Tetrasiklin
Tetrasiklin
Kelompok 6
1. Isrokhah Nor Hayati
2. Kholifatur Rosidah Sani
3. Marnaam
4. Mega Pramudya W
5. Nadyatul Febriana
6. Nungky Dwi S.
SAKURA / REGULER 1
Golongan tetrasiklin yang pertama
ditemukan adalah klortetrasiklin
Klortetrasiklin berasal dari biakan
Streptomyses aureofaciens.
Oksitetrasiklin berasal dari biakan
Streptomyses rimosus.
Tetrasiklin diperoleh dari
klortetrasiklin yang dibuat secara
semi sintetik.
Sifat Fisika dan kimia
Tetrasiklin merupakan basa yang sukar
larut dalam air, garam Na dan garam HCl
nya mudah larut dalam air.
Bentuk basa dan garam HCl stabil dalam
keadaan kering.
Tetrasiklin cepat berkurang potensinya
dalam larutan.
Umumnya tetrasiklin berupa kristal
kuning yang amfoter.
Jenis-jenis tetrasiklin
Jenis R1 R2 R3
Klortetrasiklin Cl CH3, OH H, H
Oksitetrasiklin H CH3, OH OH, H
Tetrasiklin H CH3, OH H, H
Demeklosiklin Cl H, OH H, H
Doksisiklin H CH3, H OH, H
Minosiklin N(CH3)2 H, H H, H
1. Tetrasiklin
Tetrasiklin terutama digunakan untuk
pengobatan acne vulgaris dan rosacea.
Tetrasikin juga dapat digunakan untuk
pengobatan infeksi pada saluran
pernafasan, sinus, telinga bagian tengah,
saluran kemih, usus dua belas jari dan juga
Gonore.
A. Sediaan:
Kapsul 250 mg
B. Komposisi:
Tiap kapsul lunak mengandung:
tetracycline HCL phosphate buffered setara
dengan tetracycline HCL 250 mg
C. Farmakologi:
Super Tetra mengandung tetracycline HCL
phosphate buffered. Bekerja dengan jalan
menghambat sintesa protein kuman.
D. Indikasi:
Super Tetra merupakan antibiotik pilihan
utama terhadap infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme sebagai berikut:
- Hipersensitifitas.
- Kerusakan ginjal berat.
- Hamil.
- Anak berusia kurang dari 12
tahun.
F. Dosis:
Pemberian dilakukan 1 jam sebelum makan
atau 2 jam sesudah makan. Dosis dan lama
pemakaian tergantung pada jenis dan
beratnya infeksi atau sesuai dengan
petunjuk dokter.
Dosis lazim dewasa: 1 – 2 kapsul setiap 6
jam.
Dosis lazim anak-anak > 8 tahun : 25 – 50
mg/kg berat badan per hari dalam dosis
terbagi-bagi tiap 6 jam.
G. Efek Samping :
Mual, muntah, ruam kulit, urtikaria
(biduran/kaligata), nyeri pada ulu hati,
toksisitas ginjal dan hati.
B. Komposisi:
Tiap kapsul Doxycycline mengandung doksisiklin
Hcl yang setara dengan doksisiklin 100 mg.
E. Kontraindikasi :
Hipersensitif atau alergi terhadap antibiotik
doksisiklin atau tetrasiklin.
F. Dosis:
• Dewasa dan anak > 8 tahun dengan berat badan
> 45 kg: 100 mg setiap 12 jam selama hari
pertama dilanjutkan dengan 100 mg sekali sehari.
Pengobatan harus dilanjutkan minimal 1-2 hari
setelah tanda-tanda dan gejala infeksi
menghilang.
• Anak-anak berusia > 8 tahun dengan berat badan
< 45 kg: 4,4 mg/kgBB/hari dengan selang waktu
12 jam selama hari pertama dilanjutkan dengan
2,2 mg/kgBB sekali sehari. Pengobatan harus
dilanjutkan minimal 1-2 hari setelah tanda-tanda
dan gejala infeksi menghilang.
• Infeksi berat : 200 mg sehari.
G. Efek Samping :
- Salep Kulit 3%
D. Kontraindikasi :
Reaksi alergi
4. Minosiklin
A. Sediaan:
- Kapsul 250 mg
- Sirup 125 mg (tiap 5 ml)
- Salep Mata 1%
- Tetes Mata 0,5% dan 1%
- Tetes Telinga 1%
B. Cara Kerja Obat:
Kloramfenikol adalah antibiotik yang
mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada
dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas
antibakterinya dengan menghambat sintesa
protein dengan jalan mengikat ribosom subunit
50S, yang merupakan langkah penting dalam
pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif
terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk
Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri
aerob gram-negatif, termasuk Haemophilus
influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella,
Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps.
cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis,
Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.
C. Indikasi:
1. Kapsul 250 mg / Sirup 125 mg
Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk
penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis
lainnya.
Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H.
influenzae (terutama infeksi meningual),
rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan
beberapa bakteri gram-negatif yang
menyebabkan bakteremia meningitis, dan
infeksi berat yang lainnya.
2. Salep Mata dan Tetes Mata
Untuk mengobati blepharitis, catarrhae,
konjungtivitis bernanah, traumatic
keratitis, trakoma, keratitis ulserativ,
uveitis, konjungtivitis, keratitis,
dakriosistitis, dan infeksi lain oleh bakteri
patogen.
3. Tetes Telinga
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh
kuman gram positif atau gram negatif
yang peka terhadap Chloramphenicol.
D. Kontraindikasi :
Penderita yang hipersensitif atau
mengalami reaksi toksik dengan
kloramfenikol.
Jangan digunakan untuk mengobati
influenza, batuk-pilek, infeksi
tenggorokan, atau untuk mencegah
infeksi ringan.
Perforasi membran timpani (tetes
telinga).
E. Dosis:
2. Dimetiklortetrasiklin.
Absorpsinya lebih baik , waktu paruh 16 jam,
cukup diberikan dengan dosis 150 mg peroral setiap 6
jam.
Iritasi lambung
Sering terjadi pada pemberian oral terutama
doksisiklin dan oksitetrasiklin.
Ini bisa diatasi dengan pemberian bersama-
sama makanan tetapi jangan dengan pruduk
susu dan antasida yg mengandung Al, Mg dan
Ca.
• Diare
Sering timbul karena iritasi lambung.
Terapi lama dapat menyebabkan kelainan darah
seperti leukositosis, trombositopenia.
•Fototoksik
Dapat timbul pada pemberian
dimetiklortetrasiklin.
•Hepatotoksis
Dapat muncul karena pemberian gol tetrasiklin
dosis tinggi (lebih dari 2 gram sehari) atau pada
pemberian parenteral.
Terakumulasi
Kecuali doksisiklin gol tetrasiklin terakumulasi
dalam tubuh sehingga kontraindikasi bagi
penderita gagal ginjal.
Tetrasiklin terikat pada jaringan tulang
yang sedang tumbuh dan membentuk
kompleks.
Pertumbuhan tulang pada fetus dan anak-
anak sementara akan terhambat.
Bahaya ini mulai dari pertengahan masa
hamil sampai usia anak 3 tahun.
Pada gigi susu maupun gigi tetap dapat
menimbulkan perubahan warna permanen
dan kecenderungan menjadi caries.
Tetrasiklin yang sudah kadaluarsa dapat
mengalami degradasi.
Infeksi klamidia.
Pada infeksi akut diberikan terapi 3-4 minggu,
untuk infeksi kronis diberikan terapi 1-2 bulan.
Trakhoma,
Salep mata Tetrasiklin dan doksisiklin secara
oral selama 40 hari memberikan hasil yang baik.
Kolera,
Tetrasiklin merupakan obat yang efektif untuk kolera.
Acne vulgaris,
Tetrasiklin menghambat produksi asam lemak dari
sebum. Dosis 2 kali 250 mg selama 2-3 minggu.
Kontraindikasi