Anda di halaman 1dari 22

Kerajaan Kediri

Oleh :
•Hendro Prasetio (14)
•Irham Maulana (17) XI IPA 3
•Salmaa Andrayeni (27)
•Yuni Rizkiani (30)
• Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu
merupakan sebuah kerajaan hindu besar yang
terletak di daerah Jawa Timur yang berdiri
pada abad ke-12 yang terdapat di Jawa Timur.
• Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang
terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.
• Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan
Mataram Kuno.
• Pusat kerajaanya terletak di tepi Sungai
Brantas yang pada masa itu telah menjadi
jalur pelayaran yang ramai.
• Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga
memerintahkan membagi kerajaan menjadi
dua bagian, yaitu Jenggala (Kahuripan) dan
Panjalu (Kediri).
• Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh
seorang Brahmana yang terkenal akan
kesaktiannya yaitu Mpu Bharada.
• Kedua kerajaan tersebut dibatasi oleh gunung
Kawi dan sungai Brantas.
• Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar
tidak terjadi pertikaian.
• Raja Jayawarsa (1104-1115 M)
• Raja Bameswara (1115-1135 M)
• Raja Jayabaya (1135-1159 M)
• Raja Sarweswara (1159-1169 M)
• Aryaswara ( 1169-1171 M )
• Ganara ( 1171-1182 M)
• Raja Kameswara (1182-1185 M)
• Raja Kertajaya (1185-1222 M)
1) Raja Jayawarsa (1104-1115)
• Raja Jayawarsa merupakan Raja yang sangat
giat memajukan sastra sehingga ia dikenal
dengan gelar Sastra Prabu (Raja Sastra).
• Raja Jayawarsa sangat besar perhatiannya
kepada rakyatnya dan berupaya meningkatkan
kesejahteraan kehidupan rakyatnya.
2) Raja Bameswara (1115-1135)
• Raja Bameswara banyak meninggalakan
prasasti seperti yang ditemukan di Tulung
agung dan Kertosono.
• Prasasti-prasasti yanng ditemukan lebih
banyak memuat tentanng masalah
keagamaan.
3) Raja Jayabaya (1135 M – 1159 M)
• Raja Jayabaya menggunakan lencana kerajaan berupa
lencana Narasingha.
• Raja terkemuka dari Kerajaan Kediri, karena di bawah
pemerintahannya Kerajaan Kediri mencapai masa
kejayaannya.
• Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya terjadi
perluasan wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri.
• Raja Jayabaya juga terkenal sebagai ahli nujum atau
ahli ramal. Ramalan-ramalannya dikumpulkan dalam
sebuah kitab Jongko Joyoboyo. Dalam ramalannya,
Raja Jayabaya menyebutkan beberapa hal seperti ratu
adil yang akan datang memerintah Indonesia.
5) ARYESWARA (1169-1180/1181)
• Raja keenam Kerajaan Kediri adalah Sri
Aryeswara.
• Masa pemerintahan raja ini tidak dapat
diketahui, karena tidak ditemukan prasasti-
prasasti yang menyinggung masalah
pemerintahan dari raja tersebut.
6) GANDHRA (1181-1182)

• Masa pemerintahan Raja Gandra (1181 M)


dapat diketahui dari Prasasti Jaring.
• Masa pemerintahannya selama kurang lebih
satu tahun
7) Raja Kameswara (1182 – 1185 M)
• Pada masa pemerintahan Raja Kameswara
seni sastra mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Di antaranya Empu Dharmaja
mengarang Smaradhana.
• Pada masa pernerintahannya juga dikenal
cerita-cerita panji seperti cerita Panji
Semirang.
8) Raja Kertajaya (1185 – 1222 M)
• Raja Kertajaya juga dikenal dengan sebutan
Dandang Gendis.
• Pada masa pemerintahan Kertajaya, terjadi
pertentangan antara para brahmana dan Raja
Kertajaya. Hal ini terjadi karena para
brahmana menolak menyembah raja yang
menganggap dirinya sebagai dewa.
Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kediri
• Kehidupan sosial kemasyarakatan pada zaman Kerajaan Kediri
dapat kita lihat dalam kitab Ling-Wai-Tai-Ta yang disusun oleh
Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M.
Kitab tersebut menyatakan bahwa masyarakat Kediri memakai
kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai. Rumah-
rumahnya rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat
dari ubin yang berwarna kuning dan hijau.
• Pemerintahannya sangat memerhatikan keadaan rakyatnya
sehingga pertanian, peternakan, dan perdagangan mengalami
kemajuan yang cukup pesat.
• Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra.
Golongan-golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan
menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam
pemerintahan kerajaan

1) Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat


yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum
kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2) Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan
masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas
pemerintahan di wilayah thani (daerah).
3) Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan
masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan
dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat wiraswasta.
Kediri memiliki 300 lebih
pejabat yang bertugas
mengurus dan mencatat
semua penghasilan kerajaan.
Di samping itu, ada 1.000
pegawai rendahan yang
bertugas mengurusi benteng
dan parit kota,
perbendaharaan kerajaan, dan
gedung persediaan makanan.
• Kitab Arjuna Wiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa pada
tahun 1030. Kitab ini merupakan peninggalan dari
Kerajaan Kediri yang berisi tentang perjuangan
Airlangga dalam mempertahankan Kerajaan Kediri.
• Kitab Smaradahana dikarang oleh Mpu Darmaja, pada
masa pemerintahan Raja Kameswara I, Kediri, yang
berisi pemujaan terhadap raja.
• Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh, pada masa pemerintahan Raja Jayabaya,
Kediri.
• kitab Lubdaka dan Wretasancaya yang ditulis oleh Mpu
Tan Alung. Kitab Lubdaka bercerita tentang seorang
pemburu yang akhirnya masuk surga dan Wretasancaya
berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno.
Candi Gurah Candi Tondowongso
Prasasti Kerajaan Kediri
• Prasasti Banjaran (1052 M) menjelaskan kemenangan panjalu atau kediri atas
jenggala.
• Prasasti Ngantang (1135 M) yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang
memberikan hadiah kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari
pajak.
• Prasasti Jepun (1144 M)
• Prasasti Talang (1136 M) yang terdapat pada masa pemerintahan Jayabaya.
• Prasasti Sirahketing (1104 M) yang berisi tentang pemberian hak-hak istimewa
kepada Marjaya yang sanngat loyal kepada Raja Jayawarsa.
• Prasasti Padlegan (1117 M) berisi tentang masalah keagamaan dari Raja
Bameswara.
• Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang penggunaan nama
hewan dalam kepangkatan seperti nama gajah, kebo dan tikus. Nama-nama
tersebut menunjukkan tinggi rendahnya pangkat seseorang dalam istana.
• Prasasti Kemulan (1194 M) yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan
Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang telah
memusuhi istana di Katang-katang.
Karya Sastra pada Zaman Kediri
1. Kakawin Bharatayuddha yang dikerjakan bersama-sama oleh 2
Mpuh, Kitab ini ditulis Mpuh Sedah dan diselesaikan oleh Mpuh
Panuluh di tahun 1157 pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya.
Kitab ini berisi kemenangan Pandawa atas Kurawa sebagai kiasan
kemenangan Jayabhaya atas Jenggala.
• 2. Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya yang ditulis
Mpuh Panuluh di masa Sri Jayabhaya.
• 3. Kakawin Smaradahana yang ditulis Mpuh Dharmaja pada masa
pemerintahan Sri Kameswara.
• 4. Kakawin Sumanasantaka yang ditulis Mpuh Monaguna dimasa
Kertajaya
• 5. Kakawin Kresnayana ditulis Mpuh Triguna di masa Jayaswara,
yang berisi Raja Jayaswara yang dilambangkan sebagai penjelmaan
Dewa Wisnu.
Keruntuhan Kerajaan Kediri
• Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahan Raja Kertajaya. Pada tahun 1222, Raja
Kertajaya berselisih dengan kaum Brahmana. Kaum Brahmana lalu meminta bantuan kepada
Ken Arok Raja dari Kerajaan Singosari. Saat itu Ken Arok juga memiliki cita-cita
memerdekakan Tumapel/ Singosari dari Kerajaan Kediri. Akhirnya pasukan Kediri yang
dipimpin Kertajaya berhasil dihancurkan oleh Ken Arok lewat perang yang terjadi di dekat
desa Ganter, sehingga keadaan pun berbalik dan Kerajaan Kediri menjadi bawahan Singosari.
Saat itu Kediri belum benar-benar runtuh.
• Saat Singosari dipimpin Raja Kertanegara (1268-1292) terjadi pergolakan dalam Kerajaan.
Jayakatwang yang merupakan keturunan Kertajaya saat itu menjadi bupati Gelang-Gelang,
yang selama ini tunduk terhadap Singosari bergabung dengan Bupati Sumenep dari Madura
untuk menjatuhkan Kertanegara. Tahun 1292 Jayakatwang pun memberontak terhadap
Kerajaan Singosari dan membunuh Kertanegara, karena dendam masa lalu dimana
leluhurnya(Kertajaya) dikalahkan Ken Arok. Pemberontakan Jayakatwang menyebabkan
runtuhnya Kerajaan Singosari. Akhirnya pada tahun 1292, Jayakatwang berhasil membangun
kembali Kerajaan Kediri.
• Keberhasilan Jayakatwang membangun kembali Kerajaan Kediri hanya bertahan satu
tahun karena ada serangan gabungan yang dilancarkan pasukan Mongol yang dikirim Kaitsar
Kubilai Khan dan pasukan Raden Wijaya (menantu Kertanegara sekaligus pendiri Majapahit
nantinya) serta pasukan Madura yang dipimpin Arya Wiraraja pada tahun 1293. Dalam
peperangan yang terjadi, pasukan Jayakatwang mudah dikalahkan sehingga benar-benar
berakhir/ runtuhlah Kerajaan Kediri.
Terimakasih
Kesimpulan
• Kerajaan Kediri merupakan kerajaan hindu besar
yang terletak di Jawa Timur.
• Raja-raja yang pernah memerintah:
1)
• Kerajaan Kediri runtuh pada tahun 1293, karena
ada serangan gabungan yang dilancarkan
pasukan Mongol yang dikirim Kaitsar Kubilai
Khan dan pasukan Raden Wijaya (menantu
Kertanegara sekaligus pendiri Majapahit
nantinya) serta pasukan Madura yang dipimpin
Arya Wiraraja.

Anda mungkin juga menyukai