Anda di halaman 1dari 26

KEJANG DEMAM

SEDERHANA

OLEH :
AFRISKHA B. BULAWAN
PENDAHULUAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rectal diatas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.

Paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan umur 6 bulan
sampai 4 tahun.

Kejang demam terbagi menjadi 2 yaitu kejang demam sederhana dan


kejang demam kompleks.
anamnesis

IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. AN
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir/Usia : 26/10/2013 / 4 Tahun
Alamat : jl. ciptomangunkusumo
Agama : Islam
anamnesis

Keluhan Utama : Kejang

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien anak laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan kejang. Kejang dialami
dirumah ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit sebanyak 1 kali selama ± 5 menit. Saat
kejang, kaki dan tangan seperti tersentak-sentak dan mata mengarah ke atas. Setelah
kejang pasien langsung menangis. Sebelum kejang orang tua pasien mengaku anaknya
sempat demam sejak kemarin sore. Demam dirasakan naik turun. Batuk (+) sejak 1 hari
yang lalu. Lendir (+), flu (-), sesak (-). Mual (-), Muntah (-). BAB kesan biasa dan BAK
lancar.
anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tidak pernah menderita sakit sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama.
Hipertensi (-), asma (-), Diabetes Melitus (-)
Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Pasien merupakan anak ke 1, pasien lahir secara SC dengan indikasi KPD,
cukup bulan, dan dibantu oleh dokter. Berat badan lahir 3000 gram,
panjang badan 50 cm. Warna ketuban putih jernih. Selama kehamilan,
ibu pasien tidak menderita sakit ataupun masalah lainnya. Ibu pasien
rajin melakukan kontrol ke dokter hampir tiap bulan.
Riwayat nutrisi :
Pasien mendapatkan ASI dari sejak lahir hingga usia 6 bulan, kemudian
dilanjutkan pemberian susu formula dari usia 6 bulan sampai 1 tahun.
Pemberian makanan pendamping ASI diberikan saat usia 7 bulan hingga
sekarang.

Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar pasien lengkap
Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan: 12 kg
Tinggi Badan : 100 cm
Status Gizi : CDC 104% (Gizi Baik)
Tanda Vital
Denyut Nadi : 120 x / menit
Suhu Axilla : 38,1 ‘C
Respirasi : 27 x / menit
Pemeriksaan fisik

Kulit : sianosis (-)


Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva bulbi hiperemis (-/-)
Hidung : Rhinorrhea (-)
Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-), bibir kering (-)
Tonsil : T3/T3, hiperemis (-)
Telinga : Otorrhea (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (+)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Pemeriksaan fisik

THORAX
Paru-paru

Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi


dinding dada (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
kesan normal, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-)
Pemeriksaan fisik
THORAX
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V
linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas jantung SIC II
Batas kanan jantung SIC IV linea
parasternal dextra
Batas kiri jantung SIC V linea axilla
anterior
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular,
murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan fisik

ABDOMEN

Inspeksi : Bentuk datar, massa (-)


Auskultasi : Peristaltik (+) kesan
normal
Perkusi : Timpani di 4 kuadran
abdomen
Palpasi : Organomegali (-), nyeri
tekan (-)
Pemeriksaan fisik

Genital : Tidak ditemukan kelainan.


Anggota gerak : Ekstremitas atas akral hangat
(+/+), edema (-/-)
Ekstremitas bawah akral
hangat (+/+), edema (-/-)
Punggung : Skoliosis (-), Lordosis (-),
Kyphosis (-)
Otot-otot : Atrofi (-), Tonus otot baik
Refleks : Fisiologis (+), Patologis (-)
Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Hemoglobin 11,3 g/dL (11,5-16,5 g/dL)


Hematocrit 36,1 % (35,0-55,0%)
Platelet 558. 109/L (150-450 109/L)
White Blood Cell 20,9 109/L (3,5-10,0 109/L)
resume
Pasien anak laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan kejang. Kejang dialami
dirumah ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit sebanyak 1 kali selama ± 5 menit. Saat
kejang, tangan dan kaki pasien seperti tersentak dan mata melihat ke atas. Setelah
kejang pasien langsung menangis. Sebelum kejang orang tua pasien mengaku anaknya
sempat demam sejak kemarin sore. Demam dirasakan naik turun. Batuk (+) sejak 1 hari
yang lalu. Lendir (+), flu (-), sesak (-). Mual (-), Muntah (-). BAB kesan biasa dan BAK
lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis, tampak
sakit sedang, gizi baik. Pemeriksaan tanda vital didapatkan nadi 120x/menit, respirasi
27 kali/menit, suhu 38,1 oC. Genitalia dbn.
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan : WBC: 20,9x103/uL ,,
HGB: 11,3 g/dl, PLT:5581 x103/uL , HCT: 36,1%.
diagnosis

Kejang demam sederhana


Medikamentosa :
-IVFD Ringer laktat 1200 cc/hari
-Inj cefotaxim 2x 400mg
-Inj Dexametason 3x 2,5mg
-Paracetamol infus 3 x 120 mg
-Diazepam 2 mg bolus jika kejang
-Diazepam puyer
- Lapifed exp 3 x ½ cth

Non medikamentosa :
•Melanjutkan pemberian makan dan minum
•Lakukan kompres air hangat bila anak demam
DISKUSI

Anak yang pernah mengalami


Bila anak berumur kurang dari
Kejang demam merupakan kejang tanpa demam, kemudian
6 bulan atau lebih dari 5 tahun
bangkitan kejang yang terjadi kejang demam kembali tidak
mengalami kejang didahului
pada kenaikan suhu tubuh termasuk dalam kejang demam.
demam, pikirkan kemungkinan
(suhu rektal di atas 38’C) yang Kejang disertai demam pada
lain misalnya infeksi SSP, atau
disebabkan tanpa proses bayi berumur kurang dari 1
epilepsi yang kebetulan terjadi
intrakranium bulan tidak termasuk kejang
bersama demam.
demam
Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun

Kejang berlangsung singkat, tidak melebihi 15 menit.

Kejang bersifat umum

Kejang timbul dalam 16 jam pertama

Pemeriksaan neurologis sebelum dan sesudah kejang normal

Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 2 minggu setelah suhu normal tidak menunjukkan
kelainan.

Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.


KEJANG DEMAM Kejang Demam
SEDERHANA Kompleks

Kejang berlangsung lama, lebih dari


Berlangsung singkat
15 menit

Kejang fokal atau parsial satu sisi,


Umumnya serangan berhenti sendiri
atau kejang umum didahului dengan
dalam waktu < 15 menit
kejang parsial

Kejang berulang 2 kali atau lebih


Bangkitan kejang tonik, tonik-klonik
dalam 24 jam, anak sadar kembali di
tanpa gerakan fokal
antara bangkitan kejang

Tidak berulang dalam waktu 24 jam


PATOFISIOLOGI

Merangsang
INFEKSI perpindahan ion Kalium cepat masuk
EKSTRAKRANIAL Natrium dan kalium ke dalam sel
dengan cepat

Penyebaran toksik
mikroorganisme Peningkatan Meningkatkan fase
secara hematogen potensial aksi depolarisasi neuron
dan limfogen

Respon hipotalamus
Merangsang
 meningkatkan set
potensial aksi pada KEJANG
point suhu sebagai
neuron-neuron
tanda bahaya

Terjadi kenaikan
suhu di otot, kulit, Pengeluaran
jaringan tubuh yang mediator kimiawi
lain
PROFILAKSIS
FASE AKUT
INTERMITEN

PROFILAKSIS
KONTINYU
FASE AKUT

Seringkali kejang berhenti sendiri


Semua pakaian yang ketat harus dibuka
pasien dimiringkan apabila muntah untuk mencegah terjadinya aspirasi.
Jalan nafas harus bebas agar oksigenasi terjamin
Awasi keadaan vital seperti kesadaran, suhu, tekanan darah, pernapasan
dan fungsi jantung.
Suhu tubuh yang tinggi dapat diturunkan dengan kompres dan antipiretik.
Tetap tenang dan tidak panik

Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala


miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut

Berikan diazepam rektal

Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5


menit atau lebih
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai