Anda di halaman 1dari 28

MASALAH – MASALAH

KESEHATAN JIWA

TIM CMHN PROVINSI JAWA TIMUR


Disampaikan Oleh:
PENINGKATAN PENGETAHUAN PETUGAS TENTANG KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS
UNTUK PERCEPATAN JAWA TIMUR BEBAS PASUNG
Sampang, 15-19 Februari 2016
Blitar, 14-18 Maret 2016
Pamekasan, 4-8 April 2016
Probolinggo, 18-22 April 2016
Trenggalek, 31 Oktober-4 November 2016
TIM CMHN JATIM

• Ns. Heni Dwi Windarwati.,MKep.,SpKepJ


• Ns. Eko Arik Susmiatin, MKep.,SpKepJ
• Ns. Nancye Pandeirot, MKep.,SpKepJ
• Ns. Komarudin, MKep.,SpKepJ
• Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, MKep.,SpKepJ
• Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, MKep.,SpKepJ
PENDAHULUAN
• Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu dan
keluarga di masyarakat membutuhkan penanganan
praktisi kesehatan
• Diperlukan kolaborasi dan kerja tim agar masalah
kesehatan jiwa dapat tertangani secara adekuat
• Modul ini menjelaskan masalah-masalah kesehatan
jiwa, diantaranya gangguan jiwa yang sering ditemukan
di masyarakat yakni Skizofrenia, Gangguan Psikotik
Akut, Gangguan Depresi dan penatalaksanaannya
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):

• Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu


memahami tentang masalah-masalah
kesehatan jiwa.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang Skizofrenia dan
penatalaksanaannya.
2. Menjelaskan tentang Gangguan Psikotik
Akut dan penatalaksanaannya.
3. Menjelaskan tentang Gangguan Depresi
dan penatalaksanaannya.
A. SKIZOFRENIA (F20)
1. Pengertian
Skizofrenia:
Sekelompok gangguan jiwa berat yang
umumnya ditandai oleh distorsi proses pikir
dan persepsi yang mendasar, alam perasaan
yang menjadi tumpul dan tidak serasi, tetapi
kesadarannya tetap jernih dan kemampuan
intelektual biasanya dapat dipertahankan.
A. SKIZOFRENIA (F20)
2. TANDA & GEJALA
• Halusinasi
1

• Waham
2

• Kesulitan berpikir dan berkosentrasi


3

• Keluhan fisik yang aneh: merasa ada hewan/objek yang tidak lazim di
4 tubuhnya

• Problem dengan antipsikotik


5

• Mencari pertolongan karena apatis; penarikan diri , kebersihan yang


6 buruk atau perilaku aneh
A. SKIZOFRENIA (F20)
3. PEDOMAN DIAGNOSTIK

• Penarikan diri secara sosial


PROBLEM • Minat/motivasi rendah, pengabaian diri
KRONIK • Gg. Berpikir (Pembicaraan tidak
terangkai/aneh)

• Agitasi/kegelisahan
EPISODE • Perilaku aneh
PERIODIK • Halusinasi
• Delusi/waham
A. SKIZOFRENIA (F20)
4. PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS
1. Informasikan kepada keluarga :
 Perilaku aneh dan agitasi adalah gejala penyakit jiwa
 Gejala dapat hilang timbul.
 Pentingnya minum obat secara teratur dan memeriksakan ke
sarana kesehatan.
2. Dorong pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam
pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.
3. Kurangi stres pada pasien:
 Tidak berargumentasi terhadap pikirannya yang psikotik
 Hindari konfrontasi atau mengkritik
4. Pada saat gejala berat sebaiknya istirahat dan menghindari stres.
5. Saran penatalaksanaan Agitasi ----rujuk ke Psikosis Akut (F23) .
A. SKIZOFRENIA (F20)
5. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
1. Berikan antipsikotik (rendah --↑ bertahap):
- Haloperidol 3 x 1,5-5 mg/hari atau CPZ 3 x 100-200mg/hari
2. Berikan Antipsikotik depot --- Tidak patuh minum obat:
- Haloperidol dekanoat/Modecate 1 x /bulan secara IM
3. Penkes keluarga:
a. Kontinu minum obat:
 Harus dilanjutkan sekurangnya 3 bulan stl episode
pertama
 Lebih lama sesudah episode berikutnya
 beberapa pasien perlu minum obat jangka
panjang/seumur hidup
b. Kemungkinan efek samping
A. SKIZOFRENIA (F20)

 Kasus Baru
 Adanya
Depresi/Mania
dengan Gg. Psikotik
 Mengalami Efek KONSUL KE
samping yang berat SPESIALIS
 Keputusan
penghentian
medikasi
antipsikotik.
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
1. PENGERTIAN
Gangguan psikotik akut:
Gangguan jiwa yang ditandai adanya
gangguan daya nilai realitas yang muncul
secara tiba-tiba dan durasinya singkat (dalam
masa 2 minggu atau kurang).
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
2. TANDA & GEJALA
• Halusinasi
1

• Waham
2

• Kebingungan
3

• Was - Was
4

• Problem dengan antipsikotik


5

• Mencari pertolongan karena perubahan perilaku, perilaku


6 aneh/menakutkan (menark diri, curiga/mengancam)
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
3. PEDOMAN DIAGNOSTIK
AWITAN/ONSET baru:
1. Halusinasi
2. Waham
3. Agitasi/perilaku aneh (Bizarre)
4. Pembicaraan Disorganisasi (Aneh/kacau)
5. Emosi labil atau ekstrim
6. Gejala timbul mendadak kurang dari 1
bulan
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
4. PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS
1. Informasikan:
 Gejala penyakit ---agitasi & perilaku aneh
 Episode akut prognosis baik
 Pengobatan berkesinambungan beberapa bulan setelah gejala hilang
2. Upaya keamana pasien & Pelaku rawat:
 Dampingi pasien
 Penuhi kebutuhan dasar
 Hati-hati agar pasien tidak cedera
3. Kurangi Stres dan stimulusi:
 Jangan beragumentasi dengan pikiran psikotiknya—membantah
bahwa pasien salah
 Hindari konfrontasi/kritik kecuali perlu
4. Agitasi ----hospitalisasi/pengawasan ketat
5. Motivasi ADL setelah gejala membaik
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
5. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS

1. Berikan terapi antipsikotik secepatnya


sesudah penilaian
2. Berikan terapi IM bila tidak mungkin
oral, hindari pemberian depo/jangka
panjang untuk mengontrol gejala
3. Resepkan monoterapi
4. Berikan antipsikotik start low, go slow
(lihat tabel medikasi antipsikotik)
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
5. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
Tabel medikasi antipsikotik
Medikasi Haloperidol Klorpromazin Flufenazin depo/kerja
panjang
Dosis Awal 1,5 – 3 mg 50 – 75 mg 12,5 mg
Dosis Efektif 3 – 20 mg/hari 75 – 300 mg/hari* 12,5 – 100 mg, setiap 2 –
Tipikal (mg) 5 minggu
Cara Pemberian Oral/intramuskular (untuk Oral Injeksi intramuskular
psikosis akut) dalam di area gluteal
Efek samping
bermakna
Sedasi + +++ +
Kencing tersendat + ++ +
Hipotensi ortostatik + +++ +
Efek samping +++ + +++
ekstrapiramidal**
Sindrom Neuroleptik Jarang Jarang Jarang
Maligna***
Tardive dyskinesia**** + + +

Perubahan EKG + + +
Kontraindikasi Kesadaran menurun, Kesadaran menurun, Anak-anak, kesadaran
depresi sumsum tulang, depresi sumsum tulang, menurun, parkinsonisme,
faeokromositoma, porfiria, faeokromositoma aterosklerosis serebral
gangguan di basal ganglia yang nyata
* Dosis lebih hingga mencapai 1 g mungkin diperlukan pada kasus-kasus yang berat.
** Gejala-gejala Ekstrapiramidal di antaranya reaksi distonia akut, tics, tremor, rigiditas otot dan roda gerigi (cogwheel).
***Sindroma Neuroleptik Maligna merupakan gangguan yang jarang tapi berpotensi mengancam nyawa. Dtandai dengan kekakuan otot, peningkatan suhu tubuh dan tekanan darah.
**** Tardive dyskinesia adalah efek samping jangka panjang dari medikasi antipsikotik yang ditandai oleh gerakan-gerakan otot yang involunter, khususnya wajah, tangan, dan dada.
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
5. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
5. Coba melakukan terapi pada dosis optimum sedikitnya 4 –
6 minggu sebelum mempertimbangkan bahwa obat
tersebut tidak efektif.
6. Haloperidol atau Klorpromazin oral sebaiknya ditawarkan
secara rutin pada orang dengan gangguan psikotik.
7. Lanjutkan terapi antipsikotik hingga 12 bulan setelah
remisi total
8. Antiansietas juga dapat digunakan bersama dengan
antipsikotik untuk mengendalikan agitasi akut (misalnya
Lorazepam 3 x 1-2 mg sehari).
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)
5. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
9. Monitor efek samping obat:
a. Distonia atau spasme akut:
Injeksi Benzodiazepin : Diazepam 10 mg i.m.
Injeksi Antiparkinson: Sulfas Atropin 1-2
ampul i.m.
Injeksi Difenhidramin 2 ml i.m
b. Akatisia (kegelisahan motorik berat) :
Kurangi dosis
Berikan Beta-bloker
c. Gejala Parkinonisme : antiparkinson (THP 4-
12mg hari)
B. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT (F23)

