Anda di halaman 1dari 48

Seorang perempuan Usia 64 Tahun

Mengalami Gangguan Pendengaran


Pada Telinga Kanan

Oleh:
Muhammad A Misbah H2A014049P
Pembimbing:

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS-RSUD TUGUREJO
SEMARANG
2018
Nama : Ny. S
Umur : 64 Tahun
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : sebagai Pedagang
Periksa RS : 6 desember 2018
KELUHAN UTAMA : Terganggunya pendengaran pada
telinga kanan
Pasien datang ke poliklinik THT RSUD Tugurejo
Semarang dengan keluhan gangguan pendengaran pada
telinga kanan. Awalnya pasien merasa 4 hari ini telinga
sebelah kanan keluar cairan bening, encer tak berbau dan
keluhan lain yang dialami pasien yaitu 2 minggu
belakangan pasien merasa bahwa telinga sebelah kanannya
mengalami penurunan pendengaran dan gembrebek, gejala
dirasakan jarang dan tak kunjung membaik, semakin hari
semakin bertambah dan mengganggu aktivitas. Gejala
penyerta seperti nyeri, keluar darah, cairan berbau dari
telinga kanan maupun kiri disangkal. Keluhan lain seperti
batuk pilek nyeri tenggorok disangkal
RIWAYAT RIWAYAT
PENYAKIT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA

RIWAYAT
RIWAYAT
SOSIAL
PRIBADI
EKONOMI
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat penyakit telinga : disangkal
 Riwayat penyakit hidung : diakui, jarang
 Riwayat penyakit tenggorok : diakui, jarang
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
 Riwayat diabetes mellitus : disangkal
 Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat konsumsi obat : disangkal
 Riwayat trauma kepala : disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
 Riwayat Pribadi dan Lingkungan
Pasien usia 64 tahun, saat ini pasien bekerja
sebagai pedagang pasar. Saat ini pasien tinggal
bersama suaminya. Pasien tinggal di daerah
pegunungan. Pasien mengaku telinga pasien
sering kemasukan air
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berobat menggunakan BPJS PBI. Kesan
ekonomi cukup.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum
• Baik
Kesadaran
• Compos mentis GCS=15
Vital Sign
 TD : 130/85 mmhg
 Nadi : 80x/menit, regular tegangan cukup
 RR : 20x/menit
 Suhu : 36,7 o C
Status Gizi
• TB :150cm
• BB :50 Kg
• IMT : 22,22 kg/m2(Normal)
STATUS INTERNUS Kulit : Sawo matang
Kepala :mesocefal
Wajah : simetris
Matas : dalam batas
normal
Leher : dalam batas
normal
Thorax : dalam
batas normal
Abdomen : dalam batas
normal
Ekstremtas : dalam batas
normal
TELINGA

Bagian Telinga Telinga kanan Telinga kiri


Deformitas (-), hiperemis Deformitas (-), hiperemis
Aurikula (-), edema (-), nyeri tarik (-), edema (-),nyeri tarik
aurikula (-) aurikula (-)
Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
Daerah
fistula (-), abses (-), nyeri fistula (-), abses (-), nyeri
preaurikula
tekan tragus (-) tekan tragus (-)
Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
Daerah
fistula (-), abses (-), nyeri fistula (-), abses (-), nyeri
retroaurikula
tekan (-) tekan (-)
TELINGA

Bagian Telinga Telinga kanan Telinga kiri


Serumen (+)sedikit, krusta
Serumen (-), edema (-),
(-), edema (-), hiperemis
Meatus akustikus hiperemis (-), furunkel (-),
(+), furunkel (-), discharge
otorea (-)
mukopurulen
Retraksi (-), bulging (-),
Perforasi sentral (+), cone perforasi (-), cone of light
Membran timpani
of light (-) (+), posisi jam 7, Injeksi
(+)
HIDUNG

Pemeriksaan Hidung Kanan Hidung Kiri


Hidung
Hidung Luar Bentuk (N), Inflamasi (- Bentuk (N), Inflamasi (-), nyeri
), nyeri tekan (-), tekan (-), deformitas (-).
deformitas (-).
Rinoskopi Anterior
Vestibulum N N
Dasar kavum nasi Bentuk (N), mukosa Bentuk (N), mukosa hiperemi (-
media hiperemi (-). ).
HIDUNG

Meatus nasi Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-), sekret (-


media sekret (-), konka nasi ), konka nasi media (N), massa
media (N), massa (-), (-), sekret (-).
sekret (-).
Meatus nasi Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-), edema (-)
inferior edema (-)
Konka nasi Mukosa hiperemi (+), Mukosa hiperemi (+), edema
inferior edema (+) (+)
Septum nasi Deviasi (-), benda asing Deviasi (-), benda asing (-),
(-), perdarahan (-). perdarahan (-).
TENGGOROKAN

Bagian Keterangan
Mukosa bukal hiperemis (-), massa (-)
Mukosa gigi hiperemis (-), massa (-)
Palatum durum dan palatu
Hiperemis (-), massa (-)
mole
Hiperemis (-), edema (-),
Mukosa faring massa (-), granulasi (-),
ulkus (-)
Hiperemis (-), ukuran T1-
Tonsil
T1, Kripte mulai melebar
PX PENUNJANG
YG DIUSULKAN

-Endoskopi
-Pemeriksaan darah
-Kultur
-audiometri
RESUME

Ny S usia 64 tahun, dengan keluhan gangguan


pendengaran pada telinga kanan. awalnya pasien
merasa 3 hari ini telinga sebelah kanan keluar cairan
bening, encer tak berbau , dan keluhan lain yang dialami
pasien yaitu 2 minggu belakangan pasien merasa bahwa
telinga sebelah kirinya mengalami penurunan
pendengaran dan rasa gembrebeg, gejala dirasakan
kadang- kadang dan tak kunjung membaik, semakin
hari semakin bertambah berat, dan mengganggu
aktivitas. Gejala penyerta seperti nyeri, keluar darah,
cairan berbau dari telinga kanan atau kiri disangkal.
Pasien mengaku telinga pasien sering kemasukan air
 Dari hasil pemeriksaan meatus akustikus pada
telinga kanan di dapatkan serumen (+) sedikit,
sekret (+), encer, bening, tidak berbau, membran
tympani perforasi sentral dan pada telinga kiri
dalam batas normal. Pada pemeriksaan hidung
didapatkan konka oedem (+) dan tenggorokan
tonsil T1 T1 kripte mulai melebar.
Telinga:
-OMA stadium perforasi auricula dextra
-OMSK auricula dextra

Hidung:
-Konka hipertropi

Tenggorokan:
-tonsilitis kronis
 OMA Stadium Perforasi
-Antibiotik: ofloxacyn 400mg 1dd1, tarvid
otic 3dd gtt 1 AD
-Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
 Konka hipertropi: dekongestan: rhinofed 2dd1

diharapkan sekret akan hilang dan perforasi


dapat menutup kembali dalam 7-10 hari
PENATALAKSANAAN

MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA
 Hindari air masuk ke dalam liat telinga,
terutama telinga kanan
 Pasien harus menjaga agar telinganya selalu
kering
 Pasien diingatkan agar tidak menggaruk /
membersihkan telinga dengan cotton bud
terlalu sering
 Pasien diminta kontrol 1 minggu kemudian,
untuk diperiksa ulang dan dibersihkan
telinganya
Qua ad Fungsionam

