


berdasarkan iman dan taqwa

Indikator:
▫ Unggul dalam peningkatan skor (GSA) UAN
▫ Juara dalam berbagai lomba KIR
▫ Berprestasi dalam lomba pidato bahasa Inggris
▫ Berprestasi dalam berbagai lomba olahraga dan
kesenian
▫ Unggul dalam kegiatan keagamaan
155

Misi Sekolah

Tindakan untuk mewujudkan visi


sekolah

▫ Bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan


visi
▫ Rumusan tindakan sebagai arahan untuk
mewujudkan visi
156

Contoh Misi Sekolah

• Melaksanakan pembelajaran yang efektif


bagi semua guru dan siswa
• Menumbuhkan semangat keunggulan warga
sekolah dalam berkarya
• Mendorong siswa mengenali potensi dirinya
untuk meningkatkan motivasi berprestasi
• Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran
agama yang dianut
157

Tujuan Sekolah
• Tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi dalam
jangka waktu tertentu (3 th)
Contoh: Pada tahun 2009 sekolah memiliki:
• Rata-rata peningkatan Scor (GSA) + 1,50
• Kel KIR menjadi finalis tingkat provinsi
• 20% siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa
Inggris dengan baik
• Tim Kesenian yang dapat tampil dalam acara
setingkat kabupaten/kota
• 80% siswa mampu melaksanakan ibadah dengan
benar sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
158
MUATAN LOKAL

• Berisi tentang program muatan lokal yang diselenggarakan oleh sekolah


• Memnacakup: Jenis, Mekanisme Pemilihan, Jadwal Penyelenggaraan dll
• Dalam pengembangan programnya memperhatikan hal-hal sbb:
• Jenis Mulok disesuaikan dengan cirri khas/potensi/ keunggulan daerah
yang substansinya tidak sesuai menjadi Mata Pelajaran tersendiri;
• Merupakan kegiatan kurikuler yang terstruktur dan sistemik
• Setiap sekolah dapat melaksanakan mulok lebih dari satu jenis dalam
setiap semester
• Siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis mulok pada setiap semester,
sesuai dengan kemampuan sekolah.

• Sekolah harus menyusun SK, KD dan Silabus untuk setiap jenis Mulok
yang diselenggarakan oleh sekolah
159
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
• Berisi tentang penjelasan program Pengembangan Diri yang diselenggarakan
oleh sekolah yang mencakup: Jenis Kegiatan, Mekanisme dan Strategi
Pelaksanaannya. Dalam menyusun programnya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

• Bukan mata pelajaran dan tidak perlu dibuatkan silabus

• Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi) bukan kuantitatif


• Berfungsi sebagai wahana bagi siswa untuk mengekspresikan diri sesuai bakat,
minat, dan kebutuhan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler

• Dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling (kehidupan


pribadi/social, kesulitan belajar,karir), atau kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan kreativitas/kepribadian siswa seperti: kepramukaan,
Kepemimpinan, KIR dll.

• Perlu dibuat program kerja yang sistematis dan komprehensif sebagai bagian
dari program kerja sekolah dan atau program kerja OSIS.
• Dipasilitasi/dibimbing oleh konselor/guru BK, Guru MP atau tenaga
kependidikan yang kompeten.
160

KETUNTASAN BELAJAR
Berisi tentang kriteria dan mekanisme penetapan
Ketuntasan Minimal Per Mata Pelajaran yang ditetapkan
oleh sekolah dengan mempertimbangkan hal-hal sbb:

• Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0


– 100%, dengan batas criteria ideal minimum 75%

• Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal


(KKM) per MP dengan mempertimbangkan:
kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan sumber
daya pendukung

• Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah batas criteria


ideal, tetapi secara bertahap harus dapat mencapai
criteria ketuntasan ideal.
161

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP


• Berisi tentang program kecakapan hidup yang
diselenggarakan oleh sekolah, yang mencakup: Jenis
Program, mekanisme dan strategi pelaksanaannya.
Dalam menyusun program memperhatikan hal-hal sbb:

• Mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik dan


vokasional

• Menjadi bagian integral dari semua MP yang dapat


disajikan secara terintegrasi dan/atau berupa
paket/modul yang direncanakan secara khusus dan
terintegrasi.

• Dapat diperoleh dari satuan pendidikan yang


bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan
formal/non formal lain, apabila sekolah yang
bersangkutan tidak memiliki sumber daya pendukung
yang memadai.
162

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

• Berisi penjelasan tentang program keunggulan lokal dan global


(misalnya: Program SBI) yang mencakup: Jenis, Mekanisme dan
Strategi pelaksanaan di sekolah, disusun dengan
mempertimbangkan hal-hal sbb:

• Substansinya mencakup aspek: Ekonomi, Budaya, Bahasa, TIK,


ekologi, dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik

• Dapat merupakan bagian dari semua MP

• Dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain


dan/atau satuan pendidikan nonformal

Anda mungkin juga menyukai