Anda di halaman 1dari 34

HUKUM MENDEL

(Mendelian Law)

JUNI TRIASTUTI
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
2013
PENDAHULUAN

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 2


ISTILAH GENETIKA
• Parental (P) : induk (tetua)
• Filial (F) : turunan (anak)
• Dominan : sifat yang dapat mengalahkan sifat
pasangannya  terlihat secara fenotip
• Resesif : sifat yang dapat ditutupi oleh sifat
pasangannya  tidak terlihat secara fenotip
• Genotip : bentuk sifat suatu individu yang
menyebabkan munculnya sifat fenotip
• Fenotip : sifat suatu individu yang tampak dari luar
• Alel : (anggota) pasangan gen yang memiliki sifat
alternatif pasangannya
• Homozigot : pasangan kedua alel (gen) yang sama
• Heterozigot : pasangan kedua alel (gen) yang tidak sama
1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 3
HUKUM MENDEL
• Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Bebas = Hukum
Segregasi)
“pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan
pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak”

• Hukum Mendel II (Hukum Berpasangan Bebas =


Hukum Independent Assortment)
“bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam
dua pasang sifat atau lebih maka diturunkannya sifat yang
sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan
lainnya”

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 4


1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 5
PENERAPAN
HUKUM MENDEL
Hukum Mendel I
• Persilangan mohohibrid dengan dominansi
• Persilangan monohibrida adalah persilangan sederhana yang
hanya memperhatikan satu sifat atau tanda beda
• Pada kasus dominan penuh, keturunan yang didapat pada
F2 akan menunjukkan perbandingan fenotip dominan dan resesif
3 : 1 atau perbandingan genotip 1 : 2 : 1
• Analisa dengan uji X2 hanya dilakukan untuk perbandingan
fenotipnya.
• Persilangan ini bersifat resiprokal, artinya persilangan ulang
dengan jenis kelamin yang dipertukarkan tanpa ada
pengaruhnya dalam rasio fenotip generasi kedua (F2)

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 6


PENERAPAN
HUKUM MENDEL
Hukum Mendel II
• Persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih
• Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu
dengan dua tanda beda atau lebih .
• Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II
yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang
berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat
macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
• Seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari
harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti
adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot lethal
dan sebagainya

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 7


HUKUM MENDEL I
A. PERSILANGAN MONOHIBRID

Gamet t t F1 :
T Tt Tt Rasio genotip = Tt = 4 = 100%
T Tt Tt Rasio fenotip = Tinggi = 4 = 100%

Gamet T t F2 :
T TT Tt Rasio genotip = TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1
t Tt tt Rasio fenotip = Tinggi : Rendah = 3 : 1
1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 8
HUKUM MENDEL I
B. BACKCROSS
menyilangkan individu hasil hibrid (F1) dengan salah satu
induknya yang bertujuan mengetahui genotip induk (P)
1. Persilangan : Tt (Tinggi dari F) vs ? (tinggi dari P)

Genotip T t Fenotip = tinggi = 100%


T TT Tt Genotip = TT : Tt

2. Persilangan : Tt (Tinggi dari F) vs ? (rendah dari P)


Genotip T t Fenotip = tinggi : rendah
= 50% : 50%
t Tt tt Genotip = Tt : tt

• Bila hasil persilangan adalah 100% tinggi maka genotip induk = TT


• Bila hasil persilangan adalah 50% tinggi dan 50% rendah maka
genotip induk = tt
1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 9
HUKUM MENDEL I
C. TESTCROSS
menyilangkan individu hasil hibrid (F1) dengan salah satu
induk yang homozigot resesif dan bertujuan mengetahui
individu tersebut (F1) bergenotip homozigot (galur murni)
atau heterozigot
1. Persilangan : ?? (tinggi dari F1) vs tt (rendah dari P)

Genotip t t Fenotip = 100% tinggi, berarti


? Tt Tt F1 bergenotip homozigot (TT)

2. Persilangan : ?? (tinggi dari F1) vs tt (rendah dari P)

Genotip t t Fenotip = 50% tinggi dan 50%


? Tt tt rendah, berarti F1 bergenotip
heterozigot (Tt)

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 10


HUKUM MENDEL I
D. INTERMEDIET = SEMIDOMINAN
penyilangan dengan satu sifat beda, namun sifat
dominan tidak mampu menutupi sifat resesif sehingga
muncul sifat di antara keduanya

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 11


HUKUM MENDEL I
E. KODOMINAN
karakter atau sifat yang terdapat pada kedua alel yang
diekspresikan pada individu heterozigot
Contoh golongan darah :
type A = IAIA or Iai
type B = IBIB or Ibi
type AB = IAIB
type O = ii

Homozigot jantan Type B (IBIB) x Heterozygot betina Type A (IAi)

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 12


HUKUM MENDEL I
F. ADITIF
Sifat aditif akan muncul bila dua pasang alel memiliki
dominansi yang sama sehingga fenotip heterozigot
merupakan intermediet antara dua fenotip homozigot

Contoh :
Rainbow trout yang memiliki gen G pada pembentukan warna (pigmen)

Genotif Fenotip
G’G’ Golden
GG’ Palomonia
GG Normal

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 13


HIPOTESIS MENDEL

1. Sifat organisme dikendalikan oleh sepasang faktor


keturunan (gen), satu dari induk jantan dan satu dari
induk betina
2. Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk
alternatif sesamanya
3. Satu dari pasangan alel bersifat dominan yang akan
menutup sifat resesif alel pasangannya.
4. Pasangan faktor keturunan akan memisah secara
bebas

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 14


HUKUM MENDEL II
A. DIHIBRID
Persilangan dua sifat beda :
• Kacang kapri bulat kuning (BBKK)
• Kacang kapri keriput hijau (bbkk)

Dengan ketentuan :
• B : bulat, dominan terhadap keriput
• b : keriput
• K : kuning, dominan terhadap hijau
• k : hijau

Persilangan :
Parental : BBKK x bbkk
Genotip : BK bk
F1 : BbKk (bulat kuning)
Genotip : BK, Bk, bK, bk
F2 : ???
Genotip : ???
1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 15
HUKUM MENDEL II
Persilangan dihibrid F1 secara bebas
Gamet BK Bk bK bk

BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4

Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8

bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12

bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 bbkk 16

Nomor kotak genotipe fenotipe


1 BBKK Bulat kuning
2, 5 BBKk Bulat kuning

Rasio fenotip = 3, 9 BbKK Bulat kuning


Bulat kuning : bulat hijau : 4, 7, 10, 13 BbKk Bulat kuning
keriput kuning : keriput hijau 6 BBkk Bulat hijau
= 9:3:3:1
8, 14 Bbkk Bulat hijau
11 bbKK Keriput kuning
12, 15 bbKk Keriput kuning

1/14/2020 16
copyright 2006 www.brainybetty.com; bbkk
All Rights Reserved. Keriput hijau 16
HUKUM MENDEL II
Hubungan antara sifat beda dan jumlah kemungkinan kombinasi serta
pelmisahan pada F2 untuk fenotip dan genotip
Jumlah macam kemungkinan genotip Kemungki Perbandin
Jumla Macam pada F2 nan gan
h sifat gamet
fenotip fenotipe
beda pada F1 seluruhnya homozigot heterozigot pada F2 pada F2

1 21 = 2 31= 3 21 = 2 3–2=1 21 = 2 3:1

2 22 = 4 32= 9 22 = 4 9–4=5 22 = 4 9:3:3:1

27 : 9 : 9: 9
3 23= 8 33= 27 23 = 8 27 – 8 = 19 23 = 8
:3:3:3:1
n 2n 3n 2n 3n – 2n 2n

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 17


AUTOSOM
Jika terdapat dua atau lebih gen independen (autosom) dan
masing-masing gen mempengaruhi fenotif maka gen tersebut
bisa merupakan bagian dari fenotif atau kombinasi fenotif
karena tiap gen diwariskan secara independen

A. DOMINAN (KOMPLIT DOMINAN)


• Gen G menghasilkan grey guppy, resesif alel g menghasilkan gold gupy.
• Gen Cu mempengaruhi bentuk spine, Cu merupakan alel dominan untuk
normal spine, resesif alel cu menghasilkan bentuk spine curvatur

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 18


AUTOSOM
Persilangan Grey Guppy dengan Normal Spine (GgCucu)
G : grey
G : gold
Cu : normal spine
Cu : curve spine

Genotip GCu gCu Gcu gcu


GCu
GCu
GCu
GCu

Fenotip =
grey-normal spine : grey-curve spine : gold normal spine : gold-curve spine =
9:3:3:1

