Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN AUTISM

PADA ANAK
Dosen Pengajar : Rimba Aprianty, S. Kep, Ners
Kelompok 2

1. Alya Alvega 9. Rosyanus Pakpahan


2. Armelia widiarti 10. Selvia Resi
3. Efri 11. Veronika
4. Hendri Frasetiawan 12. Wina Noprianti
5. Mia Yohana 13. Windy
6. Mujib Kristanto 14. Yosep Ekstrada
7. Pipik 15. Yulita
8. Ricky Gunawan
Definisi
Autis adalah Suatu keadaan
dimana seseorang anak berbuat
semaunya sendiri baik cara berpikir
maupun berperilaku. Autisme
mengacu pada problem dengan
interaksi sosial, komunikasi, dan
bermain imajinatif, yang mulai
muncul sejak anak berusia di bawah
3 tahun.
Etiologi
Menurut Huzaemah (2010), autis
disebabkan multifaktor, yaitu:
1. Kerusakan jaringan otak
2. Terlalu banyak vaksin Hepatitis B
3. Kombinasi makanan atau
lingkungan yang salah
Klasifikasi
Klasifikasi autisme Menurut
Veskarisyanti (2008), ada beberapa
klasifikasi autism, diantaranya :
1. Aloof
Anak dengan autisme dari tipe
ini senantiasa berusaha menarik diri
dari kontak sosial, dan cenderung
untuk menyendiri di pojok.
2. Passive
Anak dengan autisme tipe ini
tidak berusaha mengadakan kontak
sosial melainkan hanya menerima
saja.
3. Active but odd
Sedangkan pada tipe ini, anak
melakukan pendekatan namun
hanya bersifat repetitif dan aneh.
Patofisiologi
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan
serabut untuk mengalirkan impuls listrik (akson) serta
serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit). Sel
saraf terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu
(korteks). Akson dibungkus selaput bernama mielin,
terletak di bagian otak berwarna putih. Sel saraf
berhubungan satu sama lain lewat sinaps. Sel saraf
terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan.
Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan
pertumbuhan otak berupa bertambah dan berkurangnya
struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini dipengaruhi
secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang dikenal
sebagai brain growth factors dan proses belajar anak.
Sedangkan bagian otak yang tak digunakan
menunjukkan kematian sel, berkurangnya akson, dendrit,
dan sinaps. Kelainan genetis, keracunan logam berat, dan
nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan
terjadinya gangguan pada proses tersebut. Sehingga
akan menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf.
Manifestasi Klinis
1. Gangguan yang jelas dalam perilaku non – verbal
(perilaku yang dilakukan tanpa bicara) misalnya
kontak mata, ekspresi wajah, posisi tubuh dan mimik
untuk mengatur interaksi sosial.
2. Tidak bermain dengan teman seumurnya, dengan
cara yang sesuai.
3. Tidak berbagi kesenangan, minat atau kemampuan
mencapai sesuatu hal dengan orang lain.
4. Kurangnya interaksi sosial timbal balik
5. Keterlambatan atau belum dapat mengucapkan
kata-kata berbicara, tanpa disertai usaha kompensasi
dengan cara lain.
6. Bila dapat berbicara, terlihat gangguan
kesanggupan memulai atau mempertahankan
komunikasi dengan orang lain.
7. Penggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang,
atau bahasa yang tidak dapat dimengerti.
8. Tidak adanya cara bermain yang bervariasi dan
spontan, atau bermain menirukan secara sosial yang
sesuai dengan umur perkembangannya.
Komplikasi
1. Masalah sensorik
2. Kejang
3. Masalah kesehatan mental
4. Tuberous sclerosis

Pemeriksaan Penunjang
1. Childhood Autism Rating Scale (CARS)
2. Checklis for Autism in Toddlers (CHAT)
3. The Autism Screening Questionare
4. The Screening Test for Autism in Two-Years
Old
Penatalaksanaan Medis
Umumnya terapi yang diberikan ialah terhadap
gejala, edukasi dan penerangan kepada
keluarga, serta penanganan perilaku dan
edukasi bagi anak. Terapi prilaku sangat
penting untuk membantu para anak autis untuk
lebih bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Terapi prilaku terdiri dari terapi wicara, terapi
okupasi, dan menghilangkan prilaku yang
asosial.
Ciri-Ciri Autisme

Anak dengan autisme dapat tampak


normal di tahun pertama maupun
tahun kedua dalam kehidupannya.
Para orang tua seringkali menyadari
adanya keterlambatan kemampuan
berbahasa dan cara-cara tertentu
yang berbeda ketika bermain serta
berinteraksi dengan orang lain. Autisme
ditandai oleh ciri-ciri utama antara lain:
1. Tidak peduli dengan lingkungan
sekitarnya
2. Tidak bisa bereaksi normal dalam
pergaulan sosialnya
3. Perkembangan bicara dan
bahasa tidak normal
4. Reaksi/pengamatan terhadap
lingkungan terbatas atau
berulang-ulang.
Kesimpulan
Autisme merupakan gangguan perkembangan
yang paling kompleks. Gangguan muncul sebelum usia
3 tahun tanpa memandang lapisan sosial ekonomi,
tingkat pendidikan orangtua, ras, etnik, maupun
agama.
Untuk mendidik anak autisme diperlukan kerjasama
yang berkesinambungan antara guru, orang tua dan
pihak sekolah. Kontribusi yang perlu dilakukan oleh
masyarakat pendidikan ialah: memberikan
kesempatan kepada anak autistik untuk bersosialisai
atau diintegrasikan kesekolah umum sesuai dengan
potensi dan kemampuan yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai