AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Standar Akuntansi Pemerintahan
2
DASAR HUKUM
• Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai
Psl 17 kekayaan bersih
UU17/2003 • Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih
3
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (PP Nomor 71
Tahun 2010)
4
STRUKTUR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
5
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Judul PSAP
Kerangka Konseptual
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP 03 Laporan Arus Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi &
Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 Laporan Operasional
PSAP 13 Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
PSAP 06 Akuntansi Investasi (Revisi 2016)
PSAP 14 Aset Tak Berwujud
6
Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Interpretasi PSAP
Interpretasi No 1 Transaksi Mata Uang Asing
Interpretasi No 2 Pengakuan Pendapatan pada Bendahara Umum Negara/Daerah
Interpretasi No 3 Pengakuan Belanja pada Bendahara Umum Negara/Daerah
Interpretasi No 4 Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian
Kembali Laporan Keuangan
7
Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan
8
Standar Dalam Proses Penyusunan
PP 71
2010
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
Lampiran II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas
LAMPIRAN II yang belum siap untuk menerapkan SAP
BASIS CTA
PP24/2005
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 11 PSAP
• Tidak berlaku mulai TA 2015
10
Laporan Keuangan Pemerintahan
• Laporan Operasional
• Neraca
• Perubahan Ekuitas
• Laporan Arus Kas
• Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Realisasi Anggaran
• Laporan Perubahan SAL
11
KONSEPSI DAN MANFAAT BASIS AKRUAL
12
KONSEPSI ANGGARAN DAN AKUNTANSI
BASIS ANGGARAN
KAS
Laporan
LRA SILPA/SIKPA
Perubahan SAL
AKUNTANSI
BASIS
AKRUAL Surplus/ Laporan
LO Perubahan Ekuitas Neraca
Defisit-LO Ekuitas
13
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
14
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL
TRANSAKSI AKRUAL
• Pendapatan masih harus diterima
• Pendapatan diterima dimuka
• Beban yang masih harus dibayar
• Beban dibayar dimuka
• Beban Penyusutan
15
PENYESUAIAN KAS - AKRUAL
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO Belanja dan Beban
LRA LO LRA LO
Pendapatan-LO Belanja
Sekaligus Sekaligus
Pendapatan-LRA Beban
16
APLIKASI AKRUAL DI DAERAH
17
Pendapatan-LRA
LAPORAN KEUANGAN Belanja
1 4 7
LRA SAL
PEMDA Transfer
Pembiayaan
PP Pendapatan-LO 2 5
71/2010
Beban LO LPE C
Kas & Setara Kas A
Permen Kebijakan Piutang L
dagri Akt & K
Persediaan
64/2013 SAPD 3
Investasi Jangka
Neraca
Panjang **)
Aset Tetap & 6
Penyusutan LAK
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Kewajiban Transaksi
Koreksi Kesalahan Transitoris
*)
Konsolidasi
ReStatement
Laporan Keuangan
18
LAPORAN KEUANGAN SKPD
1 5
Pendapatan-LRA LRA
Belanja
2 4
Pendapatan-LO
LPE
Beban LO
C
PP Permendag A
Kas & Setara Kas
71/2010 ri 64/2013 L
Piutang
K
Persediaan 3
Aset Tetap &
Penyusutan Neraca
Aset Lainnya
Kewajiban
Koreksi Kesalahan
Konsolidasi
Laporan Pemda
19
IMPLEMENTASI SAP (PP 71 pasal 6):
STANDAR DAN SISTEM
21
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
(LKPP)
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANG DPR
Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Satker LKKL
LO
Satker BLU Wilayah/ LPE
Eselon 1 K/L Neraca
Provinsi
LRA
CaLK Presiden
BS/BL
LKPP:
1. LRA
2. LO
KONSOLIDASI 3. LPE
4. Neraca
5. LAK
KPPN/PKN Kanwil DJPB APK-DJPB 6. LP SAL
7. CaLK
BUN
Utang & Penerusan
Penerusan Transaksi
Transaksi
Utang & Hibah
Hibah Pinjaman
Pinjaman Khusus
Khusus
LKBUN BPK
Investasi
Investasi Transfer ke
Transfer ke Badan Lap. Arus Kas
Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah Lainnya LRA
LPE
LPSAL
24
24
TUJUAN DAN POSISI
KERANGKA KONSEPTUAL
Tujuan
Acuan bagi:
Penyusun standar;
Penyusun laporan keuangan;
Pemeriksa;
Para pengguna laporan.
Posisi
Kerangka Konseptual bukan standar akuntansi
Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan jika
terdapat masalah akuntansi yg belum dinyatakan dalam
SAP
Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual
dan standar akuntansi, maka ketentuan standar
akuntansi diunggulkan relatif terhadap kerangka
konseptual
25
LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
26
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN
Masyarakat;
Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga
pemeriksa;
Pihak yang memberi atau berperan dalam
proses donasi, investasi, dan pinjaman
Pemerintah
27
ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORA
30
30
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN POKOK
31
ASUMSI DASAR, KARAKTERISTIK
KUALITATIF DAN PRINSIP
Asumsi Prinsip;
Asumsi kemandirian entitas Basis akuntansi
Asumsi kesinambungan
Prinsip nilai historis;
entitas
Asumsi keterukuran dalam Prinsip realisasi;
satuan uang (monetary Prinsip substansi
measurement) mengungguli bentuk formal;
Prinsip periodisitas;
Karakteristik Kualitatif
Prinsip konsistensi;
Relevan;
Prinsip pengungkapan
Andal;
lengkap; dan
Dapat dibandingkan; dan
Prinsip penyajian wajar.
