Anda di halaman 1dari 87

O T A

SA D AN K
N D E
GA
KE R UAN
AKS I
INT E R

RA IMA HIDAYATI PURNAMASARI, SPd, MPd


SMA N 1 BOJONEGORO
Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.3. Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi
desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha
pemerataan pembangunan.
4.3. Membuat makalah tentang usaha pemerataaan
pembangunan didesa dan kota yang dilengkapi dengan
peta, bagan, tabel, grafik, dan / diagram
I. STRUKTUR KERUANGAN
DAN PERKEMBANGAN DESA
A. Pengertian

1. Menurut : Sutardjo Kartohadi


Kusumo
☼ suatu kesatuan hukum meliputi
suatu masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah dan berhak
mengadakan rumah
tangga/pemerintahan sendiri.
2. Menurut : Prof. Bintarto

☼ Suatu perwujudan geografi yang


ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan
kultural di suatu wilayah dalam
hubungannya dan pengaruh timbal balik
dengan daerah lain.
3. Menurut UU no 22 th 1999 Bab 1
psl :1

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum


yang memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal usul serta
adat istiadat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional di daerah
kabupaten.
4. Menurut UU No 6 th 2014

☼ Desa adalah kesatuan masyarakat hukum


yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan
pemeritahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan NKRI.
IDENTIFIKASI

 APA PERBEDAAN  APA


DESA DENGAN PERSAMAAN
KELURAHAN DESA DENGAN
KELURAHAN
Perbedaan desa kelurahan

1. tempat - didaerah - di sekitar kota.


pinggiran/ terpencil

2. Pemimpin - kepala Desa - lurah

3. Status - peg. Swasta - Pegawai negeri


pemerintah

4. Penggajian - penggarapan -Gaji dari


tanah bengkok pemerintah
5. pemilihan - dipilih oleh rakyat - ditetapkan oleh
pemerintah

6. Peraturan yang - berhak -tidak berhak


dijalankan menjalankan menjalankan
rumah tangga rumah tangga
sendiri sendiri

Persamaan Desa dan Kelurahan :


♣ Merupakan pemerintah terendah di bawah
camat
♣ Dalam kesatuan Negara Republik Indonesia
B. Unsur Desa = unsur tata ruang Desa.

a. Daerah / wilayah : → Wujud dari tata ruang : iklim, Tanah, Air,


Relief
-Lokasi - keadaan tanah
-Luas - pola penggunaan
-batas - potensi lainnya
b. Penduduk :
♪ kuantitas :
-Jumlah - kepadatan
-Pertumbuhan - penyebaran
-Mobilitas
♪ kualitas :
-tingkat pendidikan - kesehatan
-mata pencaharian - penyebaran
-kesejahteraan - kemakmuran
c.tata kehidupan/ kelakuan → sosial masyarakat
-pergaulan
-gemainschap/ gotong royong

♪ kelurahan artinya :
suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk yang termasuk pemerintah terendah
dibawah camat dan tidak berhak menyelanggarakan
rumah tangganya sendiri.
Potensi desa kaitannya dengan perkembangan kota dan
desa :
a. Desa sebagai sumber bahan mentah bagi kota
b. Desa sebagai sumber tenaga kerja bagi kota
c. Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota
C. Ciri-Ciri Desa
Ciri ciri masyarakat desa :
- Hubungan kekerabatannya kuat karena berasal dari 1 keturunan
- Bersifat Gemeinschaft / paguyuban ikatan batin kuat
- Umumnya bersifat agraris
- Tradisional
- Gotong royong
- Religius trend → norma agama yang kuat
- Peran tertua sangat penting
- Perubahan sosial budaya sangat lambat
- Masyarakatnya homogen (agama, mata pencaharian, tk pendidikan,dll)

Ciri-ciri wilayah desa


- Pemanfaatan lahan umumnya utk agraris dan pemukiman
- Jarak antar rumah penduduk berjauhan
- Sarana dan prasarana transportasi sederhana
- Kurangnya sarana dan prasarana kehidupan
Potensi Desa
D

