KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK,
KULTRUL, SERTA KONTEKS
KONTEMPORER PENEGAKAN HUKUM
YANG BERKEADILAN?
WENDI MUHAMMAD FADHLI, M.H.
INDONESIA
NEGARA HUKUM
Manusia
1
7 2
6
Hukum Masyarakat
5 3
4
1. Manusia sesuai dengan kodratnya cenderung hidup berkelompol, berkumpul
dengan manusia yang lain membentuk sebuah komunitas masyarakat.
2. Manusia yang hidup berkelompok dilatar belakangi oleh beberapa alasan,
misalnya untuk menyambung keturunannya, memenuhi kehidupannya,
untuk pembelaan diri dari ancaman kelompok lain/hewan; dan sebagainya.
3. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup secara bersama dalam
suatu wilayah tertentu dengan tujuan tertentu. Kehidupan berkelompook
tersebut terproses melalui interaksi antara anggota masyarakat.
4. Kehidupan manusia yang kebutuhannya semakin kompleks cenderung
menciptakan konflik di antara mereka. Oleh karena itu, diperlukan hukum
agar proses interaksi manusia dapat berjalan tertib, aman, dan nyaman.
5. Hukum dimaksud, dalam ujudnya dapat berupa aturan-aturan tidak tertulis
(hukum adat/kebiasan) dan dapat berupa aturan-aturan tertulis (Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah) dan lain-lain.
6. Hukum perlu masyarakat untuk pelaksanaannya. Hukum tanpa masyarakat
maka hukum tersebut tidak dapat berjalan/bekerja.
7. Bagi individu manusia, hukum diperlukan untuk menjamin hak-hak
perorangan, untuk menjamin kesamaan hak dalam kesederajatan serta
melindungi dari kesewenang-wenangan orang lain
INDONESIA
KEKUASAAN KEHAKIMAN(Lebih lanjut di UU No. 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
3 LEMBAGA KEKUASAAN KEHAKIMAN
secara detail dalam UU
Keadilan
Pelaksanaan Hukum yang tidak adil akan
mengakibatkan keresahan masyarakat,
sehingga wibawa hukum dan aparatnya akan
luntur dimasyarakat.
Kemanfaatan
Wajib memberikan manfaat dan kegunaan bagi
manusia.
Kepastian Hukum
Proses hingga putusan harus jelas.
APARAT HARUS SESUAI HUKUM
MATERIAL DAN FORMAL
Pertama, hukum material adalah hukum yang
memuat peraturan-peraturan yang mengatur
kepentingan-kepentingan dan hubungan-
hubungan yang berupa perintah dan larangan.
KUHP dan KUHPer.
Kedua, Hukum Formal disebut juga Hukum
Acara, peraturan yang mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan dan menajalankan
hukum material. Misalnya Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP)
LEMBAGA PENEGAK HUKUM
Melakukan penuntutan;
Melaksanakan penetapan hakim dan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap;
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
Melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana
tertentu berdasarkan undang-undang;
Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu
dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum
dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA
PERADILAN UMUM
PERADILAN AGAMA
PERADILAN MILITER
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
MAHKAMAH KONSTITUSI
a. PERADILAN AGAMA
Peradilan agama terbaru diatur dalam Undang-
Undang nomor 50 tahun 2009 sebagai
perubahan kedua atas UU No. 7 tahun 1989.
Berdasar undang-undang tersebut, Peradilan
Agama bertugas dan berwewenang memeriksa
perkara-perkara di tingkat pertama antara
orang-orang yang beragama Islam di bidang:
a) perkawinan;
b) kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan
berdasarkan hukum Islam;
c) wakaf dan shadaqah.
b. PERADILAN MILITER
Wewenang Peradilan Militer menurut Undang-Undang Darurat
No. 16/1950 yang telah diperbaharui menjadi UU No. 31 tahun
1997 tentang Peradilan Militer adalah memeriksa dan
memutuskan perkara Pidana terhadap kejahatan atau
pelanggaran yang diakukan oleh:
1) Seorang yang pada waktu itu adalah anggota Angkatan Perang
RI;
2) Seorang yang pada waktu itu adalah orang yang oleh Presiden
dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan sama dengan
Angkatan Perang RI;
3) Seorang yang pada waktu itu ialah anggota suatu golongan yang
dipersamakan atau dianggap sebagai Angkatan Perang RI oleh
atau berdasarkan Undang-Undang;
4) Orang yang tidak termasuk golongan tersebut di atas (1,2,3)
tetapi atas keterangan Menteri Kehakiman harus diadili oleh
Pengadilan dalam lingkungan peradilan Militer.
c. PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Tata Usaha Negara adalah administrasi negara yang
melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah.
Peradilan Tata Usaha Negara bertugas untuk
mengadili perkara atas perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh pegawai tata usaha negara.
Dalam peradilan Tata Usaha Negara ini yang menjadi
tergugat bukan orang atau pribadi, tetapi badan atau
pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya
atau dilimpahkan kepadanya.
Pihak penggugat dapat dilakukan oleh orang atau
badan hukum perdata.
d. PERADILAN UMUM