Anda di halaman 1dari 17

KELUARGA BERENCANA ALAMIAH

(KBA)

1
Metode KBA

 Metode Kalendar
 Suhu Tubuh Basal (STB)
 Metoda Mukosa Servik (Billings)
 Simptotermal (STB + Mukosa Servik)

2
KBA: Pemanfaatan
Untuk Kontrasepsi :
 Menghindari sanggama dalam periode
subur dalam siklus menstruasi untuk
menghindarkan terjadinya kehamilan
Untuk Kehamilan:
 Melakukan sanggama dalam periode
subur (disekitar pertengahan siklus
menstruasi) dimana peluang terjadinya
kehamilan cukup besar.
3
KBA: Manfaat Kontraseptif
• Jika dilakukan dengan taat dan benar, dapat
untuk mencegah terjadinya kehamilan.
• Sebaliknya, jika ingin hamil, maka metode
ini dapat membantu untuk menentukan saat
terbaik untuk terjadinya kehamilan
• Secara metode dan aspek klinik, tak ada
risiko atau efek samping
• Murah karena tidak menggunakan alat atau
memerlukan pasokan ulangan

4
KBA: Manfaat Non-kontraseptif

 Menambah wawasan dan pengetahuan


tentang sistem dan kesehatan reproduksi
 Mempererat tanggung-jawab dan
kerjasama kedua belah pihak (pasangan)
dalam kesehatan reproduksi
 Kepedulian dan keterlibatan pasangan
atau suami dalam Keluarga Berencana

5
KBA: Keterbatasan
 Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (9-20
kehamilan per 100 wanita) di tahun pertama penggunaan)
 Tingkat efektifitasnya tergantung dari ketaatan dan
konsistensi dalam mengikuti petunjuk penggunaan
 Memerlukan banyak konseling dan contoh-contoh nyata
untuk dapat menggunakannya secara benar
 Memerlukan mediator atau tenaga terlatih (non-medis)
untuk kesinambungan informasi dan komunikasi
 Harus mampu mengendalikan hasrat atau tidak
bersanggama selama periode subur (agar tidak hamil)

6
KBA: Keterbatasan ..........
 Perlu membuat catatan harian tentang
mukus, suhu basal dan gejala biologis
penting lainnya
 Gangguan (misalnya: infeksi regio genitalia)
akan menyulitkan interpretasi lendir serviks
 Diperlukan termometer khusus (suhu basal
dengan skala sensitif) untuk MSB
 Tidak memberi perlindungan terhadap PMS
(misalnya: HBV, HIV/AIDS)
7
KBA Sesuai Untuk Wanita/Pasangan :
 Di Usia Subur (dalam kurun reporoduksi sehat)
 Berbagai Paritas (termasuk Nullipara)
 Yang oleh alasan Religiius atau Kultural, tidak boleh
menggunakan metoda kontrasepsi modern/tertentu
 Karena alasan Medik, tidak dapat menggunakan
kontrasepsi yang bahan aktifnya mempunyai efek
sistemik
 Mampu untuk mengendalikan hasrat atau tidak
bersanggama selama periode subur
 Menyenangi atau bersedia untuk mengamati, mencatat
dan menginterpretasikan gejala-gejala fisiologis yang
berhubungan dengan kesuburan atau kesehatan
reproduksi
8
KBA:
Hal-hal Penting Yang Perlu Diketahui Klien
Beberapa wanita harus mempertimbangkan KBA :
 Karena masalah umur, paritas atau kesehatannya,
kehamilan merupakan risiko tinggi/kontraindikasi
 Siklus haidnya tidak teratur atau ditentukan secara pasti
(sedang menyusui, pascakeguguran, atau salah mencatat)
 Siklus haid dan kondisi lendir perlu diamati dan dikenali
dengan benar sehingga hanya klien yang termotivasi dan
mau mengenali karakteristik pola subur-tak subur yang
sesuai dengan metode ini
 Pasangannya tidak mau bekerjasama atau dapat menahan
hasrat bersanggama dalam periode subur
 Tidak suka memantau, memeriksa atau menyentuh organ
genitalia untuk pencatatan gejala fisiologis harian
9
KBA: Kondisi-Yang Perlu Diwaspadai

 Haid yang tidak atau jarang teratur


 Vagina atau serviks yang selalu
mengeluarkan sekret atau cairan
sehingga sulit ditentukan akibat iritasi
atau sesuatu yang normal
 Sedang menyusukan bayinya

10
KBA: Informasi Untuk Klien Yang
Menggunakan Metoda Kalendar
• Pantau jumlah hari dari 6 siklus haid sambil menahan hasrat
sangama pada periode subur atau menggunakan berbagai
metoda kontrasepsi lainnya. Kemudian hitunglah periode subur
dengan melihat data atau hasil penghitungan dibawah ini.
• Dari rata-rata hari siklus terpanjang dan dikurangi 11, maka
inilah hari subur terakhir dalam satu siklus menstruasi.
• Dari rata-rata hari siklus terpendek, kemudian dikurang 18,
maka inilah hari subur pertama (awal) dari siklus menstruasi.
• Periode subur dihitung dari hari subur awal hingga subur
terakhir (misalnya hari ke 8 -19 dari siklus menstruasi)
sehingga diperlukan abstinensia atau hari pantang sanggama
atau menggunakan metode pelindung (kondom) selama 12
hari dalam 1 siklus menstruasi yang sedang berlangsung.
11
KBA: Grafik Suhu Basal

Temp.
(Celsius)
37.1
37.0
36.9 Tidak Subur
36.8
36.7
36.6
36.5
36.4
Garis suhu (pelindung)
36.3
36.2
36.1
36.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Day
12
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metoda Suhu Basal Tubuh (SBT)

Aturan Perubahan Suhu/Temperatur :


 Ukurlah suhu pada jam yang sama setiap pagi (sebelum bangkit
dari tempat tidur) dan catat pada grafik yang tersedia
 Gunakan grafik nilai suhu dalam 10 hari pertama siklus haid untuk
mengidentifikasi suhu puncak harian “normal dan rendah” dalam
pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya
 Abaikan suhu yang tingginya abnormal yang disebabkan adanya
demam atau gangguan lainnya
 Tariklah sebuah garis 0.05 hingga 0.1ºC melalui yang tertinggi dari
semua nilai suhu dalam 10 pertama ini. Garis ini disebut garis
pelindung atau garis suhu.

13
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh (SBT)

 Periode tidak subur dimulai pada sore hari setelah tiga hari berturut-turut
suhu tubuh berada diatas garis pelindung/suhu basal (Aturan Perubahan
Suhu).
 Hari pantang sanggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore
ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode
tak subur). Masa pantang sanggama untuk metode ini lebih panjang dari
metode ovulasi billing. Perhatikan pula kondisi lendir subur dan tak subur
yang dapat diamati.
 Jika salah satu dari kenaikan diatas suhu basal yang seharusnya berurutan
ternyata terjadi penurunan hingga melewati ambang bawah garis pelindung,
hal ini dapat menjadi pertanda bahwa ovulasi belum terjadi. Kejadian ini tak
dapat diambil sebagai patokan fase tak subur
 Bila periode tak subur telah terlewati klien boleh untuk tidak meneruskan
pengukuran suhu tubuh dan melakukan sanggama hingga akhir siklus haid
dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
14
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Ovulasi
 Secara normal, mukus (lendir) vagina dapat berubah
beberapa kali dalam sehari sehingga perlu dilakukan
pengenalan sekresi normal harian sebagai patokan
penggunaan metode ini.
 Tentukan tingkat keseuburan berdasarkan hasil pengamatan
lendir (setiap malam) dan beri tanda atau simbol yang sesuai
dengan tingkat kesuburan yang sesuai (telah dipelajari)
 Untuk mengetahui jenis lendir normal harian, paling tidak
kedua pasangan tidak melakukan sanggama selama 1 siklus.
 Selama hari-hari kering (tiada lendir) setelah menstruasi,
sanggama pada dua hari berikut masih tergolong aman.
 Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa
subur (hari pantang sanggama). Lendir kental, keruh,
kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
15
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Ovulasi .....

 Tandailah hari terakhir dari adanya lendir bening, licin dan


elastis dengan huruf X. Ini adalah hari puncak dalam periode
subur (fase paling subur)
 Pantang sanggama dilanjutkan hingga 3 hari setelah puncak
subur, karena kemampuan hidup sel telur masih berlanjujt
hingga periode tersebut dan bila terjadi pertemuan dengan
sperma, dapat terjadi pembuahan
 Hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur,
mulai kembali periode tak subur sehingga sanggama dapat
dilakukan hingga datang haid berikutnya

16
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Simptotermal
 Setelah menstruasi berhenti, klien dapat melakukan sanggama
hingga dua hari kering berikutnya (periode tidak subur sebelum
ovulasi)
 Setelah periode tidak subur awal tersebut, terjadi ovulasi yang
ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada
vagina (sama dengan metode lendir serviks), lakukan pantang
sanggama karena ini menandakan periode subur sedang
berlangsung
 Pantang sanggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3
hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
 Apabila kombinasi dua gejala ini tidak dapat menentukan
periode tak subur awal, periode subur, dan periode tak subur
akhir maka ikuti penghitungan periode subur yang terpanjang
dimana masa pantang sanggama harus dilakukan.
17

Anda mungkin juga menyukai