Potensi Desa

Fisik
 Terdiri dari :
 Tanah
Nonfisik  Air
 Iklim
 Ternak
 Manusia
Potensi Desa

 Terdiri dari :
Fisik
 Masyarakat desa
Nonfisik  Lembaga-
lembaga sosial
 Aparatur atau
pamong desa
E. Klasifikasi Desa

a.Berdasarkan kepadatan penduduk/ densitas


1. desa terkecil : < 100. per km2
2. desa kecil : 100-500. per km2
3. desa sedang : 500-1500 per km2
4. desa besar : 1500-3000 per km2
5. desa terbesar: >3000-4500per km2
b. Berdasarkan jumlah penduduknya
1. desa terkecil : < 800 orang
2. desa kecil : 800-1600 orang
3. desa sedang : 1600-2400 orang
4. desa besar : 2400-3200
orang
5. desa terbesar: > 3200 orang
c.Berdasarkan mata pencaharian
1. Desa nelayan
2. desa persawahan
3. desa peladangan
4. desa perkebunan
5. desa peternakan
6. desa kerajinan
7. desa industri
8. desa pertambangan
9. desa jasa dan peerdagangan
d. Berdasarkan perkembangan masyarakatnya
1.desa tradisional/pradesa
- pada masyarakat suku terasing
- masyarakatnya tergantung dari alam

2. desa swadaya→kekurangan tenaga dan dana


- hanya mampu memenuhi kebutuhan sendiri
- penduduknya jarang
- terikat pada adat yang kuat
- lembaganya sederhana(sarana prasarana)
- tingkat pendidikan rendah
- lokasinya terpencil
- fisiografis menentukan aktivitas
3. desa swakarya→ kekurangan dana
- tingkat perkembangannya lebih maju
- mata pencahariannya beraneka
ragam
- adat istiadat & pola pikir berubah-
ubah
4. desa swasembada
- desa telah maju berinteraksi dengan
wilayah lain
- berada di sekitar kota
- alat-alat teknisnya lebih modern
- lembaga ekonominya modern
- mata pencaharian beraneka ragam
e.Berdasarkan potensi fisik & non fisik
a. desa terbelakang/underveloped village
desa yang belum bisa memanfaatkan
potensi yang ada (SDA) karena kurang dana dan
tenaga→ contoh : desa Tradisional & swadaya
b. desa sedang berkembang/developing village
desa yang baru memanfaatkan potrensi yang ada
tetapi kekurangan dana → contoh : desa swakarya
c. desa maju/ desa swasembada
desa yang sudah memanfaatkan segala potensi yang

ada secara optimal


Catatan :
Indikator untuk maju mundurnya desa :
☼ pertumbuhan penduduk
- pencerminan kualitas hidup
masyarakat
☼ pendapatan perkapita
- pencerminan daya beli masyarakat
☼ perubahan struktur wilayah
- perubahan kegiatan/ mata
pencaharian
F. Potensi Desa kaitannya dengan perkembangan
kota

Potensi desa → modal dasar untuk pengembangan dan


kesejahteraan rakyat
Macam potensi desa
1. Potensi fisik :
-Tanah → unsur kehidupan & media
kehidupan
-Air → kebutuhan Vital
-Iklim → faktor penting dalam kehidupan
-Relief → varesi hasil
-Ternak → sumber tenaga, bahan mentah & sumber
keuangan
-Manusia → sebagai produsen dan
konsumen

2. Potensi nonfisik :
-masyarakat desa
→ GS/ solidaritas tinggi sebagai modal dasar
pembangunan desa
-lembaga dan organisasi sosial
→ memberi bantuan sosial dan bimbingan yang
bersifat positif
-aparatur & pamong desa
→ membantu kelancaran jalannya roda
pemerintahan
Catatan:
Penduduk → memiliki peran penting bagi
pembangunan wilayah baik secara :
-kuantitatif : ♠ jumlah
♠ pertumbuhan
♠ persebaran
- kualitatif : ♠ kesehatan
♠ keterampilan
♠ penguasaan ilmu
pengetahuan
♠ teknologi
Tetapi peningkatan jumlah penduduk dapat
merubah tata ruang pedesaan
G. Fungsi Desa

-hinterland→ tempat proses produksi


-man power→ pemasok tenaga kerja
-lumbung bahan mentah : pusat industri kecil
-mempertahankan kebudayaan dari pengaruh
asing
-pengaman dari pihak lawan
-fungsi estetis→ potensi keindahan alam
G. Masalah Pembangunan Desa
a. keadaan masyarakat
- rendahnya tingkat kesehatan
- penduduknya terpencar
- tingkat pendapatan penduduk rendah
- tidak terlihat keterampilan yang tinggi
b. pemerintah desa
-kurangnya koordinasi antar lembaga desa
-banyaknya lembaga yang tidak berfungsi
sebagai mana mestinya
-penguasaan tanah belum mencerminkan
jaminan pemerataan pendapatan
-belum serasinya hubungan antar lembaga
desa yang satu dengan yang lain
c. keadaan geografi desa
-kurangnya prasarana
-jumlah penduduk dengan lahan pertanian
yang tidak seimbang
-jumlah penduduk terpencar
-meningkatnya pengangguran, sulit
mendapatkan perumahan
BENTUK DAN POLA DESA
Faktor yang mempengaruhi pola persebaran desa :
a. Lokasi
b. Iklim
c. Kondisi tanah
d. Air
e. Keadaan ekonomi
f. Kultur penduduk
BENTUK DAN POLA DESA

 Bentuk desa menyusur sepanjang pantai


(bentuk desa pantai)
Laut

Daerah permukiman penduduk

Daerah kawasan industrin kecil desa


Bentuk desa yang terpusat (desa
terpusat/pegunungan)

Daerah permukiman

Daerah kawasab industri


Bentuk desa linier didataran rendah
Bentuk desa mengelilingi fasilitas

Fasilitas yang telah ada

Daerah permukiman

Daerah kawasab industri


Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas
tertentu. Yang dimasud dengan fasilitas
misalkan mata air, waduk, lapangan
terbang, dll. Arah pemekarannya dapat
kesegala jurusan dan fasilitas-fasilitas
untuk industri kecil dapat disebarkan di
mana-mana sesuai dengan keinginan,
setempat.
PEMBAGIAN LAIN
menurut Alvin L Bertrand
1. NUCLEATED AGRICULTURAL VILLAGE
COMMUNITY, yaitu dimana penduduk desa
hidup menggerombol membentuk suatu
kelompok yang disebut nucleus
2. LINE VILLAGE COMMUNITY, yaitu dimana
penduduk desa menyusun tempat tinggalnya
mengikuti jalur sungai atau jalur jalan dan
membentuk suatu deretan permukiman
PEMBAGIAN LAIN
menurut Alvin L Bertrand
3. OPEN COUNTRY VILLAGE, yaitu di
mana penduduk desa memilih atau
membangun tempat-tempat
kediamannya tersebar disuatu daerah
pertanian hingga dimungkinkan adanya
suatu hubungan dagang karena
perbedaan produksi dan kebutuhan.
Pola ini disebut trade center
community
POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN
DESA TERKAIT BENTANG ALAM

1. Memanjang jalan
2. Memanjang sungai
3. Radial
4. Tersebar
5. Memanjang pantai
6. Memanjang pantai dan sejajar jalan
kereta api
MEMANJANG JALAN
MEMANJANG SUNGAI
RADIAL
TERSEBAR
MEMANJANG PANTAI
MEMANJANG PANTAI DAN
SEJAJAR JALAN KERETA API
II. POLA KERUANGAN KOTA

Menurut UU No 22 thn 1999 ttg otonomi daerah :


kawasan perkotaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan social,
dan kegiatan ekonomi
Keruangan Kota
UNSUR – UNSUR KOTA

1. Unsur – unsur fisik , meliputi topografi. Kesuburan tanah, iklim.


2. Unsur – unsur ekonomi, yaitu fasilitas yang dapat memenuhi kebutuh
an primer bagi warga kota
3. Unsur – unsur sosial, yaitu sesuatu yang dapat menumbuhkan kesera
sian dan ketenangan hidup warga kota
4. Unsur – unsur budaya, yaitu seni dan budaya yang dapat memberikan
semangat dan gairah hidup warga
5. Unsur politik, pemukiman memerlukan daya tahan thd serangan dari
luar
4. ciri-ciri kota
a. ciri-ciri fisik
-terdapatnya sarana
perekonomian
-terdapatnya fasilitas yang
memadai
-terdapatnya T rekreasi dan OR
-terdapatnya alun-alun
-terdapatnya gedung-gedung
pemerintah
b. ciri-ciri sosial
-masyrarakatya heterogen
-individualistis dan materialistis
-mata pencahariannya heterogen/ non
agraris
-bersifat gesselschaft / patembayan
-terjadi kesenjangan sosial
-norma agama tidak ketat
-hidup secara rasional
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

6. Perbedaan antara Masyarakat Desa dan Kota

Masyarakat Pedesaan Masyarakat Kota


 Perilaku homogen Perilaku heterogen
 Perilaku yang dilandasi oleh Perilaku yang dilandasi oleh
konsep kekeluargaan dan konseppengandalan diri dan
kebersamaan kelembaga
 Perilaku yang berorientasi Perilaku yang berorientasi
pada tradisi dan status padarasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial dinamis
 Mobilitas sosial kurang
Kebauran dan diversifiasi
dinamis
kultural
 Kesatuan dan keutuhan Birokrasi fungsional dan nilai-
kultural nilaisekular lebih tinggi
 Banyak ritual dan nilai-nilai (individualisme)
sakral lebih tinggi
(kolektivisme)
5. masalah yang timbul di kota
-pencemaran (udara, air, tanah)
-pemukiman
-pengangguran
-sumber daya air
-ekonomi
-Lingkungan
-keamanan dan ketertiban
-kenakalan remaja
-urbanisasi
-kriminalitas
KLASIFIKASI KOTA

1. Berdasarkan Taylor (macam bangunan / zona) :


a. Tahap awal / stadia infantile
b. Tahap muda / stadia juvenile
c. Tahap dewasa / stadia mature
d. Tahap tua / stadia Senile

2. Berdasarkan jumlah penduduknya :


a. Kota kecil
b. Kota sedang
c. Kota besar
d. Kota metropolitan
e. Kota megapolitan
3. Berdasarkan tingkat perkembangannya :
a. Tingkat eupois
b. Tingkat polis
c. Tingkat metropolis
d. Tingkat megapolis
e. Tingkat tiranopolis
f. Tingkat necropolis

4. Berdasarkan fungsinya :
a. Kota pusat produksi
b. Kota pusat perdagangan
c. Kota pusat pemerintahan
d. Kota pusat kebudayaan
e. Kota pusat pariwisata
g. Kota pusat kesehatan
POLA KERUANGAN KOTA
(Ernest W. Burgess)
1. ZONA PUSAT DAERAH
KEGIATAN
2. ZONA PERALIHAN
3. ZONA PERMUKIMAN KELAS
PROLETAR
4. ZONA PERMUKIMAN KELAS
MENENGAH
5. ZONA PENGLAJU
Teori Konsentris Ernest W. Burgess
TEORI SEKTORAL Homer Hoyt

1. Zona pusat daerah kegiatan


2. Zona dimana terdapat grossier
dan manufaktur
3. Zona daerah permukiman
kelas rendah
4. Zona daerah permukiman
kelas menengah
5. Zona permukiman kelas atas
TEORI SEKTORAL Homer Hoyt
TEORI INTI BERGANDA D Harris dan E.L Ulman

1. Zona Pusat Daerah Kegiatan


2. Zona terdapat Grossier dan manufaktur
3. Zona daerah Permukiman Tingkat Rendah
4. Zona Permukiman Kelas Menengah
5. Zona Permukiman Kelas Tinggi
6. Zona Manufaktur Berat
7. Zona Daerah di luar PDK
8. Zona Permukiman Suburban
9. Zona Industri suburban
POTENSI KOTA

1. Sebagai pusat pemerintahan


2. Sebagai pusat kegiatan ekonomi
3. Sebagai pusat aktivitas politik
4. Sebagai pusat budaya
5. Sebagai pusat pertumbuhan
6. Sebagai pusat wisata
SEJARAH PERTUMBUHAN KOTA

1. Kota yang berasal dari pusat perkebunan


2. Kota yang berasal dari pusat administrasi pemerin
tahan
3. Kota yang berasal dari pusat pertambangan
4. Kota yang berasal dari pusat perdagangan
5. Kota yang bersal dari pusat industri
PENGELOMPOKAN UNIT KEGIATAN DI KOTA

1. Sentralisasi
2. Nukleasi
3. Desentralisasi
4. Segregasi
III. INTERAKSI WILAYAH DESA DENGAN
KOTA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI
DAERAH

1. pengertian interaksi
adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih
yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan,
atau permasalahan baru.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

2. Interaksi dan Kaitannya dengan Segi Ekonomi, Sosial, dan


Budaya
Interaksi wilayah akan menimbulkan pengaruh sebagai
berikut.
a) Interaksi desa dengan desa  mempercepat
perkembangan desa.
b) Interaksi kota dengan kota  Kota-kota akan saling
mendukung, saling berhubungan, dan saling bekerja sama
demi kemajuan bersama.
c) Interaksi desa dengan kota  Meningkatkan hubungan
sosial ekonomi penduduk desa dan kota, meningkatkan
pengetahuan penduduk desa terutama dalam penggunaan
teknologi, banyak terjadi arus urbanisasi, terjadi hubungan
saling menguntungkan atau ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhannya sendiri, pembangunan sarana
dan prasarana transportasi sehingga memudahkan akses
ke desa.
3. Faktor yang mempengaruhi
interaksi antar wilayah
a. Adanya wilayah yang saling melengkapi (Regional Complemen
tary)
Complementary)
Wilayah A Wilayah B
Surplus sumber daya X Minus sumber daya X
Minus sumber daya Y Surplus sumber daya Y
Minus sumber daya Z Minus sumber daya Z

Wilayah c
Minus sumber daya X
Minus sumber daya Y
Surplus sumber daya Z
b. Wilayah yang saling berintervensi( Intervening Opportunity)

Wilayah A Wilayah B
Surplus sumber daya X Surplus sumber daya Y
Minus sumber daya Y Minus sumber daya X

Wilayah C
Surplus sumber daya X
Surplus sumber daya Y
c. spacial transfer ability/kemudahan
memindahkan ruangan karena pengaruh
:
-jarak
-biaya angkutan
-kemudahan dan kelancaran
sarana dan prasarana transpor
tasi.
TEORI-TEORI INTERAKSI

 MODEL GRAVITASI
 Teori diambil dari teori Newton, yang dirumuskan :

I AB =

 I AB: Kekuatan Interaksi daerah A dan B


 PA: Jumlah penduduk wilayah A
 PB: Jumlah penduduk wilayah B
 Jarak AB: Jarak wilayah A ke B di kuadratkan
TEORI TITIK HENTI
Teori ini dikemukakan oleh W. J. Reilly. Teori dipergunakan
untuk menentukan pusat pelayanan, seperti pertokoan,
rumah sakit dan sekolah. Dirumuskan

 Th AB =

 Th AB : Jarak/lokasi titik henti yang diukur dari penduduk yang lebih kecil

 P A : Jumlah penduduk wilayah A (yang lebih besar)

 P B : Jumlah penduduk wilayah B (yang lebih kecil

 Jarak AB : Jarak wilayah A ke B


Contoh:
Jumlah penduduk kota A ada 20.000 jiwa, kota B ada 10.000
jiwa, sedangkan jarak wilayah A ke B ada 50 km. Tentukan
lokasi titik henti antara kota A dengan kota B.

 Jawab : Th AB =

= 20,75 km
GAMBAR POSISI PEMBANGUNAN SARANA
MASYARAKAT

 Jadi lokasi titik henti antara kota A dan B adalah 20,75


km diukur dari kota B (yang penduduknya lebih kecil),
jadi kalau ingin membangun pasar, rumah sakit, kantor
pos dan lain-lain dibangun berjarak 20,75 km dari B,
sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat kota A
maupun kota B.
A 50 Km B
● ◉

Lokasi Titik Henti 20,75 km


TEORI GRAFIK

• Kekuatan Interaksi juga dapat dipengaruhi


oleh ketersediaan sarana prasarana
transportasi
• Untuk mengetahui kekuatan interaksi antar
kota dilihat dari jaringan jalan, digunakan
rumus konektivitas oleh K.J. Kansky, sbb:
Keterangan :
e β = Indeks konektivitas
β e = Jumlah jaringan jalan yang
V menghubung
kan kota-kota tersebut
V = Jumlah kota dalam suatu wilayah
INDEK KONEKTIVITAS
 A B
 C
 D
 A B
 C
 D
 E

 KUAT YANG MANA INDEK KONEKTIVITASNYA


?
4. manfaat interaksi kota dan desa
-meningkatnya hubungan antar desa dan
kota
-meningkatnya pengetahuan di desa
-meningkatnya kesadaran tentang
pentingnya pendidikan dan keterampilan
-menumbuhkan heterogenitas mata
pencaharian
-meningkatnya pendapatan
kebutuhan masyarakat semakin terpenuhi
5. pengaruh interaksi desa dan kota
1. positif
-cakrawala pengetahuan meningkat
-tersedianya fasilitas pendidikan
-pemanfaatan teknologi tepat guna
-meningkatnya perhubungan &
pembangunan
-meningkatnya sarana
b. negatif
-terdesaknya kebudayaan desa
-berkurangnya T. potensial desa
-banyak berubahnya tata guna
lahan
-tumbuh berbagai problema :
pangan, lingkungan, pengangguran.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

D. Perkembangan Kota dan Alih Fungsi Lahan


1. Perkembangan Kota
Bintarto mengajukan pemikiran mengenai pendapat J. M. Houston
bahwa karakteristik perkembangan suatu kota melalui tiga tahap
sebagai berikut.
1)Stadium pembentukan inti kota
2)Stadium formatif
3)Stadium modern
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

1. Pengertian
Alih fungsi lahan adalah :
perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan
dari fungsinya semula menjadi fungsi lain yang berdam
pak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu
sendiri.
2. Faktor penyebab :
a. Faktor eksternal, yaitu faktor dinamika pertumbuhan
kota, demografi, dan ekonomi.
b. Faktor internal, yaitu faktor kondisi sosial ekonomi
rumah tangga petani pengguna lahan.
c. Faktor kebijakan
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Dampak alih fungsi lahan di wilayah pedesaan


a. Turunnya produksi pertanian
b. Hilangnya kesempatan petani
c. Terganggunya pencapaian swasembada pangan dan ber
gesernya lapangan kerja
d. Investasi pemerintah dibidang pengairan menjadi tidak
optimal
e. Terjadinya lahan tidur
f. Berkurangnya ekosistem sawah
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

4. Cara mengatasi alih fungsi lahan :


a. Baik pemerintah pusat maupun daerah perlu membuat
kebijakan yg tegas untuk mencegah alih fungsi lahan dari
pertanian menjadi non pertanian
b. Pemerintah perlu melakukan pengawasan thd lahan pro
duktif guna mencegah alih fungsi lahan
c. Mencegah spekulasi tanah dan memberi sanksi yg berat
yg melakukan pembelian lahan pertanian rakyat
d. Memberi batas waktu kpd kontraktor dan spekulan tanah
yg membeli lahan ttp tidak dibangun dan dijadikan lahan
tidur. Ybs perlu pengambilalihan utk dijadikan lahan per
tanian
e. Mempercepat pencetakan lahan pertanian di luar Jawa
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

1. Perkembangan Kota

Kota menurut Tahap Perkembangan


Kualitas
(Fisik dan Sosiokultural) Kuantitas
Lewis Mumford
a) Tahap eopolis a) Kota kecil, 20.000 – 50.000
b) Tahap polis jiwa.
b) Kota sedang, 50.000 –
c) Tahap metropolis 100.000 jiwa
d) Tahap megapolis c) Kota besar, 100.000 – 1 juta
e) Tahap tiranopolis jiwa.
f) Tahap nekropolis d) Kota Metropolitan, 1 juta – 5
juta jiwa.
e) Kota Megapolitan, > 5 juta
jiwa.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

2. Alih Fungsi Lahan Daerah Kota


Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan semakin
berkurangnya lahan terbuka hijau akibat banyaknya
lahan hijau yang beralih fungsi menjadi perumahan.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Konflik Pemanfaatan Lahan di Pedesaan dan Perkotaan

Konflik di Pedesaan Konflik di Perkotaan


Alih fungsi lahan pertanian  Relokasi permukiman
Berdirinya kawasan industri penduduk
Pengakuan hak atas lahan  Terjadinya peningkatan
karena batas-batas lahan kebutuhan lahan
yang tidak jelas.  Meningkatnya harga
tanah
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

4. Usaha Pengatasan Masalah Hubungan Lahan Baik di Kota


maupun di Desa Agar Tidak Terjadi Konflik

Usaha-usaha untuk mengatasi konflik hubungan lahan


baik di Kota maupun di Desa adalah sebagai berikut.
a.Melakukan penertiban hukum, berkaitan dengan
pembangunan permukiman, akta tanah ganda serta akta
palsu.
b.Membuat master plan (rancangan garis besar) baik di
wilayah desa, kecamatan, dan kabupaten/kota, agar
penempatan sarana dan prasarana umum tepat sesuai
aturan, dan fungsinya.
c.Dalam membuat master plan, harus ditinjau dan
dipikirkan secara tepat mengenai tata guna lahan, pola
permukiman, pola keruangan dan lain-lainnya baik di
wilayah desa maupun wilayah kota.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

3. Perpindahan Penduduk dari Desa ke Kota


Faktor Pendorong penduduk Faktor Penarik penduduk
meninggalkan desa (Push Factor) desa pindah ke kota (Pull
Factor)
 Kesenjangan antara jumlah  Anggapan bahwa di kota lebih
penduduk dengan lahan banyak lapangan pekerjaan
pertanian serta lebih mudah untuk
 Terdesaknya kerajinan rumah mendapatkan penghasilan.
di desa oleh produk industri  Lebih banyak kesempatan
modern. untuk mengembangkan usaha
 Adat- istiadat yang mengikat kerajinan rumah menjadi
penduduk desa terutama kaum industri kerajinan.
muda.  Terdapat banyak fasilitas
 Di desa tidak banyak pendidikan.
kesempatan untuk menambah  Merupakan tempat pergaulan
ilmu pengetahuan. dengan segala macam kultur
 Hasil panen yang tidak manusianya.
menentu sehingga memaksa  Kehidupan kota yang
penduduk desa untuk mencari cenderung bebas dan
penghidupan lain di kota. individu.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

4. Aspek Positif Masyarakat Perkotaan


Secara umum suatu lingkungan perkotaan seharusnya mengandung 5
unsur sebagai berikut.
Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam
sekelilingnya
Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan
telekomunikasi.
Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan,
dan kesenian
Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan,
pendidikan, dan fasilitas umum.
Geografi Untuk SMA dan MA jilid 3 Bab 3 Interaksi Spasial antara Desa dan Kota

5. Pengembangan dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah


Sifat pengembangan dalam pembangunan ekonomi wilayah.
a) Merupakan suatu proses perubahan yang terjadi terus-
menerus.
b) Usaha untuk menaikkan tingkat pendapat per kapita.
c) Menaikkan pendapatan per kapita yang terus
berlangsung dalam jangka panjang.
Manfaat Pembangunan ekonomi wilayah
 Menambah Output (kekayaan) masyarakat.
 Memberikan kesempatan lebih luas untuk mengadakan
“pilihan”.
 Adanya kemampuan yang lebih besar pada manusia untuk
menguasai perekonomian.
 Dapat mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan miskin.
 Membangun sarana yang banyak untuk kebutuhan manusia.
THE END

Anda mungkin juga menyukai