Oleh:
Muhammad A Misbah H2A014049P
Pembimbing:
RIWAYAT
RIWAYAT
SOSIAL
PRIBADI
EKONOMI
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit telinga : disangkal
Riwayat penyakit hidung : diakui, jarang
Riwayat penyakit tenggorok : diakui, jarang
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat konsumsi obat : disangkal
Riwayat trauma kepala : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat Pribadi dan Lingkungan
Pasien usia 64 tahun, saat ini pasien bekerja
sebagai pedagang pasar. Saat ini pasien tinggal
bersama suaminya. Pasien tinggal di daerah
pegunungan. Pasien mengaku telinga pasien
sering kemasukan air
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berobat menggunakan BPJS PBI. Kesan
ekonomi cukup.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
• Baik
Kesadaran
• Compos mentis GCS=15
Vital Sign
TD : 130/85 mmhg
Nadi : 80x/menit, regular tegangan cukup
RR : 20x/menit
Suhu : 36,7 o C
Status Gizi
• TB :150cm
• BB :50 Kg
• IMT : 22,22 kg/m2(Normal)
STATUS INTERNUS Kulit : Sawo matang
Kepala :mesocefal
Wajah : simetris
Matas : dalam batas
normal
Leher : dalam batas
normal
Thorax : dalam
batas normal
Abdomen : dalam batas
normal
Ekstremtas : dalam batas
normal
TELINGA
Bagian Keterangan
Mukosa bukal hiperemis (-), massa (-)
Mukosa gigi hiperemis (-), massa (-)
Palatum durum dan palatu
Hiperemis (-), massa (-)
mole
Hiperemis (-), edema (-),
Mukosa faring massa (-), granulasi (-),
ulkus (-)
Hiperemis (-), ukuran T1-
Tonsil
T1, Kripte mulai melebar
PX PENUNJANG
YG DIUSULKAN
-Endoskopi
-Pemeriksaan darah
-Kultur
-audiometri
RESUME
Hidung:
-Konka hipertropi
Tenggorokan:
-tonsilitis kronis
OMA Stadium Perforasi
-Antibiotik: ofloxacyn 400mg 1dd1, tarvid
otic 3dd gtt 1 AD
-Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
Konka hipertropi: dekongestan: rhinofed 2dd1
MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA
Hindari air masuk ke dalam liat telinga,
terutama telinga kanan
Pasien harus menjaga agar telinganya selalu
kering
Pasien diingatkan agar tidak menggaruk /
membersihkan telinga dengan cotton bud
terlalu sering
Pasien diminta kontrol 1 minggu kemudian,
untuk diperiksa ulang dan dibersihkan
telinganya
Qua ad Fungsionam
Dubia ad bonam
Qua ad Sanam
Dubia ad bonam
Qua ad vitam
Dubia ad bonam
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga
tengah kurang dari 3 minggu dengan gejala dan
tanda-tanda yang bersifat lokal atau sistemik dapat
terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa
otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare, serta
otore, apabila telah terjadi perforasi membran timpani
1. Bakteri
Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang paling sering.
Seperti : Streptococcus pneumoniae (40%), Haemophilus
influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%). Kira-kira
5% seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic),
Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif.
2. Virus
respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus
(sebanyak 30-40%). Kira-kira 10-15% dijumpai parainfluenza virus,
rhinovirus atau enterovirus.
Umur
Jenis kelamin
Ras
Faktor genetic
Status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu
(ASI) atau susu formula, lingkungan merokok
Abnormalitas kraniofasialis kongenital
Status imunologi
Infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas
disfungsi tuba Eustachius
Rasa nyeri di dalam telinga
Sekret mengalir ke liang telinga
Gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa
kurang mendengar.
Suhu tubuh yang tinggi 39,5°C
Riwayat batuk pilek sebelumnya
Gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang.
Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan
rongga telinga tengah dengan nasofaring.
Tiga fungsi penting
1. Ventilasi
2. Proteksi
3. Drainase
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Ditandai oleh retraksi membran timpani
akibat tekanan negatif di dalam telinga
tengah, dengan adanya absorpsi udara.
posisi malleus menjadi lebih horizontal,
refleks cahaya juga berkurang. membran
timpani kadang-kadang tetap normal
atau hanya berwarna keruh pucat.
3. Stadium Supurasi
Terbentuknya sekret eksudat purulen di telinga tengah dan di sel-sel mastoid. Selain itu
edema pada mukosa telinga tengah menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial
hancur. menyebabkan membran timpani menonjol atau bulging. Pasien gelisah,
tampak sakit, suhu meningkat dan rasa nyeri yang semakin hebat. Tekanan yang
semakin meningkat akan menyebabkan nekrosis yang berwarna kuning dan lebih
lembek.
4. Stadium perforasi
Ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga
sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.
Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi
(berdenyut).
5. Stadium Resolusi
Ditandai oleh perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan
berkurang dan akhirnya kering. Pendengaran kembali normal. Stadium ini berlangsung
walaupun tanpa pengobatan, jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik,
dan virulensi kuman rendah.
Apabila stadium resolusi gagal maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif
kronik. Kegagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap, dengan
sekret yang keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.
Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus memenuhi
tiga hal berikut, yaitu:
1. Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
2. Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan
cairan di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu
di antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran timpani
atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membran
timpani, terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani,
dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.
3. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut,
seperti kemerahan atau erythema pada membran timpani, nyeri
telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
Otitis eksterna
Otitis media efusi
Eksaserbasi akut otitis media kronik
Infeksi saluran napas atas
Stadium oklusi tuba : obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan
fisiologik untuk anak kurang dari 12 tahun atau HCl efedrin 1 % dalam
larutan fisiologis untuk anak yang berumur atas 12 tahun pada orang
dewasa. Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotika bila
penyebabnya kuman.
Stadium perforasi : ear toilet H2O2 3% selama 3 sampai dengan 5 hari serta
antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan
perforasi akan menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10 hari.
Miringotomi ialah insisi pada pars tensa membran timpani, supaya terjadi
drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.
Syarat : harus dilakukan secara dapat dilihat langsung (a-vue) , anak harus
tenang sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik.
Lokasi miringotomi ialah di kuadran posterior-inferior.
Indikasi miringotomi pada anak dengan OMA adalah nyeri berat, demam,
komplikasi OMA seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan
infeksi sistem saraf pusat.
Miringotomi merupakan terapi third-line pada pasien yang mengalami
kegagalan terhadap dua kali terapi antibiotik pada satu episode OMA.
komplikasi intratemporal (perforasi membran timpani,
mastoiditis akut, paresis nervus fasialis, labirinitis,
petrositis),
ekstratemporal (abses subperiosteal), dan
intracranial (abses otak, tromboflebitis).
Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak
Menjaga kebersihan cuci tangan dan mainan.
Pemberian ASI minimal 6 bulan
Hindari dari pajanan asap rokok,
Biasakan untuk tidak sering mengorek-ngorek liang telinga
Ad vitam : Ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam