Ayu Anggraini
Devia Gustiana Maulida
Devina Amadea Setyastrid
Erna
Muhammad Zailani
Najla Afifah
Nurasiyah
Viviana Ika Lestari
Wilis Agustina
Pengkajian gizi pasien CKD
O Malnutrisi sangat umum pada pasien dengan CKD,
terutama mereka yang menjalani dialisis.
Protein 0,6 – 0,8 0,60 – 0,75 0,8 – 1,0 ≥ 1,2 ≥ 1,2 – 1,3
g/kg berdasarkan fungsi g/kg ≥ 50% HBV mengganti ≥ 50% HBV ≥ 50% HBV
ginjal / pengobatan hilangnya urin
secara
kontroversial
Buah / sayur
- Low 0-3 10-100 1-50 20-150 0-70
- Medium 0-3 10-100 1-50 150-250 0-70
- High 0-3 10-100 1-50 250-550 0-70
Contoh.
O infused D / D = 120/206 = 0,58
= 4 L dari 38 g / L + 4L dari 136 g / L (1 - 0,58) x 206 = 86,5g
= 152 + 54.4 86,5 x 3,4 = 294 kkal
= 206 g
= xi
O Sisa glukosa yang terukur
= 1.200 mg / dL dalam 10 L efluen
= 1200 x (10.000 mL / 100.000)
= 1200 x 0.1
= 120 9
Koreksi BB untuk Pasien
Obesitas dan Underweight
O Koreksi BB = BB (tanpa odem)+ [(BBI- BB)] x0.25]
*penyesuaian ketika BB pasien <95% atau >115% dari
BBI
SODDIUM
• 50-80% mengalami HT
• Mengonsumsi 4 gr sodium menyebbkan HT dan retensi cairan
POTASSIUM
• Pada masa akut, asupan potassium dibatasi untuk mencegah
hiperkalemia
KALIUM
O Pembatasan kalium untuk pasien PD dan HD
bervariasi, tergantung pada tingkat fungsi ginjal,
tingkat kalium serum, modalitas, dan terapi obat
O Untuk sebagian besar diet memungkinkan 50-
70 mmol/hari atau sekitar 2-3 g/hari kalium
O Mereka oliguria atau anurik berada pada risiko
yang meningkat untuk hiperkalemia dan harus
memiliki diet yang lebih ketat.
O Rentang target untuk kaliumserum adalah 3,5-
6,0 mEq/L
O Untukhiperkalemia berat (serum K >7,0 mEq/L)
O Pasien HD harus diberi konseling tentang
pembatasan makanan kalium tinggi
FOSFOR
O Pembatasan diet fosfor 800-1000 mg/hari
atau < 17mg/kg BBI
KALSIUM
O Kebutuhan kalsium dalam makanan lebih
tinggi pada mereka yang menderita gagal
ginjal kronik
O Jumlah kalsium dalam makanan ditambah
jumlah yang ditemukan dalam suplemen
dan pengikat fosfat tidak boleh melebihi
2000 mg perhari.
SUPLEMENTASI VITAMIN . Suplementasi vitamin
yang larut dalam air karena peningkatan
kehilangan selama dialisis, Anorexia, dan asupan
makanan yang buruk biasanya diindikasikan untuk
pasien HD dan PD. Alasan lain termasuk diet ginjal
yang rendah buah-buahan / sayuran segar, biji-
bijian, dan produk susu: metabolisme yang
berubah, gangguan sintesis, resistensi terhadap
aksi beberapa vitamin, dan penurunan
penyerapan usus.
PENYAKIT KARDIOVASKULAR CVD telah dikaitkan dengan
penyakit ginjal kronis, sebagian besar karena orang dengan
CKD lebih mungkin meninggal akibat komplikasi
kardiovaskular yang berkembang menjadi CKD Tahap 4.
National Kidney Foundation merekomendasikan agar
pasien CKD dipertimbangkan sebagai kelompok risiko
"tertinggi". untuk kejadian CVD berikutnya Sudah diketahui
bahwa prevalensi penyakit kardiovaskular pada pasien
dialisis tinggi dan menyumbang sekitar 50% kematian pada
pasien HD dan PD. Telah dilaporkan bahwa ada prevalensi
CVD yang tinggi pada CKD, dan mortalitas akibat CVD
adalah 10 hingga 30 kali lebih tinggi pada pasien dialisis
dibandingkan populasi umum.
Terapi pasien CKD dengan anemia
Hasil lab HD ND-/PD-CKD Pediatric
Hb (diambil CKD – paling CPR (11-12g/dl) CPR (11-12g/dl) Sama *
pertengahan lambat diawal CPG (≤13 g/dl) CPG (≤13 g/dl)
minggu) CKD dengan ESA-
minimal
perbulan
Serum ferritin Per bulan >200ng/ml (tidak >100ng/ml >100g/ml
mampu >500
ng/ml)
Transferrin saturasi Sama seperti >20% >20% >20%
(hanya Hb orang diatas >29 pg/sel N/A
dewasa)
•Tidak ada penelitian terhadap anak yang menunjukkan resiko jika Hb≥13 gr/dl,
anak dengan Hb Hb≥13 gr/dl harus diperhatikan agar tidak menimbulkan resiko
yang memungkinkan
Suplemen zat besi (oral)
Sumber zat besi %kandungan Contoh kandungan dosis Efek samping
Besi karbon alami Feosol 45 mg 2-3x Catatan :
(Kaplet) 90 mg sehari mengandung 120
Ferralet 90 mg vit.C
Ferrous 12% Fergon 27 mg/ 300 mg 6-7x Sindrom GI,
gluconate tablet sehari konstipasi
Ferrous 33% Nephron-fer 115 mg 2x Sindrom GI,
fumarate Nephron FA 200 mg sehari konstipasi
2x
sehari
Ferrous sulfate 20% Fe rendah 50 mg 3-4x Sindrom GI,
30% Feosol 65 mg sehari konstipasi
dikeringkan (tablet) 3x
sehari
Polisakarida 100% Niferex 150 150 mg 1-2x Sindrom GI,
Nulfron 150 150 mg sehari konstipasi
1-2x
sehari
Heme besi N/A Proferrin 7 mg/kapsul 1 – 3x Menurunkan GI
polipeptida sehari
IMUNOSUPPRESAN
Mediasi Imunosupresan digunakan untuk mencegah penolakan
akut dan mempertahankan kelangsungan hidup jangka panjang dari
ginjal yang ditransplantasikan. Beragam obat digunakan dalam upaya
menurunkan kadar zat tertentu dan mengurangi efek samping yang
tidak diinginkan. seperti cyclosporin dan tacrolimus, dapat diubah oleh
makanan tertentu. Pasien diberikan instruksi terperinci tentang kapan
harus minum obat untuk menjamin penyerapan obat yang memadai.
Efek Immunosuppresan dan Efek Samping yang Umum
Digunakan
Obat Efek Samping Terkait Nutrisi
Azathioprinc N & V, Stomatitis, esophagus, pancreas, pengecilan otot,
hilangnya nafsu makan.
Basiliximab N & V, diare, konstipasi, sakit perut diare
Corticosteroids/prednisone Mual, distensi perut, GI hemoragik, peningkatan nafsu
(Deltasone, liquid prednisone, makan, ostreoporosis, penyembuhan luka buruk, retensi
Meticorten, Orasone) cairan
Cyclosporin (Sandimmune, Neoral) N & V, candida oral, hyperplasia gum, pancreas,
hepatoksin, neprotik, hiperkalemia
Muromonab-CD3 (Orthoclone OKT3) N & V, stomatitis, pengecilan otot, perifer, nyeri lambung,
diare,tremor, nyeri tubuh, gejala flu pendarahan
• Koreksi Berat Badan digunakan untuk menghitung kebutuhan nutrisi bagi individu
<95% atau > 115% dari BBI
• Status Cairan = Total air tubuh – metode Watson ( berat (kg) ; tinggi (cm) )
Intervensi Nutrisi
• Upaya untuk meminimalkan edema termasuk pembatasan
natrium dan diuretik. Disarankan pembatasan natrium 2000
mg atau kurang per hari. Asupan cairan dianjurkan umumnya
tidak dibatasi.
• Rekomendasi protein saat ini adalah 0,8 hingga 1,0 g / kg /
hari. Tingkat asupan ini diyakini mengurangi proteinuria tanpa
mengurangi serum albumin.
Nefrolitiasis Batu ginjal
(renal lithlasis atau nephrolithiasis)
• Nefrolitiasis Batu ginjal (renal lithlasis atau nephrolithiasis) terbentuk
sebagai akibat dari kristalisasi kalsium, oksalat, struvite, cine tine,
hidroksiapatit, atau asam urat yang tidak dapat diekskresikan secara
normal dalam urin.
• Nephrolithiasis mempengaruhi paling tidak satu juta orang di
Amerika Serikat setiap tahun "Biasanya terjadi lebih sering pada pria
daripada wanita dan prevalensinya juga bervariasi tergantung pada
etnis dan wilayah geografis. Ini terjadi lebih sering di Kaukasia
daripada Afrika Amerika atau Asia dan puncak antara usia 20 dan 30
tahun.
• Faktor risiko batu ginjal termasuk riwayat keluarga, kondisi medis
tertentu, seperti hiperkalsiuria, hiperurikuria, dan hiperoksaluria;
dan volume urin yang rendah. Penyebab lain dari batu ginjal
termasuk asam urat, kelebihan asupan vitamin D, infeksi saluran
kemih
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
• ISK adalah infeksi bakteri yang paling umum di semua
kelompok umur, terjadi lebih sering pada wanita daripada pria
(1 dari 5 wanita akan mengembangkan ISK seumur hidup,
dengan beberapa mengalami lebih dari satu infeksi ).
• ISK umumnya terjadi ketika bakteri memasuki saluran kemih
melalui uretra dan mulai berkembang biak di kandung kemih.
• Faktor risiko : jenis kelamin, diabetes dan penyakit kronis
lainnya, obat-obatan yang menurunkan imunitas, dan
penggunaan kateter yang berkepanjangan di kandung kemih
• Gejala : rasa ingin buang air kecil dan rasa sakit(tidak semua
mengalami), rasa terbakar di area kandung kemih atau uretra
saat buang air kecil.
Patofisiologi
• Batu ginjal secara umum terdiri dari garam kalsium, sistin,
asam ure, atau struvite (kombinasi magnesium, amonium, dan
fosfat). Sekitar 90% batu ginjal di antara pasien yang dirawat di
AS adalah kalsium oksalat atau batu kalsium fosfat.
• "Secara umum, perkembangan batu ginjal tidak secara
langsung berhubungan dengan salah satu penyebab.
• Beberapa faktor dapat berkontribusi, termasuk aliran urin
yang abnormal, komposisi urin, dan adanya batu ginjal yang
menyebabkan retensi urin.
• Batu ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala sampai batu
secara akut menghambat aliran urin. Rasa sakit akan
bermigrasi tergantung pada lokasi batu. Gejala lainnya
termasuk mual dan muntah hematuria, rasa sakit dengan
urgensi untuk buang air kecil.
• Tuan B umur 55 tahun, pekerjaan sebagai satpam pabrik plastik, mempunyai
tiga orang anak dan seorang istri. Tinggi badan 165 cm, berat badan 49 kg.
Dirawat di RS Pemerintah (kelas I) karena mengeluh nafsu makan menurun,
mual, muntah (apa yang dimakan diminum dimuntahkan), cegukan, buang air
kecil hanya sedikit tapi tidak sakit, BAB lancar. Penderita mempunyai riwayat
menderita hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan satu tahun yang lalu pernah
dirawat karena ada batu ginjal.
• Hasil pemeriksaan
• Keadaan umum : tampak sakit berat dan sesak nafas
• Suhu : 37,5oC, tensi 170/130 mmHg, nadi 88 x/menit
• Ureum darah : 327,5 mg/dl (N: 10-50 mg/dl)
• Kreatinin darah : 21 mg/dl (N: 0,5-1,1 mg/dl)
• Asam urat : 10,3 mg/dl
• Natrium darah : 130 mmol/L (N: 135 – 150 mmol/L)
• Kalium : 6,9 mmol/L (N: 3,5 – 5,5 mmol/L)
• Hemoglobin : 6,9 gr/dl
• Volume urin : 700 cc/hari
• Diagnosa medis GGK pre dialisis. Hasil anamnesa gizi, pasien mempunyai pola
makan tiga kali sehari, tidak ada alergi terhadap bahan makanan tertentu,
senang makanan yang manis, tempe, tiap malam mempunyai kebiasaan minum
kopi, tidak suka minum air putih lebih menyukai soft drink
CONTOH KASUS
Pengkajian Gizi (Assessment)
DATA TERKAIT GIZI STANDAR PEMBANDING /NILAI NORMAL MASALAH
Antropometri:
Umur: 55 tahun IMT Normal: 18,5 – 25 BB Kurang 9.5 kg (IMT = 18,0)
BB: 49 kg BBI: 58,5 kg
TB: 165 cm
Biokimia:
Ureum darah: 327,5 mg/dl Ureum darah: 10-50 mg/dl Peningkatan nilai laboratorium
Kreatinin darah: 21 mg/dl Kreatinin darah: 0,5-1,1 mg/dl ditandai dengan:
Asam urat: 10,3 mg/dl Asam urat: 3,4-7 mg/dl Ureum darah (>10-50 mg/dl)
Natrium darah: 130 Natrium darah: 135-150 mmol/L Kreatinin darah (>0,5-1,1 mg/dl)
mmol/L Kalium: 3,5-5,5 mmol/L Asam urat (>3,4-7 mg/dl)
Kalium: 6,9 mmol/L Hemoglobin : 13-16 gr/dl Kalium (>3,5-5,5 mmol/L)
Hemoglobin : 6,9 Volume urin: 1000-2000 cc/hari
gr/dl Penurunan nilai laboratorium
Volume urin: 700 cc/hari ditandai dengan:
Natrium darah (<135-150 mmol/L)
Hemoglobin (<13-16 gr/dl)
Volume urin (<1000-2000 cc/hari)
Diet/Riwayat Gizi:
Pasien mempunyai pola makan tiga kali sehari, tidak ada Kebiasaan konsumsi yang kurang
alergi terhadap bahan makanan tertentu, senang baik, seperti minum kopi tiap
makanan yang manis, tempe, tiap malam mempunyai malam dan suka minum soft drink
kebiasaan minum kopi, tidak suka minum air putih lebih dibandingkan air putih
menyukai soft drink.
Fisik/Klinis:
Keadaan umum: tampak sakit berat dan sesak nafas Adanya gangguan fisik dan klinis
Mata: konjungtiva anemis
Abdomen: datar, supel
Ekstremitas: tidak oedema
Suhu: 37,5oC
Tensi: 170/130 mmHg
Nadi: 88 x/menit
Riwayat Individu:
Pasien bekerja sebagai satpam pabrik plastik, Pernah menderita batu ginjal
mempunyai tiga orang anak dan seorang istri. Pasien
mempunyai riwayat menderita hipertensi sejak 3 tahun
yang lalu dan satu tahun yang lalu pernah dirawat
karena ada batu ginjal.
Diagnosis Gizi
NO PROBLEM ETIOLOGI/AKAR MASALAH TANDA/GEJALA
1. NC. 3.1 BB kurang Asupan tidak adekuat BB kurang 9.5 dan IMT = 18,0
2. NC. 1.4 Gangguan Perubahan struktur anatomi gastro Nafsu makan menurun, mual,
fungsi gastro intestinal tract muntah (apa yang dimakan dan
intestinal diminum dimuntahkan)
3. NC. 2.2 Perubahan Adanya gangguan fungsi ginjal Ureum darah: 327,5 mg/dl
nilai lab terkait gizi Kreatinin darah: 21 mg/dl
Asam urat: 10,3 mg/dl
Natrium darah: 130 mmol/L
Kalium: 6,9 mmol/L
Hemoglobin : 6,9 gr/dl
Volume urin: 700 cc/hari
Intervensi
NO DIAGNOSA GIZI INTERVENSI
1. P (Problem) BB kurang Tujuan: Menaikkan BB sampai mencapai BBI
E (Etiologi) Asupan tidak adekuat Cara: Meningkatkan asupan energi dengan memberikan makanan
tinggi energi
S (Sign/Simptom) IMT = 18,0 Target: Berat badan meningkat minimal 0,5 kg per minggu dan 2 kg
dalam sebulan (10 kg dalam 5 bulan)
2. P (Problem) Gangguan fungsi gastro intestinal Tujuan: Memulihkan fungsi gastro intestinal
E (Etiologi) Perubahan struktur anatomi gastro intestinal tract Cara: Mengatur pola makan dari segi jumlah, jenis, dan frekuensi
makan atau dengan memberikan makanan dengan porsi kecil
namun sering
S (Sign/Simptom) Nafsu makan menurun, mual, muntah (apa yang Target: Menghilangkan keluhan akibat dari adanya gangguan fungsi
dimakan diminum dimuntahkan) gastro intestinal dalam waktu 1 minggu
3. P (Problem) Perubahan nilai lab terkait gizi Tujuan: Nilai lab terkait gizi mencapai normal
E (Etiologi) Adanya gangguan fungsi ginjal Cara: Mengurangi konsumsi kopi dan minuman soft drink serta lebih
sering minum air putih
S (Sign/Simptom) Ureum darah: 327,5 mg/dl Target: Nilai lab terkait gizi mencapai normal dalam waktu sebulan
Kreatinin darah: 21 mg/dl
Asam urat: 10,3 mg/dl
Natrium darah: 130 mmol/L
Kalium: 6,9 mmol/L
Hemoglobin : 6,9 gr/dl
Volume urin: 700 cc/hari
PRESKREPSI DIET:
• Jenis Diet: Diet RP 35 (Diet PGK Predialisis)
• Tujuan Diet: Tujuan Diet PGK Predialisis adalah untuk:
• Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan
kebutuhan fisik.