Dubia ad bonam

Qua ad Sanam

Dubia ad bonam

Qua ad vitam

Dubia ad bonam
 Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga
tengah kurang dari 3 minggu dengan gejala dan
tanda-tanda yang bersifat lokal atau sistemik dapat
terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa
otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare, serta
otore, apabila telah terjadi perforasi membran timpani
 1. Bakteri
Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang paling sering.
Seperti : Streptococcus pneumoniae (40%), Haemophilus
influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%). Kira-kira
5% seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic),
Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif.
 2. Virus
respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus
(sebanyak 30-40%). Kira-kira 10-15% dijumpai parainfluenza virus,
rhinovirus atau enterovirus.
 Umur
 Jenis kelamin
 Ras
 Faktor genetic
 Status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu
(ASI) atau susu formula, lingkungan merokok
 Abnormalitas kraniofasialis kongenital
 Status imunologi
 Infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas
 disfungsi tuba Eustachius
 Rasa nyeri di dalam telinga
 Sekret mengalir ke liang telinga
 Gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa
kurang mendengar.
 Suhu tubuh yang tinggi 39,5°C
 Riwayat batuk pilek sebelumnya
 Gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang.
 Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan
rongga telinga tengah dengan nasofaring.
 Tiga fungsi penting
 1. Ventilasi
 2. Proteksi
 3. Drainase
 1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
 Ditandai oleh retraksi membran timpani
akibat tekanan negatif di dalam telinga
tengah, dengan adanya absorpsi udara.
posisi malleus menjadi lebih horizontal,
refleks cahaya juga berkurang. membran
timpani kadang-kadang tetap normal
atau hanya berwarna keruh pucat.
3. Stadium Supurasi
Terbentuknya sekret eksudat purulen di telinga tengah dan di sel-sel mastoid. Selain itu
edema pada mukosa telinga tengah menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial
hancur. menyebabkan membran timpani menonjol atau bulging. Pasien gelisah,
tampak sakit, suhu meningkat dan rasa nyeri yang semakin hebat. Tekanan yang
semakin meningkat akan menyebabkan nekrosis yang berwarna kuning dan lebih
lembek.
 4. Stadium perforasi
Ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga
sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.
Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi
(berdenyut).
 5. Stadium Resolusi
 Ditandai oleh perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan
berkurang dan akhirnya kering. Pendengaran kembali normal. Stadium ini berlangsung
walaupun tanpa pengobatan, jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik,
dan virulensi kuman rendah.
 Apabila stadium resolusi gagal maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif
kronik. Kegagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap, dengan
sekret yang keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.
Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus memenuhi
tiga hal berikut, yaitu:
 1. Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
 2. Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan
cairan di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu
di antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran timpani
atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membran
timpani, terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani,
dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.
 3. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut,
seperti kemerahan atau erythema pada membran timpani, nyeri
telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
 Otitis eksterna
 Otitis media efusi
 Eksaserbasi akut otitis media kronik
 Infeksi saluran napas atas
 Stadium oklusi tuba : obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan
fisiologik untuk anak kurang dari 12 tahun atau HCl efedrin 1 % dalam
larutan fisiologis untuk anak yang berumur atas 12 tahun pada orang
dewasa. Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotika bila
penyebabnya kuman.

 Stadium hiperemis : amoksisilin 50 mg/kgBB/hari 3X1 selama 7 hari, HCl


efedrin 0,5 %/1% dalam larutan fisiologik, parasetamol 3x500mg

 Stadium supurasi, selain diberikan antibiotik, pasien harus dirujuk untuk


melakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh.

 Stadium perforasi : ear toilet H2O2 3% selama 3 sampai dengan 5 hari serta
antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan
perforasi akan menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10 hari.
 Miringotomi ialah insisi pada pars tensa membran timpani, supaya terjadi
drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.
 Syarat : harus dilakukan secara dapat dilihat langsung (a-vue) , anak harus
tenang sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik.
 Lokasi miringotomi ialah di kuadran posterior-inferior.
 Indikasi miringotomi pada anak dengan OMA adalah nyeri berat, demam,
komplikasi OMA seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan
infeksi sistem saraf pusat.
 Miringotomi merupakan terapi third-line pada pasien yang mengalami
kegagalan terhadap dua kali terapi antibiotik pada satu episode OMA.
 komplikasi intratemporal (perforasi membran timpani,
mastoiditis akut, paresis nervus fasialis, labirinitis,
petrositis),
 ekstratemporal (abses subperiosteal), dan
intracranial (abses otak, tromboflebitis).
 Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak
 Menjaga kebersihan cuci tangan dan mainan.
 Pemberian ASI minimal 6 bulan
 Hindari dari pajanan asap rokok,
 Biasakan untuk tidak sering mengorek-ngorek liang telinga
 Ad vitam : Ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai

  • Riyadhus Shalihin Bab 217
    Riyadhus Shalihin Bab 217
    Dokumen7 halaman
    Riyadhus Shalihin Bab 217
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Dian Pratiwi
    Dian Pratiwi
    Dokumen1 halaman
    Dian Pratiwi
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Plang Pelayanan
    Plang Pelayanan
    Dokumen1 halaman
    Plang Pelayanan
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Papan Layanan
    Papan Layanan
    Dokumen1 halaman
    Papan Layanan
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Gebrakan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
    Gebrakan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
    Dokumen4 halaman
    Gebrakan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Kks Japara
    Kks Japara
    Dokumen55 halaman
    Kks Japara
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Minu Man
    Minu Man
    Dokumen1 halaman
    Minu Man
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Alda Putri Setiyanti (SMA N 3 Tegal)
    Alda Putri Setiyanti (SMA N 3 Tegal)
    Dokumen1 halaman
    Alda Putri Setiyanti (SMA N 3 Tegal)
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Kyjgcnvhjb
    Kyjgcnvhjb
    Dokumen1 halaman
    Kyjgcnvhjb
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Bangkit Tri Prasetyo
    Bangkit Tri Prasetyo
    Dokumen1 halaman
    Bangkit Tri Prasetyo
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Aprilia Reni Safitri
    Aprilia Reni Safitri
    Dokumen1 halaman
    Aprilia Reni Safitri
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Alda Putri Setiyanti (SMA N 3 Tegal)
    Alda Putri Setiyanti (SMA N 3 Tegal)
    Dokumen1 halaman
    Alda Putri Setiyanti (SMA N 3 Tegal)
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    HALIMATUR ROSYIIDAH
    Belum ada peringkat
  • Ahmad Suhelmi
    Ahmad Suhelmi
    Dokumen1 halaman
    Ahmad Suhelmi
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Kasus Kompre
    Kasus Kompre
    Dokumen31 halaman
    Kasus Kompre
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Kasus Kompre
    Kasus Kompre
    Dokumen48 halaman
    Kasus Kompre
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ukki
    Tugas Ukki
    Dokumen4 halaman
    Tugas Ukki
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Sumdok V
    Sumdok V
    Dokumen1 halaman
    Sumdok V
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Plakat HBHB
    Plakat HBHB
    Dokumen1 halaman
    Plakat HBHB
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Kasus Kompre
    Kasus Kompre
    Dokumen48 halaman
    Kasus Kompre
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Baru
    Lapsus Baru
    Dokumen54 halaman
    Lapsus Baru
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Saluran Kemih
    Infeksi Saluran Kemih
    Dokumen5 halaman
    Infeksi Saluran Kemih
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Vertigoooo
    Vertigoooo
    Dokumen41 halaman
    Vertigoooo
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • FORM
    FORM
    Dokumen1 halaman
    FORM
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Cavulva
    Cavulva
    Dokumen22 halaman
    Cavulva
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Lapsus OMA
    Lapsus OMA
    Dokumen48 halaman
    Lapsus OMA
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Efikasi Peningkatan Dua Kali Lipat H1
    Efikasi Peningkatan Dua Kali Lipat H1
    Dokumen10 halaman
    Efikasi Peningkatan Dua Kali Lipat H1
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen3 halaman
    Bab 4
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat
  • Bu Mastuti DM
    Bu Mastuti DM
    Dokumen21 halaman
    Bu Mastuti DM
    Muhammad Amin Misbah
    Belum ada peringkat