Anda di halaman 1dari 27

Penanganan pada Pasien

dengan Keluhan Pusing


Berputar
AYU SOFIANA UNTUNG
102016248
Skenario 5
• Seorang perempuan usia 32 • Identifikasi istilah yang tidak
tahun datang ke poliklinik RS diketahui: -
dengan keluhan pusing berputar
sejak 2 hari yang lalu
Rumusan Masalah:Wanita usia 32 tahun dengan keluhan pusing
berputar sejak 2 hari yang lalu

Identitas : Wanita usia 32 tahun


Anamnesis Keluhan Utama : pusing berputar sejak 2 hari yang lalu
RPS: keluhan terjadi selama kurang lebih 1 menit namun berulang
apabila pasien berubah posisi dan terutama bila kepala menengok ke
kanan

Pemeriksaan fisik Rumusan Masalah Pemeriksaan


penunjang

DiagnosisBenign Paroxysmal Diagnosis banding: Neuritis Vestibular,


Positional Vertigo (BPPV) Meniere Disease
SASARAN BELAJAR
1. Anatomi dan fisiologi sistem keseimbangan
2. Etiologi dan patofisiologi terjadinya Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BVVP)
3. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan penunjang
5. Menentukan diagnosis kerja dan diagnosis banding
6. Tatalaksana medikamentosa dan nonmedikamentosa
7. Komplikasi, prognosis dan edukasi
Anamnesis
 Apakah gejala vertigo berhubungan Hasil anamnesis:
dengan posisi tidur (paroksismal) ?  Pusing seperti ruangan berputar
 Apakah disertai mual muntah dan  Lebih nyaman saat tutup mata
nyeri kepala?
 Apakah terdapat diplopia (penglihatan  Pusing terjadi <1 menit terjadi
ganda) dan kesemutan ?  curiga lesi berulangjika mengubah posisi
sentral terutama saatkepala menoleh ke
kanan
 Apakah disertai tinitus (telinga  Tanpa trauma
berdenging) dan ggn pendengaran?
 curiga Meniere disease)  Mual, muntah 3x sejak kemarin
 Apakah ada ggn keseimbangan?  Pendengaran baik & tidak berdengung
 Apakah terjadi penurunan kesadaran?  Keluhan yang sama 3 bulan yang lalu
 curiga epilepsi
pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum • Pemeriksaan Nervus Kranial,
2. Kesadaran sensorik, motoric, tes
Romberg : Normal
3. TTV:
• Uji dix hallpike (+ kanan,
• Tekanan darah: 180/80 fatigue +, masa retensi 5
• Nadi: 90 detik)
• Pernapasan:18
• Suhu: 38,5
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan Lab:
 Darah lengkap, profil lipid, asam urat, dan hemostasis

 Foto rontgen cervical


 EEG (elektroensefalografi)
 ENG (elektronistagmografi)  untuk melihat nystagmus torsial yg sulit dilihat
langsung
 CT scan, MRI, dan arteriografi.
Diagnosis Banding
Benigna Paroxysmal Positional Vertigo Neuritis Vestibular Meniere Disease
(BVVP)
Etiologi Idiopatik Kemungkinan Agen virus, Tidak ada yang pasti
gangguan Kelebihan cairan pada
vaskuler dan reaksi imun bagian dalam telinga.
Gangguan sistem kekebalan
tubuh.
Riwayat penyakit Meniere
pada keluarga.
Infeksi virus: meningitis.
Cedera kepala.
Alergi.
Klinis Sindrom ditandai dgn episode vertigo yg Mendadak Mendadak
berat,berlangsung singkat (beberapa detik/ Beberapa jam hingga Beberapa jam hingga
menit) disertai oleh mual ,muntah. beberapa hari, sampai 2 beberapa hari / lebih.
Serangan dicetuskan oleh perubahan sikap: minggu. Nausea, vomitus, penuh
bila penderita berguling di tempat tidur, Nausea/mual, dalam rasa tertekan atau
menolehkan kepala, melihat ke bawah. vomitus/muntah telinga yang sakit
Diagnosis Kerja

Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Termasuk vertigo Sering dijumpai


Gangguan perifer karena
pada usia produktif
keseimbangan yang kelainannya
sering dijumpai terdapat pada dan menganggu
telinga dalam aktivitas
Definisi

• Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah


gangguan vestibuler yg paling sering ditemui, dengan gejala
rasa pusing berputar diikuti mual muntah & keringat dingin,
dipicu oleh perubahan posisi kepala terhadap gaya gravitasi
tanpa adanya keterlibatan lesi di susunan saraf pusat.
Anatomi telinga
• Telinga luar (auris
eksterna) : daun telinga,
liang telinga
• Telinga tengah ( auris
media) : membran
timpani, kavum timpani,
tuba eustakius, prosesus
mastoideus

• Telinga dalam ( labirin ) :


koklea, vestibulum,
kanalis semisirkularis
Anatomi Telinga dalam
(=labirin = sistem rongga yg saling berhubungan)
Tdd atas :
1.Labirin tulang
2.Labirin membran
Labirin Tulang :
 Dinding tulang
 Isi perilimf
 Didalamnya mengapung labirin membran
 Tdd : koklea, Vestibulum, Kanalis
semisirkularis
Labirin Membran
 Terletak dalam labirin tulang
 Dinding membran
 Bentuk identik dgn labirin tulang, tapi
lebih kecil dan terpisah oleh cairan
perilimph, berisi endolimf
 Tdd :
- duktus koklearis
- utrikulus dan sakulus (didlm vestibulum /
serambi)
- kanalis semisirkularis
Fisiologi pendengaran
Epidemiologi
• Insidensi BPPV berkisar atara 10-100 kasus per 100.000 jiwa per
tahun dengan 20% kasus memiliki riwayat trauma kepala dan 10-15%
riwayat neuronitis vestibuler. BPPV banyak dialami oleh usia dewasa
dan usia lanjut, terutama decade kelima, baik pada laki-laki maupun
pada perempuan.
Etiologi
• Sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Beberapa
kasus BPPV dijumpai setelah mengalami jejas atau trauma kepala /
leher, infeksi telinga tengah. Banyak BPPV yg timbul spontan
disebabkan oleh kelainan di otokonia (bagian dari mekanisme tubuh
yang membuat manusia seimbang dan merasakan gravitasi) berupa
deposit yg berada di kupula bejana semisirkularis posterior. Deposit
ini menyebabkan bejana menjadi sensitiv terhadap perubahan
gravitasi yang menyertai keadaan posisi kepala yang berubah.
Faktor Risiko

