SKRIPSI
Oleh :
Futri AmeliaHandayani
NPM C1B014002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
ANALISIS PENERAPAN TOTALQUALITY MANAGEMENT (TQM)
DI HOTEL SMART LUBUKLINGGAU
SKRIPSI
SarjanaManajemen (S.M.)
Oleh:
Futri AmeliaHandayani
NPM C1B014002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
Skripsioleh Futri AmeliaHandayaniini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
SyamsulBachri, M.Si.
NIP. 19560102 198603 1 002
Mengetahui
KetuaJurusanManajemen
MOTTO :
Bersungguh-sunggulah di jalan Allah (QS. Al-Ankabut:)
(Barangsiapa yang bersungguh-sungguh,
sesungguhnyakesungguhantersebutuntukkebaikandirinyasendiri)
Persembahan::
Karyainikupersembahkankepada:
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
dan yang diajukan untuk diuji pada tanggal Mei 2019, adalah hasil karya saya
sendiri.
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran penulis lain, yang saya akui
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan yang saya salin, atau yang saya ambil dari orang lain tanpa
memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak sengaja,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
(Futri AmeliaHandayani)
6
NPM C1B014002
7
By:
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the implementation of total quality
management in the Smart Hotel of Lubuklinggau City. The data used in this study
are primary data obtained from the results of questionnaires to customers of Smart
Hotel employees. The sampling method used in this study was census method,
with the number of respondents used were 54 people. Data analysis method used
is descriptive analysis. The results show that the implementation of total quality
management in the Smart Hotel of Lubuklinggau City has a bad level.
1) Student
2) Supervisors
8
Oleh:
RINGKASAN
1
) Mahasiswa
2
) Dosen Pembimbing
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS PENERAPAN TOTALQUALITY MANAGEMENT (TQM) DI
HOTEL SMART LUBUKLINGGAU” sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu telahdapat diselesaikan
dengan baik.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan propsal skripsi ini.
Penulis menyadari tanpa bantuan semua pihak penyusunan skripsi ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Syamsul Bachri,M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dalam
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
dalam penyusunan skripsi ini.
2. IbuPraningrum, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen yang telah
memberikan pelayanan administrasi selama penulis menjalankan aktivitas
perkuliahan.
3. Bapak Sri Warsono, SE, M.Si; IbuAnggri Puspita Sari, SE, M.Si dan Bapak
FachriEkaSaputra, SE, MM selaku tim penguji skripsi yang telah memberikan
masukan dan saran untuk penyempurnaan penulisan skrips iini.
4. Responden yang telah memberikan data dan informasi sehingga penulisan
skripsi ini berjalandengan baik.
5. Segenap Dosen dan Staf pengajar JurusanManajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Bengkulu yang telah memberikan ilmu dan pengalaman
yang bermanfaat bagi penulis.
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN ERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................................. vi
RINGKASAN ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL....................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4 ManfaatPenelitian ....................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 DefinisiOperasional .................................................................. 35
Tabel 3.2 JumlahKaryawan di Hotel Smart Lubuklinggau ...................... 36
Tabel 3.3 KategoriKecenderunganPenelitian ........................................... 40
Tabel 3.4 Hasil Uji ValiditasInstrumenPenelitian .................................... 41
Tabel 3.5 Hasil Uji ReliabilitasInstrumenPenelitian ................................ 43
Tabel 4.1 KarakteristikResponden ........................................................... 49
Tabel 4.2 JawabanRespondenterhadapAspekFokus pada Pelanggan....... 51
Tabel 4.3 JawabanRespondenterhadapAspekObsesiterhadapKualitas. 52
Tabel 4.4 JawabanRespondenterhadapAspekPendekatanIlmiah .............. 54
Tabel 4.5 JawabanRespondenterhadapAspekKomitmenJangka
Panjang .................................................................................... 55
Tabel 4.6 JawabanRespondenterhadapAspekKerjasama Tim ................. 56
Tabel 4.7 JawabanRespondenterhadapAspekPerbaikanSistem
Berkesinambungan ................................................................... 58
Tabel 4.8 JawabanRespondenterhadapAspek Pendidikan dan
Pelatihan ................................................................................... 59
Tabel 4.9 JawabanRespondenterhadapAspekKebebasan yang
Terkendali ................................................................................. 61
Tabel 4.10 JawabanRespondenterhadapAspekKesatuanTujuan ................ 62
Tabel 4.11 JawabanRespondenterhadapAspekAdanyaKeterlibatan
Karyawan dan Pemberdayaan .................................................. 63
15
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 ManfaatTotal Quality Management ................................................. 20
Gambar 2.2 KerangkaPemikiran .................................................................. 33
Gambar 4.1 StrukturOrganisasi Hotel Smart Lubuklinggau ........................ 48
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. KuisionerPenelitian
2. Tabulasi Data Penelitian
3. Hasil Analisis Data
17
BAB I
PENDAHULUAN
sekitar 10 hotel dan ada beberapa hotel berbintang yang sedang dalam
I, pasal 1, Ayat (b) tentang Peraturan Usaha dan Pengelolaan Hotel, yang
dimaksud hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
disediakan oleh pihak hotel maka akan semakin banyak sub unit kerja dalam
pengelolaan organisasinya tersebut. Sub unit kerja di hotel smart lubuk linngau
adalah general manager, marketing, back office, room division, food and
jasa penginapan. Hotel ini memiliki fasilitas yang dilengkapi dengan 76 kamar
mulai dari deluxe garasi, deluxe parking,deluxe sea vie, swimming pool view, sea
view room, junior suite, business suite, horizonsuite, grage suite dan president
suite.
tetap terjaga. Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi pihak hotel, khususnya
departemen dari kamar tersebut, karena faktor kualitas menjadi hal yang harus
biaya, sehingga komplain-komplain dari pelanggan nol (zero defect) bisa tercapai
dewasa ini membawa pengaruh yang cukup besar bagi perekonomian di Indonesia
maupun di dunia. Para pelaku bisnis nasional perlu menyadari bahwa dalam
situasi persaingan yang sangat ketat ini, mutlak diperlukan strategi yang handal
dengan berbagai cara, antara lain lewat harga yang kompetitif, pelayanan yang
baik dan kualitas dari suatu produk maupun jasa. Pelayanan menjadi salah satu
konsumen dan mereka semakin sadar biaya dan sadar nilai, dalam meminta
19
konsumen terhadap produk dan jasa, maka daya saing dan daya tahan setiap usaha
sumber daya bagi tujuan tertentu, tetapi juga ditentukan oleh efektifitas pelayanan.
Hal inilah yang mendasari pemikiran akan perlunya suatu sistem manajemen
bersamaan dengan biaya kualitas yang rasional harus dibentuk sebagai salah satu
tujuan implementasi dan perencanaan bisnis dan produk yang primer dan
keinginan konsumen serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan dengan
cara yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan para pesaing (Tjiptono dan
Diana, 2001:64).
20
kualitas. Kualitas yang dimaksud lebih terfokus pada karakteristik produk atau
jasa, melibatkan pelanggan dan pemasok dimana masukan dari para pelanggan
terhadap produk atau jasa selalu dievaluasi untuk meningkatkan performa dari
pelayanan masih belum begitu memuaskan, misalnya saat tamu ingin memesan
perusahaan, karyawan Hotel Smart masih belum dapat terukur dengan tepat. Hal
yang jelas, karyawan dituntut untuk bekerja tanpa ada batasan waktu dan batasan
tugas bidang tertentu. Semua tugas-tugas belum dibagi secara tepat, sehingga
terkadang posisi karyawan dapat berubah-ubah tiap waktu. Kondisi ini membuat
direspon oleh pihak hotel, masukan dari pelanggan hanya ditampung saja, tidak
satu manejemen yang buruk telah diterapkan di Hotel Smart tersebut. Karena
dengan sikap karyawan yang memberikan pelayanan kurang baik dalam melayani
hendaknya banyak hal yang dipelajari, dan hendaknya Hotel Smart tersebut bisa
21
memperbaiki sehingga tidak ada pelanggan yang merasa dirugikan dengan sikap
dan pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, sangat diperlukan penelitian
secara terus-menerus. Oleh karena itu, salah satu dimensi TQM yang memiliki
perbaikan pada manajerial, agar perusahaan lebih efektif dan efesien. Hotel Smart
Lubuklinggau yang bersaing degan hotel-hotel lain utuk mendapatkan laba atau
manfaat tidak ada jalan lain kecuali menerapkan Total Quality Management.
Terlebih pada perusahaan jasa seperti Hotel Smart Lubuklinggau, kualitas layanan
menjadi harga mati jika tetap ingin bersaing dengan hotel lain karena jasa bersifat
intangible (tidak nampak) hanya bisa dirasakan oleh pelangggan. Jadi jika
baik secara teoritik maupun secara emperik bagi pihak yang memerlukan,
diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
manajemen operasional.
