Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL

NAFAS

Kelompok 2
Nita Aprila Kartina 1711316008
Fadhilatul Qanitah 1711316009
Witri Afriyenti 1711316010
Isra Djumaira 1711316011
Adek Suci Ramadhani 1711316012
Widyarti Yerika 1711316013
Fenita Rahmayanti 1711316014
Definisi
Terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara
laju komsumsi oksigen dan pembentukan karbon dioksida
dalam sel-sel tubuh.

Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50


mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan
karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg
(hiperkapnia),(Brunner & Sudarth, 2001).
Etiologi
Penyebab Sentral Penyebab perifer
• Kelainan neuromuskuler : • Trauma kepala : contusio
GBS, tetanus, trauma cerebri
cervical, muscle relaxans • Radang otak : encephalitis
• Kelainan jalan nafas : • Gangguan vaskuler :
obstruksi jalan nafas, perdarahan otak, infark
asma bronchiale otak
• Kelainan diparu : edema • Obat-obatan : narkotika,
paru, atelektasis, ARDS. anestesi
• Kelainan tulang
iga/thoraks : fraktur
costae, pneumo thorax,
haematothoraks
• Kelainan jantung :
kegagalan jantung kiri
Manifestasi Klinik
Gejala
Tanda
• Gagal nafas total
– Aliran udara di mulut, hidung • Hiperkapnia yaitu
tidak dapat didengar / penurunan kesadaran
dirasakan. (PCO2)
– Pada gerakan nafas spontan • Hipoksemia yaitu
terlihat retraksi supra takikardia, gelisah,
klavikuladan sela iga serta berkeringat atau sianosis
tidak ada perkembangan dada (Po2 menurun) (Price &
pada inspirasi.
Wilson,2006)
– Adanya kesulitan inflasi paru
dalam usaha memberikan
ventilasi buatan

• Gagal nafas parsial


– Terdengar suara nafas
tambahan gargling, snoring,
growing, dan whizing.
– Ada retraksi dada
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan analisa gas darah arteri
(AGD)
2. Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit
serum, sitologi, urinalisis, bronkoskopi.
3. Pemeriksaan rontgen dada
4. Pemeriksaan sputum, fungsi paru,
angiografi, pemindahan ventilasi – perfusi
5. Hemodinamik
6. EKG
Penatalaksanaan
1. Atasi Hipoksemia
» Terapi Oksigen
2. Atasi Hiperkarbnia
» Perbaiki ventilasi
3. Terapi lainnya.
Konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
1. Pengkajian
• Airway
 Peningkatan sekresi pernafasan.
 Bunyi nafas krekles ronki dan mengi.
• Breathing
– Distress pernafasan : pernafasan cupping hidung,
takipneu/bradipneu retraksi
– Menggunakan otot aksesori pernafasan.
– Kesulitan bernafas : lapar udara, diaphoresis, sianosis.
• Circulation
– Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardi.
– Sakit kepala.
– Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk.
– Penurunan haluan urine.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan
dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau
kebagian utama paru
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan produksi
secret/mucus, keterbatasan gerakan dada,
nyeri, kelemahan dan kelelahan.
3. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan
dengan kelelahan, penurunan ekspansi paru,
pengesetan ventilator yang tidak tepat
Intervensi
1. Pantau status pernapasan tiap 4 jam, hasil GDA,
intake, dan output. Untuk mengidentifikasi
indikasi ke arah kemajuan.
2. Tempatkan klien pada posisi semifowler. Posisi
tegak memungkinkan ekspansi paru lebih baik.
3. Berikan terapi intravena sesuai anjuran. Untuk
memungkinkan rehidrasi yang cepat dan dapat
mengkaji keadaan vaskuler untuk pemberian
obat-obat darurat.
4. Berikan oksigen melalui kanula nasal 4 L/menit
selanjutnya sesuaikan dengan hasil PaO2.
Pemberian oksigen mengurangi beban otot-otot
pernapasan.
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan
pengobatan yang telah tepat serta amati bila ada
tanda-tanda toksisitas. Pengobatan untuk
mengembalikan kondisi bronkus seperti kondisi
sebelumnya.
Implementasi
• Pelaksanaan tindakan keperawatan gagal nafas
didasarkan pada rencana yang telah
ditentukan dengan prinsip :
– DRABCD (dengger, respon, airway, breathing,
circulation, disability)
– Mempertahankan ventilasi yang adekuat.
– Menjaga bersihan jalan nafas
– Mengatasi perubahan proses keluarga dan
antisipasi berduka/ cemas
Evaluasi
• Setelah tindakan keperawatan dilaksanakan
evaluasi proses dan hasil mengacu pada kriteria
evaluasi yang telah ditentukan pada masing-
masing diagnosa keperawatan sehingga :
a. Masalah teratasi atau tujuan tercapai (intervensi di
hentikan)
b. Masalah teratasi atau tercapai sebagian (intervensi
dilanjutkan)
c. Masalah tidak teratasi / tujuan tidak tercapai (perlu
dilakukan pengkajian ulang & intervensi dirubah).

Anda mungkin juga menyukai