Anda di halaman 1dari 14

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

Dominus Magnus Bunga, S. Farm, M.Si, Apt


 Di dalam miokardium jantung terdapat beberapa sel
 Sel-sel terpenting itu antara lain, sel yang berfungsi untuk bekerja dari atrium-
ventrikel dan sel-sel yang berfungsi untuk konduksi impuls

Sel-sel pekerja (working


Sel Konduksi Impuls
myocardial cell)
 Impuls listrik diawali oleh SA (sinoatrial) node,
Secara automatisasi sehingga disebut dengan
istilah pace maker.
 Kecepatan depolarisasi SA = 70-80 potensial
aksi/menit atau berdenyut 70 kali/menit,
merupakan yang paling cepat diantara sel-sel
konduksi lainnya
 Impuls listrik dengan cepat melalui SA dari
atrium kanan akan menjalar ke atrium kiri dan ke
seluruh sel atrium sehingga atrium berkontraksi
 Akibatnya darah dari atrium masuk ventrikel.
 Selanjutnya rangsang impuls diteruskan menuju
AV (atrioventricular) node
 AV node merupakan titik temu antara atrium dengan
ventrikel.
 Kecepatan impuls listrik di AV node lebih lambat
dari SA yaitu 40-60 potensial aksi/menit atau
berdenyut 50 kali/menit sehingga terjadi
perlambatan/ delay impuls sekitar 0,1 detik
 Akibat perlambatan ini, atrium berkontraksi dengan
sempurna dan mengosongkan darahnya ke ventrikel
sebelum ventrikel berkontraksi
 Selanjutnya dari AV, impuls dilanjutkan melalui
bundle of HIS, menuju ke seluruh ventrikel melalui
bundle branch dan serat purkinje
 Akibatnya terjadi kontraksi ventrikel yg memompa
darah baik ke paru-paru dan atau seluruh tubuh
 Di jantung , setiap sel dikelilingi oleh cairan elektrolit yang berfungsi dalam penghantaran
impuls listrik
 Ion-ion tersebut yaitu Na+, Ca2+ , K+
 Potensial aksi dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu yang berespon lambat dan cepat
 Respon cepat depolarisasi oleh ion Na , sedangkan respon lambat oleh ion Ca

Potensial aksi di SA node Potensial aksi di otot jantung


(purkinje)
 Aritmia adalah suatu keadaan dimana terjadi kelainan dalam irama /
detak jantung/ detak jantung tidak beraturan
 Detak jantung normal = 60 -100 beat/ menit
 Takikardia : kecepatan denyut jantung > 100 beat/ menit
 Bradikardia : kecepatan denyut jantung < 60 beat/ menit
Secara klinis, aritmia dapat terjadi karena gangguan pembentukan impuls,
gangguan konduksi impuls atau keduanya
1. Pembentukan Impuls Abnormal
Terbagi atas 2 jenis yaitu automatisitas abnormal dan aktivitas terpicu (triggered
activity)
 Automatisitas abnormal terjadi depolarisasi spontan dengan potensial istirahat di
serabut purkinje, sel atrium/ ventrikel kurang negative (misalnya -60mV)atau lebih
positif. Seharusnya depolarisasi normal terjadi dengan potensial istirahat -90mV.
Hal ini dipengaruhi arus masuk K+ dan CA++ ke dalam sel.
 Triggered activity terjadi pembentukan impuls pada fase repolarisasi yang sudah
mencapai ambang. Terbagi atas dua yaitu Early after-depolarization (EAD) and
Delayed after-depolarization (DAD).
2. Gangguan Konduksi Impuls
Salah satu gangguan ini disebut re-entrant arrytmia atau aritmia arus balik
Reentrant
aritmia
Mekanisme :
Menghambat arus masuk Ion Na+, menekan depolarisasi fase 0, dan memperlambat
kecepatan konduksi serabut purkinje.
Contoh obat : Kuinidin, Prokainamid dan disopiramid
ES : kuinidin : hipotensi; disopiramid : mulut kering, konstipasi, prokainamid: gejala
SLE
Indikasi : aritmia supraventrikel dan ventrikel
Dosis oral : kuinidin (200-300 mg, 3-4x), prokainamid (250-500, 3-4x), disopiramid
(100-150 mg, 3-4x)
 Mekanisme :
Mempercepat repolarisasi membrane dengan menstimulasi/ meningkatkan arus
keluar sel dari ion K+ serta memblok masuknya Na+ selama fase 2 di otot ventrikel
atau serabut purkinje.
Contoh obat : Lidokain, Fenitoin, Tokainid, dan metilxantin
Fenitoin digunakan khusus untuk aritmia karena toksisitas oleh digitalis
Indikasi :
Lidokain hanya untuk aritmia ventrikel; obat kelas 1 b yang lain dapat digunakan
untuk aritmia ventrikel dan atrium
Efek samping : Umumnya obat-obat kelas 1B memberikan efek samping pada SSP
seperti mengantuk, paresthesia (kesemutan) oleh lidokain
 Mekanisme :
Menghambat kanal Na+ yang paling Poten di membrane sel jantung sehingga
memperlambat konduksi arus/ impuls sehingga kontraksi jantung melambat dan
atau teratur
Contoh Obat : Flekainid, Enkainid dan Propafenon
Indikasi : Aritmia subventricular dan ventricular
Efek Samping :
Propafenon dapat menyebabkan SLE dan granulositopenia
Dapat menyebabkan disfungsi sinus (SA)
 Mekanisme :
Menghambat reseptor beta sehingga menyebabkan kontraksi jantung melambat.
Selain itu diketahui beta blocker dapat meningkatkan arus keluar K+ dan memblok/
menekan arus masuk Na+.
 Contoh : Bisoprolol, propranolol, asebutolol, metoprolol, timolol
 Indikasi : profilaksis aritmia setelah infark miokard, aritmia subventricular
,hipertensi
 Efek Samping: Hipotensi,
 Mekanisme : menghambat kanal kalium serta mempengaruhi saraf simpatis
sehingga menurunkan kontraksi jantung. Hal ini memperpanjang potensial aksi di
fase 2.
 Contoh Obat: amiodaron, sotalol, dofetilid, dan ibutilid
 Indikasi : aritmia reentrant, (aritmia arus bolak balik), takikardia ventricular dan
off label subventricular aritmia
 Efek samping :
Sotalol : hipotensi
Amiodaron : hipertiroid, fotosensitifitas
 Mekanisme :
Menghambat kalsium chanel sehingga menurunkan potensial aksi/ menurunkan
kecepatan depolarisasi atau memperlambat kontraksi jantung.
 Contoh : Verapamil dan diltiazem
Indikasi : Takikardia aritmia
Efek samping : Hipotensi, konstipasi, gagal jantung.

Anda mungkin juga menyukai