Sporozoa 2
Sporozoa 2
Bila sporokista matang tertelan oleh hospes, di rongga usus kecil dindingnya akan
pecah dan keluarlah sporozoit yang kecil dan berbentuk lonjong.
Sporozoit ini akan masuk ke epitel usus kecil dan membentuk trofozoit.
Trofozoit ini akan membesar dan mengisi hampir seluruh sel, kemudian intinya
membelah menjadi banyak (skizon) diikuti oleh pembagian protoplasma, hingga
terbentuk merozoit.
Bila skizon matang pecah, merozoit memasuki hospeslain,lalu tumbuh menjadi
trofozoit dan mulai lagi dengan skizogoni sampai beberapa kali.
Sebagian merozoit setelah menjadi trofozoit mulai dengan proses sporogoni. Pada
proses ini dibentuk gametosit dalam sel epitel usus kecil. Sebagian trofozoit
membentuk makrogametosit dan sebagia membentuk mikrogametosit.
Satu makrogametosit berkembang menjadi satu makrogamet, sedangkan satu
mikrogametosit berkembang menjadi beberapa mikrogamet.
Setelah makrogamet dibuahi oleh mikrogamet, terbentuk zigot yang kemudian
setelah pembentukan dinding disebut ookista.
Di dalam ookista dibentuk sporoblas, yang pada perkembangan selanjutnya
menjadi sporokista. Di dalam sporokista dibentuk sporozoit.
SIKLUS HIDUP
Bila sporokista matang tertelan oleh hospes, di rongga usus kecil dindingnya
akan pecah dan keluarlah sporozoit yang kecil dan berbentuk lonjong.
Sporozoit ini akan masuk ke epitel usus kecil dan membentuk trofozoit.
SIKLUS HIDUP
Trofozoit ini akan membesar dan mengisi hampir seluruh sel, kemudian intinya
membelah menjadi banyak (skizon) diikuti oleh pembagian protoplasma,
hingga terbentuk merozoit.
Bila skizon matang pecah, merozoit memasuki hospes/sel lain,lalu tumbuh
menjadi trofozoit dan mulai lagi dengan skizogoni sampai beberapa kali.
SIKLUS HIDUP
Sebagian merozoit setelah menjadi trofozoit mulai dengan proses sporogoni.
Pada proses ini dibentuk gametosit dalam sel epitel usus kecil. Sebagian
trofozoit membentuk makrogametosit dan sebagian membentuk
mikrogametosit.
Satu makrogametosit berkembang menjadi satu makrogamet, sedangkan satu
mikrogametosit berkembang menjadi beberapa mikrogamet.
Setelah makrogamet dibuahi oleh mikrogamet, terbentuk zigot yang kemudian
setelah pembentukan dinding disebut ookista.
SIKLUS HIDUP
Di dalam ookista dibentuk
sporoblas, yang pada
perkembangan selanjutnya
menjadi sporokista. Di
dalam sporokista dibentuk
sporozoit.
• Eimeria
hospes dari parasit ini adalah hewan, misalnya Eimeria cluperum hidup
dalam hati ikan dan Eimeria sardinae hidup dalam ikan sardin. Pada
manusia kedua spesies parasit hanya menumpang lewat saja di saluran
pencernaan yang disebut passant.
• Isospora
Hospes Isospora belli dan Isospora hominis adalah manusia, penyakitnya
disebut Isosporiasis.
• Cryptosporidium
Dari genus ini yang menyerang manusia adalah Cryptosporodium
parvum dan penyakitnya disebut kriptosporidiasis. Terutama
ditemukan sebagai penyebab diare pada penderita AIDS.
Terdapat tiga jenis Coccidia yang dapat ditemukan
dalam tinja, yaitu:
1. Mengandung empat sporozoit (batang kecil berbentuk pisang),
masing-masing dengan nukleus bulat kecil; kadang-kadang beberapa
granula besar berkelompok di salah satu kutubnya
2. Mengandung sebuah sel besar bergranula bulat
3. Mengandung granula mengkilap, yang mengisi keseluruhan struktur
dalam.
Diagnosis:
Dengan melakukan apusan/smear feses yang dikonsentrasikan dengan
formalin eter, dengan pewarnaan Ziehl Nelseen atau Auramine.
COCCIDIA JARINGAN
Toxoplasma gondii
• Penyebaran
Parasit ini tersebar luas secara kosmopolit, terutama di daerah beriklim
panas dan lembab
Lesi pada susunan saraf pusat biasanya lebih berat dan permanen, karena
jaringan ini tidak mampu berregenerasi. Kelainan susunan saraf pusat
berupa nekrosis dan kalsifikasi.
Pada infeksi akut retina, penyembuhannya meninggalkan sikatrik dengan
atropi retina dan koroid disertai pigmentasi.
Di otot jantung dan otot bergaris lainnya dapat ditemukan toxoplasma
tanpa menyebabkan peradangan.
• DIAGNOSIS
1. Diagnosis ditegakkan dengan cara:
2. Menemukan bentuk Tachizoit pada cairan serebrospinal atau biopsi otak
atau sumsum tulang
3. Tes serologi “Sabin-Feldman Dye Test”
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
TERIMA KASIH