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 19


AUTOSOM
B. ADITIF
Interaksi gen dengan 2 atau lebih loci yang sama dengan aksi gen
tunggal maka ada lebih banyak kemungkinan fenotif karena ada
banyak kemungkinan genotif
Contoh :
• Warna tubuh pada ikan Molly dikontrol oleh gen M dan N.
• Warna tubuh melanistik pada ikan Molly diatur oleh banyaknya jumlah
alel warna (gen M dan N ) pada pasangan alel.
• MM, Mm, mm, NN, Nn, nn
Genotip Jml Alel Warna Kelas Warna
MMNN 4 IVb
MMNn, MmNN 3 IVa
MmNn 2 IIIb
MMnn; mmNN 2 IIIa
Mmnn; mmNn 1 II
1/14/2020
mmnn 0
copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved.
I 20
PENYIMPANGAN SEMU
HUKUM MENDEL
• Merupakan bentuk persilangan yang menghasilkan rasio
fenotip yang berbeda dengan dasar dihibrid Hukum
Mendel.
• Rasio fenotip yang dihasilkan dari persilangan yang
dilakukan merupakan modifikasi dari penjumlahan rasio
fenotip Hukum Mendel semula.
Macam penyimpangan  interaksi gen :
1. Polimeri
2. Kriptomeri
3. Epistasis
4. Hipostasis
5. Komplementer
6. Interaksi Alel
1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 21
EPISTASIS - HIPOSTASIS

• Merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen


dominan menutupi pengaruh gen dominan lain yang
bukan alelnya.
• Interaksi alel dari dua loci atau lebih yang
menghasilkan fenotif yang berbeda dengan produk
gen itu sendiri
• Gen yang menutupi disebut epistasis dan yang
ditutupi disebut hipostasis

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 22


EPISTASIS - HIPOSTASIS
A. DOMINAN EPISTATIS
• Jika alel dominan pada satu lokus (lokus epistatis,
menghasilkan suatu fenotip tertentu (khas) maka gen
kedua dapat berekspresi menghasilkan fenotip jika locus
pertama(epistatis) bersifat resesif homozigot
• Gen kedua ini menghasilkan dua fenotip tambahan.
• Rasio fenotip dominan epistatik pada F2 = 12 : 3 : 1

Contoh 1 (ikan gold fish):


Gen M mengontrol warna dark termasuk gen m homozigot (mm)
Gen S mengontrol warna light termasuk gen S homozigot (SS) dan Ss
Gen s secara homozigot (ss) mengontrol terjadinya warna albino

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 23


EPISTASIS - HIPOSTASIS
Jika dua ekor ikan dengan genotip heterozigot (MmSs) dikawinkan
maka hasilnya adalah :

Genotip MS Ms mS sm
MS
Ms
mS
ms

Rasio genotip = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Rasio fenotip = Dark : Light : Albino = 12 : 3 : 1

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 24


EPISTASIS - HIPOSTASIS
Contoh 2 (ikan mas):
• Tipe sisik pada ikan mas dikontrol oleh gen S dan gen N yang
bersifat epistatis dominan pada gen N dan bersifat epistatis
dominan lethal saat gen N dalam bentuk homozigot
• Gen S bersifat komplet dominan terhadap s dan resesif fenotip
diatur oleh alel s dimana akan terjadi penurunan jumlah sisik dan
pembesaran sisik (miror).
• Satu alel N merubah sisik ikan menjadi pola garis (leather)
• Satu alel S dan N meyebabkan sisik terbatas pada dorsal,
ventral dan lateral line
Genotip Fenotip
SSnn; Ssnn Scaled
ssnn Mirror
SSNn; SsNn Line
ssNn Leather
SSNN; SsNN; ssNN Lethal
1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 25
EPISTASIS - HIPOSTASIS
Jika individu heterozigot (SsNn) saling dikawinkan maka hasil
perkawinannya adalah :

Genotip SN Sn sN sn
SN
Sn
sN
sn

Rasio genotip = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 ; 2 : 1
Rasio fenotip = death : line : leather : scaled : mirror
= 4:6:2:3:1

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 26


EPISTASIS - HIPOSTASIS
B. EPSTATIS RESESIF
Terjadi bila genotip resesif pada suatu lokus (lokus epistatis)
dapat menekan ekspresi fenotip lokus lain dan genotip pada
lokus kedua hanya dapat berekspresi bila ada alel dominan
pada lokus epistatis (pertama)

Contoh :
Warna mata black, brown dan pink pada ikan Mexican dikontrol
oleh gen ab dan bw
• ab adalah alel pada lokus epistatis  genotip abab akan
menghasilkan warna mata pink (tidak memperdulikan alel bw)
• Alel dominan ab (+) bila diikuti oleh alel bw akan menghasilkan
warna mata brown

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 27


EPISTASIS - HIPOSTASIS
Jika genotip heterozigot (ab(++)bw) saling dikawinkan maka
hasil perkawinannya adalah :

Genotip ++ +bw ab+ abbw


++
+bw
ab+
abbw

Rasio genotip = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Rasio fenotip = black : brown : pink
= 9:3:4

