drastis dan dilakukan sekali untuk meningkatkan dan mengotomatiskan proses bisnisnya. Meski
demikian, ia memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Dengan peningkatan lebih jauh,
BPRtelah berubah ke dalam manajemen proses bisnis (business process management-BPM),
sebuah pendeatan sistematis secara berkelanjutan untuk meningkatkan dan mengoptimalan
proses bisnis sebuah organisasi. Kemudian, BPM sendiri adalah sebuah peningkatan proses
bisnis yang lebih bertahap dan berkelanjutan yang didukung dan dimungkinkan oleh teknologi.
Sebagai hasilnya, BPM adalah sebuah cara yang tepat untuk memperkenalkan baik kemampuan
perubahan manusia maupun teknologi kesebuah organisasi.
Pembuatan Prototyping
Prototyping adalah sebuah pendekatan desain sistem yang berbeda dalam suatu model kerja
disederhanakan yang tengah dikembangkan. Para pengembang yang menggunakan prototipe
masih melalui SDLC, tetapi prptotipe memungkinkan mereka untuk memandatkan dan
mempercepat beberapa tugas analisa dan desain. Prptitipe membantu mengetahuo kebutuhan
pengguna dan membantu para pengembang serta pengguna membuat keputusan desin konseptual
dan fisik.
UNUM Life Insurance ingin menggunakan pemrosesan gambar untuk menautkan sistem dengan
para pengguna. Ketika manajemn puncak tidak memiliki waktu untuk memncari para manajer
menengah yang dapat memahami cara kerja sistem tersebut dan pokok-pokok permasalahan
yang dilibatkan dalam perubahan, mereka menyiapkan sebuat prototipe. Setelah
menggunakannya, para manajer menggenggam kemungkinan dan pokok-pokok permasalahan
tesebut. Sampai pada point tersebut, mereka berpikir pemrosesan gambar berarti mengganti
lemari file.
Seperti yang ditunjukkan dalam figure 21-1, sebuah prototipe dikembangkan menggunakan
empat langkah. Pertama adalah menemui para pengguna untuk menyetujui ukuran dan cakupan
sistem tersebut dan memutuskan hal yang seharusnya disertakan dan tidak disertakan oleh
sistem. Para pemgembang dan pengguna juga menentukan output perosesan pembuatan
keputusan dan transaksi, begitu pula input dan data yang dibutuhkan untuk menghasilkan output
tersebut. Penekanannya adalah pada output apa yang harus dihasilkan bukannya bagaimana ia
seharusnya dihasilkan. Pengembangan harus memastikan bahwa ekspektasi parapengguna
realistis dan bahwa persyaratan informasi tersebut untuk mengembangjan estimasi biaya, waktu,
dan kelayakan untuk solusi SIA alternatif.
Langkah kedua adalah mengembangkan sebuah prototipe awal. Penekanannya adalah pada biaya
yang rendah dan pengembangan yang cepat. Fungsi, pengendalian, penanganan, pengecualian,
validasi input, dan kecepatan pemrosesan yang nonesensial diabaikan demi kepentingan
kesederhanaan, fleksibelitas, dan kemudahan penggunaan.
Dalam langkah ketiga, para pengembang menggunakan umpan balik untuk memodifikasi sistem
dan mengembalikannya ke para pengguna. Percobaan dan odifikasi berlanjut sampai para
pengguna puas bahwa sistem memenuhi kebutuhan mereka. Sebuah prototipe biasanya melalui
empat hingga enam kali pengulangan.
Langkah ke empat adalah menggunakan sistem tersebut. Sebuah prtotipe yang disetujui biasanya
digunakan pada satu dari du acara. Separuh dari seluruh prototipe diubah ke dalam sistem yang
sepenuhnya fungsional, disebut prototipe operasional (operational prototype). Untuk membuat
prototipe operasional, pengembang menggabungkan hal-hal yang diabaikan di langkah pertama,
menyediakan cadangan dan pemulihan, dan mengiintergasikan prototipe dengan sistem lain.
Prototipe (dibuang) non-operasional – nonoperational (throwaway) prtotoyupes –
dimanfaatkan dalam beberapa cara. Persyaratan sistem yang diidentifikasi selama proses
prototipedapat digunakan untuk mengembangkan sebuah sistem baru. Prototipe tersebut dapat
digunakan sebagai prototipe awal bagi sebuah sistem perluasan yang didesain untuk memenuhi
kebutuhan banyak pengguna yang berbeda-beda. Ketika sebuah prototipe yang tidak
terselamatkan dibuang, perusahaan tersebut secara potensial menghemat tahun-tahun
pengembangan pekerjaan dan banyak dana dengan menghindari proses SDLC tradisional
Prototyping sesuai ketika ada tingkat ketidakpastian yang tinggi, tidak jelas pertanyaan apa yang
ditanyakan, SIA tidak dapat dengan jelas divisualisasikan, atau ada kemungkinan tinggi untuk
gagal. Kadidat yang bagus untuk prototyping meliputi sistem dukungan keputusan, sistem
informasi eksekutif, sistem ahli, dan sistem pemuatan Informasi. Prototyping kurang sesuai
untuk sistem yang besar atau kompleks yang memuat komponen-komponen keorganisasian yang
penting atau batas-batas lintas-organisasi atau untuk pengembangan komponen-komponen SIA
standart, seperti piutang atau manajemen persediaan.
KEUNTUNGAN PROTOTYPING
KEKURANGAN PROTOTYPING
Tidak memenuhi
Menggunakan dan bereksperimen dengan kebutuhan Memodifikasi prototipe
3 prototipe, menentukan apakah prototipe untuk menyertakan
memenuhi kebutuhan persyaratan tambahan
Memenuhi
kebutuhan
Membuat Tidak
prototipe
4
operasional
Ya
Menggunakan prototipe yang disetujui
sebagai spesifikasi bagi pengembangan
Mengembangkan prototipe awal ke dalam
aplikasi/ membuang prototipe
sistem yang sepenuhnya fungsional
Computer-Aided Software Engineering
Rekayasa (atau sistem) perangkat lunak dibantu computer (computer-aided software (or
system) engineering – CASE) adalah sebuah paket alat-alat integrase yang digunakan oleh para
pendesain ahli untuk membantu merencanakan, mendesain, memprogram, dan memelihara
sebuah sistem informasi. Perangkat lunak CASE secara khusus memiliki peralatan (tools) untuk
perencanaan strategis, manajemen proyek dan sistem, desain database, tataletak penyaringan dan
laporan, serta penghasilan kode otomatis. Banyak perusahaan menggunakan alat CASE. Sistem
inoformasi pelanggan senilai $86 juta milik Florida Power dibuat menggunakan alat CASE
milik Accenture.
1. Peningkatan produktifitas
2. Peningkatan kualitas program
3. Penghematan biaya
4. Peningkatan prosedur pengendalian
5. Dokumen yang disederhanakan
1. Inkompatibilitas
2. Biaya
3. Ekspektasi yang tidak terpenuhi