Anda di halaman 1dari 15

KONSEP GEA

KELOMPOK 2
ARIF FAHMI
DWI CAHYANING R
ELLI SUSANA
PENGERTIAN
 Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi

defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi

cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2007).

 Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang

disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan

bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan

konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang

sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan

darah.


MANIFESTASI KLINIS
Beberapa manifestasi klinis dari GEA sbb:
1. Diare, peningkatan jumlah feses dengan konsistensi yang menurun/encer, merupakan manifestasi
utama dari GEA.
2. Panas, adanya panas (dengan demam maupun tidak) secara umum menunjukkan adanya organisme
invasif sebagai penyebab diare.
3. Muntah, merupakan tanda adanya obstruksi usus
4. Nyeri perut, berkaitan dengan lokasi infeksi karena kolonisasi bakteri
5. Kram, berkaitan dengan ketidakseimbangan elektrolit (electrolic imbalance)
6. Tenesmus & Fecal urgency, dorongan konstan untuk defekasi
(Diskin, 2009)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan, ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma
3. Pemeriksaan urine lengkap
4. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
6. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi helicobacter jejuni sangat
dianjurkan
7. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif tentang pada diare kronik.
8. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) &
elektrolit (na, k, ca, dan p serum yang diare disertai kejang)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Menurut John (2004:234)
1. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin untuk dewasa, 10-
20ml
2. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
3. Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500mg.
4. Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kali.
5. Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic
6. Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi
Konsep Keperawatan

A. Pengkajian
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
3. Riwayat kesehatan masa lalu.
4. Riwayat penyakit keluarga.
5. Diagnosis Medis dan Terapi : Gastroenteritis Akut dan terapi obat antidiare,
terapi intravena, dan antibiotic.
6. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
Diagnosa Keperawatan

1. Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologis


2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat diare
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi
4. Nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder gastro enteritis
5. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi terhadap dehidrasi
6. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder
terhadap kelembapan.
Intervensi
Dx 1.
 Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologis
 Tujuan : Mencapai BAB normal yang ditunjukkan dengan :
1. Penurunan frekuensi BAB sampai kurang dari 3 kali sehari
2. Faeses mempunyai bentuk
 Intervensi:
1. Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare.
2. Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat – obat anti diare.
3. Dapatkan sediaan faeses untuk pemeriksaan kultur bila diare bertambah.
4. Pertahankan tirah baring
5. Pantau keefektifan dan efek samping dari obat anti diare
6. Kolaborasi untuk mendapat antibiotik
 Dx.2
 Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder
akibat diare
 Tujuan:
1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Tidak terjadi dehidrasi
 Intervensi:
1. Monitor output cairan
2. Monitor intake cairan
3. Berikan oralit tiap habis BAB
4. Kaji tanda – tanda dehidrasi
5. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit

 Dx.3
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya absorbsi usus
terhadap zat gizi
 Tujuan:
1. Nutrisi terpenuhi
2. Berat badan sesuai usia
3. Nafsu makan meningkat
 Intervensi:
1. Beri diit yang tidak merangsang
2. Motivasi keluarga untuk memberikan makanan yang tidak bertentangan dengan diare
dansesuai waktu
3. Pertahankan kebersihan mulut
4. Timbang berat badan tiap hari
5. Beri diit tinggi kalori, protein, dan mineral serta rendah zat sisa
 Dx.4
 Nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder gastro enteritis
 Tujuan : nyeri dapat berkurang
 Intervensi:
1. Beri kompres hangat di perut
2. Ubah posisi klien bila nyeri, arahkan ke posisi yang paling aman.
3. Kaji nyeri
4. Kolaborasi pemberian obat analgesik
 Dx.5
 Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi terhadap dehidrasi
 Tujuan : mempertahankan normotermia
 Intervensi:
1. Ajarkan klien dan keluarga pentingnya mempertahankan masukan yang
adekuat sedikitnya 2000 ml/ hari kecuali terdapat kontra indikasi penyakit jantung
atau ginjal untuk mencegah dehidrasi.
2. Monitor intake dan output dehidrasi
3. Monitor suhu dan tanda vital
Dx.6
 Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder
terhadap kelembapan
 Tujuan : gangguan integritas kulit dapat teratasi dengan ditandai tidak adanya
lecet dan kemerahan di sekitar anal
Intervensi:
1. Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang lembut. Bilas
dengan air, keringkan dan taburi talk
2. Beri udara bebas pada daerah anal tiap 10 – 15 menit
3. Beri stik laken di atas perlak klien
4. Gunakan pakaian yang longgar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai