Anda di halaman 1dari 18

Disusun Oleh :

Neng Angie Rivera


2014730073 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Syaraf
Rumah Sakit Umum Daerah Banjar
Dokter Pembimbing Universitas Muhammadiyah Jakarta
dr. Marissa A A, Sp.S 2019
DEFINISI
• Definisi stroke menurut world health organization (WHO) adalah
gangguan fungsi serebral yang terjadi baik fokal maupun global yang
terjadi mendadak dan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau
meninggal disebabkan oleh gangguan pembuluh darah.
KLASIFIKASI
Berdasarkan patologi Berdasarkan klinis Berdasarkan tipe Berdasarkan sindroma klinis
anatomi pembuluh darah yang berhubungan dengan
lokasi lesi otak
1. Stroke iskemik 1. Improving stroke • Sistem karotis • Total anterior circulation
• Aterotrombotik 2. Worsening stroke • Sistem infarct (TACI)
• Kardioemboli • Smooth vertebrobasiler • Partial anterior circulation
• Lakuner • Step-like infarct (PACI)
2. Stroke hemoragik • Fluctuating • Posterior circulation infarct
• Perdarahan 3. Stable stroke (POCI)
intraserebral • Lacunar infarct (LACI)
• Perdarahan
subarakhnoid
• Perdarahan
intracranial ec AVM
DIAGNOSIS
Pasien dengan trombosis arteri basilaris biasanya memiliki gejala awal
atau prodromal. Sebanyak 50% dari pasien mengalami transient
ischemic attack selama beberapa hari sampai minggu sebelum oklusi
terjadi. Sebaliknya, pada peristiwa emboli, didahului tanpa adanya
tanda-tanda prodromal.
ANAMNESIS
• Vertigo
• Mual dan muntah • Ataxia
• Sakit kepala • Kelemahan motorik kontralateral
• Gangguan kesadaran • Gangguan dalam rasa nyeri dan
• Tanda-tanda okulomotorik yang suhu
abnormal (nystagmus, diplopia, dan • Inkontinentia
perubahan pada pupil • Defek pada lapang pandang
• Kelemahan nervus kranial ipsilateral • Nyeri sentral
(dysarthria, dysphagia, dysphonia, • Pembengkakan yang abnormal
kelemahan pada otot wajah dan • Keringat pada wajah dan
lidah) ekstremitas
• Sensory loss (pada wajah dan dahi)

PEMERIKSAAN FISIK
Ciri dari stroke pada sirkulasi posterior adalah “crossed findings”, yaitu
pada pemeriksaan nervus kranialis akan ditemukan kelainan ipsilateral
dengan lesi dan pada pemeriksaan motorik atau sensorik ditemukan
pada sisi kontralateral.
ANATOMI

BLOOD SUPPLY OF BRAINSTEM


MIDBRAIN PONS

MEDULLA
Lateral Medullary (Wallenberg) Syndrome
Sindrom ini sering terjadi karena adanya sumbatan pada arteri
vertebralis atau lebih sering pada percabangannya yaitu pada arteri
inferior posterior serebelli (PICA).
Medial Medullary (Dejerine) Syndrome
Sindrom ini terjadi karena adanya sumbatan pada arteri vertebralis
atau pada percabangannya yaitu arteri spinalis anterior yang
memperdarahi piramid, lemniskus medial, dan nervus hypoglosus.
Caudal basis pontis (Millard-Gubler) syndrome

Oklusi cabang sirkumferensial dari arteri basilar, tumor, abses, dll.


Gambaran klinis: ipsilateral abducens palsy (perifer) dan facial palsy
(nuklear); hemiplegia kontralateral; analgesia kontralateral,
thermanesthesia, dan gangguan rasa sentuhan, posisi, dan getaran.
Pontin tegmentum posterior syndrome
Oklusi cabang arteri basilar (cabang sirkumfleks pendek dan panjang).
Gambaran klinis: abducens nuclear ipsilateral dan palsi wajah,
nistagmus (medial longitudinal fasciculus), menatap paresis ke arah sisi
lesi; hemiataxia ipsilateral dan asynergia (peduncle serebelar medial);
analgesia kontralateral dan thermanesthesia (saluran lateral
spinothalamic); hipestesia kontralateral dan gangguan posisi dan
sensasi getar (lemniscus medial); miorhythmia palatal dan faring
ipsilateral (traktus tegmental sentral).
Pontine tegmentum oral syndrome
Penyumbatan cabang sirkumfleks panjang dari arteri basilar dan arteri
serebelar superior. Gambaran klinis: hilangnya sensasi wajah ipsilateral
(gangguan semua serat trigeminal) dan kelumpuhan otot pengunyahan
(inti motorik saraf trigeminal), hemiataxia, tremor niat, diadochokinesia
(tangkai serebelar superior); penurunan kontralateral dari semua
modalitas sensorik.
Midportio basis pontis syndrome
Penyumbatan cabang paramedian dan sirkumfleks pendek dari arteri
basilar. Gambaran klinis: paresis flasid ipsilateral dari otot
pengunyahan, serta hipestesia wajah, analgesia, dan thermanesthesia;
hemiataxia ipsilateral dan asynergia; hemiparesis spastik kontralateral.
Red nucleus (benedict) syndrome
Oklusi cabang interpeduncular arteri basilar dan posterior. Gambaran
klinis: kelumpuhan saraf okulomotor ipsilateral dengan midriasis
(gangguan serat akar CN III); gangguan sentuhan, position, dan sensasi
getaran kontralateral, serta diskriminasi dua titik (keterlibatan
lemniskus medial); hiperkinesia kontralateral (tremor, chorea,
athetosis) karena keterlibatan nukleus merah; kekakuan kontralateral
(substantia nigra).
Cerebral peduncle (weber) syndrome
Oklusi cabang interpeduncular arteri serebral posterior dan posterior.
Gambaran klinis: kelumpuhan saraf okulomotor ipsilateral; hemiparesis
spastik kontralateral; parkinsonianrigidity kontralateral
(substantianigra); contralateraldystaxia (saluran corticopontine);
kemungkinan defisit saraf kranial akibat terganggunya persarafan
supranuklear dari CN VII, IX, X, dan XII.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
• Lab darah lengkap
• Elektrolit
• Urin (ureum dan kreatinin)
• aPTT, PT, d-dimer
• Kolestrol
• Profil lipid
• Creatin kinase, cardiac isoenzymes, troponin level
• EKG
• CT Scan, MRI, intracranial doppler ultrasonography, echocardiography
TATALAKSANA
Penatalaksanaan stroke dibagi atas 3:
1. Pengembalian sirkulasi dan pemberhentian proses patologis
2. Terapi fisik dan rehabilitasi
3. Pencegahan stroke selanjutnya dan progresifitas dari penyakit
vaskular
• Pengendalian faktor risiko
• Modifikasi gaya hidup
TERIMAKASIH
Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai