Anda di halaman 1dari 25

MATERI : DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN

KEMISKINAN

ADE IMAM SUHAKIM SE,MM.

1
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN
KEMISKINAN
2
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

 Inti Proses pembangunan:


 Penghapusan kemiskinan dan
 Berkurangnya ketidakmerataan distribusi
pendapatan

3
PENYEBAB: KETIDAKMERATAAN DISTRIBUSI
PENDAPATAN
 Adelman & Morris:
1. Pertambahan penduduk yang tinggi akan memicu penurunan pendapatan
per kapita.
2. Inflasi di mana pendapatan atas uang bertambah, namun tidak diikuti
secara proporsional oleh pertambahan produksi barang-barang.
3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.
4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal
sehingga persentase pendapatan dari tambahan modal lebih besar
daripada persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga angka
pengangguran pun bertambah.
5. Rendahnya mobilitas sosial.
6. Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan
kenaikan pada harga barang-barang hasil industri guna melindungi usaha-
usaha golongan kapitalis.
7. Memburuknya nilai tukar bagi NSB dalam perdagangan dengan negara-
negara maju, sebagai akibat adanya ketidakelastisan permintaan terhadap
barang-barang ekspor NSB.
8. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti industri rumah tangga,
dan lain-lain.

4
KONSEP-KONSEP DISTRIBUSI PENDAPATAN
 Kurva Lorenz
 Indeks atau Rasio Gini
 Kriteria Bank Dunia (World Bank)
 Hipotesis Kuznets
 Indeks Williamson

5
KURVA LORENZ

Persentase Pendapatan Nasional 100

0 100
Persentase Jmlh Pddk

6
SEMAKIN CEMBUNG KURVA
LORENZ, SEMAKIN TIDAK
MERATA DISTRIBUSI
PENDAPATAN (KETIMPANGAN
SEMAKIN TINGGI)

7
INDEKS GINI (CORRADO GINI)

 Analisis koefisien Gini :

Keterangan:
G1 = Koefisien Gini 0 < G1 < 1;
Xk = Proporsi kumultif jumlah penduduk (rumah tangga) pada waktu k;
Xk – 1= Proporsi kumultif jumlah penduduk (rumah tangga) sebelum waktu k;
 Yk = Proporsi kumultif jumlah pendapatan rumah tangga pada waktu k;
Yk – 1= Proporsi kumultif jumlah pendapatan rumah tangga sebelum waktu k;

n = Jumlah kelas

8
Kriteria pengujian nilai koefisien Gini (World Bank dalam Hananto,
1980):
a. 0,50 – 0,70 ketidakmerataan tinggi;
b. 0,36 – 0,49 ketidakmerataan sedang;
c. 0,20 – 0,35 ketidakmerataan rendah.

SEMAKIN BESAR RASIO GINI, SEMAKIN TIDAK MERATA


DISTRIBUSI PENDAPATAN (KETIMPANGAN SEMAKIN
BESAR/TINGGI)

9
BANK DUNIA (WORLD BANK)

 40% Pddk pndptn terendah < 12 % Pendptn Nas = Ktdk merataan Tinggi
 40% Pddk pndptn terendah < 17 % Pendptn Nas = Ktdk merataan Sedang
 40% Pddk pndptn terendah > 17 % Pendptn Nas = Ktdk merataan Rendah

10
8 JALUR PEMERATAAN
 Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat (pangan, sandang,
perumahan)
 Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan
 Pemerataan pembagian pendapatan
 Pemerataan kesempatan kerja
 Pemerataan kesempatan berpartisipasi dlm pembangunan khususnya
generasi muda dan wanita
 Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh tanah air
 Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan

11
PEMERATAAN PENDAPATAN (3 JALUR)
 Pembagian pendapatan antarlapisan pendapatan
masyarakat
 Pembagian pendapatan antar daerah, dalam hal ini
antar wilayah perkotaan dan pedesaan
 Pembagian pendapatan antar wilayah, dalam hal ini
antar propinsi dan kawasan (Barat, Tengah dan Timur)

12
KOEFISIEN GINI INDONESIA

 Tahun 1965 = 0,389


 Tahun 1993 = 0,340
 Tahun 2002 = 0,343
 Tahun 2006 = 0,345
 Tahun 2007 = 0,374
 Tahun 2012 = 0.390 (sumber BPS)

13
DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL
BEBERAPA NEGARA ASIA

Lapisan Pnddk Pndptn 40% Bawah

 Indonesia 20,75
 Malaysia 12,90
 Filipina 16,60
 Thailand 15,5
 India 21,3
 RRC 17,4

14
HIPOTESIS KUZNETS

 Definition:
 A Kuznets curve is a graph with measures of increased
economic development (presumed to correlate with
time) on the horizontal axis, and measures of income
inequality on the vertical axis hypothesized by Kuznets
(1955) to have an inverted-U-shape. That is, Kuznets
made the proposition when
 an economy is primarily agricultural it has a low level of
income inequality, that
 during early industrialization income inequality
increases over time,
 then at some critical point it starts to decrease over
time. Kuznets (1955) showed evidence for this.

15
HIPOTESIS KUZNETS (SIMON KUZNETS)
Inequality

Pada awal tahap pertumbuhan, distribusi pendapatan atau


kesejahteraan/penurunan lingkungan cenderung memburuk.
Namun pada tahap berikutnya, distribusi pendapatan tersebut akan membaik
seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita.

16
M.SAID

INDEKS WILLIAMSON

 Williamson (1965) meneliti hubungan antar


disparitas regional dengan tingkatpembangunan
ekonomi, dengan menggunakandata ekonomi yang
sudah maju dan ekonomi yang sedang berkembang,
 Ditemukanbahwa selama tahap awal pembangunan,
disparitas regional menjadi lebih besar dan
pembangunan terkonsentrasi di daerah-daerah
tertentu.
 Pada tahap yang lebih matangdari pertumbuhan
ekonomi tampakadanya keseimbangan antar daerah
dan disparitas berkurang dengan signifikan. 17
JUMLAH PDDK MISKIN (2004)

Pulau Jmlh (Jt) %


Sumatera 7,88 17,74
Jawa & Bali 20,71 15,73
Kawasan Barat Ind 28,50 16,17
Kawasan Timur Ind 7,56 18,81
Indonesia 36,16 16,66

18
PERBANDINGAN BEBERAPA INDIKATOR
KESEJAHTERAAN RAKYAT

Indikator Kota Desa


 10 Thn yg buta hurup 9,0 22,7
 Balita yg diimunisasi 81,3 65,1
 Balita Bergizi baik 60,2 51,4
 Rumah yg berlistrik 91,7 60,9
 Rumah yg bertoilet 46,5 22,0
 Indeks mutu hidup 81 71

19
KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN

 Program Inpres Desa Tertinggal (IDT)


 Bantuan Langsung Tunai (BLT)

 Pemberian Beras Murah

 Pengobatan Cuma-Cuma untuk keluarga


miskin (Gakin)
 Subsidi BBM

20
KEMISKINAN
 Definisi Kemiskinan
World Bank:
 Penduduk miskin adalah kelompok penduduk yang
jumlah pengeluarannya kurang dari 1 s/d 2 dollar
per hari.
Amartya Sen (pemenang Nobel Ekonomi):
 Kemiskinan merupakan sebuah bentuk
keterbelengguan (unfreedomness). Walaupun
diberikan demokrasi dan kebebasan yang seluas-
luasnya, orang miskin tak akan mampu
menikmatinya. Mereka terbelenggu oleh himpitan
kehidupan. Persoalannya, mereka tak memiliki
kemampuan untuk mentransformasikan demokrasi
menjadi kesempatan ekonomi.
BPS:
 Penduduk miskin adalah kelompok penduduk yang
konsumsi kalorinya kurang dari 2100.
21
SEBAB-SEBAB KEMISKINAN

Bank Dunia (2003)


 kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal
 terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar,sarana dan
prasarana
 kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor
 adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat
dan sistem yang kurang mendukung
 adanya perbedaan sumberdaya dan perbedaan antar sektor
ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern)
 rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal
dalam masyarakat
 budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang
mengelola sumber daya alam dan lingkungannya
 tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good
governance)
 pengelolaan sumberdaya alam yang berlebihan dan tidak
berwawasan lingkungan

22
JENIS KEMISKINAN

1. Kemiskinan Absolut
2. Kemiskinan Relatif

23
KEMISKINAN ABSOLUT
 Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang
dilihat berdasarkan berapa besar jumlah orang
yang masuk dalam kelompok miskin. Termasuk
kelompok miskin atau tidak tersebut diberi
batasan tertentu yang disebut garis batas
kemiskinan (poverty line).
 Gariskemiskinan menurut BPS untuk sekarang ini
adalah sekitar Rp 260.000 per bulan .
 Penduduk yang tingkat pengeluarannya di bawah
Rp 260.000 tersebut dikatakan miskin.

24
KEMISKINAN RELATIF
 Kemiskinan relatif berarti adanya ketimpangan distribusi
pendapatan atau jauhnya jarak antara si kaya dan si miskin .
 Untuk melihat seberapa parah tingkat kemiskinan di
Indonesia , kita dapat menghitung indeks gini (Gini Ratio).
 Jika angka Gini Ratio diantara 0 – 0,25 dikatakan
ketimpangan distribusi pendapatan merata atau
ketimpangan rendah.
 Jika Gini Ratio semakin mendekati angka 1, maka dikatakan
tingkat ketimpangan tinggi.
 Angka Gini ratio yang tinggi mengindikasikan bahwa kue
pendapatan nasional suatu negara hanya dinikmati oleh
sebagian kecil masyarakat yaitu kelompok berpendapatan
atas.
 Ketimpangan yang tinggi dalam distribusi pendapatan akan
menyebabkan alokasi sumber-sumber daya menjadi tidak
efisien.

25

Anda mungkin juga menyukai