Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

SEORANG PRIA 71 TAHUN


DENGAN PARKINSON
EVITA PENINTA DWI SAVITRI
030.15.071
IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 71 tahun
Pekerjaan :-
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Status : Sudah menikah
Agama : Islam

2
ANAMNESIS
Alloanamnesis
▹ 17 Desember
2019
▹ 08.30 WIB
Keluhan Utama
▹ Kedua tangan dirasakan gemetar

secara terus menerus

3
Riwayat Penyakit Sekarang
17 Desember 2019

Pasien datang ke poliklinik saraf RSAU Dr. Esnawan Antariksa hari


Senin, 16 Desember 2019 dengan keluhan tangan gemetar terus
menerus dan kontrol karena obat habis. Kedua tangan dirasakan sering
gemetar sejak + 11 tahun lalu. Selain itu kaki dan tangan terasa sangat
kaku hingga sulit digerakkan.
Istri pasien mengatakan bahwa ketika pasien berbicara suaranya lebih
kecil dan lambat. Wajahnya kaku dengan ekspresi yang datar.
Badannya juga terlihat membungkuk berjalan menjadi lebih kaku dan
lambat dan condong ke depan. Ketika pasien serta sulit berhenti
sehingga mudah jatuh jika tidak dibantu ketika berdiri dan berjalan.
4
RIWAYAT
PENYAKIT
DAHULU ▹ Pasien mulai mengalami keluhan sejak
tahun 2008 dan rutin melakukan kontrol
sebulan sekali di poliklinik saraf.

▹ Pasien memiliki riwayat Diabetes mellitus


dengan mengkonsumsi obat rutin yaitu
metformin, acarbose dan glikuidon.

5
RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA
▹ Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami keluhan serupa seperti pasien.

▹ Pada keluarga pun tidak ada yang memiliki


riwayat penyakit hipertensi, ginjal, jantung
dan paru.

6
RIWAYAT
KEBIASAAN

Rutin Tidak
olahraga Tidak mengkonsumsi
jalan pagi merokok alkohol dan
setiap menggunakan
minggu obat-obatan

7

Pemeriksaan fisik
Status generalis
Status neurologis

8
KEADAAN
UMUM
Kesadaran Compos mentis, GCS 15
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Tekanan darah 110/60 mmHg
Nadi 74x/menit
Pernafasan 20x/mernit
Suhu 36,6⁰C
Berat badan 50 kg
Tinggi 160 cm

9
STATUS
GENERALIS
Kepala Mata Leher
Normosefali Pupil bulat, isokor Pembesaran KGB (-)
Rambut hitam 3mm / 3mm Pembesaran Tiroid (-)
Tidak ada bekas trauma RCL +/+ RCTL +/+

Thorax Ekskremitas Abdomen


Simetris, retraksi (-) Simetris kanan/kiri Supel
S1/S2 reguler Oedem (-) Nyeri tekan (-)
snv +/+ rh -/- wh -/- Distensi (-)

10
STATUS
NEUROLOGI
Tanda Rangsang Lesi Nervi Kanialis
Meningeal ▹ Dalam batas normal
▹ Kaku kuduk : (-)
▹ Brudzinski I : (-)
Sensorik
▹ Brudzinski II : (-)
▹ Dalam batas normal
▹ Laseque : (-)
▹ Kernig : (-)

11
STATUS
NEUROLOGI
Motorik
▹ Pergerakan Aktif Aktif
▹ Kekuatan 5555 │ 5555
5555 │ 5555
▹ Trofi Normotrofi/Normotrofi
▹ Tonus Normotonus/Normotonus

12
STATUS
NEUROLOGI
Refleks Fisiologis
▹ Biceps + +
▹ Triceps + +
▹ Patella + +
▹ Achilles + +

13
STATUS
NEUROLOGI
Refleks Patologis
▹ Hofman-Tromner (-) (-)
▹ Babinski (-) (-)
▹ Chaddock (-) (-)
▹ Schaeffer (-) (-)
▹ Oppenheim (-) (-)
▹ Gordon (-) (-)

