Anda di halaman 1dari 143

HAK KEKAYAAN

INTELEKTUAL

PENGANTAR
 agusmar31hkia@gmail.com

 agusmar31hkib@gmail.com

 agusmar31hkic@gmail.com

 agusmar31hkid@gmail.com
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)

 HAK YANG TIMBUL BAGI HASIL OLAH PIKIR


OTAK YANG MENGHASILKAN SUATU PRODUK
ATAU PROSES YANG BERGUNA UNTUK
MANUSIA

 HAK UNTUK MENIKMATI SECARA EKONOMIS


HASIL DARI SUATU KREATIVITAS
INTELEKTUAL
SISTEM HKI & PEREKONOMIAN

PEREKONOMIAN DUNIA TELAH LAMA DIKUASAI


OLEH EKONOMI
BERBASIS PENGETAHUAN
(KEKAYAAN INTELEKTUAL)
MANFAAT SISTEM HKI

 MELINDUNGI INVESTASI

 MEMBANGUN DAYA KOMPETISI

 KETERSEDIAAN PRODUK-PRODUK INOVASI

 MENDORONG PERTUMBUHAN INDUSTRI &


PEREKONOMIAN NASIONAL
PENTINGNYA MEMAHAMI
SISTEM HKI

“WHAT YOU DON’T KNOW MAY HURT YOU”


(THOMAS G. FIELD JR.)
 MENGHINDARI KEMUNGKINAN MELANGGAR
HKI PIHAK LAIN

 MERAIH KEMUNGKINAN MELINDUNGI SUATU


KARYA INTELEKTUAL
PENGGOLONGAN HKI

INDUSTRIAL PROPERTY
COPYRIGHT RIGHTS

 COPYRIGHT  PATENT
 RELATED RIGHT  INDUSTRIAL DESIGN
 TRADEMARK
 REPRESSION OF UNFAIR
COMPETITION
 LAYOUT DESIGN OF
INTEGRATED CIRCUIT
 TRADE SECRET
PERLINDUNGAN HKI DI INDONESIA

 HAK CIPTA (UU 19/2002) > UU 28/2014


 PATEN (UU 14/2001) > UU 13/2016
 MEREK (UU 15/2001) > UU 20/2016
 P V T (UU 29/2000)
 RAHASIA DAGANG (UU 30/2000)
 DESAIN INDUSTRI (UU 31/2000)
 DTLST (UU 32/2000)
HAK CIPTA

 Hak eksklusif pencipta yang timbul secara


otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
HAK TERKAIT

 Hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang


merupakan hak eksklusif bagi pelaku
pertunjukan, produser fonogram, dan
lembaga penyiaran
MEREK

 Tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa


gambar, logo, nama kata, huruf, angka, susunan
warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3
(tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi
dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi
oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa
PATEN

 hak eksklusif yang diberikan oleh negara


kepada inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi untuk jangka waktu
tertentu melaksanakan sendiri invensi
tersebut atau memberikan persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakannya
PERLINDUNGAN VARIETAS
TANAMAN

 Perlindungan khusus yang diberikan negara


terhadap varietas tanaman yang dihasilkan
oleh pemulia tanaman melalui kegiatan
pemuliaan tanaman
RAHASIA DAGANG

 informasi yang tidak diketahui oleh umum


di bidang teknologi / bisnis, mempunyai
nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiannya
oleh pemilik rahasia dagang
DESAIN INDUSTRI

 suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,


atau komposisi garis atau warna, atau
gabungan daripadanya yang berbentuk tiga
dimensi atau dua dimensi yang memberikan
kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam
pola tiga dimensi atau dua dimensi serta
dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang, komoditas industri atau
kerajinan tangan
DESAIN TATA LETAK

 kreasi berupa rancangan peletakan tiga


dimensi dari berbagai elemen, sekurang-
kurangnya satu dari elemen tersebut
adalah elemen aktif, serta sebagian atau
semua interkoneksi dalam suatu sirkuit
terpadu dan peletakan tiga dimensi
tersebut dimaksudkan untuk persiapan
pembuatan sirkuit terpadu
SIRKUIT TERPADU

 suatu produk dalam bentuk jadi atau


setengah jadi, yang didalamnya terdapat
berbagai elemen dan sekurang-kurangnya
satu dari elemen tersebut adalah elemen
aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling
berkaitan serta dibentuk secara terpadu di
dalam sebuah bahan semikonduktor yang
dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi
elektronik
HAK CIPTA &
HAK TERKAIT
UU NOMOR 28 TAHUN 2014

 HAK CIPTA

 HAK TERKAIT
HAK CIPTA

 Hak eksklusif pencipta yang timbul secara


otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah
suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Hak eksklusif terdiri atas hak moral dan hak


ekonomi.
HAK MORAL

 Hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta


untuk:

a.tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan


namanya;
b.menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
C.mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan
dalam masyarakat;
d.mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e.mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi
Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan,
atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri
atau reputasinya.
HAK EKONOMI

Hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta


untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaan.
a. penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
c. penerjemahan Ciptaan;
d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian
Ciptaan;
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan
i. penyewaan Ciptaan.
PENGALIHAN HAK EKONOMI

 Hak Cipta merupakan benda bergerak


tidak berwujud.

 Hak cipta dapat dijadikan sebagai


objek jaminan fidusia
Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan,
baik seluruh maupun sebagian

 pewarisan;  perjanjian
 hibah; tertulis; atau
 wakaf;  sebab lain yang
 wasiat; dibenarkan
peraturan per-
uu-an.
 Ciptaan buku, semua hasil karya tulis lainnya,
lagu / musik dengan atau tanpa teks yang
dialihkan dalam perjanjian jual putus atau
pengalihan tanpa batas waktu, Hak Ciptanya
beralih kembali kepada Pencipta pada saat
perjanjian tersebut mencapai jangka waktu 25
(dua puluh lima) tahun.
LISENSI HC & LISENSI WAJIB

LISENSI HC
 izin tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak
Cipta kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
ekonomi atas Ciptaannya dengan syarat
tertentu.

 Perjanjian Lisensi harus dicatatkan oleh Menteri


dalam daftar umum perjanjian Lisensi Hak Cipta
LISENSI WAJIB

 Lisensi wajib merupakan Lisensi untuk


melaksanakan penerjemahan dan/atau Penggandaan
Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
sastra yang diberikan berdasarkan keputusan
Menteri atas dasar permohonan untuk
kepentingan pendidikan dan/atau ilmu
pengetahuan serta kegiatan penelitian dan
pengembangan.

 Setiap Orang dapat mengajukan permohonan


lisensi wajib terhadap Ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan sastra untuk kepentingan
pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kegiatan
penelitian dan pengembangan
Terhadap permohonan lisensi wajib, Menteri dapat:
 mewajibkan Pemegang Hak Cipta untuk
melaksanakan sendiri penerjemahan dan/atau
Penggandaan Ciptaan di wilayah negara Republik
Indonesia dalam waktu yang ditentukan;
 mewajibkan Pemegang Hak Cipta yang
bersangkutan untuk memberikan izin kepada pihak
lain untuk melaksanakan penerjemahan dan/atau
Penggandaan Ciptaan di wilayah negara Republik
Indonesia; atau
 menunjuk pihak lain untuk melakukan
penerjemahan dan/atau Penggandaan Ciptaan
PENCIPTA

Kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai


Pencipta, yaitu Orang yang namanya:
a. disebut dalam Ciptaan;
b. dinyatakan sebagai Pencipta pada suatu Ciptaan;
c. disebutkan dalam surat pencatatan Ciptaan;
dan/atau
d. tercantum dalam daftar umum Ciptaan sebagai
Pencipta.
Selanjutnya Lihat Pasal 32 - 37
EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL

 Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional


dipegang oleh Negara.

 Negara wajib menginventarisasi, menjaga, dan


memelihara ekspresi budaya tradisional.

 Penggunaan ekspresi budaya tradisional harus


memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat pengembannya.
EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL

mencakup salah satu atau kombinasi bentuk ekspresi


sebagai berikut:

 verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk


prosa maupun puisi, dalam berbagai tema dan kandungan isi
pesan, yang dapat berupa karya sastra ataupun narasi
informatif;
 musik, mencakup antara lain, vokal, instrumental, atau
kombinasinya;
 gerak, mencakup antara lain, tarian;
 teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan
sandiwara rakyat;
 seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga
dimensi yang terbuat dari berbagai macam bahan seperti
kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil,
dan lain-lain atau kombinasinya; dan
 upacara adat.
Hak Cipta atas Ciptaan yang
Penciptanya Tidak Diketahui
 Dalam hal Ciptaan tidak diketahui Penciptanya
dan Ciptaan tersebut belum dilakukan
Pengumuman, Hak Cipta atas Ciptaan tersebut
dipegang oleh Negara untuk kepentingan Pencipta.

 Dalam hal Ciptaan telah dilakukan Pengumuman


tetapi tidak diketahui Penciptanya, atau hanya
tertera nama aliasnya atau samaran Penciptanya,
Hak Cipta atas Ciptaan tersebut dipegang oleh
pihak yang melakukan Pengumuman untuk
kepentingan Pencipta.
 Dalam hal Ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak
diketahui Pencipta dan pihak yang melakukan
Pengumuman, Hak Cipta atas Ciptaan tersebut
dipegang oleh Negara untuk kepentingan Pencipta.
Ciptaan yang Dilindungi

Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam


bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri
atas:
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis
lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan
pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi,
pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan,
gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau
kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
l. potret;
m. karya sinematografi;
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis
data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan
karya lain dari hasil transformasi;
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi,
atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format
yang dapat dibaca dengan Program Komputer
maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama
kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;
r. permainan video; dan
s. Program Komputer.
Tidak Dilindungi Hak Cipta

 hasil karya yang belum diwujudkan dalam bentuk


nyata;

 setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep,


prinsip, temuan atau data walaupun telah
diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan,
atau digabungkan dalam sebuah Ciptaan; dan

 alat, benda, atau produk yang diciptakan hanya


untuk menyelesaikan masalah teknis atau yang
bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan
fungsional.
Tidak ada Hak Cipta

 hasil rapat terbuka lembaga negara;


 peraturan perundang-undangan;
 pidato kenegaraan atau pidato pejabat
pemerintah;
 putusan pengadilan atau penetapan hakim; dan
 kitab suci atau simbol keagamaan.
PEMBATASAN HAK CIPTA

 Pasal 43 - 51
Masa Berlaku Hak Cipta
Masa Berlaku Hak Moral

Hak moral Pencipta berlaku tanpa batas waktu;

a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan


namanya

b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;

c. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi


Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan,
atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri
atau reputasinya
 Hak moral Pencipta berlaku selama
berlangsungnya jangka waktu Hak Cipta atas
Ciptaan yang bersangkutan;
a. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan
dalam masyarakat;
b. mengubah judul dan anak judul Ciptaan
Masa Berlaku Hak Ekonomi

A. Selama hidup Pencipta dan terus berlangsung


selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta
meninggal dunia

 buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;


 ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
 alat peraga yang dibuat untuk kepentingan
pendidikan dan ilmu pengetahuan;
 lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
 drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan,
dan pantomim;
 karya seni rupa dalam segala bentuk seperti
lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat,
patung, atau kolase;
 karya arsitektur;
 peta; dan
 karya seni batik atau seni motif lain
B. Selama 50 (lima puluh) tahun
sejak pertama kali dilakukan Pengumuman

 karya fotografi;
 Potret;
 karya sinematografi;
 permainan video;
 Program Komputer;
 perwajahan karya tulis;
 terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis
data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya
lain dari hasil transformasi;
 terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi
atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;
 kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format
yang dapat dibaca dengan Program Komputer
atau media lainnya; dan
 kompilasi ekspresi budaya tradisional selama
kompilasi tersebut merupakan karya yang asli
C. Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan berupa karya
seni terapan berlaku selama 25 (dua puluh lima)
tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman
D. Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional yang
dipegang oleh negara berlaku tanpa batas waktu.
E. Hak Cipta atas Ciptaan yang Penciptanya tidak
diketahui berlaku selama 50 (lima puluh) tahun
sejak Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan
Pengumuman.
HAK TERKAIT

 Hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang


merupakan hak eksklusif bagi pelaku
pertunjukan, produser fonogram, atau
lembaga Penyiaran.

a. Hak Moral & Hak ekonomi pelaku


pertunjukan
b. Hak ekonomi produser fonogram
c. Hak ekonomi lembaga penyiaran
PELAKU PERTUNJUKAN

Seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-


sendiri atau bersama-sama menampilkan dan
mempertunjukan suatu ciptaan
PRODUSER FONOGRAM

Orang atau Badan Hukum yang pertama kali


merekam dan memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan perekaman suara atau perekaman
bunyi, baik perekaman pertunjukan maupun
perekaman suara atau bunyi lain
LEMBAGA PENYIARAN

Penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran


publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga
penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaraan
berlangganan yang dalam menjalankan tugas, fungsi
dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Hak Moral Pelaku Pertunjukan

hak yang melekat pada Pelaku Pertunjukan yang


tidak dapat dihilangkan atau tidak dapat dihapus
dengan alasan apapun walaupun hak ekonominya
telah dialihkan.
a. namanya dicantumkan sebagai Pelaku Pertunjukan,
kecuali disetujui sebaliknya; dan
b. tidak dilakukannya distorsi Ciptaan, mutilasi
Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal-hal yang
bersifat merugikan kehormatan diri atau
reputasinya kecuali disetujui sebaliknya.
Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan

hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau


melarang pihak lain untuk melakukan:
a. Penyiaran atau Komunikasi atas pertunjukan
Pelaku Pertunjukan;
b. Fiksasi dari pertunjukannya yang belum difiksasi;
c. Penggandaan atas Fiksasi pertunjukannya dengan
cara atau bentuk apapun;
d. Pendistribusian atas Fiksasi pertunjukan atau
salinannya;
e. penyewaan atas Fiksasi pertunjukan atau
salinannya kepada publik; dan
f. penyediaan atas Fiksasi pertunjukan yang dapat
diakses publik.
Fiksasi adalah perekaman suara yang dapat
didengar, perekaman gambar atau keduanya,
yang dapat dilihat, didengar, digandakan, atau
dikomunikasikan melalui perangkat apapun.
Hak Ekonomi Produser Fonogram

hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau


melarang pihak lain untuk melakukan:

a. Penggandaan atas Fonogram dengan cara atau


bentuk apapun;
b. Pendistribusian atas Fonogram asli atau
salinannya;
c. penyewaan kepada publik atas salinan Fonogram;
dan
d. penyediaan atas Fonogram dengan atau tanpa
kabel yang dapat diakses publik.
Fonogram adalah Fiksasi suara pertunjukan atau
suara lainnya, atau representasi suara, yang tidak
termasuk bentuk Fiksasi yang tergabung dalam
sinematografi atau Ciptaan audiovisual lainnya.
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran

hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau


melarang pihak lain untuk melakukan:

a. Penyiaran ulang siaran;


b. Komunikasi siaran;
c. Fiksasi siaran; dan/atau
d. Penggandaan Fiksasi siaran.
Pengalihan Hak Ekonomi
Hak Terkait
 Pengalihan hak ekonomi atas Ciptaan berlaku
secara mutatis mutandis terhadap pengalihan hak
ekonomi atas produk Hak Terkait.
 Karya Pelaku Pertunjukan berupa lagu / musik
yang dialihkan atau dijual hak ekonominya,
kepemilikan hak ekonominya beralih kembali
kepada Pelaku Pertunjukan setelah jangka waktu
25 (dua puluh lima) tahun.
Masa Berlaku Hak Terkait
Masa Berlaku Hak Moral Pelaku
Pertunjukan
 Masa berlaku hak moral Pencipta berlaku secara
mutatis mutandis terhadap
hak moral Pelaku Pertunjukan.
Masa Berlaku Hak Ekonomi
Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, dan
Lembaga Penyiaran

 Pelaku Pertunjukan, berlaku selama 50 (lima


puluh) tahun sejak pertunjukannya difiksasi dalam
Fonogram atau audiovisual;
 Produser Fonogram, berlaku selama 50 (lima
puluh) tahun sejak Fonogramnya difiksasi; dan
 Lembaga Penyiaran, berlaku selama 20 (dua
puluh) tahun sejak karya siarannya pertama kali
disiarkan.
PENCATATAN CIPTAAN DAN PRODUK
HAK TERKAIT

 Menteri menyelenggarakan pencatatan dan


Penghapusan Ciptaan dan produk Hak Terkait.

 Pencatatan Ciptaan dan produk Hak Terkait


bukan merupakan syarat untuk mendapatkan Hak
Cipta dan Hak Terkait.

 Dalam hal Menteri menerima Permohonan


pencatatan, Menteri menerbitkan surat
pencatatan Ciptaan dan mencatat dalam daftar
umum Ciptaan
 Kecuali terbukti sebaliknya, surat
pencatatan Ciptaan merupakan bukti awal
kepemilikan suatu Ciptaan atau produk
Hak Terkait.

 Pencatatan Ciptaan atau produk Hak


Terkait dalam daftar umum Ciptaan
bukan merupakan pengesahan atas isi, arti,
maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau
produk Hak Terkait yang dicatat.
Hapusnya Kekuatan Hukum Pencatatan
Ciptaan dan Produk Hak Terkait
 permintaan orang atau badan hukum yang
namanya tercatat sebagai Pencipta, Pemegang
Hak Cipta, atau Pemilik Hak Terkait;
 lampaunya waktu ;
 putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap mengenai pembatalan
pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait;
atau
 melanggar norma agama, norma susila, ketertiban
umum, pertahanan dan keamanan negara, atau
peraturan perundang-undangan
LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF

 institusi yang berbentuk badan hukum nirlaba


yang diberi kuasa oleh Pencipta, Pemegang Hak
Cipta, dan/atau pemilik Hak Terkait guna
mengelola hak ekonominya dalam bentuk
menghimpun dan mendistribusikan royalti.
 Untuk mendapatkan hak ekonomi setiap Pencipta,
Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi
anggota Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat
menarik imbalan yang wajar dari pengguna yang
memanfaatkan Hak Cipta dan Hak Terkait dalam
bentuk layanan publik yang bersifat komersial.
 Pengguna Hak Cipta dan Hak Terkait yang
memanfaatkan Hak tersebut membayar Royalti
kepada Pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau pemilik
Hak Terkait, melalui Lembaga Manajemen Kolektif.
 Pengguna membuat perjanjian dengan Lembaga
Manajemen Kolektif yang berisi kewajiban untuk
membayar Royalti atas Hak Cipta dan Hak Terkait
yang digunakan.
SYARAT MENDIRIKAN
LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF
 Lembaga Manajemen Kolektif wajib mengajukan
Permohonan izin operasional kepada Menteri.
 Memenuhi persyaratan :
a. berbentuk badan hukum Indonesia yang bersifat
nirlaba;
b. mendapat kuasa dari Pencipta, Pemegang Hak
Cipta, atau pemilik Hak Terkait untuk menarik,
menghimpun, dan mendistribusikan Royalti;
c. memiliki pemberi kuasa sebagai anggota paling
sedikit 200 (dua ratus) orang Pencipta untuk
Lembaga Manajemen Kolektif bidang lagu dan/atau
musik yang mewakili kepentingan pencipta dan
paling sedikit 50 (lima puluh) orang untuk
Lembaga Manajemen Kolektif yang mewakili pemilik
Hak Terkait dan/atau objek Hak Cipta lainnya;
d. bertujuan untuk menarik, menghimpun, dan
mendistribusikan Royalti; dan
e. mampu menarik, menghimpun, dan
mendistribusikan Royalti kepada Pencipta,
Pemegang Hak Cipta, atau pemilik Hak Terkait.
PENYELESAIAN SENGKETA
HAK CIPTA
 Penyelesaian sengketa Hak Cipta dapat dilakukan
melalui alternatif penyelesaian sengketa, arbitrase,
atau pengadilan.

 Selain pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak


Terkait dalam bentuk Pembajakan, sepanjang para
pihak yang bersengketa diketahui keberadaannya
dan/atau berada di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia harus menempuh terlebih
dahulu penyelesaian sengketa melalui mediasi
sebelum melakukan tuntutan pidana.
 Pencipta, pemegang Hak Cipta dan/atau
pemegang Hak Terkait atau ahli warisnya yang
mengalami kerugian hak ekonomi berhak
memperoleh Ganti Rugi.
 Ganti Rugi diberikan dan dicantumkan sekaligus
dalam amar putusan pengadilan tentang perkara
tindak pidana Hak Cipta dan/atau Hak Terkait.
 Pembayaran Ganti Rugi kepada Pencipta,
Pemegang Hak Cipta dan/atau pemilik Hak
Terkait dibayarkan paling lama 6 (enam) bulan
setelah putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap.
 Dalam hal Ciptaan telah dicatat, pihak lain yang
berkepentingan dapat mengajukan gugatan
pembatalan pencatatan Ciptaan dalam daftar
umum Ciptaan melalui Pengadilan Niaga.

 Gugatan ditujukan kepada Pencipta dan/atau


Pemegang Hak Cipta terdaftar.
 Pengalihan Hak Cipta atas seluruh Ciptaan kepada
pihak lain tidak mengurangi hak Pencipta atau ahli
warisnya untuk menggugat setiap Orang yang
dengan sengaja dan tanpa hak dan tanpa
persetujuan Pencipta yang melanggar hak moral
Pencipta

 Pengalihan hak ekonomi Pelaku Pertunjukan


kepada pihak lain tidak mengurangi hak Pelaku
Pertunjukan atau ahli warisnya untuk menggugat
setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
dan tanpa persetujuan Pelaku Pertunjukan yang
melanggar hak moral Pelaku Pertunjukan
 Pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau pemilik Hak Terkait
berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga
atas pelanggaran Hak Cipta atau produk Hak Terkait.
 Selain gugatan ganti rugi, Pencipta, Pemegang Hak Cipta,
atau pemilik Hak Terkait dapat memohon putusan provisi
atau putusan sela kepada Pengadilan Niaga untuk :
a. meminta penyitaan Ciptaan yang dilakukan Pengumuman atau
Penggandaan, dan/atau alat Penggandaan yang digunakan
untuk menghasilkan Ciptaan hasil pelanggaran Hak Cipta dan
produk Hak Terkait;
b. menghentikan kegiatan Pengumuman, Pendistribusian,
Komunikasi, dan/atau Penggandaan Ciptaan yang merupakan
hasil pelanggaran Hak Cipta dan produk Hak Terkait.
 Hak untuk mengajukan gugatan keperdataan
atas pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak
Terkait tidak mengurangi Hak Pencipta
dan/atau pemilik Hak Terkait untuk
menuntut secara pidana.
 Atas permintaan pihak yang merasa dirugikan
karena pelaksanaan Hak Cipta atau Hak Terkait,
Pengadilan Niaga dapat mengeluarkan penetapan
sementara.
KETENTUAN PIDANA

 Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan


perbuatan menghilangkan, merubah atau merusak
informasi manajemen hak cipta dan informasi
elektronik hak cipta, dan/atau merusak,
memusnahkan, menghilangkan atau membuat tidak
berfungsi sarana kontrol teknologi untuk
Penggunaan Secara Komersial, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi penyewaan ciptaan untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau
tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
penerjemahan ciptaan, pengadaptasian,
pengaransemenan, atau pentransformasian
ciptaan, pertunjukan ciptaan, dan/atau komunikasi
ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau
tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
penerbitan ciptaan, penggandaan ciptaan,
pendistribusian ciptaan atau salinannya, dan/atau
pengumuman ciptaan untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau
tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
penerbitan ciptaan, penggandaan ciptaan,
pendistribusian ciptaan atau salinannya, dan/atau
pengumuman ciptaan untuk Penggunaan Secara
Komersial yang dilakukan dalam bentuk
pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat
miliar rupiah).
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan
dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan
mengetahui membiarkan penjualan dan/atau
penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta
dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan
yang dikelolanya, dipidana dengan pidana denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
Setiap Orang yang tanpa persetujuan dari orang
yang dipotret atau ahli warisnya melakukan
Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan,
Pengumuman, Pendistribusian, atau Komunikasi
atas Potret untuk kepentingan reklame atau
periklanan untuk Penggunaan Secara Komersial
baik dalam media elektonik maupun non
elektronik, dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi pelaku pertunjukan
(penyewaan atas fiksasi pertunjukan atau
salinannya kepada publik) untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus
juta rupiah).
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi pelaku pertunjukan
(penyiaran atau komunikasi atas pertunjukan,
fiksasi dari pertunjukannya yang belum difiksasi,
dan/atau penyediaan atas fiksasi pertunjukan yang
dapat diakses publik) untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi pelaku pertunjukan
(penggandaan atas fiksasi pertunjukannya,
dan/atau pendistribusian atas fiksasi pertunjukan
atau salinannya) untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi pelaku pertunjukan
(penggandaan atas fiksasi pertunjukannya,
dan/atau pendistribusian atas fiksasi pertunjukan
atau salinannya) untuk Penggunaan Secara
Komersial yang dilakukan dalam bentuk
Pembajakan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat
miliar rupiah)
 Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan pelanggaran hak ekonomi produser
fonogram (penyewaan kepada publik atas salinan
fonogram) untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 ( seratus juta rupiah).
 Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan pelanggaran hak ekonomi produser
fonogram (penggandaan atas fonogram,
pendistribusian atas fonogram asli atau salinannya,
dan/atau penyediaan atas fonogram dengan atau
tanpa kabel yang dapat diakses publik) untuk
Penggunaan Secara Komersial, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
 Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan pelanggaran hak ekonomi produser
fonogram (penggandaan atas fonogram,
pendistribusian atas fonogram asli atau salinannya,
dan/atau penyediaan atas fonogram dengan atau
tanpa kabel yang dapat diakses publik) untuk
Penggunaan Secara Komersial yang dilakukan dalam
bentuk Pembajakan dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
 Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan pelanggaran hak ekonomi Lembaga
Penyiaran (penyiaran ulang siaran,komunikasi
siaran, fiksasi siaran, dan/atau penggandaan fiksasi
siaran untuk Penggunaan Secara Komersial,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
 Setiap Orang yang memenuhi unsur penggandaan
fiksasi siaran yang dilakukan dengan maksud
Pembajakan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat
miliar rupiah).
 Setiap Lembaga Manajemen Kolektif yang tidak
memiliki izin operasional dari Menteri dan
melakukan kegiatan penarikan Royalti dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
UUHC 2014
merupakan
DELIK ADUAN
RAHASIA DAGANG

UU NOMOR 30 TAHUN 2000


PENGERTIAN
RAHASIA DAGANG

INFORMASI YG TIDAK DIKETAHUI UMUM DI


BIDANG TEKNOLOGI DAN/ATAU BISNIS,
MEMPUNYAI NILAI EKONOMI KARENA
BERGUNA DALAM KEGIATAN USAHA, DAN
DIJAGA KERAHASIAANNYA OLEH PEMILIK
RAHASIA DAGANG
LINGKUP PERLINDUNGAN
RAHASIA DAGANG

METODE PRODUKSI
METODE PENGOLAHAN
METODE PENJUALAN
INFORMASI LAIN DI BIDANG TEKNOLOGI
DAN/ATAU BISNIS
KRITERIA PERLINDUNGAN
RAHASIA DAGANG

INFORMASI TERSEBUT BERSIFAT RAHASIA

MEMPUNYAI NILAI EKONOMI

DIJAGA KERAHASIAANNYA MELALUI


UPAYA SEBAGAIMANA MESTINYA
INFORMASI DIANGGAP BERSIFAT RAHASIA
APABILA INFORMASI TERSEBUT HANYA
DIKETAHUI OLEH PIHAK TERTENTU ATAU
TIDAK DIKETHUI SECARA UMUM OLEH
MASYARAKAT
INFORMASI DIANGGAP MEMILIKI NILAI
EKONOMI APABILA SIFAT KERAHASIAAN
INFORMASI TERSEBUT DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK MENJALANKAN KEGIATAN ATAU
USAHA YANG BERSIFAT KOMERSIAL ATAU
DAPAT MENINGKATKAN KEUNTUNGAN
SECARA EKONOMI
INFORMASI DIANGGAP DIJAGA KERAHASIAANNYA
APABILA PEMILIK ATAU PARA PIHAK YANG
MENGUASAINYA TELAH MELAKUKAN LANGKAH-
LANGKAH YANG LAYAK DAN PATUT
HAK PEMILIK
RAHASIA DAGANG

MENGGUNAKAN SENDIRI RAHASIA DAGANG MILIKNYA


MEMBERIKAN LISENSI
MELARANG PIHAK LAIN UNTUK MENGGUNAKAN RAHASIA
DAGANG
MELARANG PIHAK LAIN UNTUK MENGUNGKAPKAN
RAHASIA DAGANG KEPADA PIHAK KETIGA
PENGALIHAN
HAK RAHASIA DAGANG

 PEWARISAN
 HIBAH
 WASIAT
 PERJANJIAN TERTULIS
 SEBAB-SEBAB LAIN YANG DIBENARKAN OLEH
PERATURAN PER-UU-AN
 PENGALIHAN HAK RAHASIA DAGANG HARUS
DISERTAI DENGAN DOKUMEN TENTANG
PENGALIHAN HAK

 PENGALIHAN HAK RAHASIA DAGANG WAJIB


DICATATKAN PADA DIREKTORAT JENDERAL
LISENSI

PEMEGANG HAK RAHASIA DAGANG BERHAK


MEMBERIKAN LISENSI KEPADA PIHAK LAIN
BERDASARKAN PERJANJIAN LISENSI

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang


Hak Rahasia Dagang kepada pihak lain melalui
suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak
(bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat
ekonomi dari suatu Rahasia Dagang yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan
syarat tertentu.
PELANGGARAN
RAHASIA DAGANG

DENGAN SENGAJA MENGUNGKAPKAN RAHASIA DAGANG,


MENGINGKARI KESEPAKATAN ATAU MENGINGKARI KEWAJIBAN
TERTULIS ATAU TIDAK TERTULIS UNTUK MENJAGA RAHASIA
DAGANG (PASAL 13)

MEMPEROLEH ATAU MENGUASAI RAHASIA DAGANG DENGAN


CARA YG BERTENTANGAN DENGAN PERATURAN PER-UU-AN
YANG BERLAKU (PASAL 14)
BUKAN PELANGGARAN
RAHASIA DAGANG
TIDAK DIANGGAP SEBGAI PELANGGARAN RAHASIA
DAGANG APABILA :

 TINDAKAN PENGUNGKAPAN RAHASIA DAGANG ATAU


PENGGUNAAN RAHASIA DAGANG DIDASARKAN PADA
KEPENTINGAN PERTAHANAN KEAMANAN, KESEHATAN
ATAU KESELAMATAN MASYARAKAT

 TINDAKAN REKAYASA ULANG ATAS PRODUK YANG


DIHASILKAN DARI PENGGUNAAN RAHASIA DAGANG
MILIK ORANG LAIN YANG DILAKUKAN SEMATA-MATA
UNTUK KEPENTINGAN PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT
PRODUK YANG BERSANGKUTAN
KETENTUAN PIDANA

 BARANG SIAPA DENGAN SENGAJA DAN TANPA HAK


MENGGUNAKAN RAHASIA DAGANG PIHAK LAIN ATAU
MELAKUKAN PERBUATAN SEGABAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 13 ATAU PASAL 14 DIPIDANA DENGAN
PIDANA PENJARA PALING LAMA 2 (DUA) TAHUN
DAN/ATAU DENDA PALING BANYAK Rp. 300,000,000
(TIGA RATUS JUTA RUPIAH)

 TINDAK PIDANA TERHADAP RAHASIA DAGANG


MERUPAKAN DELIK ADUAN
DESAIN INDUSTRI

UNDANG-UNDANG NOMOR 31
TAHUN 2000
DESAIN INDUSTRI

 KREASI TENTANG BENTUK, KONFIGURASI, KOMPOSISI


GARIS ATAU WARNA, ATAU GARIS DAN WARNA, ATAU
GABUNGAN DARIPADANYA YANG BERBENTUK 3 ATAU
2 DIMENSI YANG MEMBERIKAN KESAN ESTETIS DAN
DAPAT DIWUJUDKAN DALAM POLA 3 ATAU 2 DIMENSI,
SERTA DAPAT DIPAKAI UNTUK MENGHASILKAN SUATU
PRODUK, BARANG, KOMODITAS INDUSTRI, ATAU
KERAJINAN TANGAN
HAK DESAIN INDUSTRI

 HAK EKSKLUSIF YANG DIBERIKAN OLEH NEGARA R I


KEPADA PENDESAIN ATAS HASIL KREASINYA UNTUK
SELAMA WAKTU TERTENTU MELAKSANAKAN SENDIRI,
ATAU MEMBERIKAN PERSETUJUANNYA KEPADA PIHAK
LAIN UNTUK MELAKSANAKAN HAK TERSEBUT
 HAK DESAIN INDUSTRI DIBERIKAN ATAS
DASAR PERMOHONAN
KRITERIA PERLINDUNGAN
DESAIN INDUSTRI

 DESAIN INDUSTRI YANG BARU

 TIDAK BERTENTANGAN DENGAN PERATURAN PER-


UU-AN YANG BERLAKU, KETERTIBAN UMUM, AGAMA
DAN KESUSILAAN

 INDUSTRIAL APPLICABILITY
SUBYEK DESAIN INDUSTRI

 YANG BERHAK MEMPEROLEH HAK DESAIN INDUSTRI


ADALAH PENDESAIN ATAU YANG MENERIMA HAK
TERSEBUT DARI PENDESAIN.

 DALAM HAL PENDESAIN TERDIRI ATAS BEBERAPA


ORANG SECARA BERSAMA, HAK DESAIN INDUSTRI
DIBERIKAN KEPADA MEREKA SECARA BERSAMA,
KECUALI JIKA DIPERJANJIKAN LAIN.
HAK PEMEGANG DESAIN INDUSTRI

PEMEGANG HAK DESAIN INDUSTRI MEMILIKI HAK


EKSKLUSIF UNTUK :

 MELAKSANAKAN HAK DESAIN INDUSTRI YANG


DIMILIKINYA DAN

 MELARANG ORANG LAIN YANG TANPA


PERSETUJUANNYA MEMBUAT, MEMAKAI, MENJUAL,
MENGIMPOR, MENGEKSPOR, DAN/ATAU
MENGEDARKAN BARANG YANG DIBERI HAK DESAIN
INDUSTRI.

.
PENGALIHAN
HAK DESAIN INDUSTRI

HAK DESAIN INDUSTRI DAPAT BERALIH ATAU DIALIHKAN


DENGAN :

 PEWARISAN
 HIBAH
 WASIAT
 PERJANJIAN TERTULIS
 SEBAB-SEBAB LAIN YANG DIBENARKAN OLEH
PERATURAN PER-UU-AN
PENGALIHAN HAK DESAIN INDUSTRI HARUS
DISERTAI DENGAN DOKUMEN TENTANG
PENGALIHAN HAK.

PENGALIHAN HAK DESAIN INDUSTRI WAJIB DICATAT


DALAM DAFTAR UMUM DESAIN INDUSTRI PADA
DIREKTORAT JENDERAL .

PENGALIHAN HAK DESAIN INDUSTRI YANG TIDAK


DICATATKAN DALAM DAFTAR UMUM DESAIN INDUSTRI
TIDAK BERAKIBAT HUKUM PADA PIHAK KETIGA.
HAK MORAL PENDESAIN

 PENGALIHAN HAK DESAIN INDUSTRI TIDAK


MENGHILANGKAN HAK PENDESAIN UNTUK TETAP
DICANTUMKAN NAMA DAN IDENTITASNYA, BAIK
DALAM SERTIFIKAT DESAIN INDUSTRI, BERITA RESMI
DESAIN INDUSTRI, MAUPUN DALAM DAFTAR UMUM
DESAIN INDUSTRI.
LISENSI HAK DESAIN INDUSTRI

 PEMEGANG HAK DESAIN INDUSTRI BERHAK


MEMBERIKAN LISENSI KEPADA PIHAK LAIN
BERDASARKAN PERJANJIAN LISENSI

 LISENSI ADALAH IZIN YANG DIBERIKAN OLEH


PEMEGANG HAK DESAIN INDUSTRI KEPADA PIHAK LAIN
MELALUI SUATU PERJANJIAN BERDASARKAN PADA
PEMBERIAN HAK (BUKAN PENGALIHAN HAK) UNTUK
MENIKMATI MANFAAT EKONOMI DARI SUATU DESAIN
INDUSTRI YANG DIBERI PERLINDUNGAN DALAM
JANGKA WAKTU TERTENTU DAN SYARAT TERTENTU
PEMBATALAN PENDAFTARAN
DESAIN INDUSTRI

 PEMBATALAN PENDAFTARAN BERDASARKAN


PERMINTAAN PEMEGANG HAK DESAIN INDUSTRI

 PEMBATALAN PENDAFTARAN BERDASARKAN GUGATAN


PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
(PVT)

UU NOMOR 29 TAHUN 2000


VARIETAS TANAMAN

SEKELOMPOK TANAMAN DARI SUATU JENIS ATAU


SPESIES YANG DITANDAI OLEH BENTUK TANAMAN,
PERTUMBUHAN TANAMAN, DAUN, BUNGA,BUAH, BIJI,
DAN EKSPRESI KARAKTERISTIK GENOTIPE ATAU
KOMBINASI GENOTIPE YANG DAPAT MEMBEDAKAN DARI
JENIS ATAU SPESIES YANG SAMA OLEH SEKURANG-
KURANGNYA SATU SIFAT YANG MENENTUKAN DAN
APABILA DIPERBANYAK TIDAK MENGALAMI PERUBAHAN
PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN (PVT)

PERLINDUNGAN KHUSUS YANG DIBERIKAN NEGARA


TERHADAP VARIETAS TANAMAN YANG DIHASILKAN OLEH
PEMULIA TANAMAN MELALUI KEGIATAN PEMULIAAN
TANAMAN
HAK PVT

HAK KHUSUS YANG DIBERIKAN NEGARA KEPADA


PEMULIA ATAU PEMEGANG HAK PVT UNTUK
MENGGUNAKAN SENDIRI VARIETAS HASIL PEMULIAANNYA
ATAU MEMBERI PERSETUJUAN KEPADA PIHAK LAIN
UNTUK MENGGUNAKANNYA SELAMA WAKTU TERTENTU
LINGKUP P V T

PVT DAPAT DIBERIKAN KEPADA VT YANG :


 BARU

 UNIK

 SERAGAM

 STABIL

 DIBERI NAMA

 PENGGUNAANNYA TIDAK BERTENTANGAN DENGAN


PERATURAN PER-UU-AN YANG BERLAKU, KETERTIBAN
UMUM, KESUSILAAN, NORMA AGAMA,KESEHATAN DAN
KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
 SUMBER GAMBAR :

MATERI IMPLEMENTASI SISTEM PERLINDUNGAN


VARIETAS TANAMAN (PVT) DI INDONESIA

pvtpp.setjen.pertanian.go.id
HAK PEMEGANG HAK PVT

PEMEGANG HAK PVT MEMILIKI HAK UNTUK MENGGUNAKAN


DAN MEMBERIKAN PERSETUJUAN KEPADA PIHAK LAIN UNTUK
MENGGUNAKAN VARIETAS BERUPA BENIH DAN HASIL PANEN
YANG DIGUNAKAN UNTUK PROPAGASI

HAK UNTUK MENGGUNAKAN VARIETAS MELIPUTI KEGIATAN :


a. MEMPRODUKSI ATAU MEMPERBANYAK BENIH
b. MENYIAPKAN UNTUK TUJUAN PROPAGASI
c. MENGIKLANKAN
d. MENAWARKAN
e. MENJUAL ATAU MEMPERDAGANGKAN
f. MENGEKSPOR
g. MENGIMPOR
h. MENCADANGKAN
KEWAJIBAN PEMEGANG HAK PVT

 MELAKSANAKAN HAK PVT-NYA DI INDONESIA


 MEMBAYAR BIAYA TAHUNAN PVT
 MENYEDIAKAN DAN MENUNJUKAN CONTOH BENIH
VARIETAS YANG TELAH MENDAPATKAN HAK PVT DI
INDONESIA
 MENJAGA SIFAT/CIRI VARIETAS TANAMAN
TIDAK DIANGGAP SEBAGAI PELANGGARAN HAK
PVT

A. PENGGUNAAN SEBAGIAN HASIL PANEN DARI


VARIETAS YANG DILINDUNGI, SEPANJANG TIDAK
UNTUK TUJAN KOMERSIAL

A. PENGGUNAAN VARIETAS YANG DILINDUNGI UNTUK


KEGIATAN PENELITIAN, PEMULIAAN TANAMAN, DAN
PERAKITAN VARIETAS BARU

A. PENGGUNAAN OLEH PEMERINTAH ATAS VARIETAS


YANG DILINDUNGI DALAM RANGKA KEBIJAKAN
PENGADAAN PANGAN DAN OBAT2AN DENGAN
MEMPERHATIKAN HAK2 EKONOMI DARI PEMEGANG
HAK PVT
PENGALIHAN HAK PVT

HAK PVT DAPAT BERALIH ATAU DIALIHKAN KARENA :


a. PEWARISAN
b. HIBAH
c. WASIAT
d. PERJANJIAN DALAM BENTUK AKTA NOTARIS
e. SEBAB LAIN YANG DIBENARKAN UU

PENGALIHAN HAK PVT HARUS DISERTAI DOKUMEN DAN


WAJIB DICATATKAN PADA KANTOR PVT
LISENSI

 PEMEGANG HAK PVT BERHAK MEMBERIKAN LISENSI


KEPADA PIHAK LAIN BERDASARKAN SURAT
PERJANJIAN LISENSI

 KECUALI DIPERJANJIKAN LAIN, PEMEGANG HAK PVT


TETAP BOLEH MELAKSANAKAN SENDIRI ATAU
MEMBERI LISENSI KEPADA PIHAK KETIGA LAINNYA
LISENSI WAJIB

 LISENSI UNTUK MELAKSANAKAN SUATU HAK PVT YANG


DIBERIKAN OLEH PENGADILAN NEGERI SETELAH MENDENGAR
KONFIRMASI PEMEGANG HAK PVT BERSANGKUTAN DAN
BERSIFAT TERBUKA

 SETIAP ORANG ATAU BADAN HUKUM, SETELAH LEWAT


JANGKA WAKTU 36 BULAN SEJAK TANGGAL PEMBERIAN
HAK PVT, DAPAT MENGAJUKAN PERMINTAAN LISENSI WAJIB
KEPADA PENGADILAN NEGERI UNTUK MENGGUNAKAN HAK
PVT BERSANGKUTAN, DENGAN ALASAN :
a. HAK PVT BERSANGKUTAN TIDAK DIGUNAKAN DI
INDONESIA
b. HAK PVT TELAH DIGUNAKAN DALAM BENTUK DAN
CARA YANG MERUGIKAN MASYARAKAT
JANGKA WAKTU PVT

 20 TAHUN UNTUK TANAMAN SEMUSIM

 25 TAHUN UNTUK TANAMAN TAHUNAN

DIHITUNG SEJAK TANGGAL PEMBERIAN HAK PVT


BERAKHIRNYA HAK PVT

 BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU

 PEMBATALAN

 PENCABUTAN
PEMBATALAN HAK PVT

PEMBATALAN HAK PVT DILAKUKAN OLEH KANTOR PVT,


APABILA SETELAH HAK DIBERIKAN TERNYATA :
a. SYARAT KEBARUAN DAN/ATAU KEUNIKAN TIDAK
DIPENUHI
b. SYARAT KESERAGAMAN DAN/ATAU STABILITAS TIDAK
TERPENUHI
c. HAK PVT TELAH DIBERIKAN KEPADA PIHAK YANG
TIDAK BERHAK
PENCABUTAN HAK PVT

PENCABUTAN HAK PVT DILAKUKAN OLEH KANTOR PVT,


BERDASARKAN ALASAN :
a. PEMEGANG HAK PVT TIDAK MEMBAYAR BIAYA TAHUNAN
b. SYARAT/CIRI-CIRI DARI VARIETAS YANG DILINDUNGI SUDAH
BERUBAH
c. PEMEGANG HAK PVT TIDAK MAMPU MENYEDIAKAN DAN
MENYIAPKAN CONTOH BENIH VARIETAS YANG DILINDUNGI
d. PEMEGANG HAK PVT TIDAK MENYEDIAKAN BENIH VARIETAS
YANG DILINDUNGI
e. PEMEGANG HAK PVT MENGAJUKAN PERMOHONAN
PENCABUTAN, DISERTAI ALASAN TERTULIS KEPADA KANTOR
PVT

Anda mungkin juga menyukai