• Meningkatkan berat badan agar mencapai BB standar.
• Meningkatkan asupan energi dan zat gizi agar mencapai 100%.
• Nilai laboratorium terkait gizi mencapai normal.
• Syarat Diet:
• Kebutuhan energi : 2.047,5 kkal
• Kebutuhan protein : 35,1 gram
• Kebutuhan lemak : 56,88 gram
• Kebutuhan karbohidrat : 307,13 gram
• Kebutuhan natrium <5 gr/hari
• Memberikan makanan yang mudah cerna
• Memberikan makanan dengan rendah lemak karena pasien mengalami gangguan
gastro intestinal
• Memberikan makanan dengan porsi kecil namun sering
• Cairan diberikan dari air putih
• Bentuk: Lunak
• Jalur Pemberian: Oral
• Frekuensi: 3 kali sehari makanan utama dan 2 kali sehari makanan selingan.
• Nilai Gizi: •
• Energi • Karbohidrat
• Energi = 35 kkal / kg BB •
ideal / hari 60% 𝑥 2.047,5 𝑘𝑘𝑎𝑙
• 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 = =
• = 35 kkal x 58,5 kg / hari 4
𝟑𝟎𝟕, 𝟏𝟑 𝒈𝒓𝒂𝒎
• = 2.047,5 kkal
•
• Protein
• Protein = 0,6 gr / kg BB
ideal / hari
• = 0,6 gr x 58,5 kg / hari
• = 35,1 gr
•
• Lemak
•
25% 𝑥 2.047,5 𝑘𝑘𝑎𝑙
• 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 = =
9
𝟓𝟔, 𝟖𝟖 𝒈𝒓𝒂𝒎
• EDUKASI GIZI:
• Tujuan: Meningkatkan pemahaman tentang diet PGK
Predialisis dan perubahan perilaku makan pada pasien.
• Konten Materi:
• Penyakit Ginjal Kronik
Monitoring Evaluasi CAPAIAN /HASIL MONITOR
TARGET/
PARAMETER EVALUASI TINDAK LANJUT
TUJUAN Tgl: 1/9/15 Tgl: 3/9/15 Tgl: 7/9/15
BB 0,5 kg/minggu 49 kg 49,3 kg 49,7 kg Peningkatan BB 0,5 Mengatur pola makan
kg/minggu sudah dan meningkatakan
mencapai target konsumsi energi, serta
konseling gizi
Fungsi gastro Memulihkan fungsi gastro Nafsu makan Nafsu makan mulai Nafsu makan Fungsi gastro Mengatur pola makan
intestinal intestinal menurun, mual, membaik, mual, membaik dan mual intestinal sudah dari segi jumlah, jenis,
muntah muntah mengalami dan frekuensi makan
pemulihan, namun atau dengan
masih sedikit memberikan makanan
mengalami mual dengan porsi kecil
namun sering, serta
konseling gizi
Ureum darah: 10-50 mg/dl 327,55 mg/dl 320,64 mg/dl 283,23 mg/dl Hasil LAB belum Lanjutkan pemberian
Kreatinin darah: 0,5-1,1 mg/dl 21 mg/dl 19 mg/dl 16 mg/dl mencapai nilai normal diet PGK Predialisis,
serta konseling gizi
Asam urat: 3,4-7 mg/dl 10,3 mg/dl 10,1 mg/dl 9,7 mg/dl
Hasil LAB Natrium darah: 135-150 mmol/L 130 mmol/L 132 mmol/L 131
mmol/L
Kalium: 3,5-5,5 mmol/L 6,9 mmol/L 6,4 mmol/L 6,1 mmol/L
Volume urin: 2000 cc/hari 700 cc/hari 800 cc/hari 900 cc/hari