12 Kba
12 Kba
(KBA)
1
Metode KBA
Metode Kalendar
Suhu Tubuh Basal (STB)
Metoda Mukosa Servik (Billings)
Simptotermal (STB + Mukosa Servik)
2
KBA: Pemanfaatan
Untuk Kontrasepsi :
Menghindari sanggama dalam periode
subur dalam siklus menstruasi untuk
menghindarkan terjadinya kehamilan
Untuk Kehamilan:
Melakukan sanggama dalam periode
subur (disekitar pertengahan siklus
menstruasi) dimana peluang terjadinya
kehamilan cukup besar.
3
KBA: Manfaat Kontraseptif
• Jika dilakukan dengan taat dan benar, dapat
untuk mencegah terjadinya kehamilan.
• Sebaliknya, jika ingin hamil, maka metode
ini dapat membantu untuk menentukan saat
terbaik untuk terjadinya kehamilan
• Secara metode dan aspek klinik, tak ada
risiko atau efek samping
• Murah karena tidak menggunakan alat atau
memerlukan pasokan ulangan
4
KBA: Manfaat Non-kontraseptif
5
KBA: Keterbatasan
Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (9-20
kehamilan per 100 wanita) di tahun pertama penggunaan)
Tingkat efektifitasnya tergantung dari ketaatan dan
konsistensi dalam mengikuti petunjuk penggunaan
Memerlukan banyak konseling dan contoh-contoh nyata
untuk dapat menggunakannya secara benar
Memerlukan mediator atau tenaga terlatih (non-medis)
untuk kesinambungan informasi dan komunikasi
Harus mampu mengendalikan hasrat atau tidak
bersanggama selama periode subur (agar tidak hamil)
6
KBA: Keterbatasan ..........
Perlu membuat catatan harian tentang
mukus, suhu basal dan gejala biologis
penting lainnya
Gangguan (misalnya: infeksi regio genitalia)
akan menyulitkan interpretasi lendir serviks
Diperlukan termometer khusus (suhu basal
dengan skala sensitif) untuk MSB
Tidak memberi perlindungan terhadap PMS
(misalnya: HBV, HIV/AIDS)
7
KBA Sesuai Untuk Wanita/Pasangan :
Di Usia Subur (dalam kurun reporoduksi sehat)
Berbagai Paritas (termasuk Nullipara)
Yang oleh alasan Religiius atau Kultural, tidak boleh
menggunakan metoda kontrasepsi modern/tertentu
Karena alasan Medik, tidak dapat menggunakan
kontrasepsi yang bahan aktifnya mempunyai efek
sistemik
Mampu untuk mengendalikan hasrat atau tidak
bersanggama selama periode subur
Menyenangi atau bersedia untuk mengamati, mencatat
dan menginterpretasikan gejala-gejala fisiologis yang
berhubungan dengan kesuburan atau kesehatan
reproduksi
8
KBA:
Hal-hal Penting Yang Perlu Diketahui Klien
Beberapa wanita harus mempertimbangkan KBA :
Karena masalah umur, paritas atau kesehatannya,
kehamilan merupakan risiko tinggi/kontraindikasi
Siklus haidnya tidak teratur atau ditentukan secara pasti
(sedang menyusui, pascakeguguran, atau salah mencatat)
Siklus haid dan kondisi lendir perlu diamati dan dikenali
dengan benar sehingga hanya klien yang termotivasi dan
mau mengenali karakteristik pola subur-tak subur yang
sesuai dengan metode ini
Pasangannya tidak mau bekerjasama atau dapat menahan
hasrat bersanggama dalam periode subur
Tidak suka memantau, memeriksa atau menyentuh organ
genitalia untuk pencatatan gejala fisiologis harian
9
KBA: Kondisi-Yang Perlu Diwaspadai
10
KBA: Informasi Untuk Klien Yang
Menggunakan Metoda Kalendar
• Pantau jumlah hari dari 6 siklus haid sambil menahan hasrat
sangama pada periode subur atau menggunakan berbagai
metoda kontrasepsi lainnya. Kemudian hitunglah periode subur
dengan melihat data atau hasil penghitungan dibawah ini.
• Dari rata-rata hari siklus terpanjang dan dikurangi 11, maka
inilah hari subur terakhir dalam satu siklus menstruasi.
• Dari rata-rata hari siklus terpendek, kemudian dikurang 18,
maka inilah hari subur pertama (awal) dari siklus menstruasi.
• Periode subur dihitung dari hari subur awal hingga subur
terakhir (misalnya hari ke 8 -19 dari siklus menstruasi)
sehingga diperlukan abstinensia atau hari pantang sanggama
atau menggunakan metode pelindung (kondom) selama 12
hari dalam 1 siklus menstruasi yang sedang berlangsung.
11
KBA: Grafik Suhu Basal
Temp.
(Celsius)
37.1
37.0
36.9 Tidak Subur
36.8
36.7
36.6
36.5
36.4
Garis suhu (pelindung)
36.3
36.2
36.1
36.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Day
12
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metoda Suhu Basal Tubuh (SBT)
13
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh (SBT)
Periode tidak subur dimulai pada sore hari setelah tiga hari berturut-turut
suhu tubuh berada diatas garis pelindung/suhu basal (Aturan Perubahan
Suhu).
Hari pantang sanggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore
ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode
tak subur). Masa pantang sanggama untuk metode ini lebih panjang dari
metode ovulasi billing. Perhatikan pula kondisi lendir subur dan tak subur
yang dapat diamati.
Jika salah satu dari kenaikan diatas suhu basal yang seharusnya berurutan
ternyata terjadi penurunan hingga melewati ambang bawah garis pelindung,
hal ini dapat menjadi pertanda bahwa ovulasi belum terjadi. Kejadian ini tak
dapat diambil sebagai patokan fase tak subur
Bila periode tak subur telah terlewati klien boleh untuk tidak meneruskan
pengukuran suhu tubuh dan melakukan sanggama hingga akhir siklus haid
dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
14
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Ovulasi
Secara normal, mukus (lendir) vagina dapat berubah
beberapa kali dalam sehari sehingga perlu dilakukan
pengenalan sekresi normal harian sebagai patokan
penggunaan metode ini.
Tentukan tingkat keseuburan berdasarkan hasil pengamatan
lendir (setiap malam) dan beri tanda atau simbol yang sesuai
dengan tingkat kesuburan yang sesuai (telah dipelajari)
Untuk mengetahui jenis lendir normal harian, paling tidak
kedua pasangan tidak melakukan sanggama selama 1 siklus.
Selama hari-hari kering (tiada lendir) setelah menstruasi,
sanggama pada dua hari berikut masih tergolong aman.
Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa
subur (hari pantang sanggama). Lendir kental, keruh,
kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
15
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Ovulasi .....
16
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Simptotermal
Setelah menstruasi berhenti, klien dapat melakukan sanggama
hingga dua hari kering berikutnya (periode tidak subur sebelum
ovulasi)
Setelah periode tidak subur awal tersebut, terjadi ovulasi yang
ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada
vagina (sama dengan metode lendir serviks), lakukan pantang
sanggama karena ini menandakan periode subur sedang
berlangsung
Pantang sanggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3
hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
Apabila kombinasi dua gejala ini tidak dapat menentukan
periode tak subur awal, periode subur, dan periode tak subur
akhir maka ikuti penghitungan periode subur yang terpanjang
dimana masa pantang sanggama harus dilakukan.
17