Anda di halaman 1dari 13

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN EPILEPSI
DAN STATUS EPILPTIKUS

By: Lilis Maghfuroh, S.Kep.Ns.M.Kes


DEFINISI
 Epilepsi merupakan gejala kompleks dari banyak
gangguan fungsi otak yang dikarakteristikkan
oleh kejang berulang.
Klasifikasi
 Berdasarkan penyebabnya
Epilepsi idiopatik
Epilepsi simtomatik
 Berdasarkan letak focus epilepsi atau tipe
bangkitan
Epilepsi parsial sederhana
NEXT,
 Epilepsi parsial kompleks
 Epilepsi Parsial yang berkembang menjadi bangkitan
umum (tonik-klonik, tonik, klonik).
Etiologi
Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar
belum diketahui , tetapi faktor predisposisi
diantaranya :
 Kelainan cidera kepala
 Tumor otak
 Kelainan pembuluh otak
 Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
 Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (fku),
sclerosis tuberose dan neurofibromatosis dapat
menyebabkan kejang-kejang yang berulang.
MANIFESTASI KLINIS
 Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau
gangguan penginderaan
 Kelainan gambaran EEG
 Bagian tubuh yang kejang tergantung lokasi dan sifat fokus epileptogen.
 Dapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik
(aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau-
bauan tidak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit
kepala dan sebagainya)
 Napas terlihat sesak dan jantung berdebar
 Raut muka pucat dan badannya berlumuran keringat
 Satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala sensorik
khusus atau somatosensorik seperti: mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa
yang tidak normal seperti pada keadaan normal
 Individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, dan
terkadang individu
PATHOFISIOLOGY

 Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal


yang berlebihan dari sebuah fokus kejang atau
dari jaringan normal yang terganggu akibat
suatu keadaan patologik. Aktivitas kejang
sebagian bergantung pada lokasi muatan yang
berlebihan tersebut.
STATUS EPILEPTIKUS
 Adalah serangan kejang kontinu dan
berlangsung lebih dari 30 menit atau
serangkaian serangan epilepsi yang
menyebabkan anak yang tidak sadar kembali.
 Kejang tonik-klonik

1. Selama Kejang
2. Setelah Kejang
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
 Identitas pasien :

Nama :
Umur : bisa menyerang segala umur (terutama
pada anak-anak)
Alamat :
Pekerjaan: seseorang dengan pekerjaan yang
sering kali menimbulkan stress dapat memicu
terjadinya epilepsi.
 Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Kejang
 Riwayat kesehatan sekarang

Keluarga pasien mengatakan pasien tiba-tiba tidak sadarkan diri kemudian


kejang-kejang disertai mulut berbuih.
 Riwayat kesehatan dahulu

1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami kecelakaan yang hebat dan
mengalami cidera kepala .
 Riwayat kesehatan keluarga.

Keluaraga pasien mengatakan bahwa ada keluarga yang pernah mengalami


kejadian seperti pasien pada saat ini.
 Riwayat persalinan dan kehamilan
 Ditanyakan keadaan ibu selama hamil, keluhan saat hamil,
apakah ibu mendapatkan imunisasi TT, apakah ada makanan
pantangan selama hamil, apakah ada riwayat yang
berhubungan dengan kehamilan, pola kebiasaan ibu yang
mempengaruhi terhadap kehamilan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko cedera berhubungan dengan aktivitas


kejang yang tidak terkontrol (gangguan
keseimbangan).
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan sekresi
saliva.
Gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan hipoksia pada otak
No TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL TTD
HASIL
DX.
1 Setelah dilakukan keperawatan O : observasi status •Mengidentifikasi
selama 1x 24 jam diharapkan
neurologis setiap 8 perkembangan
dengan pasien dapat atau
mengidentifikasi faktor jam
penyimpangan
presipitasi serangan dan dapat N : Jauhkan benda-
hasil yang
meminimalkan/ benda yang dapat diharapkan
menghindarinya, menghindari
adanya cedera fisik, mengakibatkan •Mengurangi
menghindari jatuh dengan terjadinya cedera terjadinya cedera
Kriteria Hasil : pada pasien saat seperti akibat
K : pasien dapat mengetahui aktivitas kejang
dapat terjadinya cidera
terjadi kejang
berhubungn dengan terjadinya E : Berikan informasi yang tidak
kejang yang tidak terkontrol pada keluarga terkontrol.
•Melibatkan
A : pasien merasa aman tidak tentang tindakan
terjadi cidera keluarga untuk
P : keluarga pasien dapat yang harus dilakukan mengurangi
melakukan tindakan-tindakan selama pasien kejang. resiko cedera.
yang dilakukan saat pasien C : colaborasi dengan •Mengurangi
mengalamin kejang di rumah
P: - Tidak ada cidera fisik
dokter dalam aktivitas kejang
-Pasien dalam kondisi aman, pemberian obat anti yang
-tidak ada memar dan tidak konvulsan berkepanjangan
jatuh
2 Setelah dilakukan O : observasi ABC •Untuk
keperawatan selama setiap 5 menit mengetahui
1x24 jalan nafas menjadi N : Letakkan pasien kegawatan jalan
efektif,dengan
pada posisi miring, nafas
Kriteria Hasil :
K :pasien dapat permukaan datar, •Untuk
mengetahui terjadinya miringkan kepala menghindari
ketidakefektifan jalan selama serangan aspirasi dan
nafas yang berhubungan kejang penutupan jalan
dengan peningkatan E : ajarkan pada nafas
sekresi saliva keluarga klien posisi •Untuk
A : pasien mengetahui yang tidak menghindri
cara mengembalikan
mengganggu jalan terjadinya
nafas menjadi efektif
P : pasien dapat nafas saat terjadi obstruksi jalan
melakukan tindakatan kejang nafas
penggurangan sekresi C : colaborasi •untuk
saliva saat kejang dengan dengan dokter dalam mengeluarkan
cara memiringksn pasien melakukan tindakan saliva yang
P : nafas kembali normal, suction atau aspirasi menumpuk
tidak terjadi aspirasi, -kolaborasi dalam dibronkus
tidak ada dispnea
pemberian oksigen - Dapat
ABC normal
menurunkan
hipoksia serebral
3 setelah dilakukan proses O : Kaji status GCS •Untuk
keperawatan selama 1x24 N : Berikan oksigen mengetahui
jam diharapkan perfusi tambahan sesuai terjadinya
jaringan normal,dengan
degan indikasi hasil Penurunan
Kriteria Hasil :
K : pasien dapat mengetahui AGD dan toleransi kesadaran
terjadinya hipoksia pada otak pasien menunjukan
berhubungan dengan adanya E : ajarakn pada hipoksia atau
gangguan perfusi jaringan keluarga teknik penurunan
A : pasien meras senang posisi berbaring oksigen serebral
tidak terjadi kematian dengan meninggikan •mencegah
jaringan di otak brhubungan kaki dan memburuknya
dengan terjadinya hipoksia di
merendahkan kepala hipoksia.
otak
P : setelah dilakukan C : kolabrasi dengan •Untuk
pengajaran keluarga pasien/ dokter dalam melancarkan
pasien dapt meniru teknik pemasangn ventilasi darah O2 ke otak
meninggikan aki dan mekanik •Untuk
merendahkan kepala untuk memantu
mengurangi terjadinya pasokan oksigen
hipoksia pada otak dlam paru lebih
cepat/efektif
THANKS FOR U ATTENTION,,,,,
WASSALAMUALAIKUM WR.WB 

Anda mungkin juga menyukai