• Antihistamin
• Betahistin vesibular supresan uk meringankan gejala
• Antagonis kalsium
• Obat-obat simpatomimetik, seperti efedrin
• Sedative, seperti lorazepam atau diazepam
• Obat anti kolinergik, seperti skopolamin, atropin
komplikasi
• Vertigo yang berat menyebabkan penderita mengalami gangguan
keseimbangan yang berat ketika vertigo berlangsung.Akibatnya, jika
penderita tidak mampu mempertahankan posisi / keseimbangannya,
penderita dapat terjatuh dan bukan tidak mungkin dapat mengalami
fraktur. Risiko fraktur meningkat pada penderita lanjut usia. Oleh
karena itu, risiko fraktur seperti compartment syndrome atau emboli
pun dapat terjadi.
• Vertigo hebat juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami
muntah. Oleh karena itu, penderita vertigo, terutama usia lanjut,
rentan mengalami dehidrasi jika mengalami vertigo dengan disertai
muntah berlebihan.
Prognosis
• Prognosis umumnya baik karena biasanya vertigo berlangsung hanya
beberapa detik dan dapat terjadi remisi spontan, meskipun
eksaserbasi sering terjadi.
Edukasi
• Setelah dilakukan CRP (canalith repositioning procedure) dapat terjadi
“dizziness” yang residual hingga 3 bulan pertama. Berapa ahli
menganjurkan untuk pasien tidur dengan elevasi menggunakan satu/
dua bantal/ tidak tidur disisi telinga yg diterapi, dan menghindari
aktivitas yg memerlukan gerakan mendongak, menunduk dan rotasi
kepala (spt berenang gaya bebas) untuk mencegah adanya debris yg
kembali masuk ke area telinga yg sensitif sebelum debris terabsorb.
Apabila terjadi keluhan yg makin meningkat setelah dilakukan CRP
maka / dicurigai adanya lesi CerebelloPontine Angle (CPA) pasien
harus dirujuk ke spesialis bedah.
kesimpulan
• BPPV merupakan vertigo yang berasal dari kelainan perifer yang
paling sering dijumpai. BPPV ditandai dengan gejala pusing berputar
dalam waktu beberapa detik ketika terjadi perubahan posisi. Terdapat
pula nistagmus, namun nistagmus tidak segera muncul ketika diambil
posisi yang memicu. Pada BPPV tidak ditemukan adanya gangguan
pendengaran.
• Diagnosis BPPV dapat ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan
fisik neurologis terkait untuk mengevaluasi kondisi pendengaran dan
keseimbangan. Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan bila vertigo
persisten, tidak membaik setelah terapi, dan ada kecurigaan adanya
gangguan sistem saraf pusat.