 Usia dibawah 50 th akibat cedera kepala


 Orang tua degenerasi system vestibular pd telinga tengah
Patofisiologi
• Mekanisme pasti terjadinya BPPV masih samar. Tapi penyebabnya
sudah diketahui pasti yaitu debris ”otokonia” yang terdapat pada
kanalis semisirkularis, biasanya pada kanalis posterior. Debris berupa
kristal kalsium karbonat yg berasal dari struktur utrikulus. Diduga
debris itu menyebabkan perubahan tekanan endolimfe & defleksi
kupula sehingga timbul gejala vertigo
Teori cupolithiasis
• Partikel basofilik yang melekat pada kupula kanalis semisirkularis
menjadi lebih sensitif terhadap gravitasi.
Teori canalithiasis
• Adanya partikel yg bebas bergerak (canalith) di dalam kanalis
semisirkularis (misalnya di posterior)  Bila kepala dalam posisi
duduk tegak, maka kanalit terletak pada posisi terendah dalam kanalis
semisirkularis posterior. Ketika kepala direbahkan hingga posisi
supinasi, terjadi perubahan posisi sejauh 90°  gravitasi menarik
kanalit hingga posisi terendah  menyebabkan endolimfa dalam
kanalis semisirkularis menjauhi ampula  defleksi kupula 
nistagmus. Bila posisi kepala dikembalikan ke awal, maka terjadi
gerakan sebaliknya dan timbul pula nistagmus pada arah yang
berlawanan.
Gejala Klinis
 Pasien biasanya mengeluh vertigo onset >10-20 detik akibat
perubahan posisi kepala
 Biasanya diikuti dengan mual muntah
Tatalaksana
Terapi Non-medika Mentosa

Ada tiga macam terapi non farmakologis untuk BPPV yaitu :


•Canalith Repositioning Treatment(CRT) / Epley Manuver
•Perasat Liberatory
•Latihan fisik Brant Daroff Manuver : ps duduk tegak, miringkan kepala
45° ke kiri kemudian berbaring dengan cepat ke sisi kanan selama 10
detik kemudian kembali kedalam posisi tegak dan lakukan hak yang
sama dgn arah sebaliknya
Tatalaksana
Medikamentosa

• Antihistamin
• Betahistin  vesibular supresan uk meringankan gejala
• Antagonis kalsium
• Obat-obat simpatomimetik, seperti efedrin
• Sedative, seperti lorazepam atau diazepam
• Obat anti kolinergik, seperti skopolamin, atropin
komplikasi
• Vertigo yang berat menyebabkan penderita mengalami gangguan
keseimbangan yang berat ketika vertigo berlangsung.Akibatnya, jika
penderita tidak mampu mempertahankan posisi / keseimbangannya,
penderita dapat terjatuh dan bukan tidak mungkin dapat mengalami
fraktur. Risiko fraktur meningkat pada penderita lanjut usia. Oleh
karena itu, risiko fraktur seperti compartment syndrome atau emboli
pun dapat terjadi.
• Vertigo hebat juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami
muntah. Oleh karena itu, penderita vertigo, terutama usia lanjut,
rentan mengalami dehidrasi jika mengalami vertigo dengan disertai
muntah berlebihan.
Prognosis
• Prognosis umumnya baik karena biasanya vertigo berlangsung hanya
beberapa detik dan dapat terjadi remisi spontan, meskipun
eksaserbasi sering terjadi.
Edukasi
• Setelah dilakukan CRP (canalith repositioning procedure) dapat terjadi
“dizziness” yang residual hingga 3 bulan pertama. Berapa ahli
menganjurkan untuk pasien tidur dengan elevasi menggunakan satu/
dua bantal/ tidak tidur disisi telinga yg diterapi, dan menghindari
aktivitas yg memerlukan gerakan mendongak, menunduk dan rotasi
kepala (spt berenang gaya bebas) untuk mencegah adanya debris yg
kembali masuk ke area telinga yg sensitif sebelum debris terabsorb.
Apabila terjadi keluhan yg makin meningkat setelah dilakukan CRP
maka / dicurigai adanya lesi CerebelloPontine Angle (CPA) pasien
harus dirujuk ke spesialis bedah.
kesimpulan
• BPPV merupakan vertigo yang berasal dari kelainan perifer yang
paling sering dijumpai. BPPV ditandai dengan gejala pusing berputar
dalam waktu beberapa detik ketika terjadi perubahan posisi. Terdapat
pula nistagmus, namun nistagmus tidak segera muncul ketika diambil
posisi yang memicu. Pada BPPV tidak ditemukan adanya gangguan
pendengaran.
• Diagnosis BPPV dapat ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan
fisik neurologis terkait untuk mengevaluasi kondisi pendengaran dan
keseimbangan. Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan bila vertigo
persisten, tidak membaik setelah terapi, dan ada kecurigaan adanya
gangguan sistem saraf pusat.

Anda mungkin juga menyukai