Dapat dipahami
32
32
KARAKTERISTIK KUALITATIF
KEMANDIRIAN ENTITAS
• Setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai
kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi
kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.
• Adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya
dengan tanggung jawab penuh
KESINAMBUNGAN ENTITAS
• Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan
berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak
bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.
KETERUKURAN DALAM SATUAN UANG (MONETARY MEASUREMENT)
• Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.
• Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran
dalam akuntansi.
33
KARAKTERISTIK KUALITATIF
RELEVAN
• Laporan keuangan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa
lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan:
– Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
– Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
– Tepat waktu
– Lengkap
ANDAL
• Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
• Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
• Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
– Penyajian Jujur
– Dapat Diverifikasi (verifiability)
– Netralitas 34
34
KARAKTERISTIK KUALITATIF
DAPAT DIBANDINGKAN
• Informasi dalam laporan keuangan akan berguna dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas lain.
• Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
• Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
• Perbandingan eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan
kebijakan akuntansi yang sama.
• Apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan
akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode
terjadinya perubahan.
DAPAT DIPAHAMI
• Informasi laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam
bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
• Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan
lingkungan operasi entitas, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari
informasi yang dimaksud.
35
35
PRINSIP AKUNTANSI
BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah entitas adalah Basis Akrual
Basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan-LO,
beban, aset, kewajiban dan ekuitas
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan
berdasarkan basis kas maka LRA disusun berdasarkan
basis kas
36
36
PRINSIP AKUNTANSI
PRINSIP REALISASI
Pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah selama suatu periode akuntansi akan digunakan
untuk membiayai utang dan belanja yang terjadi dalam periode tersebut.
Prinsip penandingan pendapatan-belanja tidak mendapat penekanan
seperti dalam akuntansi komersial.
37
37
PRINSIP AKUNTANSI
PRINSIP KONSITENSI
Perlakuan akuntansi yang sama harus ditetapkan pada kejadian
yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip
konsistensi internal).
Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat metode
yang baru diterapkan menunjukkan hasil yang lebih baik dari
metode yang lama.
Pengaruh atas perubahan penerapan metode harus diungkapkan
dalam laporan keuangan.
38
38
PRINSIP AKUNTANSI
PRINSIP PERIODISITAS
• Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan
MATERIALITAS
• Laporan keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi
kriteria materialitas.
• Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan.
40
KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN
41
PENGAKUAN ASET DAN KEWAJIBAN
42
PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN
44
PSAP 01
PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
PSAP 01
Tujuan
Ruang Lingkup
Basis Akuntansi
TUJUAN
Tujuan PSAP 01 adalah untuk mengatur penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum.
Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan (Par 1)
RUANG LINGKUP
Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan
dengan basis akrual
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam
menyusun laporan keuangan suatu entitas pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan laporan keuangan konsolidasian, tidak
termasuk perusahaan negara/daerah (Par 2)
47 47
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN
KEUANGAN
48
INFORMASI LAPORAN KEUANGAN
• Aset; • Pendapatan-LRA;
• Kewajiban; • Belanja;
• Ekuitas; • Transfer;
• Pembiayaan;
• Saldo anggaran lebih
• Pendapatan-LO;
• Arus kas. • Beban; dan
(Par 11)
49 49
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
50
LAPORAN KEUANGAN
52
LAPORAN OPERASIONAL
e) Surplus/defisit-LO.
(Par 92-93)
53
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
54
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
57
BASIS AKUNTANSI
59
ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
63
AKUNTANSI PENDAPATAN LRA
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah
Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang
digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut
dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sental pada tanggal transaksi
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam
transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi
dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs
transaksi, yaitu sebesar rupah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing
tersebut.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk
bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing
lainnya, maka:
Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan
menggunakan kurs transaksi;
Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan
kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi
69
LRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
71
TRANSAKSI PENERIMAAN
Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan kas sebesar
10.000.000
Tgl Finansial Anggaran
30 Jan Beban pemeliharaan 10.000.000 Belanja barang dan jasa 10.000.000
Kas Bendahara 10.000.000 Perubahan SAL 10.000.000
pengeluaran
73
PSAP 03
LAPORAN ARUS KAS
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
TUJUAN
Memberikan informasi:
sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara selama suatu
periode akuntansi, serta
saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
RUANG LINGKUP
Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan menyajikan
laporan keuangan dengan basis akuntansi akrual wajib
menyusun laporan arus kas sesuai dengan standar ini untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan sebagai salah satu
komponen laporan keuangan pokok
75
KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas harus disajikan dalam laporan arus kas
Suatu investasi disebut setara kas kalau investasi dimaksud
mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang
dari tanggal perolehannya
Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak
diinformasikan dalam laporan keuangan
Entitas pelaporan mengungkapkan komponen kas dan
setara kas dalam LAK yang jumlahnya sama dengan pos
terkait di neraca
1. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode
akuntansi
Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan
kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk
membiayai aktivitas operasionalnya di masa yad tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan
dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam
setara kas
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber
daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung
pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yanag akan datang.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010 78
78
UNSUR ARUS KAS
3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah penerimaan dan pengeluaran kas yang
berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau
pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangja panjang
4. Aktivitas Transitoris
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
81
TRANSAKSI BUKAN KAS
82
PENGUNGKAPAN
TUJUAN STANDAR
• Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas Laporan
Keuangan(CALK) adalah mengatur penyajian dan
pengungkapan yang diperlukan pada CALK
RUANG LINGKUP
• Laporan Keuangan untuk tujuan umum untuk entitas pelaporan
• Laporan Keuangan yang diharapkan menjadi Laporan
Keuangan untuk tujuan umum oleh entitas yang bukan
merupakan entitas pelaporan
87
KETENTUAN UMUM
PERSEDIAAN
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan
Penjelasan lebih lanjut tentang persediaan, seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang
INVESTASI
Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka
panjang;
Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;
Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
Perubahan pos investasi. lampiran I PP No.71 Tahun 2010 100
100
PENGUNGKAPAN ASET TETAP
ASET TETAP
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(1) Penambahan;
(2) Pelepasan;
(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
(4) Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1) Nilai penyusutan;
(2) Metode penyusutan yang digunakan;
(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
(d) Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap;
3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan
4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
101
PENGUNGKAPAN KDP DAN UTANG
KDP
Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan
jangka waktu penyelesaian
Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya
Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar
Uang muka kerja yang diberikan
Retensi
UTANG
Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan pemberi
pinjaman
Jumlah saldo kewajiban utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas dan jatuh
temponya
Bunga pinjaman yang berlaku
Konsekuensi penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
Perjanjian restrukturisasi utang (pengurangan pinjaman, modifikasi persyaratan
utang, pengurangan tingkat bunga pinjaman, pengunduran jatuh tempo pinjaman,
pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman, pengurangan jumlah bunga terutang)
Jumlah tunggakan pinjaman daftar umur utang berdasarkan kreditur
Biaya pinjaman (perlakuan,jumlah yang dikapitalisasi,tingkat kapitalisasi)
102
PSAP 05
PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat. (PSAP 05 Par. 4)
CAKUPAN CONTOH
Persediaan merupakan aset yang berupa: Persediaan dapat terdiri dari :
• Barang atau perlengkapan (supplies) Barang konsumsi
yang digunakan dalam rangka kegiatan Amunisi
operasional pemerintah; Bahan untuk pemeliharaan
Suku cadang
• Bahan atau perlengkapan (supplies)
Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-
yang akan digunakan dalam proses
jaga
produksi;
Pita Cukai dan leges
• Barang dalam proses produksi yang Bahan baku
dimaksudkan untuk dijual atau Barang dalam proses/setengah jadi
diserahkan kepada masyarakat; Tanah/bangunan untuk dijual atau
• Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
diserahkan kepada masyarakat dalam Hewan dan tanaman, untuk dijual atau
rangka kegiatan pemerintahan. diserahkan kepada masyarakat
104
PENGUKURAN PERSEDIAAN
• Persediaan diakui:
a. pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukur dengan andal,
b. pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/
atau kepenguasaannya berpindah.
• Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan
disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.
105
PENGUKURAN PERSEDIAAN
106
PENGUKURAN PERSEDIAAN
107
BEBAN PERSEDIAAN
108
PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN
109
TRANSAKSI PERSEDIAAN
110
PSAP 06
INVESTASI
DEFINISI INVESTASI
RUANG LINGKUP
Untuk investasi yang dilakukan pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan BLU. Tidak termasuk investasi di
BUMD dan BUMN. Tidak mengatur investasi dalam KSO
DEFINISI
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh
manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau
manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
112
INVESTASI JANGKA PENDEK
113
INVESTASI JANGKA PANJANG
115
PENGUKURAN INVESTASI
116
PENGUKURAN INVESTASI
117
METODE PENILAIAN INVESTASI
a. Metode biaya;
Investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut
diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya
investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.
b. Metode ekuitas;
Investasi awal dicatat sebesar biaya perolehan. Dividen yang diterima
pemerintah akan dicatat sebagai pendapatan deviden pada laporan realisasi
anggaran dan laporan operasional. Kenaikan nilai investasi pada akhir periode
akan diakui sebagai pendapatan pada laporan operasional. Penyesuaian
terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan
investasi pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh
valuta asing serta revaluasi aset tetap.
c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
118
METODE EKUITAS
119
INVESTASI BLU
120
KRITERIA METODE PENILAIAN INVESTASI
121
HASIL INVESTASI
122
PENGUNGKAPAN
123
JURNAL INVESTASI JANGKA PENDEK
124
JURNAL INVESTASI JANGKA PANJANG-
Alternatif
126
PSAP 07
LAPORAN ASET TETAP
RUANG LINGKUP DAN KLASIFIKASI
Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat
diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal;
Kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap :
Berwujud;
Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
dan
Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya
berpindah.
