Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

PNEUMONIA KOMUNITAS

Disusun Oleh:
Ni Wayan Heldha N.S, S.Ked, J510195082
Winda Gusnila Istiqomah, S.Ked, J510195087
Ulil Absor, S.Ked, J510195102
PNEUMONIA KOMUNITAS
Definisi Epidemiologi
▪ Pneumonia didefinisikan sebagai ▪ Angka kematian pneumonia
suatu peradangan akut komunitas pada rawat jalan 2 %,
parenkim paru yang disebabkan rawat inap 5-20 %, lebih
oleh mikroorganisme (bakteri, meningkat pada pasien di ruang
virus, jamur, parasit). VAP). intensif yaitu lebih dari 50 %.
▪ Pneumonia komunitas adalah Risiko kematian lebih meningkat
peradangan akut pada parenkim pada pasien umur > 65 tahun, laki-
paru yang didapat di laki dan ada komorbid.
masyarakat.
3
Etiologi
▪ Data Survelans Sentinel SARI (Severe Acute
Respiratory Infection) 2010 yang dilakukan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan RI mendapatkan hasil biakan sputum
yaitrt Klebsiella pneumoniae (29%o),
Acinetobacter baumanii (27%), staphylococcus
aureus (16%0), streptococcus pneumonia (r2%,),
Acinetobacter calcoaticus (B%o) Pseudomonas
aeruginosa (6%) dan Escherichia coli (2%).

4
Patogenesis

5
Faktor Risiko

▪ Usia di atas 60 tahun;


▪ Terdapat penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, PPOK,
kardiovaskuler, keganasan,, gagal ginjal, penyakit hati kronik dan
gangguan neurologis; alkoholism; malnutrisi; kebiasaan merokok;
immunosupresi dan infeksi yang disebabkan gram negatif. CAP yang
disertai penyakit penyerta akan meningkatkan angka kematian.

6
FAKTOR RISIKO
B. Enteric gram negatif
American Thoracic Society mengelompokkan
faktor risiko berdasarkan faktor modifikasi ▪ Riwayat penggunaan antibiotik
yaitu: ▪ Penyakit kardiovaskuler
A. Streptococcus pneumonia resisten ▪ Riwayat tingggal di nursing home
▪ Usia di atas 65 tahun Riwayat ▪ Penyakit komorbid multipel
penggunaan antibiotik beta laktam C. Pseudomonas aeruginosa
dalam 3 bulan
▪ Bronkiektasis
▪ Imunosupresi (riwayat penggunaan
kortikosteroid dalam waktu lama)
▪ Penggunaan antimikroba spektrum luas
dalam 7 hari di bulan lalu
▪ Penyakit komorbid multiple
▪ Penggunaan kortikosteroid minimal
▪ Alkoholism prednison 10 mg per hari
▪ Malnutrisi

7
MANIFESTASI KLINIS

1. Demam, menggigil, berkeringat

2. Batuk (baik non produktif atau produktif


atau menghasilkan sputum berlendir,
purulen, atau bercak darah)

3. Sakit dada karena pleuritis dan sesak.

Gejala umum lainnya adalah pasien lebih


suka berbaring pada 5 yang sakit dengan
lutut tertekuk karena nyeri dada.

8
DIAGNOSIS
Anamnesis, pemeriksaan fisis, foto toraks dan laboratorium. Diagnosis pasti jika pada
foto toraks terdapat infiltrate / air bronchogram ditambah dengan beberapa gejala di
bawah ini :
▪ Batuk
▪ Perubahan karakteristik sputum/purulen
▪ Suhu tubuh > 38𝑜 𝐶 (aksila) /riwayat demam
▪ Nyeri dada
▪ Sesak
▪ Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronkial dan ronki
▪ Leukosit > 10.000 atau < 4500
9
10
Penilaian derajat keparahan penyakit

Faktor-faktor risiko tersebut


▪ Penilaian derajat ▪ Skor CURB-65
keparahan penyakit adalah:
adalah penilaian
pneumonia terhadap setiap ▪ C : Confusion yaitu tingkat
komunitas dapat kesadaran ditentukan
faktor risiko yang
dilakukan dengan berdasarkan uji mental
diukur.
menggunakan ▪ U: Urea
sistem skor menurut
▪ R: Respiratory rate atau
Pneumonia Severity
frekuensi napas
Index (PSI) atau
CURB-65 ▪ B: Blood pressure atau
tekanan darah
▪ 65: Umur > 65 tahun
11
Tingkat kesadaran dinilai berdasarkan Abbreviation Mental Test
(Uji Mental)

12
13
Alur diagnosis dan tatalaksana pasien pneumonia komunitas

14
TATALAKSANA

Penatalaksanaan pneumonia komunitas dibagi


menjadi :
A. Pasien rawat jalan
Pengobatan suportif/simptomatik
Istirahat di tempat tidur
Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum
obat penurun panas
Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan
ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera
mungkin

15
TATALAKSANA
B. Pasien rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif / simptomatik
Pemberian terapi oksigen
Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan
elektrolit
Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik,
mukolitik .
Pengobatan antibiotik harus diberikan sesegera mungkin
C. Pasien rawat inap di ruang rawat intensif
Pengobatan suportif / simptomatik
Pemberian terapi oksigen
Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan
elektrolit
Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik,
mukolitik
Pengobatan antibiotik diberikan sesegera mungkin
Bila ada indikasi pasien dipasang ventilasi mekanis

16
▪ Pemberian antibiotik dievaluasi ▪ Pasien pneumonia yang
secara klinis dalam 72 jam
dirawat melalui IGD
pertama
pemberian antibiotic
▪ Jika didapatkan perbaikan klinis
terapi dapat dilanjutkan segera diberikan sejak di
▪ Jika perburukan maka antibiotik IGD dalam waktu 8 jam
harus diganti sesuai hasil biakan sejak masuk RS (< 4 jam
atau pedoman empiris akan menurunkan angka
kematian)

17
18
Sulih terapi (Switch Therapy)

19
Lama pengobatan

Lama pemberian antibiotik (ivloral) minimal Lama pengobatan pada umumnya 7-10 hari pada
5 hari dan tidak demam 48-72 jam. Sebelum pasien yang menunjukkan respons dalam 72 jam
terapi dihentikan pasien dalam keadaan pertama. Lama pemberian antibiotik dapat
sebagai berikut : diperpanjang bila :
▪ Tidak memerlukan suplemen oksigen ▪ Terapi awal tidak efektif tgrhadap kuman
(kecuali untuk penyakit dasarnya) penyebab
▪ Tidak lebih dari satu tanda-tanda ▪ Terdapat infeksi ekstraparu (meningitis atau
ketidakstabilan klinis seperti : endokarditis)
▪ Frekuensi nadi > 100 x/menit ▪ Kuman penyebab adalah P. aeruginosa, .s.
▪ Frekuensi napas > 24 xlmenit aureus, Legioneila spp atau disebabkan kuman
yang tidak umum seperti Burkholderia
▪ Tekanan darah sistolik : 90 mmHg
pseudomallei, jamur
▪ Necrotizing pneumonia, mpyema atau abses
20
PENCEGAHAN

▪ Vaksinasi (vaksin pneumokok dan vaksin influenza) walaupun


masih perlu penelitian lebih lanjut tentang efcktivitasnya.
▪ Berhenti merokok
▪ Menjaga kebersihan tangan, penggunaan masker, menerapkan
etika batuk
▪ Menerapkan kewaspadaan standar dan isolasi pada kasus
khusus

21
PROGNOSIS

▪ Pada umumnya prognosis adalah baik,


tergantung dari faktor pasien, bakteri penyebab
dan penggunaan antibiotik yang tepat serta
adekuat. Perawatan yang baik dan intensif
sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada
pasien yang dirawat.

22
TERIMAKASIH

23

Anda mungkin juga menyukai