Anda di halaman 1dari 25

ORDONANSI BEA BALIK NAMA

Stbl.1924 No. 291

Objek Pajak :
Barang – barang tetap
Dipungut antara lain
dan hak – hak
atas pemindahan hak
kebendaan atas tanah
termasuk hibah
yang pemindahan
wasiat atas harta tetap haknya dilakukan
dengan akta

kecuali : Hak Agraris


Eigendom (Pasal 51 ayat 7
Ind. Staatsregeling)

Objeknya terbatas
pada hak-hak atas tanah
dengan titel hukum barat
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 20 TAHUN 2000
Pemenuhan kewajban berdasarkan sistem
“Self Assessment”

Tarif sebesar 5 % dari Nilai Perolehan Obyek


Pajak Kena Pajak (NPOPKP)

Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajak


(NPOPTKP) ditetapkan secara regional dengan
mempertimbangkan usulan Pemerintah Daerah

Pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak dan


pejabat-Pejabat umum yang melanggar
ketentuan atau tidak melaksanakan
kewajibannya

Penerimaan BPHTB merupakan penerimaan


Negara yang sebagian besar diserahkan kepada
Pemerintah Daerah

Semua pungutan atas perolehan hak atas tanah


dan/atau bangunan di luar ketentuan UU ini
tidak diperkenankan
Ordonansi UU PA
1924 / 291 UU NO.5 / 1960
(Objek pajaknya (Tidak mengenal
terbatas pada hak – hak
hak – hak atas sebagaimana
tanah dengan titel dimaksud dalam
hukum barat) Ordonansi
1924/291)

Tidak dapat dipungut sejak tahun 1961 s/d sekarang

UU BPHTB
(Diharapkan dapat mengkompensasi
penurunan penerimaan daerah
karena diberlakukannya UU PDRD)
TANAH

Memenuhi
Lahan Alat investasi yg
kebutuhan dasar
usaha menguntungkan
untuk papan

wajar

bagi yang memperoleh hak


atas tanah

memberikan kontribusi
kepada Negara
dengan membayar pajak
(BPHTB)
OBJEK PAJAK
Pasal 2

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH


DAN/ATAU BANGUNAN

Pemindahan Hak Pemberian Hak Baru


Jual beli

tukar menukar
Hibah

Hibah Wasiat

Waris
Pemasukan dalam perseroan
atau badan hukum lain
PEMINDAHAN Pemisahan hak yang meng-
HAK KARENA: akibatkan peralihan
Penunjukan pembeli dalam
lelang
Pelaksanaan putusan hakim
yang mempunyai kekuatan
hukum tetap
Penggabungan usaha

Peleburan usaha

Pemekaran usaha

Hadiah
Kelanjutan pelapasan hak

PEMBERIAN HAK BARU,


KARENA

Diluar pelapasan hak


JENIS HAK-HAK ATAS TANAH
Pasal 2 ayat (3)

Diatur dalam UU
Diatur dalam UUPA
Rumah Susun
(UU No. 5 / 1960
(UU No. 16 / 1985)

 Hak milik  Hak milik atas


 Hak guna usaha satuan rumah susun
 Hak guna bangunan
 Hak pengelolaan
 Hak pakai
SUBJEK PAJAK
( Pasal 4 )

ORANG PRIBADI atau BADAN


yang memperoleh hak
atas tanah dan / atau bangunan

Dikenakan kewajiban membayar pajak

WAJIB PAJAK
TARIF PAJAK
Pasal 5

Untuk kesederhanaan dan kemudahan


penghitungan pajak

Tarif Tunggal

5%
DASAR PENGENAAN
Pasal 6

Nilai Perolehan Objek Pajak


( NPOP )

Harga
Nilai Pasar NJOP
Transaksi
Apabila NPOP
tidak
 Jual beli
 Tukar-menukar diketahui atau
 Penunjukan
 hibah lebih rendah
pembeli
 pemberian dari NJOP
dalam lelang
hak baru PBB
 dll
OBYEK PAJAK YANG DIPEROLEH :

Perwakilan Diplomatik (asas timbal balik)

Negara untuk kepentingan umum

Badan/perwakilan organisasi internasional

Orang pribadi/badan karena konversi hak/


perbuatan hukum lain tanpa ada perubahan kepemilikan

Karena wakaf

Karena warisan

Untuk kepentingan ibadah


Paling banyak Rp. 60.000.000 kecuali
Dalam hal perolehan hak karena warisan
Atau hibah wasiat yang diterima oleh
Orang pribadi yang masih dalam hubungan
Keluarga, sedarah dalam garis lurus satu
Derajat ke atas atau satu derajat ke bawah
Dengan pemberi hibah wasiat termasuk
Suami isteri Ditetapkan secara regional
Paling banyak Rp. 300.000.000,00

Dapat diubah dengan


PERATURAN
PEMERINTAH
Paling banyak Rp. 60.000.000 kecuali
Dalam hal perolehan hak karena warisan
Atau hibah wasiat yang diterima oleh
Orang pribadi yang masih dalam hubungan
Keluarga, sedarah dalam garis lurus satu
Derajat ke atas atau satu derajat ke bawah
Dengan pemberi hibah wasiat termasuk
Suami isteri Ditetapkan secara regional
Paling banyak Rp. 300.000.000,00

Dapat diubah dengan


PERATURAN
PEMERINTAH
Sejak tgl
 Jual beli
dibuat dan
 Tukar menukar
ditanda-
 Pemasukan dlm perseroan/
tanganinya
badan hukum lainnya
akte
 Pemisahan hak yang meng-
akibatkan peralihan
 Hadiah
Sejak tgl
penunjukan
pemenang
Lelang lelang

Sejak tgl
putusan
Putusan Hakim
pengadilan
yang tetap

Sejak tgl
Warisan/Hibah Wasiat Pendaftaran
hak

Sejak tgl
Pemberian hak baru sebagai Diterbitkan-
kelanjutan pelepasan hak dan Nya SK pem-
di luar pelepasan hak berian hak
PEMBAYARAN PAJAK TERUTANG
( Pasal 10 )

WAJIB PAJAK wajib membayar pajak yang


terutang dengan tidak mendasarkan pada
adanya surat ketetapan

Dibayar di Bank Persepsi atau Kantor


Pos dan Giro atau tempat pembayaran lain
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan

Tata cara pembayaran pajak diatur lebih


lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan
SURAT KETETAPAN BPHTB KURANG BAYAR
( SKBKB )
Pasal 11

Dalam jangka waktu 5 tahun berdasarkan


hasil pemeriksaan / keterangan lain

Pajak kurang dibayar

SKBKB + bunga 2 % / bulan


maksimum 24 bulan
sejak saat pajak terhutang s/d
diterbitkan SKBKB

Dasar Penagihan
WAJIB PAJAK
Pasal 14
SURAT KETETAPAN BPHTB
KURANG BAYAR TAMBAHAN
( SKBKBT )
Pasal 12

Dalam jangka waktu 5 tahun berdasarkan


hasil pemeriksaan ditemukan data baru
dan / atau yang semula belum terungkap

Pajak kurang dibayar

SKBKBT + kenaikan 100 % kecuali


Wajib Pajak melapor sebelum
pemeriksaan

Dasar Penagihan
WAJIB PAJAK
Pasal 14
SURAT TAGIHAN BPHTB (STB)
Pasal 13

menagih pajak
yang tidak / kurang
dibayar

menagih pajak
+ bunga 2% / bln
yang kurang
maks 24 bulan
dibayar karena
sejak saat
salah tulis / hitung
pajak terhutang
pada SSB

menagih sanksi
adm. berupa bunga
dan / atau denda
DASAR PENAGIHAN PAJAK
Pasal 14

Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar,


Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar
Tambahan, Surat Tagihan BPHTB dan
Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan maupun Putusan
Banding yang menyebabkan jumlah
pajak yang harus dibayar bertambah

Harus dilunasi dalam jangka waktu


paling lama 1 ( satu ) bulan
sejak diterima oleh Wajib Pajak

Tata cara Penagihan Pajak diatur


dengan Keputusan Menteri Keuangan
SURAT PAKSA
Pasal 15

Jumlah Pajak Terhutang

berdasarkan

SKBPHTBKB, SKBPHTBKBT, SURAT TAGIHAN


BPHTB, DAN SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN,
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN DAN SURAT
KEPUTUSAN BANDING

TIDAK ATAU KURANG


DIBAYAR PADA WAKTUNYA

DAPAT DITAGIH DENGAN


SURAT PAKSA
KEBERATAN
Pasal 16 dan 17

SKBKB, SKBKBT, SKBLB, SKBN

Maksimum 3 bulan sejak


diterimanya SKB

DIRJEN PAJAK

Keputusan maksimum 12 bulan


• ditolak
• diterima seluruh / sebagian
• menambah
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN

WAJIB PAJAK WAJIB PAJAK


(Menerima) (Menolak)

Apabila SK Keberatan
BANDING
menambah jumlah pajak
Maksimum 3 bulan
terutang (merupakan)
sejak SK Keberatan
dasar penagihan)
diterima
Pasal 14

PEMBAYARAN BADAN PENYELESAIAN


SENGKETA PAJAK
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 21

Karena keberatan/ Karena permohon-


Karena pengajuan
banding yang di- an Wajib Pajak,
pengurangan yang
kabulkan sebagian antara lain dalam
diterima
atau seluruhnya hal :
 kelebihan bayar
 Terlanjur bayar
tetapi perolehan
SKBLB SKBLB + bunga haknya batal
2%/bulan
maks.24 bulan
Pasal 19
Dilakukan
pemeriksaan
(Pasal 22)

SKBLB + Bunga 2 %/bulan


apabila pengembalian lewat SKBN
2 bulan (Pasal 22)

Anda mungkin juga menyukai