Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA INFUSIENSI / STENOSIS

KATUP JANTUNG

REGA ESTU KUSUMAWATI 152310101079


NOVA ANDANI 1523101011
PSIK-UNEJ
DEFINISI
Insufisiensi katup jantung atau regurgitasi, umumnya dikenal dengan istilah
katup jantung bocor, adalah kondisi katup jantung yang tidak dapat menutup
dengan baik atau tidak kembali ke posisi semula. Kondisi ini membuat darah
mengalir kembali ke ruangan jantung sebelumnya sehingga mengakibatkan
berkurangnya jumlah darah yang dialirkan ke seluruh tubuh.
Stenosis katup jantung, gangguan ini terjadi ketika katup jantung tidak dapat
terbuka dengan baik akibat katup yang menjadi kaku, menebal, atau saling
menempel. Kondisi ini membuat darah tidak dapat mengalir ke ruangan
selanjutnya atau seluruh tubuh yang kemudian memicu berbagai macam
gejala penyakit jantung pada penderitanya.
KLASIFIKASI
1. Insufisiensi aorta
Merupakan kondisi di mana katup aorta tidak menutup secara efisien sehingga memungkinkan darah
bocor kembali ke ruang jantung ventrikel kiri. Dengan demikian, darah yang dipompa oleh jantung
melalui katup aorta ke dalam aorta bocor kembali ke jantung karena katup aorta gagal untuk menutup
dengan benar.
2. Stenosis aorta (aortic stenosis)
adalah penyumbatan katup aorta yang disebabkan penuaan, penyakit (seperti demam rematik), atau
kelahiran cacat.
3. Stenosis mitral
adalah penyempitan katup mitral yang mengakibatkan obstruksi untuk aliran darah dari atrium kiri ke
ventrikel kiri. Penyebab utama stenosis mitral pada dewasa adalah penyakit jantung rematik.
4. Insufisiensi mitral
terjadi bilah- bilah katup mitral tidak dapat saling menutup selama systole. Chordate tendineae
memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup dengan sempurna, akibatnya terjadilah
regurgitasi aliran balik dari ventrikel kiri ke antrium kiri.
ETIOLOGI
1. Stenosis Mitral berdasarkan etiologinya stenosis katup mitral terjadi terutama pada
orang tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan
mereka tidak mendapatkan antibiotik. Di bagian dunia lainnya, demam rematik sering
terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral pada dewasa, remaja dan kadang
pada anak-anak. Yang khas adalah jika penyebabnya demam rematik, daun katup
mitral sebagian bergabung menjadi satu.

2. Insufisiensi Mitral
Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi atas reumatik
dan non reumatik(degenaratif, endokarditis, penyakit jantung koroner, penyakit jantung
bawaan, trauma dan sebagainya). Di negara berkembang seperti Indonesia, penyebab
terbanyak insufisiensi mitral adalah demam reumatik. Demam reumatik merupakan
infeksi bakteri pada katup jantung yang menyebabkan peradangan.
Cont ...
3. Stenosis Aorta
Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada orang tua,
yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan penimbunan kalsium di dalam
daun katup. Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada masa
kanak-kanak. Pada orang yang lebih muda, penyebab yang paling sering adalah kelainan
bawaan. Pada masa bayi, katup aorta yang menyempit mungkin tidak menyebabkan
masalah, masalah baru muncul pada masa pertumbuhan anak. Katup mungkin hanya
memiliki dua daun yang seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong.
Lama-lama, lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan menyempit karena
terkumpulnya endapan kalsium.
4. Isufisiensi Aorta
Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan katub dan kanker aorta
juga bias menimbulkan isufisiensi aorta. Pada isufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi
daun-daun katub, dengan atau tanpa kalsifikasi, yang umumnya merupakan skuele dari
demam reumatik.
MANIFESTASI KLINIS
1. Stenosis Mitral
Sangat capai, lemah, dyspnea, capek bila ada kegiatan fisik, nocturnal dyspnea, batuk
kering, bronchitis, rales, edema paru-paru, hemoptysis/batuk darah, kegagalan pada
sebelah kanan jantung.
2. Isufisiensi Mitral
Sangat capi, lemah, kehabisan tenaga, berat badan turun, napas sesak bial terjadi kegiatan
fisik, ortopneu, paroxysma noktural dipsneu rales
3. Stenosis Aorta
Angina, syncope, capai, lemah, sesak napas saat ada kegiatan ortopneu, paroxysmal
nokturial, edema paru-paru, rales.
4. Isufisiensi Aorta
Palpitasi, sinus tacikardi, sesak napas bila beraktifitas ortopnew, paroxysmal noktural dyspnea,
diaphoresis hebat, angina.
PATOFISIOLOGI
1. Stenosis Mitral
Stenosis mitral terjadi karna adanya fibrosis dan fusikomisura katub mitral pada waktu
fase penyembuhan demam reumatik. Terbentuknya sekat jaringan ikat tanpa
pengapuran mengakibatkan lubang katub mitral pada waktu diastolic lebih kecil dari
normal. Berkurangnya luas efektif lubang mitral menyebabkan berkurangnya daya alir
katub mitral. Hal ini akan meningkatkan tekanan diruang atrium kiri, sehingga akan
terjadi bendungan pada atrium kiri. Pada tahap selanjutnya tekanan arteri pulmonal
akan meningakat, kemudian terjadi pelebaran ventrikel kanan dan insufisiensi pada
katub tricuspid atau pulmonal. Akhirnya vena-vena sistemik akan mengalami
bendungan pula. Kompensasi pertama tubuh untuk menaikkan curah jantung adalah
takikardi.
2. Isufisiensi Mitral
Insufisiensi mitral akibat reumatik terjadi karna katub tidak biasa menutup sempurna
waktu sistolik. Hal ini mengakibatkan koaptasi yang tidak sempurna waktu sistolik.
Cont...
Selama fase sistolik, terjadi aliran regurgitasi ke atrium kiri, mengakibatkan gelombang v
yang tinggi di atrium kiri, sedangkan aliran ke aorta berkurang pada saat diastolik,
jika terdapat darah regurgidan dari ventrikel kiri waktu sistolik sebelumnya, ventrikel kiri
cepat distensi,apeks bergerak ke bawah secara mendadak,menarik katup korda dan
otot kapilaris, hal ini menimbulkan vibrasi membentuk bunyi jantung ke tiga pada
insufisiensi mitral kronik
3. Stenosis Aorta
Peningkatan tekanan ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang berlebihan pada
ventrikel kiri, Peningkatan tekanan ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang berlebihan
pada ventrikel kiri, yang dicoba diatasi dengan meningkatkan ketebalan dinding
ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel kiri). Pelebaran ruang ventrikel kiri terjadi sampai
kontraktilitas miokard menurun. Akhirnya beban ventrikel kiri yang terus menerus akan
menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan menurunkan kontraktilitas miokard. Iskemia
miokard timbul akibat kurangnya aliran darah koroner ke miokard yang hipertrofi.
Cont...
Insufisien kronik mengakibatkan peningkatan secara bertahap dari volume akhir diastolik
ventrikel kiri, akibat beban volume ini, jantung melakukan penyesuaian dengan
mengadakan pelebaran dinding ventrikel kiri, selanjutnya dapat meningkatkan tekanan
atrium kiri dan hipertensi vena pulmonal. Perubahan hemodinamid keadaan akut dapat
dibedakan dengan keadaan kronik. Kerusakan akut timbul pada pasien tanpa riwayat
insufisiensi sebelumnya, ventrikel kiri tidak punya cukup waktu untuk beradaptasi
terhadap insufisiensi aorta sehingga peningkatan secara tiba-tiba dari tekanan diastolik
akhir ventriker kiri biasa timbul dengan sedikit dilatasi ventrikel.
PENATALAKSANAAN
1. Stenosis Mitral
Terapi antibiotic diberika untuk mencegah berulangnya infeksi. Penatalaksanaan gagal
jantung kongesti adalah dengan memberikan kardiotinikum dan diuritik. Intervensi
bedah meliputi komisurotoomi untuk membuka atau “menyobek” komisura katub mitral
yang lengket atau mengganti katub miral dengan katub protesa.
2. Insufisiensi Mitral
Penatalaksanaannya sama dengan gagal jantung kongestif, intervensi bedah meliputi
penggantian katup mitral.
3. Stenosis Aorta
Penatalaksanaan yang sesuai untuk stenosis aorta adalah penggantian katub aorta
secara bedah. Terdapat resiko kematian mendadak pada pasien yang diobati saja
tanpa tindakan bedah. Keadaan yang tak dikoreksi tersebut dapat menyebabkan
gagal jantung permanen yang tidak berespond terhadap terapi medis.
Cont...
4. Insufisiensi Aorta
Penggantian katub aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang tepat untuk
penggantian katub masih kontroversial. Pembedahan dianjurkan pada semua pasien
dengan hipertropi ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau tidaknnya gejala lain.
Bila pasien mengalami gejala gagal jantung kongestif, harus diberikan penatalaksanaan
medis sampai dilakukannya pembedahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiogram : Hipertropi ventrikel kiri
2. Radiogram dada : Pembesaran ventrikel kiri, dilatasi aorta proksimal
3. Echocardiogramm : Struktur dan gerakan katup yang abnormal.
4. Kateterisasi jantung : Ventrikel kiri tampak opag selama penyuntikan bahan kontras
kedalam pangkal aorta
5. Aortography
6. Peningkatan cardiac iso enzim (cpk & ckmb)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai