AKUT DIRUANGAN IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI TAHUN 2019 A. Latar Belakang Gastroentritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga d negara maju. Menurut suharyono (2008) gastoentritis akut didefinisikan sebagai buang air besar dengan tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Sedangkan menurut priyanto (2008) gastroentritis kronik yaitu yang berlangsung lebih dari 14 hari. Gastroentritis atau diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab gastroentritis yang terbanyak adalah gastroentritis infeksi. Gastroentritis atau diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit. Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 angka penderita diare sebanyak 3,24% (54.612) dari jumlah penduduk di sumatera selatan masih dibawah angka SPM yaitu 100% dan pada tahun 2010 jumlah penderita diare 49.897 ( Dinas kesehatan sumatera selatan tahun 2010) B. Tujuan Tujuan Umum Dalam penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata bagaimana penerpan atau pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien Tn “ R” dengan Diagnosa Diare Akut di ruangan IGD Rumah Sakit Palembang BARI Tahun 2019. Tujuan Khusus Mampu melakukan pengkajian, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi Asuhan Keperawatan pada klien dengan Diare di ruang IGD RSUD Palembang Bari Tahun 2019 Profil RSUD Palembang Bari a. Selayang Pandang RSUD palembang bari merupakan unsur penunjang pemerintahan daerah dibidang pelayanan kesehatan yang merupakan satu-satu nya rumah sakit umum milik pemerintah kota palembang RSUD palembang BARI terletak dijalan panca no 1 kelurahan ulu darat kecamatan seberang ulu,berdiri diatas tanah seuas 4,5 Hk. Bangunan berada lebih kurang 800 meter dari jalan raya jurusan kertapati,sejak tahun 2001 dibuat jalan alternative dari jalan Jakabaring menuju RSUD palembang BARI.saat ini sedang diupayakan pembangunan langsung menuju RSUD palembang BARI dari jalan porong Jakabaring. b. Visi Misi dan Motto RSUD Palembang Bari Visi Menjadi rumah sakit unggul,amanah dan terpercaya di indonesia Misi 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan prima dengan berorentasi pada kesembuhan dan ketepatan,sesuai standar mutu pada etika profesionalisme yang seluruh lapisan masyarakat. 2. Meningkatkan mutu manejemen sumber daya kesehatan 3. Menjadikan RSUD palembang BARI sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan di indonesia Motto “Kesembuhan dan Kepuasan Adalah Kebahagian Kami” Sejarah a. Sejarah berdirinya RSUD palembang BARI Pada tahun 1985 sampai tahun 1994 RSUD palembang BARI merupakan gedung poliklinik/puskesmas panca usaha Pada tanggal 19 juni sampai 1995 diresmikan menjadi RSUD palembang BARI dengan SK.depkes NO 1362 MENKES/SK TANGGAL 10 NOVEMBER 1997 ditetapkan menjadi rumah sakit kelas C Kepmenkes RI NO : HK .00.06.3.3.4646 tentang pemberian status akreditasi penuh tingkat dasar rumah sakit umum daerah BARI,tanggal 7 november 2003. Kepmenkes RI NO : YM.01.10/111/334/08/4646 tentang peningkatan kelas rumah sakit Kepmenkes RI NO :241 /MENKES /SK /IV /2009 tentang peningkatan ke;as rumah sakit umum daerah palembang BARI menjadi kelas B,TANGGAL 2april 2009 Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD pelembang BARI berdasarkan keputusan Walikota Palembang yang menerapkan pola pengelolah keuangan BLUD ( PPK – BLUD ) secara penuh b. Sejarah pemegang jabatan direktur Tahun 1986 s/d 1995 : dr.Jane Lidia Tita Heia,sebagai kepaala poliklinik/puskesmas panca usaha Tanggal 1 juli 1996 s/d juni 2000 : dr.H.Edi Jakaty Monasir,SpOG sebagai direktur RSUD palembang BARI Bulan Juli 2000 s/d NOVEMBER 2000 pelaksana tugas : dr.H.Dachla Abbas.S.PB Bulan desember 2000 s/d februari 2001 : pelaksana tugas dr . M . faisal soleh.SpPD Tanggal 14 november 2000 s/d Januari 2012 dr. Hj indah Puspita,MARS sebagai direktur RSUD Palembang BARI Bulan Februari 2012 s/d sekarang : Dr Hj Makiani S.H M.M MARS sebagai direktur rumah sakit umum daerah palembang BARI Fasilitas dan Pelayanan Fasilitas Pelayanan
Instalasi gawat darurat 24 jam - Farmasi / apotik 24 jam Pelayanan rawat jalan
Rawat jalan / poliklinik - Rawat inap Poliklinik penyakit dalam
Bedah sentral -Rehabilitas medik Poliklinik bedah
Radiologi 24 jam - Laboratorium 24 jam Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan
PatologinAnatomi Poliklinik anak
Bank darah Poliklinik mata
Hemodialisa Poliklinik THT
Medical chek up Poliklinik syaraf
ECG / EEG Poliklinik kulit dan kelamin
USG 4 demesni Poliklinik Jiwa
Endo skopi Poliklinik rehabilitas klinik
Kamar jenazah Poliklinik jantung
CT scan 64 slic Poliklinik gigi
Poliklinik psikologi
Poliklinik tumbuh kembang
Instalansi gawat darurat Pelayanan penunjang Dokter jaga 24 jam Instalasi laboratorium klinik Ambulance 24 jam Instalasi radiologi Pelayanan rawat darurat Instalasi bedah sentral Perawatan VVIP dan VIP Instalasi farmasi ( apotik ) Perawatan kelas I.II.II Fasilitas kendaraan operasional Perawatan penyakit dalam infeksi perempuan Ambulance bangsal Perawatan penyakit dalam infeksi laki laki Ambulance siaga bencana Perawatan anak Ambulance trauma center Perawatan ICU Mobil jenazah Perawatan kebidanan Perawatan neonatus dan NICU Perawatan ICCU Perawatan PICU A. Pengertrian Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x sehari dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan menurut Suruadi (2001) Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Dan menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. B. Anatomi dan Fisiologi Mulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan. Mulut dibatasi pada kedua pipi yang dibentuk oleh muskolus basiratorius atapnya adalah palatum yang memisahkan dari hidung dan bagian atas dan faring, lidah membentuk bagian terbesar dari mulut. 1) Lidah Lidah menempati kavum oris dan melekat secara langsung pada epiglotis dalam paring. 2) Gigi Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa kehidupan yang berbeda-beda. Set pertama adalah gigi primer atau susu. Set kedua atau set permanen menggunakan gigi primer mulai tumbuh pada sekitar umur 6 tahun. 3) Esofagus Esofagus merupakan tuba otot. Berukuran 8-10 cm dari kartilago krikoid sampai bagian kardia lambung panjang berganda selama 3 tahun setelah kelahiran sesudahnya kecepatan pertumbuhan lebih lambat hingga mencapai panjang dewasa yaitu 23-30 cm. 4) Lambung Fisiologi Kapasitas lambung adalah antara 30-35 ml saat lahir dan 1) Mulut meningkat sekitar 75 ml pada minggu kedua, pada akhir bulan pertama sekitar 10 ml dengan terjadinya Fungsi saliva terutama adalah mekanis, membantu perkembangan bayi, lambung berkembang sehingga menelan, membantu berbicara, dan juga mempunyai aksi mempunyai seluruh gambaran dari lambung dewasa. antiseptik. 5) Usus kecil Usus kecil dibagi lagi menjadi deudenum, jejenum, ileum. 2) Lambung Panjangnya saat lahir sekitar 300 sampai 350 cc meningkat sekitar 50 persen selama tahun pertama kehidupan. Dinding Fungsi utama dari lambung adalah menyiapkan makanan usus dibagi menjadi beberapa lapisan mukosa, sub mukosa, untuk pencernaan usus, pemecahannya penambahan muskuler dan serosa (peritoneal). makanan cairan pada makanan ketika direduksi menjadi konsistensi setengah cair dan meneruskannya ke duodenum. 6) Usus Besar 3) Usus kecil Usus besar berjalan dari katup ileosaekal ke anus. Dibagi dalam lima bagian : Caekum, kolon asenden, kolon Mensekresikan cairan alkali yang kaya mukus, transversum dan kolon desenden serta kolon sigmoid. yang melindungi absorbsi. 7) Anus 4) Usus besar Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang Fungsi dari usus besar yaitu mensekresikan mukus yang menghubungkan rektum dengan dunia luar. Terletak di dasar mempermudah jalannya feces dan mengeluarkan fraksi zat pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spingter yaitu spingter ani yang tidak terserap. internus, spingter levator dan spingter ani ekstemus. 5) Anus Anus berfungsi untuk mengeluarkan feces. C. Etiologi ETIOLOGI Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2016). Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster. Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus. Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica, giardia lambia), jamur (candida aibicans). Infeksi Parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Tonsilitis, broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi : Faktor Malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein Faktor makanan : basi, racun, alergi. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. . D Manifestasi klinis M A N I F E S TA S I K L I N I K B E B E R A PA TA N D A D A N G E J A L A T E N TA N G D I A R E M E N U R U T S U R I A D I ( 2 0 1 6 ) A N TA R A L A I N : • S E R I N G B A B D E N G A N KO N S I S T E N S I T I N J A C A I R ATA U E N C E R . • T E R D A PAT L U K A TA N D A D A N G E J A L A D E H I D R A S I , T U R G O R K U L I T J E L E K ( E L A S T I S I TA S K U L I T M E N U R U N ) U B U N - U B U N D A N M ATA C E K U N G , M E M B R A N M U KO S A K E R I N G . • KRAM ABDOMINAL. • DEMAM. • M U A L D A N M U N TA H . • ANOREKSIA. • LEMAH. • P U C AT. • P E R U B A H A N T T V, N A D I D A N P E R N A FA S A N C E PAT. • M E N U R U N ATA U T I D A K A D A P E N G E L U A R A N U R I N . E. Patofisiologi MEN UR UT S URIADI (2016 ), PATOF ISI OLOG I DARI GASTROENTERITIS A DAL A H MENING KATNYA M OTI LITAS DAN CEPATN YA PENG OS ONGAN PA DA INT ESTINA L MER UPA K AN A KI BAT DAR I GANGGUAN A BS OR BSI DAN E KS KR ESI CA IR AN DAN ELE KT ROL IT YANG BER LE BI HAN , CAI RAN S ODI UM, POTASI U M DAN BI KAR BONAT BE RPIN DAH DARI RONGGA E KSTR ASELULE R KE DAL AM TINJA , SEHINGGA MENGA K I BATK AN DEHIDRASI KE KURANGAN E LE KTROLIT DAN DAPAT TERJADI ASI DOSIS META BOLI K . DI ARE YANG TERJADI MER UPA KAN P ROSES DARI TRANSP OR A KT IF A KI BAT RANGSANGAN TOKSIN BA KTE RI TER HA DAP E LEK TROLIT KE DA LA M USUS HA LUS, SEL DA LAM M U KOSA INTESTINA L MENGA LA MI IR ITASI DAN MENINGK ATN YA SEK R ESI CAIRAN DAN ELE KT ROLIT. MI KROORGANISME YANG M ASU K A KAN MER USA K SEL M U KOSA INTESTIN AL SEHINGGA MENG URANGI F UNGSI PERM U K AAN INTESTIN AL . PER UBA HAN KAPASITAS INTESTINAL DAN TERJADI GANGGUAN ABS OR BSI CA IR AN DAN ELE KTROLIT. PER A DANGAN A KAN MEN UR UN KAN KEMAMP UAN INTESTINA L UNT UK MENG ABS OR BSI CA IRAN DAN ELE KT ROL IT DAN BAHAN - BA HAN M AK AN AN INI TERJADI PADA SINDROM MAL A BS OR BSI . PENING KATAN M OT ILITAS INTESTINA L DAPAT ME N GAKI BATK AN G A N GGUAN A BS OR BS I I N T ESTINA L . F. Pathway G. Komplikasi BEBERAPA KOMPLIKASI DARI DIARE MENURUT SURIADI (2016) ADALAH : • HIPOKALEMIA ( DENGAN GEJALA MATIORISME HIPOTONI OTOT LEMAH BRADIKARDI PERUBAHAN ELEKTROKARDIOGRAM ). • HIPOKALSEMIA • CARDIAC DYSRHYTHIMIAS AKIBAT HIPOKALEMIA DAN HIPOKALSEMIA. • HIPONATREMI. • SYOK HIPOVALEMIK. • ASIDOSIS • DEHIDRASI H. Pemeriksaan penunjang PEMERIKSAAN PENUNJANG DIARE MENURUT SURIADI (2016 ) ADALAH : • RIWAYAT ALERGI PADA OBAT-OBATAN ATAU MAKANAN. • PEMERIKSAAN INTUBASI DUODENUM. • PEMERIKSAAN ELEKTROLIT DAN CREATININ. • PEMERIKSAAN TINJA, PH, LEUKOSIT, GLUKOSA, DAN ADANYA DARAH. I. Masalah yang sering muncul GANGGUAN PERTUKARAN GAS B.D PERUBAHAN MEMBRAN ALVEOLAR-KAPILER. • DIARE B.D PROSES INFEKSI, INFLAMASI DIUSUS. • KEKURANGAN VOLUME CAIRAN B.D KEHILANGAN CAIRAN AKTIF • KERUSAKAN INTEGRASI KULIT B.D EKSRESI/ BAB SERING • KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH B.D PENURUNA INTAKE MAKANAN • RESIKO SYOK (HIPOVOLEMI) B.D KEHILANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT • ANSIETAS B.D PERUBAHAN STATUS KESEHATAN Asuhan keperawatan pada Tn”R” Dengan Diagnosa Diare Akut Di Ruang IGD RSUD Palembang BARI Tinjauan kasus