 Kasus Baru
 Mengalami Efek
samping yang berat: KONSUL KE
 Demam
 Kekakuan
SPESIALIS
 Hipertensi
C. GANGGUAN DEPRESI (F32)
1. PENGERTIAN
Gangguan depresi:
Gangguan jiwa yang ditandai dengan suasana
hati (alam perasaan) yang menurun, proses
pikir melambat dan perilaku lamban (trias
depresi).
C. GANGGUAN DEPRESI (F32)
2. TANDA & GEJALA

• Mengemukakan 1 atau lebih gejala fisik (kelelahan atau nyeri )


1

• Kehilangan minat akan hal-hal yang menjadi kebiasaan


2

• Iritabilitas (cepat marah dan tersinggung)


3

• Ggn perilaku pada anak dan remaja , menarik diri atau “acting out”
4

• Kelompok risiko tinggi: baru melahirkan, stroke, Parkinson atau sklerosis


5 mutipel
C. GANGGUAN DEPRESI (F32)
3. PEDOMAN DIAGNOSTIK
1. Perasaan sedih
2. Kehilangan minat/gairah
3. Adanya gejala penyerta: Ggn Tidur, rasa bersalah, tidak
percaya diri, kelelahan. Libido menurun, gerak atau
pembicaraan agitasi atau melambat , pikiran bunuh diri,
sulit kosentrasi, ansietas
4. Jika ada halusinasi dan waham----Ggn Depresi berat dengan
ciri psikotik---rujuk Ggn Psikotik
5. Jika penggunaan Zat/alkohol yg berat ----- ggn penggunaan
zat atau alkohol
6. Medikasi yang menimbulkan gejala Depresi : Beta-bloker,
antihipertensi, H2 bloker, kontrasepsi oral dan kortikosteroid
C. GANGGUAN DEPRESI (F32)
4. PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS
1. Informasi:
 Depresi adalah penyakit yang lazim dan tersedia terapi yang
efektif.
 Depresi bukan merupakan kelemahan atau kemalasan,
 Pasien berupaya keras untuk mengatasi, tapi tidak berdaya
2. Kaji risiko bunuh diri--- tinggi –hospitalisasi dan pengawasan ketat
3. Rencana kegiatan jangka pendek yang menyenangkan pasien/
meningkatkan Harga diri
4. Dorong berpikir positif
5. Bila ada gejala Fisik: jelaskan hubungan gejala fisik dengan
suasana perasaan
6. Sudah ada perbaikan--- rencanakan bersama ps tuindakan yang
harus dimabil bila terjadi kekambuhan
C. GANGGUAN DEPRESI (F32)
5. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
1. Berikan antidepresan --- suasana perasaan sedih atau kehilangan minat
menonjol selama 2 minggu dan atau 4 atau lebih gejala ditemukan
2. Depresi berat ----berikan obat pada kunjungan pertama
3. Depresi sedang --- oat diberikan pada kunjungan berikutnya apabila
konseling gagal
4. Pilihan medikasi:
5. Berikan antidepresan sampai dosis efektif : mulai 25-50 mg /malam dan
dinaikkan 100-150mg dalam dosis terbagi. Usia lanjut & sakit fisik: dosis
lebih rendah atau efek antidepresan dan samping minimal
6. Jelaskan obat harus diminum tiap hari, perbaikan 2-3 minggu, ada efek
samping ringan yang hilang 7-10 hari. Harus konsultasi sebelum
menghentikan obat
7. Antidepresan di lanjutkan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah keadaan
membaik
B. GANGGUAN DEPRESI (F32)

 Risiko Bunuh Diri


 Gejala psikotik
 Depresi menetap KONSUL KE
 Perlu psikoterapi SPESIALIS
yg intensif
REFERENSI
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa, Kementerian
Kesehatan RI (2006). Buku Pedoman Pelayanan
Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Keliat. B.A . dkk (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa


Komunitas CMHN (basic Course). EGC: Jakarta

Maslim Rusdi (1996), Buku Saku Diagnosis Jiwa Rujukan


Ringkas dari PPDGJ-III, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai