KHULUL ZMI
Prinsip Deteksi Dini Terhadap Kelainan, Komplikasi
Dan Penyulit Pada Ibu Hamil
Setiap kehamilan dapat berkembang
menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil
memerlukan pemantauan selama
kehamilannya
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin
adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu
untuk persalinan normal
Komplikasi pada ibu dan janin masa kehamilan awal :
Perdarahan pervaginam
Hipertensi dalam kehamilan
Nyeri perut bagian bawah
Komplikasi pada ibu dan janin masa kehamilan lanjut :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan kabur
d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
e. Keluar cairan pervaginam
f. Sakit kepala yang hebat
g. Gerakan janin tidak terasa
h. Nyeri perut yang hebat
Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan
kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
A. Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan.
Macam-macam abortus :
Ab. Imminens
Ab. Insipiens
Ab. In komplit
Ab. Komplit
Missed abortion
BAGAN: PENANGANAN ABORTUS
PENANGANAN
ABORTUS
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini
disebut hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)
Hiperemesis dibagi menjadi 3
tinggkatan
Tingkat I : Ringan
• Mual muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan
turun, nyeri epigastrium nadi sekitar 100x/mnt, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang,
lidah kering, mata cekung.
Tingkat II : Sedang
• Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor
kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan,
berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi, dapat pula terjadi
asotonuria, dari nafas berbau aseton
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat,
dehidrasi berat, suhu badan naik, tensi turun sekali, ikterus. Dapat terjadi ensekalopati wernicke.
Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara :
1.Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik
2.Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3.Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering
4.Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan
roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
5.Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
7.Defekasi teratur
8.Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula.
KEHAMILAN LANJUT
PRE EKLAMPSIA
EKLAMPSIA
Penglihatan ganda
Plasenta Previa :
Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian /
seluruh pembukaan jalan lahir (Normal plasenta
terletak di bagian atas uterus).
Klasifikasi :
1. Plasenta previa totalis.
Osteum uteri internum tertutup seluruhnya oleh
plasenta.
2. Plasenta previa parsialis.
Osteum uteri internum tertutup sebagian oleh
plasenta.
3. Plasenta previa marginalis
Pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir
osteum uteri internum.
Insiden :
0,4 - 0,6% dari keseluruhan persalinan.
80% kasus terjadi pada multipara.
Riwayat plasenta previa 1 : 12.
Riwayat Abortus, SC dan mola.
Etilogi :
Belum jelas.
Faktor yg mempengaruhi :
- multiparitas, karena atrofi desidua atau peradangan
pada kehamilan sebelumnya.
- akibat jaringan parut pada bekas kuretase
sebelumnya.
Tanda dan gejala :
Pemeriksaan fisik :
Kelainan letak janin :
- belum masuk pintu atas panggul
- mengolak kesamping
- menonjol diatas simfisis.
- bagian bawah janin sukar ditentukan
- letak lintang
- letak sungsang
Pemeriksaan penunjang :
- USG
- pemeriksaan dengan spekulum
- PDMO
Penanganan :
Tergantung pada saat kehamilan atau persalinan, masa
gestasi, taksiran berat janin dan presentasinya, banyaknya
perdarahan, paritas dan keadaan umum pasien.
PENANGANAN EKSPEKTATIF
Kriteria :
1. Masa gestasi kurang dari 36 minggu.
2. Perdarahan sedikit.
3. Belum ada tanda-tanda persalinan.
4. Relaksasi uterus baik.
5. Bunyi jantung janin teratur.
6. Keadaan umum klien baik (Hb > 9 gr%)
Penanganan :
1. Observasi perdarahan terus menerus, tekanan darah,
nadi, pernafasan dan bunyi jantung janin.
3. Istirahat baring.
Kriteria :
1. Masa gestasi 37 minggu atau besar janin sesuai
dengan masa gestasi.
2. Keadaan umum klien jelek.
3. Perdarahan banyak.
4. Ada tanda-tanda persalinan.
5. Bunyi jantung janin tidak teratur atau 120X/mnt
dan > 160X/mnt.
6. Relaksasi uterus jelek.
Penanganan :
Solusio Plasenta
adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal
di korpus uteri sebelum janin lahir.
Solusio Plasenta selalu menimbulkan perdarahan,
biasanya dalam triwulan ketiga.
PENANGANAN
u hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18
minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan
18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil).
gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan
sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat
kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan
aterm.