14
HEMATOLOGI (13 Desember 2019 pukul 13.59 WIB)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

LABORATORIUM Hemoglobin 8.5 g/dL 13,2 – 17,3

Lekosit 5100 /µL 3800 - 10600

Hematokrit 25 % 40 – 52

Trombosit 407.000 /µL 150.000 – 440.000

KIMIA KLINIK

FAAL GINJAL
Asam urat 5,2 mg/dL 3,6-8,2

Kreatinin 0,8 mg/dL 0.9 – 1.3

PROFIL LEMAK

Kolesterol total 158 mg/dL <200

Trigliserida 71 <200

Kolesterol LDL 108 mg/dL <140

DIABETES
Glukosa puasa 134 Mg/dL 70-100

Glukosa 2 jam PP 177 Mg/dL <40


15
RESUME
Pasien datang ke poliklinik saraf RSAU Dr. Esnawan
Antariksa pada hari Senin, 16 Desember 2019 dengan keluhan
tangan gemetar terus menerus dan kontrol karena obat habis.
Kedua tangan dirasakan sering gemetar sejak + 11 tahun lalu.
Selain itu kaki dan tangan terasa sangat kaku hingga sulit
digerakkan. Istri pasien mengatakan bahwa ketika pasien
berbicara suaranya lebih kecil dan lambat. Wajahnya menjadi kaku
dengan ekspresi yang datar. Badannya juga terlihat membungkuk
dan condong ke depan. Ketika pasien berjalan menjadi lebih kaku
dan lambat serta sulit berhenti sehingga mudah jatuh jika tidak
dibantu ketika berdiri dan berjalan. Pasien mulai mengalami
keluhan yang sama sejak tahun 2008 dan mengaku rutin
melakukan kontrol sebulan sekali di poliklinik saraf.

16
RESUME
Pasien memiliki riwayat Diabetes mellitus dengan
mengkonsumsi obat rutin yaitu metformin, acarbose dan
glikuidon. Pasien rutin melakukan aktivitas olahraga jalan pagi
setiap minggu. Pemeriksaan fisik pasien didapatkan keadaan
umum tampak sakit sedang, kesadaran GCS 15 (E4, M5, V6).
Tekanan darah 110/60 mmHg, heart rate 74x/menit, respiratory
rate 20x/menit, suhu 36,60C dan saturasi oksigen 99%. Status
internus dalam batas normal. Status neurologis pada
pemeriksaan nervus dalam batas normal. Pemeriksaan motoric
dalam batas normal pemeriksaan sensorik dalam batas normal.
Pada pemeriksaan penunjang pasien dilakukan yaitu
pemeriksaan laboratorium, didapatkan Hb menurun (8,5), Ht
menurun (25), Glukosa puasa meningkat (134) dan Glukosa 2
jam PP meningkat (177).

17
Diagnosis Klinis:
Tremor, bradikinesia, rigiditas, shuffling gait, dan
sindroma Parkinson

Diagnosis Topis:
Substansia nigra
ASSESMENT
Diagnosis Etiologi:
Idiopatik

Diagnosis Patologis:
Degeneratif

18
PLANNING

Medikamentosa:
IVFD Asering 2 kolf / 24 jam
Obat rutin lanjut :
• Leparson 3 x 1 • Glucosamine 250 mg 1 x 1
• Sifrol 0,375 mg 1 x 1 • Aspilet 80 mg 1 x 1
• Hexymer 2 x 1 • Acarbose 50 mg 3 x 1
• Stalevo 2 x 1 • Vit B complex 1 x 1
• Metformin 500 mg 3 x 1

19
PROGNOSIS

PROGNOSIS
▹ Ad vitam : dubia ad Bonam
▹ Ad fungsionam : Dubia ad Bonam
▹ Ad sanationam : Dubia ad bonam

20
ANALISIS MASALAH

21
TINJAUAN PUSTAKA

22
PARKINSON
Definisi
Penyakit parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif
progresif yang memiliki karakteristik tanda-tanda klinis
parkinsonisme, seperti tremor saat istirahat, rigiditas,
bradikinesia, dan instabilitas postural.

Secara patologis penyakit parkinson ditandai oleh


degenerasi neuron-neuron berpigmen neuromelamin,
terutama di pars kompakta substansia nigra yang disertai
inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies), atau disebut
juga parkinsonisme idiopatik atau primer.

23
EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita


parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah
penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar
200.000-400.000 penderita.

Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun. Statistik


menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam
negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding
perempuan (3:2)

24
ETIOLOGI
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak,
tepatnya di substansi nigra. Beberapa hal yang diduga
menjadi faktor penyebab parkinson:

▹ Usia
▹ Genetik
mutasi gen a-sinuklein. Selain itu juga ditemukan
adanya disfungsi mitokondria.

25
ETIOLOGI
Faktor lingkungan
▹ Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menmbulkan kerusakan
mitokondria
▹ Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
▹ Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu mekanisme
kerusakan neuronal pada penyakit parkinson.
▹ Stress dan depresi
Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan
depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif.