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 28


Tabel . Punnet square.
Rasio fenotif F2 Tipe gen aksi
Single autosom gene
3:1 Complet dominan
1:2:1 Incomplite dominan: additiv: codominan
Two autosomal genes, each producing different phenotypes
9:3:3:1 Two genes with complete dominan
3:6:3:1:2:1 Two genes : one complete dominance; the other with either
additive, incomplete dominan or codominn gene action
1:2:1:2:4:2:1:2:1 Two genes, any combination of genes with additive,
codominant or incomplete dominan gene action
Two autosomal genes producing the phenotype thraugh additive interaction
1:4:6:4:1 additive
Two autosomal genes producing the phenotype through epistatik interaction
12:3:1 dominan epistasis
9:3:4 recessive epistasis
9:6:1 duplicate genes with cumulative effects
15:1 duplicate dominace genes
9:7 Duplicate recessive
13:3 Dominan and recessive interaction

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 29


SEX LINKED
Suatu fenotip hanya muncul pada suatu jenis kelamin
tertentu dan tidak muncul pada jenis kelamin yang lain
Tabel. Fenotif ikan Gupy ekspresi aksi gen sex-linked
GEN FENOTIF REFESENSI
Y-LINKED GEN
YMa Masculatus pigmentasi Winge (1927)
YTr Iridescens pigmentasi Winge (1927)
YAr Armatus pigmentasi Winge (1927)
YSa Sanguineus pigmentasi Winge (1927)
YPa Pouper pigmentasi Winge (1927)
YOc Oculatus pigmentasi Winge (1927)
YFe Ferrugineus pigmentasi Winge (1927)
YVa Variabilis pigmentasi Winge (1927)
YDa Doubel Sword Tail Dzwillo (1959)
YFil Filigran pigmentasi Dzwillo (1959)
X-LINKED GEN
XTI Tigrinus pigmentasi Winge (1927)
XCo Coccineus pigmentasi Winge (1927)
XVi Vitellionus pigmentasi Winge (1927)
XCi Cinnamoneus pigmentasi Winge (1927)
XLu Luteus pigmentasi Winge (1927)
XEl Elogatus pigmentasi, Pemanjangan sirif Winge (1927)
caudal
XNill Nigrocaudatus pigmentasi, tipe II Dzwillo (1959)
XCp Caudalis pigmentasi Dzwillo (1959)
1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 30
SEX LINKED
A. GEN TERIKAT KROMOSOM Y (Y-linked)
Gen yang terikat kromosom Y hanya diwariskan oleh induk
jantan ke turunan jantan saja dan tidak ada pewarisan gen
tersebut kepada turunan betina
• Fenotip hanya terlihat pada turunan jantan
ntoh: pada•ikanBila terjadi
Gupy.pola pigmencrossover ke kromosom
maculatus (spot hitam X maka
pada sirip dorsal dan spot sifat tersebut
rah pada tubuh)dapat
diatur olehditurunkan ke turunan
Gen maculatus (Wingge, 1927) betina

Genotif Fenotif
XX Grey female
XYMa Maculatus male
XY Grey male (Winge, 1927)

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 31


SEX LINKED
B. GEN TERIKAT KROMOSOM X (X-linked)
Terjadi pada gen yang menempati kromosom X dan bentuk
aksi gennya adalah simpel dominan

GENOTIP FENOTIP
XCpXCp Caudalis female
XCpXCh Caudalis female
XChXCh Transparent-tail female
XCp Y Caudalis male
XCh Y Transparent-tail male

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 32


SEX LIMITED
Terjadi bila ekspresi dari genotip alel yang terikat kromosom
sex hanya terjadi pada kelamin tertentu dan beberapa di
antaranya akan berekspresi tergantung dari kelamin yang lain.

Contoh :
Ikan Guppy betina dalam kondisi normal tidak akan memiliki
fenotip Triginus (Ti) meskipun gen Ti terikat oleh kromosom X
(XTi)
Gen XTi akan berekspresi bila terpengaruh oleh hormon yaitu
testosteron (fenotip yang terbatasi – sex limited)
Beberapa fenotip pada ikan Guppy umumnya dihasilkan dari
kerja gen yang terbatasi oleh ikan jantan
Penambahan testosteron pada air atau pakan akan
memunculkan fenotip Ti pada ikan betina

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 33


SEX LIMITED

Genotif Fenotif

XX Grey female

XXTi Grey female

XTiXTi Grey female

XY Grey male

XTi Y Triginus male

1/14/2020 copyright 2006 www.brainybetty.com; All Rights Reserved. 34

Anda mungkin juga menyukai