129
PENGUKURAN ASET TETAP
130
PENILAIAN AWAL ASET TETAP
131
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN
TANAH
Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan
Biaya perolehan mencakup:
Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak
Biaya pematangan, penimbunan, dan
biaya lainnya yang dikeluarkan ,aupun yang masih harus dikeluarkan sampai
tanah tersebut siap pakai
Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli
tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan
GEDUNG DAN BANGUNAN
Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan dan yang mas masih harus dikeluarkan untuk
memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai
Biaya perolehan gedung dan bangunan antara lain meliputi:
Harga pembelian atau biaya konstruksi,
Biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak
132
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN
133
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN
134
PENGECUALIAN KOMPONEN BIAYA
PEROLEHAN ASET TETAP
135
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
136
PERTUKARAN ASET
Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang tidak
serupa atau aset lainnya diukur berdasarkan nilai wajar aset yang
diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas
setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan
kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan.
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset
yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai
wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam
pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan
tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam
transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai
tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.
137
ASET DONASI
138
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN
139
PENYUSUTAN
Metode Penyusutan
Metode garis lurus (straight line method); atau
Metode saldo menurun ganda (double declining method); atau
Metode unit produksi (unit of production method)
Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan
manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang
akan mengalir ke pemerintah
Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau
secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi
sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang
harus dilakukan penyesuaian
Untuk obyektifitas dalam penetapan masa manfaat aset tetap
disarankan agar penetapannya diusulkan oleh instansi teknis terkait
dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan
(bultek 05).
141
PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)
142
ASET BERSEJARAH
INFRASTRUKTUR
Karakteristik aset infrastruktur:
Merupakan bagian dari satu sistem atau jaringan
Sifatnya khusus dan tidak ada alternatof lain penggunaannya
Tidak dapat dipindah-pindahkan, dan
Terdapat batasan-batasan untuk pelepasannya
Aset infrastruktur memenuhi definisi aset tetap dan harus
diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pada PSAP No. 07
Contoh: jaringan, jalan dan jembatan, sistem pembuangan, dan
jaringan komunikasi
MILITER
Peralatan militer, baik yang umum maupun khusus, memenuhi definisi
aset tetap dan harus diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
ada pada Pernyataan ini.
144
PENGHENTIAN/PELEPASAN
• Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila
aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada
manfaat ekonomi masa yang akan datang.
• Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus
dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
• Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak
memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset
lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
145
PENGUNGKAPAN
146
JURNAL PEROLEHAN ASET
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dengan harga 850juta ditambah
biaya untuk pengurusan surat-surat kepemilikan sebesar 50juta, LS.
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC membeli tanah dan bangunan dengan harga
1.000juta. Nilai tanah dan bangunan jika dijual terpisah nilai tanah 480juta dan
bangunan 720 juta, LS.
147
JURNAL DEPRESIASI ASET
Pada 1 Juli 20X2 SKPD ABC mengakui dan menghitung depresiasi. Bangunan
nilai perolehan 6.000 juta disusutkan 20 tahun. Kendaraan 800 juta disusutkan 8
tahun, peralatan A 400juta disusutkan 8 tahun dan peralatan B 200 juta
disusutkan 4 tahun. Penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus
148
JURNAL PENJUALAN ASET
Kendaraan nilai buku 0, dijual dengan harga 40, maka 40 juta adalah
surplus penjualan kendaraan.
149
JURNAL PENJUALAN ASET
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menjual peralatan dengan harga 30 juta.
Peralatan harga perolehan 80juta, telah didepresiasikan 4 tahun (dari 8 tahun
masa mafaat), nilai buku tersisa 40 juta.
151
JURNAL PENERIMAAN HIBAH ASET
Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menerima kendaraan senilai 200juta hibah dari
sebuah perusahaan. Kendaraan tersebut didepresiasikan selama 8 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Juni Kendaraan 200.000.000 Tidak ada jurnal
Pendapatan hibah 200.000.000
LO
31 Des Beban Depresiasi 12.500.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi 12.500.000
Depresiasi
JURNAL PENYELESAIAN KDP
Pada 30 Juni 20X2 SKPD ABC menyelesaikan KDP berbentuk gedung yang
telah dibangun mulai tahun 20X0. Saldo KDP pada 1 Januari 20X2 sebesar
800juta. Penyelesaian KDP di tahun 20X2 sebesar 200juta. Gedung
didepresiasikan 20 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Juni KDP 200.000.000 Belanja Modal 200.000.000
Kas 200.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
30 Juni Bangunan 1.000.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.000.000.000
31 Des Beban Depresiasi 25.000.000 Tidak ada jurnal
Akumulasi 25.000.000
Depresiasi
153
JURNAL REVALUASI ASET
1 Bultek
Dikuasai dan/atau digunakan Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
oleh pemerintah namun belum disajikan sebagai aset tetap tanah pada
ada bukti kepemilikan yang sah neraca pemerintah.
Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
2
Tanah dimiliki oleh pemerintah, Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
namun dikuasai dan/atau disajikan sebagai aset tetap tanah pada
digunakan oleh pihak lain neraca pemerintah
Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
bahwa tanah tersebut dikuasai pihak lain
3
Tanah dimiliki oleh suatu entitas Dicatat dan disajikan pada neraca entitas
pemerintah, namun dikuasai pemerintah yang mempunyai bukti
dan/atau digunakan oleh entitas kepemilikan, serta diungkapkan di CaLK.
pemerintah yang lain Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau
menggunakan tanah cukup mengungkapkan
tanah tersebut secara memadai dalam CaLK
4
Perlakuan tanah yang masih dalam
sengketa atau proses pengadilan = 1 dan 2
155
TANAH WAKAF
Bultek
156
• Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L yang
memenuhi syarat kapitalisasi.
Renovasi
• Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.
Bultek
aset tetap
milik sendiri • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP
158
ASET TETAP KERJASAMA
Bultek
159
ASET TETAP KERJASAMA
• Bentuk kerjasama:
– BTO Built Transfer Operate, Bangun Serah Operasi
• Dibangun mitra, setelah selesai aset diserahkan,
• Mitra atau pemerintah mengoperasikan
• Aset diakui saat penyerahan, diberikan klasifikasi khusus aset kerjasama
dan dicatat utang sebesar nilai kini pembayaran di masa depan .
• Setelah kontrak selesai, dikembalikan menjadi aset tetap
– BOT Built Operate Transfer, Bangun Operasi Serah
• Dibangun mitra, setelah selesai digunakan sampai akhir kontrak, baru
diserahkan
• Mitra mengoperasikan, pemerintah memperoleh pendapatan
• Aset diakui setelah penyerahan,, selama kontrak bangunan tidak diakui,
tanah diklasifikasikan aset kerjasama,.
• Setelah kontrak selesai tanah dan bangunan yang diserahkan akan
direklasifikasikan menjadi aset tetap.
160
PSAP 08
KONSTRUKSI DALAM
PENGERJAAN
DEFINISI
162
KONTRAK KONSTRUKSI
163
KONTRAK KONSTRUKSI
164
PENGAKUAN KDP
165
PENGUKURAN BIAYA KONSTRUKSI
166
KAPITALISASI BIAYA PINJAMAN
• Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman selama masa
konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi, sepanjang
biaya tersebut dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.
• Jumlah biaya pinjaman dikapitalisasi tidak boleh melebihi biaya bunga
yang dibayar dan masih harus dibayar pada periode yang bersangkutan.
• Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa jenis aset dalam
suatu periode tertentu, biaya pinjaman dialokasikan ke masing-masing
konstruksi dengan metode rata-rata tertimbang.
• Apabila kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan sementara bukan
karena force majeur maka biaya pinjaman yang dibayarkan selama masa
pemberhentian sementara tetap dikapitalisasi.
• Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis pekerjaan yang
penyelesaiannya berbeda-beda, maka kapitalisasi dihentikan untuk
pekerjaan yang sudah selesai. Biaya pinjaman hanya dikapitalisasi untuk
pekerjaan yang masih dalam proses pengerjaan.
167
PENYAJIAN KDP
168
PENGUNGKAPAN KDP
Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar
169
PENYELESAIAN DAN PENGHENTIAN KDP
170
PENGHENTIAN KDP
Berita Acara
Pembangunan Pemanfaatan
No. Penyelesaian Penyajian
Aset Aset
Pekerjaan (BAPP)
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah Aset Tetap
dimanfaatkan
2. Selesai Sudah diperoleh Belum Aset Tetap
dimanfaatkan
3. Selesai Belum diperoleh Sudah KDP
dimanfaatkan
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah KDP
dimanfaatkan
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena KDP dapat
bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka dihapuskan
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan
hilang
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
171
ILUSTRASI JURNAL KDP
Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk KDP berbentuk gedung
sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1 pengeluaran untuk pembangunan sebesar 500juta.
Pada 30 Juni pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan dan mulai digunakan.
Depresiasi 20 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
JURNAL PENGELUARAN & PENYELESAIAN KDP
30/12/20X0 KDP 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000
Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000
30/12/20X1 KDP 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000
Kas 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000
30/6/20X2 KDP 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000
Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
30/6/20X2 Aset Tetap 1.400.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.400.000.000
31/12/20X2 Beban dep. 75.000.000 Tidak ada jurnal
Ak. Dep 75.000.000
172
PSAP 09
AKUNTANSI UTANG
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Klasifikasi:
Kewajiban Jangka Pendek : Diharapkan dibayar dalam waktu 12 bulan
setelah tanggal pelaporan
Kewajiban Jangka Panjang : Diselesaikan dalam waktu lebih dari 12 bulan.
Kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan berikutnya tetap
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika :
jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 bulan
entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut
atas dasar jangka panjang
maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendanaan
kembali (refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap
pembayaran, yang diselesaikan sebelum Laporan Keuangan disetujui
174
PENGAKUAN KEWAJIBAN
PENGAKUAN
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber
daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang
ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah
atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan,
dan/atau pada saat kewajiban timbul.
PENGUKURAN
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal
Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral
pada tanggal neraca
175
JENIS UTANG
UTANG TRANSFER
• Merupakan kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan
pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan perundang-
undangan
• Diakui dan dinilai sesuai dengan peraturan yang berlaku
176
JENIS UTANG
UTANG BUNGA
• Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga
yang telah terjadi dan belum dibayar
• Bunga dimaksud dapat berasal dari utang pemerintah baik dari dalam
maupun luar negeri
• Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar harus diakui
pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban
yang berkaitan
UTANG PFK
• Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa PFK
yang belum disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan
keuangan sebesar jumlah yang masih harus disetorkan
177
JENIS UTANG
TUNGGAKAN
• Adalah jumlah tagihan yang telah jatuh tempo namun pemerintah tidak
mampu untuk membayar jumlah pokok dan/atau bunganya sesuai
jadwal
• Jumlah tunggakan atas pinjaman pemerintah harus disajikan dalam
bentuk Daftar Umur (aging schedule) Kreditur pada CaLK sebagai
bagian pengungkapan kewajiban
PERUBAHAN VALUTA ASING
179
RESTRUKTURISASI UTANG
181
BIAYA-BIAYA TERKAIT UTANG PEMERINTAH
• Biaya bunga dan biaya lainnya yang timbul dalam kaitan dengan
peminjaman dana :
bunga dan provisi
commitment fee
amortisasi diskonto atau premium
amortisasi kapitalisasi biaya terkait pinjaman (biaya konsultan, ahli
hukum, dll)
perbedaan nilai tukar pada pinjaman dengan mata uang asing
• Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan
perolehan atau produksi suatu aset tertentu (qualifying asset) harus
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut
• Apabila suatu dana pinjaman tidak secara khusus digunakan untuk
perolehan aset maka biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset tertentu
dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang atas akumulasi biaya seluruh
aset tertentu yg berkaitan selama periode pelaporan
182
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
184
ILUSTRASI UTANG
Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar Negeri
5.000.000.000 untuk pengembangan jaringan transportasi yang dapat
menunjang industri di kota tersebut. Utang tersebut berbunga rendah 4% per
tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan
setelah 5 tahun selama 5 kali angsuran.
Tanggal Finansial Anggaran
1 April 20X2 Kas 5.000.000.000 Perubahan SAL 5.000.000.000
Utang 5.000.000.000 Penerimaan 5.000.000.000
pembiayaan
- utang jangka panjang
31 Des Beban bunga 150.000.000 Tidak ada jurnal
20X3
Utang bunga 150.000.000
1 Des 20X3 Utang bunga 150.000.000 Belanja bunga 200.000.000
Beban bunga 50.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
Kas 200.000.000
Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 2010 185
185
PSAP 10
KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI,
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI,
DAN OPERASI YANG TIDAK
DILANJUTKAN
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
TUJUAN
Mengatur perlakuan akuntansi atas:
Koreksi Kesalahan Akuntansi dan Pelaporan Laporan Keuangan
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Perubahan Estimasi Akuntansi
Operasi yang Tidak Dilanjutkan
RUANG. LINGKUP
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas harus
menerapkan Pernyataan Standar ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan,
perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan operasi
yang tidak dilanjutkan dalam Laporan Realisasi Anggaran, laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas laporan Keuangan.
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun
laporan keuangan yang mencakup laporan keuangan semua entitas akuntansi,
termasuk Badan Layanan Umum, yang berada di bawah pemerintah
pusat/daerah
187
KOREKSI KESALAHAN
188
KOREKSI KESALAHAN (par 12)
Tidak berulang
Terjadi pada periode berjalan
Mempengaruhi maupun tidak mempengaruhi
posisi kas
189
KOREKSI KESALAHAN (par 13)
– Tidak berulang
– Terjadi pada periode-periode sebelumnya
– Mempengaruhi posisi kas
– Laporan keuangan periode tersebut belum terbit
190
KOREKSI KESALAHAN (par 14)
Tidak berulang
Terjadi pada periode sebelumnya
Mempengaruhi posisi kas (menambah/mengurang saldo kas)
Laporan keuangan sudah terbit
Menambah Mengurangi
kas Kas
191
KOREKSI KESALAHAN ATAS
PEROLEHAN ASET SELAIN KAS (par 16)
Tidak berulang
Terjadi pada periode sebelumnya
Mempengaruhi posisi kas(menambah/mengurang
posisi kas)
Laporan keuangan periode tersebut sudah terbit.
Tidak berulang
Terjadi pada periode sebelumnya
Mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi posisi
aset selain kas
Laporan keuangan periode tersebut sudah terbit
Pengurangan Penambahan
Beban Beban
193
KOREKSI KESALAHAN ATAS PENDAPATAN
(par 20)
Tidak berulang
Terjadi pada periode sebelumnya
Mempengaruhi posisi kas(menambah/mengurang
saldo kas)
Laporan keuangan sudah terbit.
Tidak berulang
Terjadi pada periode sebelumnya
Mempengaruhi posisi kas(menambah/mengurang
saldo kas)
Laporan keuangan sudah terbit.
195
KOREKSI KESALAHAN ATAS PENERIMAAN & PENGELUARAN
PEMBIAYAAN (par 24)
Tidak berulang
Terjadi pada periode sebelumnya
Mempengaruhi posisi kas(menambah/mengurang
saldo kas)
Laporan keuangan sudah terbit.
196
KOREKSI KESALAHAN ATAS PENCATATAN KEWAJIBAN
(par 27)
Tidak berulang
Terjadi pada periode sebelumnya
Mempengaruhi posisi
kas(menambah/mengurang saldo kas)
Laporan keuangan sudah terbit.
197
KOREKSI KESALAHAN (par 32)
Tidak berulang
Terjadi pada periode-periode sebelumnya
Tidak mempengaruhi posisi kas
Sebelum maupun setelah laporan keuangan terbit
198
KOREKSI KESALAHAN (par 34)
199
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
200
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
201
OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
Adalah penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu yang berakibat pelepasan
atau penghentian suatu fungsi, program, atau kegiatan, sehingga aset,
kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa mengganggu fungsi, program,
atau kegiatan yang lain (par 4)
Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan misalnya hakikat
operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif
penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun berjalan sampai
tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau dampak
pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila
ada harus diungkapkan pada CALK (par 47)
Agar laporan Keuangan disajikan secara komperatif , suatu segmen yang
dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun berjumlah
nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian, operasi yang dihentikan tampak
pada Laporan Keuangan. (par 48)
Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan,
diakuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan
sampai akhir tahun Laporan Keuangan. Pada umumnya entitas membuat
rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian bertahap atau sekaligus,
resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain. (par 49)
202
OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
203
ILUSTRASI UTANG
204
ILUSTRASI UTANG
205
PSAP 11
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI
RUANG LINGKUP
208
CIRI-CIRI ENTITAS PELAPORAN (par 14)
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau
lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa
laporan keuangan. (par 6)
• Ciri Entitas Pelaporan
Dibiayai oleh APBN/APBD atau mendapat pemisahan kekayaan dari
anggaran;
Dibentuk dengan peraturan perundang-undangan;
Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau
pejabat negara yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat; dan
Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung maupun tidak
langsung kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran.
• Terdiri dari:
a. Pemerintah Pusat b.Pemerintah Daerah.
c. Kementerian negara/lembaga (KL). d. Bendahara Umum Negara (BUN).
209
ENTITAS AKUNTANSI (par 6)
Terdiri dari:
1) Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu K/L yang
mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran tersendiri.
2) Bendahara Umum Daerah (BUD).
3) Kuasa pengguna anggaran di lingkungan Pemda bila mempunyai
dokumen pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah anggarannya
relatif besar, dan pengelolaan kegiatannya dilakukan secara mandiri.
210
PENGERTIAN KONSOLISASI
211
BLU/BLUD
212
PROSEDUR KONSOLIDASI (par 22)
213
KONSOLIDASI DAN PENGGABUNGAN
EP LKK
LK
KONSOLIDASI
EP EP EP
EA EA EA EA EA EA
• Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang mengelola anggaran adalah
entitas akuntansi yang harus menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan,
aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang
berada dalam tanggung jawabnya guna menghasilkan laporan keuangan yang akan
disampaikan kepada entitas pelaporan.
• Penyelenggaran akuntansi mengacu kepada Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
• Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan gabungan
dari satuan kerja yang berada dilingkup SKPD dan menyampaikannya kepada
gubernur/bupati/walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas
pelaporan untuk dilakukan proses konsolidasian.
• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku BUD menyusun laporan keuangan
sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah yang selanjutnya
akan digabungkan dengan laporan keuangan yang berasal dari SKPD.
• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas pelaporan melakukan proses
konsolidasian dan menyusun laporan keuangan PEMDA berdasarkan laporan
keuangan SKPD serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan
daerah dan disampaikan kepada gubernur/bupati/walikota untuk selanjutnya
disampaikan ke BPK dan DPRD.
215
PSAP 12
LAPORAN
OPERASIONAL
LINGKUP DAN MANFAAT
RUANG LINGKUP
Berlaku untuk setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam
menyusun laporan operasional yang menggambarkan
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dalam
suatu periode pelaporan tertentu, tidak termasuk perusahaan
negara/daerah.
Surplus/defisit
akrual yang Pendapatan
menambah/ dan belanja
mengurangi akrual
ekuitas
Pemisahan Ada
laporan pemisahan
pertanggung kegiatan non
jawaban operasional
anggaran dan dan pos luar
laporan finansial biasa
PP 71/2010
219
KONSEPSI BASIS
220
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
221
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
efektivitas
Output
(keluaran) Laporan
Operasional
efisien Input
(cost dari
program/
kegiatan)
ekonomi Laporan Kinerja
222
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
Aset &
Pendapatan Beban Cost Kinerja
Kewajiban
LAPORAN LAPORAN
EVALUASI KINERJA
KEUANGAN KINERJA
223
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL - EKUITAS
PP 71/2010 AKRUAL
PP 24/2005 CTA
Melaporkan perubahan ekuitas dan
Opsional
surplus/defisit
Surplus/defisit LO
pada periode
bersangkutan
Dampak kumulatif
perubahan
Ekuitas awal
kebijakan/kesalahan
Ekuitas mendasar
akhir
224
PERIODE PELAPORAN
225
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL
• Hak pemerintah • Penurunan manfaat
• Diakui sebagai ekonomi/potensi
jasa dalam periode
penambah pelaporan
ekuitas • menurunkan
• Dalam tahun Pendapatan- ekuitas
anggaran yg LO (dari Beban (dari • berupa
bersangkutan kegiatan pengeluaran/
kegiatan konsumsi
• Tidak perlu operasional) operasional) aset atau
dibayar kembali timbulnya
kewajiban
226
STRUKTUR DAN ISI
227
IDENTIFIKASI
228
INFORMASI DALAM CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
229
PENDAPATAN LO
230
KOREKSI KESALAHAN
231
AKUNTANSI BEBAN
AKUNTANSI BEBAN
232
AKUNTANSI BEBAN
233
SURPLUS DEFISIT KEGIATAN
OPERASIONAL
234
KOMPONEN LAPORAN
OPERASIONAL
SURPLUS / DEFISIT LO
• Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa.
235
TRANSAKSI MATA UANG ASING
• Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
rupiah.
• Jika tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dijabarkan
dalam mata uang rupiah dengan kurs tengah bank sentral pada tanggal
transaksi.
• Jika tidak tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dalam
mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi,
yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing
tersebut.
• Jika mata uang asing tersebut dibeli dengan menggunakan mata uang
asing\, maka:
a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan
dengan menggunakan kurs transaksi
b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam
rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral tanggal transaksi.
236
TRANSAKSI BARANG DAN JASA
237
LAPORAN OPERASIONAL
238
Ilustrasi
Laporan
Operasional
239
Ilustrasi
Laporan
Operasional
240
PSAP 13
PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM (BLU)
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, satuan kerja
dapat ditetapkan menjadi satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
242
242
TUJUAN
243
243
RUANG LINGKUP
244
244
ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN
245
245
DEFINISI
246
246
TUJUAN & TANGGUNG JAWAB LK BLU
• Tujuan Umum
– menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo
anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas BLU yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
• Tujuan Spesifik
– untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya.
• Tanggung jawab
– Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU berada
pada pimpinan BLU atau pejabat yang ditunjuk.
247
247
KOMPONEN LK
248
STRUKTUR DAN ISI
PENDAHULUAN
• Pernyataan Standar ini mensyaratkan adanya pengungkapan tertentu
pada lembar muka (on the face) laporan keuangan, mensyaratkan
pengungkapan pos-pos lainnya dalam lembar muka laporan
keuangan atau dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
PERIODE PELAPORAN
• Laporan keuangan BLU disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun
TEPAT WAKTU
• Kegunaan laporan keuangan berkurang bilamana laporan tidak
tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah tanggal
pelaporan. Faktor-faktor yang dihadapi seperti kompleksitas operasi
suatu BLU bukan merupakan alasan yang cukup atas kegagalan
pelaporan yang tepat waktu.
249
249
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
250
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
251
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Belanja pada BLU diakui pada saat pengeluaran kas yang dilakukan oleh BLU
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja pada BLU selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA.
Penerimaan pembiayaan pada BLU diakui pada saat kas yang diterima BLU
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Pengeluaran pembiayaan pada BLU diakui pada saat pengeluaran pembiayaan
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Penambahan pokok investasi yang berasal dari pendapatan BLU diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan.
Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama
satu periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto.
Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
Apabila BLU menerima alokasi anggaran selain dari entitas akuntansi/entitas
pelaporan yang membawahinya, maka BLU menyusun LRA sesuai dengan
entitas akuntansi/entitas pelaporan yang mengalokasikan anggaran tersebut.
252
LAPORAN PERUBAHAN
SALDO ANGGARAN LEBIH
253
NERACA
255
LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Struktur Laporan Operasional BLU mencakup pos-pos sebagai berikut:
• Pendapatan-LO;
• Beban;
• Surplus/Defisit dari operasi;
• Kegiatan non operasional;
• Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;
• Pos Luar Biasa; dan
• Surplus/Defisit-LO.
BLU menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber
pendapatan, yang terdiri dari:
• Pendapatan dari alokasi APBN/APBD;
• Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;
• Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan;
• Pendapatan hasil kerja sama;
• Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas/barang/jasa; dan
• Pendapatan BLU lainnya.
• Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan
Keuangan.
256
LAPORAN OPERASIONAL
Pendapatan-LO pada BLU diakui pada saat:
Timbulnya hak atas pendapatan;
Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Pendapatan-LO pada BLU merupakan pendapatan bukan pajak.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
Khusus untuk pendapatan dari Kerja Sama Operasi (KSO), diakui berdasarkan azas
neto dengan terlebih dahulu mengeluarkan bagian pendapatan yang merupakan hak
mitra KSO.
Beban pada BLU diakui pada saat:
timbulnya kewajiban;
terjadinya konsumsi aset;
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi
Beban pada BLU diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.
257
LAPORAN ARUS KAS
258
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
259
PENGGABUNGAN LAPORAN KEUANGAN BLU
PADA ENTITAS AKUNTANSI / PELAPORAN
260
PENGHENTIAN BLU MENJADI SATKER
261
TANGGAL EFEKTIF
Pemerintah Pusat
Badan Layanan
Umum
Pemberian izin
Ruang lingkup Kewenangan
Menarik pajak
ATB yang dimiliki
utk dijual
Hak Pengusahaan
Tidak mengatur Hutan
Hak Pengusahaan
Jalan Tol
Hak Pengelolaan
Wilayah
Hak Penambangan
DEFINISI ASET TAK BERWUJUD
Dapat diidentifikasi
ATB diperoleh
Internal
Tahap Dikapitalisasi
pengembangan sebagai ATB
CONTOH KEGIATAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Penelitian/Riset Pengembangan
Pengukuran setelah
Pengukuran Awal
Perolehan