26
ANATOMI GANGLIA BASALIS
27
28
PATOFISIOLOGI

29
GEJALA KLINIS

Tanda utama
Tremor, pada saat istirahat
(motorik) keparahan relatif stabil

Kekakuan, gerakan putar siku


dan pergelangan tangan
berkurang, ekspresi wajah kaku

Melemahnya gerakan, langkah


pendek-pendek, lambaian
tangan berkurang

Ketidak seimbangan tubuh,


sering jatuh

30
31
GEJALA
KLINIS

(non motorik) a. Disfungsi otonom


b. Gangguan suasana hati
c. Ganguan kognitif
d. Gangguan tidur
e. Gangguan sensasi

32
Diagnosis
Kriteria diagnosis yang dipakai di indonesia adalah kriteria Hughes (1992):

Gejala klinis kelompok A:


Didapatkan 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik : tremor, rigiditas,
bradikinesia, atau
3 dari 4 tanda motorik : tremor, rigiditas, bradikinesia dan ketidakstabilan
postural.
Gejala klinis kelompok B:
• Instabilitas postural yang menonjol pada 3 tahun pertama
• Fenomena tak dapat bergerak sama sekali (freezing) pada 3 tahun
pertama
• Halusinasi (tidak ada hubungan dengan pengobatan) dalam 3 tahun
pertama
• Demensia sebelum gejala motorik pada tahun pertama.

33
Diagnosis
▹ Diagnosis “possible”:
terdapat paling sedikit 2 dari gejala kelompok A dimana
salah satu diantaranya adalah tremor atau bradikinesia dan
tak terdapat gejala kelompok B, lama gejala kurang dari 3
tahun disertai respon jelas terhadap levodopa atau
dopamine agonis.
▹ Diagnosis “probable”:
terdapat paling sedikit 3 dari 4 gejala kelompok A, dan tidak
terdapat gejala dari kelompok B, lama penyakit paling
sedikit 3 tahun dan respon jelas terhadap levodopa atau
dopamine agonis.
▹ Diagnosis “definit”:
memenuhi semua kriteria probable dan pemeriksaan
histopatologis yang positif.
34
TATALAKSANA

35
TATALAKSANA

36
TATALAKSANA

37
PROGNOSIS

• Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala


parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan
sampai saat ini.

• Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga


terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi
otak general, dan dapat menyebabkan kematian.

• Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda.


Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi.

38
TERIMA KASIH

39
DAFTAR PUSTAKA
1. Aninditha T, Wiratman W. Buku Ajar Neurologi. Edisi pertama. Jakarta: Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2017. Hal 109-132

2. Longo DL dkk. Harrison’s principles of internal medicine. Edisi 18. New York: McGraw- Hill company; 2012. Hal
3317- 3327
3. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta E.A. Kapita selekta kedokteran: edisi 4 jilid 2. jakarta: media aesculapius.
2014.
4. Fink J. Stephen, Growdon James B. Paralysis dan Gangguan Gerak. Dalam Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ,
Wilson JD, Martin JB, Kasper DL, et al., editors. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 14th ed. New York:
McGraw-Hill. Hal.143 – 146
5. Parkinson. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1831191-overview#a2 Access on August 15th 2015
6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Penyakit Parkinson. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. FKUI. 2007. Hal
1373-1377.
7. PERDOSSI.Konsensus Tatalaksana Penykit Parkinson. Edisi Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia.2003. hal. 8 – 17

40
8. Jankovic J. Parkinson’s disease: clinical features and diagnosis. USA: J Neurol Neurosurg Psychiatry;
2008; 79:368-376.

9. Lumbantobing SM. Sindrom Parkinson. In: Gangguan gerak. Jakarta: Balai penerbit FKUI; 2005; p.67-
110.
10. Jankovic J, Aguilar LG. Current approaches to the treatment of Parkinson’s disease. USA:
Neurophsyciatric disease and treatment; 2008; Vol.4 (4); p.743-57.
11. Muis A, Joesof AA, Agoes A, Sudomo A, Shahab A, Husni A, dkk. Konsensus tatalaksana penyakit
Parkinson. Surabaya: Perhimpunan dokter spesialis saraf Indonesia (PERDOSSI); 2000; p.8-17.
12. Ganong, William F., and Mcphee, Stephen J. 2011. Patofisiologi Penyakit Edisi 5. Penyakit
Parkinson. Jakarta. EGC. Hal 188-189.

41

Anda mungkin juga menyukai