2. Manfaat Praktis/empiris
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menekankan pada peningkatan kualitas pada produk, pelayanan, dan sumber daya
pemborosan dalam proses produksi yang terjadi karena kesalahan atau kurang
maksimalnya kualitas barang atau jasa yang dihasilkan agar kepuasan pelanggan
(1) Tanamkan satu falsafah kualitas. Dalam hal ini, manajemen dan karyawan
harus sepenuhnya mengerti dan yakin mengapa organisasi akan mencapai total
quality;
(3) Kalau perlu, adakan perubahan atau modifikasi terhadap sistem yang ada, agar
atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Adapun dimensi dari
TQM, menurut Nasution (2005), ada sepuluh Dimensi Total Quality Management
(TQM) yaitu:
Disamping itu pelanggan dapat dibagi menjai dua bagian, yaitu pelanggan
eksternal sebagai penentu kualitas produk atau jasa dan dan pelanggan internal
a. Keluhan pelanggan
Kualitas yang ditetapkan organisasi harus sudah bisa memenuhi atau melebihi
adalah:
c. Melaksanakan perbaikan
budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan lancar. Komitmen jangka
indikatornya adalah :
dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu
meningkat.
suatu organisasi. Oleh karena itu setiap orang dalam perusahaan diharapkan
dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar
merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia.
27
a. Kelengkapan Peralatan
b. Kondisi Lingkungan
masalah merupakan unsur yang sangat penting dalam TQM, karena dapat
TQM harus memiliki kesatuan tujuan agar dalam penerapan TQM dapat
berjalan dengan baik, sehingga setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang
sama. Kesatuan tujuan tersebut tidak berarti bahwa harus selalu ada
benar
28
proses pekerjaan
untuk mewujudkan produk berkualitas jauh lebih kecil dibandingkan biaya yang
pelanggan lebih besar, pangsa pasar lebih besar, harga saham lebih tinggi, harga
menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses Total
untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan
lain yang menerapkan Total Quality Management (TQM), merumuskan nilai, visi-
Menurut Carter (2009) TQM telah menjadi filosofi yang mengakar dan
suatu cara untuk menjalankan bisnis yang berlaku bagi seluruh bidang fungsional
dan karyawan perusahaan. Oleh karena produk dan proses produksi suatu
semuanya.
berwujud saja, melainkan jasa juga, danpelanggan tidak hanya terbatas pada
menjadi produsen dari produk (atau jasa) yang bertemu dengan pengguna.
Secara eksternal, proses ini membutuhkan riset pasar dan umpan balik dari
pelanggan. Produsen tidak dapat mengasumsikan riset pasar dan umpan balik
perbaikan kualitas produk. Karyawan terlibat aktif hanya jika mereka mengerti
Memperbaiki mutu adalah suatu cara menjalankan bisnis yang berlaku bagi
31
menerus secara aktif mencari cara guna memperbaiki mutu dari proses-proses
karyawan ke dalam tim mutu atau lingkaran mutu yang bertemu secara teratur
terhadap mutu, atau yang telah mencapai kinerja mutu, satu untuk kinerja
pelengkap.
e. Daya tahan (durability) yang berkaitan dengan berapa lama produk tesebut
Commence dari tahun 1981 sampai beliau meninggal pada juli 1987.Kriteria
Baldrige merupakan salah satu metode dalam perbaikan manajemen kualitas yang
diciptakan oleh beliau yang berfokus pada manajemen mutu terpadu (Total
puluhan ribu perusahaan di lebih dari 70-an negara, termasuk Indonesia yang
3. Keunggulan mutu diperoleh dari sistem dan proses yang di desain dengan baik
7. Operasi dan keputusan perusahaan harus didasarkan pada fakta dan data.
8. Semua karyawan harus secara tepat dilatih dan dikembangkan serta dilibatkan
9. Mutu desain dan pencegahan kesalahan harus merupakan unsur utama dalam
sistem mutu.
34
tujuh area topik yang menjadi elemen dari TQM yang secara integral dan dinamis
berhubungan yaitu: (1) Leadership, (2) Information and Analysis (3) Strategic
warga korporasi.
pendek dan panjang, mutu, dan kinerja operasional ke semua unit-unit kerja.
secara penuh.
memburu mutu dan kinerja operasional perusahaan yang lebih tinggi. Elemen
manajemen mutu proses untuk semua unit kerja dan pemasok, penyempurnaan
Tingkat mutu dan kinerja operasional kini relatif dengan para pesaingnya.
memerlukan waktu cukup panjang. Namun bila hal ini dapat tercapai akan
persaingan (manfaat rute pasar) dan meningkatkan keluaran bebas dari kerusakan
(manfaat rute biaya). Manfaat dan pengaruhnya tampak pada gambar berikut:
dan harga jualnya dapat lebih tinggi.Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya
penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. Pada rute kedua
37
(rute biaya), perusahaan dapat meningkatkan outpot yang besas dari kerusakan
melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan
dalam biaya kualitas itu sendiri laporan biaya kualitas menguraikan empat
timbul karena kualitas. Dari laporan tersebut dapat diketahui klasifikasi mana
kualitas untuk program perbaikan kualitas yang akan datang sehingga tidak ada
Kurniasih (2014).
Dalam hal ini, perusahaan jasa dapat menggunakan laporan biaya kualitas
yang terjadi di perusahaan harus segera diketahui oleh manager dan pimpinan
2.2.1 Hotel
makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu
tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki
hotel itu. Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel
serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil
1) Jasa Penginapan
4) Pencucian pakaian
jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat
pembayaran
a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang
berada.
d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan
pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat
tersebut.
perbedaan baik itu dari segi fasilitas maupun yang lainnya, seperti dijelaskan
memiliki akses ke transportasi umum. Tentu aja harganya jauh lebih murah.
Akses menuju hotel bintang dua biasanya bisa dicapai dengan mudah.
Berlokasi di lingkungan yang aman, bersih, dan bebas polusi. Gedungnya juga
Ada lobi
Ada bar
41
42
Dari hotel bintang tiga, kamu lebih punya akses mudah untuk
menjelajah tempat wisata, pusat belanja, dan pusat bisnis. Juga dekat tol, jadi
bukan hanya cocok untuk wisatawan, tapi juga untuk pebisnis. Para
karyawannya juga terlihat rapi, profesional, dan siap melayani kamu dengan
diberikan pastinya di atas rata-rata. Hotel ini memiliki bangunan yang luas dan
43
cukup besar, dekat dengan tempat wisata, tempat belanja, dan pusat hiburan.
Tersedia bar
sangat mementingkan tamu, maka setiap tamu yang masuk akan disambut
dengan ramah oleh staf. Setiap tamu juga diberikan welcome drink, bahkan
diberikan daftar anggur yang bisa dipilih saat masuk ke kamar hotel.
Fasilitas resto tersedia selama 24 jam dan makanan bisa diantar ke kamar
2.3 Kualitas
harapan konsumen.
2. Memastikanseberapabaikprodukdapatmemenuhiaspek-aspekteknis dari
tentusajaberbedaantara satukonsumendankonsumenlainnya.Harapan
konsumeninidapatdilihatdaribeberapadimensiyang mewakilikualitasseperti
berikut:
5. Keandalanadalahkemungkinanataupeluangprodukataujasa
8. Kesesuaiandalampenggunaanadalahkecocokanprodukuntuk menghadirkan
fungsi sepertiyangdiiklankan.
adanyakualitasyangrendah”. Berdasarkandefinisitersebutmaka
biayakualitasdapatdibedakanmenjadidua kelompok,yaitubiayakualitasyang
berkaitandenganaktivitaspengendalian (controlactivity)danbiayayang
berkaitandenganaktivitaskegagalan(failure activity).Aktivitas
kualitas.Sedangkanaktivitaskegagalanterjadikarenaadanya kegagalandalam
kesesuaiankualitasprodukyang akanbergunadalammengembangkanlayanan
danbrandimageproduk.Haltersebutsangatpentingbagipencapaiantujuan untuk
menjadi perusahaanyangberhasil.
penilaianmerupakansubkelompokdaribiaya pengendalian,sedangkanbiaya
kegagalaninternaldanbiaya kegagalaneksternalmerupakansubkelompokbiaya
berkualitasrendah.Pada umumnya,
peningkatanbiayapencegahandiharapkanakan menghasilkan
penurunanbiayakegagalan.
2. Biayapenilaianadalahbiayayangterjadikarenadilakukannya penentuan
ataukebutuhan konsumen.
terdeteksipadasaatprodukmasihberadadipihakperusahaan atau
4. Biayakegagalaneksternaladalahbiaya yangterjadipadasaat
1. Observable quality cost yaitu biaya kualitas yang dapat diketahui jumlahnya
perusahaan.
2. Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau kerugian yang muncul
karenarendahnya kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui dari
multiplier tertentu.
penelitian pasar.
Menurut Silvia (2009) ada beberapa atribut atau dimensi yang dapat
melaksanakan fungsinya
pemeliharaan produk
baik
yang dijanjikan
Dalam hal ini, perusahaan jasa dapat menggunakan laporan biaya kualitas
yang terjadi di perusahaan harus segera diketahui oleh manager dan pimpinan
perusahaan agar segera dapat dilakukan tindakan, perbaikan den, terutama dengan
namun penelitian kali ini bebeda pada tempat penelitian dan variabel yang
Berikut ini akan dilampirkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
1 Yusuf et. Analisis Penerapan Total Secara keseluruhan industri senjata telah
al (2014) Quality Management menerapkan Total Quality Management
(TQM) Industri dengan optimal.
Pertahanan Nasional
(Study Kasus Pada
Industri Senjata)
dan kerangka teori yang telah dijelaskan tampak bahwa Total Quality
tidak menghasilkan produk cacat. Maka, dapat dilihat kerangka yang digunakan
3.pendekatan ilmiah
5.Kerjasama tim
9.Kesatuan Tujuan
BAB III
METODE PENELITIAN
termasuk penelitian cross sectional karena variabel diamati dan dikumpul secara
sudah ditetapkan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh langsung dari responden yaitu karyawan dan pimpinan yang
akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Total Quality Management (TQM) yang
dengan usaha mengurangi pemborosan dalam proses produksi yang terjadi karena
kesalahan atau kurang maksimalnya kualitas barang atau jasa yang dihasilkan agar
berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel No Dimensi Indikator Sumber
Total Quality 1 Fokus pada a. Keluhan pelanggan Nasution
Managementmerupa pelanggan b. Interaksi karyawan pada pelanggan (2005)
kan suatu c. Menjalin komunikasi yang baik kepada
pendekatan dalam pelanggan
menjalankan usaha 2 Obsesi terhadap a.Upaya meningkatkan kualitas
yang mencoba kualitas b.Bekerja berdasarkan prespektif terhadap
untuk kualitas
memaksimumkan c.Terobsesi untuk memberikan sesuatu yang
daya saing lebih
organisasi melalui 3 Pendekatan ilmiah a.Mencari data untuk mengatasi masalah
perbaikan terus- b.Perusahaan menggunakan teori atau konsep
menerus atas c.Melaksanakan perbaikan
produk, jasa, 4 Komitmen jangka a.Komitmen didukung oleh budaya perusahaan
manusia, proses, panjang b.Pimpinan perusahaan menjabarkan visi dan
dan lingkungannya misi
(Tjiptono dan c.Melakukan perubahan agar TQM berjalan
Diana, 2001) lancar
5 Kerjasama tim a.Dukungan dan suasana kerja terhadap
kreatifitas
b.Penghargaan terhadap aspirasi anggota
organisasi
c.Pertimbangan anggota organisasi dalam
mengambil resiko
6 Perbaikan sistem a.Masukan dari konsumen dipertimbangkan
secara b.Memperbaiki sistem secara terus menerus
berkesinambungan c.Meningkatkan kualitas yang dihasilkan
7 Pendidikan dan a.Kelengkapan Peralatan
pelatihan b.Kondisi Lingkungan
c.Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan
8 Kebebasan yang a.Karyawan diberikan kebebasan untuk
terkendali mengungkapkan ide-ide
b.Manager menerima ide-ide karyawan
c.Melakukan Pemecahan Masalah
9 Kesatujuan tujuan a.Pimpinan perusahaan dan karyawan memiliki
tujuan yang sama
b.Pimpinan dan karyawan bekerja sama untuk
mencapai tujuan
c.Setiap aktivitas dalam perusahaan diteliti dan
diklasifikasikan dengan benar
10 Adanya a.Adanya sistem pengharaan dan pengakuan
keterlibatan b.Karyawan termotivasi untk menciptakan ide
karyawan dan c.Karyawan ikut serta dalam mengambil
pemberdayaan keputusan mengenai perbaikan proses
pekerjaan
penelitian ini akan membahas mengenai populasi dan sampel yang digunakan oleh
peneliti.
3.3.1 Populasi
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek atau subjek yang
berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
Tabel 3.2
Jumlah karyawan di Hotel Smart Lubuklinggau
No. Departemen Jumlah (Orang)
1 Manager 1
2 House Keeping 12
3 Front Office 10
4 Public Area 9
5 Cofee shop 7
6 Swimming pool 2
7 Scurity 7
8 Karaoke 8
9 Kitchen 8
10 Eqq 4
11 Back Office 4
12 Marketing 3
13 IT 4
14 Driver 1
Total 80
Sumber : HRD hotel smart Lubuklinggau, 2019
3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto (2006) yang dimaksud adalah sebagian atau wakil dari
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 54karyawan dan pimpinan yamg
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri yaitu data
hasil dari penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti.Dalam penelitian ini
sumber data primer diperoleh dari hasil penyebaran angket yang berisi kuesioner
Data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang
Kuisioner diberikan kepada para karyawan dan pimpinan dihotel smart lubuk
Linggau, guna untuk memenuhi data-data yang perlukan dalam penelitian ini.
dimensi dalam variabel di penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini yaitu Total
Skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert
dengan beberapa tingkatan sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat
tidak setuju yang membentuk data ordinal. Adapun pemberian skor/penilian atas
Metode penelitian ini merupakan salah satu cara yang lebih sistematis untuk
proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk
data yang diperoleh dari angket atau ceklis dapat dijumlahkan atau
57
Tidak Setuju’ maka peneliti tinggal menjumlahkan saja berapa banyak sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. atas masing-masing
berikut ini:
setuju, ragu- ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju per item pertanyaan.
setuju akan diberikan skor 5, jawaban setuju akan diberikan skor 4, ragu-ragu
akan diberikan skor 3, untuk jawaban tidak setuju akan diberi skor 2 dan terakhir
untuk jawaban sangat tidak setuju akan diberi skor 1. Kriteria ditetapkan
berdasarkan pada kriteria ideal variabel itu sendiri. Penjelasan mengenai kategori
Tabel 3.3
Kategori Kecendrungan Penelitian
No Range Penilaian
1 1-1,80 Sangat tidak baik
2 1,80-2,59 Kurang baik
3 2,60-3,39 Cukup baik
4 3,40-4,19 Baik
5 4,20-5 Sangat Baik
Sumber: Sugiyono, 2014
Agar data yang diperoleh dengan kuesioner dapat valid dan reliabelitas
maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner terhadap butir-butir
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang ada
menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek
dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu angket, dikatakan
valid apabila pertanyaan pada angket mampu mengungkapkan sesuatu yang tidak
diketahui.
Uji validitas ini jenis validitas konstruk yaitu jenis validitas yang
diuji dalam model penelitian yang ditunjukkan dengan korelasi yang kuat antar
indikator pengukur disuatu konstruk (Abdillah dan Jogiyanto, 2015). Item – item
pertanyaan secara empiris dianalisis oleh koefisien validitas yang disebut corected
item atau total correlation atau koefisien korelasi item koreksi (r hitung). Setiap
item pertanyaan dikatakan valid dan dapat diterima jika r hitung > r tabel ( dengan
n-2, α = 0,05 ) dan sebaliknya jika r hitung < r tabel maka butir pertanyaan
tersebut dinyatakan tidak valid, untuk mengukur kesalahan dapat dilihat item –
item yang dimiliki r tabel 0,1642. Jika korelasi skor item < 0,1642 maka butir
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian
Nilai r-
No Dimensi TQM dan Indikator p-value Ket
hitung
1 Fokus pada Pelanggan
- Keluhan pelanggan 0,900 0,000 Valid
- Interaksi karyawan pada pelanggan 0,831 0,000 Valid
- Menjalin komunikasi yang baik kepada 0,747 0,000 Valid
pelanggan
2 Obsesi terhadap Kualitas
- Upaya peningkatan kualitas 0,778 0,000 Valid
- Bekerja berdasarkan perspektif kualitas 0,835 0,000 Valid
- Terobsesi untuk memberikan suatu yang 0,753 0,000 Valid
lebih
3 Pendekatan Ilmiah
- Mencari data untuk mengatasi masalah 0,822 0,000 Valid
- Perusahaan menggunakan teori atau 0,800 0,000 Valid
konsep
- Melaksanakan perbaikan 0,727 0,000 Valid
4 Komitmen Jangka Panjang
- Dukungan budaya perusahaan 0,853 0,000 Valid
- Pimpinan menjabarkan visi dan misi 0,909 0,000 Valid
- Melakukan perubahan agar TQM 0,791 0,000 Valid
berjalan lancar
60
Nilai r-
No Dimensi TQM dan Indikator p-value Ket
hitung
5 Kerjasama Tim
- Dukungan dan suasana kerja yang 0,676 0,000 Valid
kondusif
- Penghargaan terhadap aspirasi anggota 0,713 0,000 Valid
organisasi
- Pertimbangan anggota organisasi dalam 0,810 0,000 Valid
mengambil risiko
6 Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
- Masukan konsumen dipertimbangkan 0,726 0,000 Valid
- Memperbaiki sistem secara terus- 0,759 0,000 Valid
menerus
- Meningkatkan kualitas yang dihasilkan 0,732 0,000 Valid
7 Pendidikan dan Pelatihan
- Kelengkapan peralatan 0,830 0,000 Valid
- Kondisi lingkungan 0,783 0,000 Valid
- Penyelenggara pendidikan dan pelatihan 0,711 0,000 Valid
8 Kebebasan yang Terkendali
- Karyawan diberikan kebebasan ide 0,862 0,000 Valid
- Manajer menerima ide karyawan 0,896 0,000 Valid
- Melakukan pemecahan masalah 0,788 0,000 Valid
9 Kesatuan Tujuan
- Memiliki tujuan bersama 0,784 0,000 Valid
- Bekerjasama mencapai tujuan 0,839 0,000 Valid
- Aktivitas dilakukan dengan benar 0,807 0,000 Valid
10 Adanya Keterlibatan Karyawan dan
Pemberdayaan
- Adanya sistem penghargaan dan 0,777 0,000 Valid
pengakuan
- Karyawan termotivasi untuk 0,747 0,000 Valid
menciptakan ide
- Ikut serta dalam mengambil keputusan 0,727 0,000 Valid
Sumber: Hasil penelitian 2019, diolah
memiliki nilai p-value < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwaseluruh instrumen
memberikan hasil yang relatif tidak bila dilakukan pengukuran kembali terhadap
subyek yang sama dan uji reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa
suatu instrument tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang
metode Cronbach alpha. Suatu instrument dikatakan reliable apabila nilai alpha
(α) lebih besar 0,60 sebaliknya jika kurang dari 0,60 maka varibel tersebut tidak
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Alpha
No Dimensi TQM dan Indikator Ket
Cronbach
1 Fokus pada Pelanggan 0,761
2 Obsesi terhadap Kualitas 0,762
3 Pendekatan Ilmiah 0,766
4 Komitmen Jangka Panjang 0,657
5 Kerjasama Tim 0,710
6 Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan 0,651
7 Pendidikan dan Pelatihan 0,666
8 Kebebasan yang Terkendali 0,621
9 Kesatuan Tujuan 0,674
10 Adanya Keterlibatan Karyawan dan Pemberdayaan 0,612
Sumber : Hasil Penelitian 2019, diolah
memiliki nilai alpha Cronbach antara 0,612–0,766. Nilai tersebut lebih besar dari
BAB IV
Objek penelitian ini adalah Hotel Smart Lubuk Linggau yang merupakan
empat, lokasi Hotel Smart Lubuk Linggau berada di tengah kota Lubuk Linggau,
yakni di Jl. Yos Sudarso No. 1145, Jawa Kanan Ss, Lubuk Linggau Tim. II,
Hotel Smart Lubuk Linggau berdiri sejak 30 Maret 2009, lama pengerjaan
hotel ini sekitar lebih kurang satu setengah tahun. Dulunya, ini adalah Hotel Citra,
yang memiliki 30 kamar, kemudian kita rehab dan ubah jadi Smart Hotel. Sebagai
salah satu pilihan hotel bintang 4 di Lubuk Linggau hotel ini sekarang dilengkapi
dengan 80 kamar mulai dari deluxe garasi, deluxe parking,deluxe sea vie,
swimming pool view, sea view room, junior suite, business suite, horizonsuite,
86, Bab I, pasal 1, Ayat (b) tentang Peraturan Usaha dan Pengelolaan Hotel, yang
dimaksud hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial
Linggau dan pilihan yang cerdas bagi wisatawan. Dari sini, para tamu dapat
63
menikmati akses mudah ke semua hal yang dapat ditemukan disebuah kota yang
hidup. Dengan lokasinya yang strategis, hotel ini menawarkan akses mudah ke
Hotel Smart Lubuk Linggau memilik visi dan misi sebagai berikut
a. Visi
b. Misi
kegiatan tersebut berkaitan dengan susunan yang logis dan tugas dari kelompok
kegiatan ini bagi suatu jabatan atau orang yang bertanggung jawab (Hasibuan,
1996:35).
64
menghindari kesimpang siuran tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang
ada bagi masing-masing individu atau kelompok dalam suatu organisasi. Hal ini
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
uraian-uraian singkatnya.
Corforate Owner
65
General Manager
Driver
Restaurant
Karaoke
Banquet
cashier
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Karakteristik Jumlah Persentase
No
Responden (Orang) (%)
1 Jenis Kelamin
a. Laki-laki 22 40,74
b. Perempuan 32 59,26
2 Usia
a. < 25 Tahun 27 50,00
b. 25 – 35 Tahun 15 27,78
c. 36 – 45 Tahun 7 12,96
d. >45 Tahun 5 9,26
3 Pendidikan Terakhir
a. SMA/Sederajat 32 59,26
b. Diploma 15 27,78
c. Sarjana 7 12,96
4 Masa Kerja
a. < 5 Tahun 27 50,00
b. 6– 10 Tahun 15 27,78
c. 11 – 15 Tahun 7 12,96
d. >15 Tahun 5 9,26
Sumber : Hasil Penelitian, 2019
mayoritas adalah perempuan yakni sebesar 59,26%. Hal ini karena jumlah
Dari sisi usia responden, rata-rata memiliki usia muda yakni kurang dari
25 tahun. Karyawan dengan usia yang masih mudah tersebut, karyawan akan
memiliki energi dan kemampuan fisik yang memadai, terutama dalam pemberian
67
Terakhir, jika dilihat dari masa kerja karyawan, rata-rata responden sudah
memiliki masa kerja yang memadai, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
telah ditempatkan pada posisi yang sesuai, sehingga karyawan akan menjadi lebih
profesional.
(TQM) yang terdiri dari 10 aspek, yakni fokus pada pelanggan, obsesi terhadap
management. Aspek tersebut diukur dengan tiga indikator yang dijawab dengan
skala likert nilai 1-5. Jawaban responden terhadap ketiga indikator aspek fokus
Tabel 4.2
Jawaban Responden terhadap Aspek Fokus pada Pelanggan
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Karyawan selalu menerima
Cukup fokus
dan menangani keluhan
FPP1 9 12 16 12 5 2.85 pada
konsumen atau pelanggan
pelanggan
dengan cepat
2 Karyawan selalu
berinteraksi dengan Cukup fokus
pelanggan guna membina FPP2 6 20 12 13 3 2.76 pada
hubungan baik dengan pelanggan
pelanggan
3 Karyawan selalu bersikap
ramah terhadap pelanggan Cukup fokus
guna menjalin komunikasi FPP3 4 14 23 12 1 2.85 pada
yang baik terhadap pelanggan
pelanggan
Cukup
Rata-rata 2.82 fokus pada
pelanggan
Sumber: Hasil Penelitian 2019, diolah
Keterangan:
1,00 – 1,79 = Sangat tidak fokus pada pelanggan
1,80 – 2,59 = Tidak fokus pada pelanggan
2,60 – 3,39 = Cukup fokus pada pelanggan
3,40 – 4,19 = Fokus pada pelanggan
4,20 – 5,00 = Sangat fokus pada pelanggan
“cukup fokus pada pelanggan” dengan nilai rata-rata sebesar 2,82. Kondisi ini
berada pada kondisi cukup. Dari tiga indikator yang mendapatkan nilai rata-rata
hubungan baik dengan pelanggan” sebesar 2,76. Kondisi ini menunjukkan bahwa
karyawan masih dianggap cukup ramah dan cenderung kurang (lebih rendah dari
jawaban 3). Hasil ini menandakan bahwa keluhan konsumen belum seluruhnya
Tabel 4.3
Jawaban Responden terhadap Aspek Obsesi terhadap Kualitas
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Karyawan selalu mengevaluasi
dan memperbaiki kualitas Cukup
OTK1 9 12 16 12 5 2.78
perusahaan sebagai upaya terobsesi
peningkatan kualitas
2 Karyawan bekerja berdasarkan
Cukup
perspektif terhadap kualitas OTK2 6 20 12 13 3 2.78
terobsesi
yang diberikan
3 Karyawan selalu termotivasi
untuk memberikan pelayanan Cukup
OTK3 4 14 23 12 1 2.69
yang lebih baik dan lebih terobsesi
cepat terhadap pelanggan
Cukup
Rata-rata 2.75
terobsesi
Sumber: Hasil Penelitian 2019, diolah
Keterangan:
1,00 – 1,79 = Sangat tidak terobsesi
1,80 – 2,59 = Tidak terobsesi
2,60 – 3,39 = Cukup terobsesi
3,40 – 4,19 = Terobsesi
4,20 – 5,00 = Sangat terobsesi
“cukup fokus pada pelanggan” dengan nilai rata-rata sebesar 2,82. Kondisi ini
berada pada kondisi cukup. Dari tiga indikator yang mendapatkan nilai rata-rata
hubungan baik dengan pelanggan” sebesar 2,76. Kondisi ini menunjukkan bahwa
karyawan masih dianggap cukup ramah dan cenderung kurang (lebih rendah dari
jawaban 3). Hasil ini menandakan bahwa keluhan konsumen belum seluruhnya
Tabel 4.4
Jawaban Responden terhadap Aspek Pendekatan Ilmiah
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Manajemen dalam hotel
saya membuat dan
menganalisis data tentang
semua dimensi penting Cukup
PI1 9 11 18 15 1 2.78
dari kualitas yang ilmiah
diharapkan pelanggan
guna mengatasi masalah-
masalah yang timbul
2 Manajemen hotel selalu
menggunakan konsep
Cukup
untuk mendesain PI2 3 15 16 19 1 3.00
ilmiah
pekerjaan dalam
pengambilan keputusan
3 Hotel selalu berupaya
Cukup
melakukan perbaikan- PI3 1 10 22 10 1 2.63
ilmiah
perbaikan
Cukup
Rata-rata 2.80
ilmiah
Sumber: Hasil Penelitian 2019, diolah
Keterangan:
1,00 – 1,79 = Sangat tidak ilmiah
1,80 – 2,59 = Tidak ilmiah
2,60 – 3,39 = Cukup ilmiah
3,40 – 4,19 = Ilmiah
4,20 – 5,00 = Sangat ilmiah
“cukup ilmiah” dengan nilai rata-rata sebesar 2,80. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa penerapan TQM pada Hotel Smart Lubuklinggau berada pada
kondisi cukup. Dari tiga indikator yang mendapatkan nilai rata-rata terendah
pengembangan dengan pendekatan ilmiah dan aktual. Kondisi ini tentu akan
panjang. Aspek tersebut diukur dengan tiga indikator yang dijawab dengan skala
likert nilai 1-5. Jawaban responden terhadap aspek tersebut dirangkum pada Tabel
Tabel 4.5
Jawaban Responden terhadap Aspek Komitmen Jangka Panjang
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Dihotel selalu ada
perubahan budaya
KJP1 5 11 12 16 10 3.28 Cukup komit
untuk menuju kearah
yang lebih baik
2 Pimpinan dalam hotel
selalu menjabarkan visi
KJP2 8 10 14 14 8 3.07 Cukup komit
dan misinya kepada
karyawan
3 Hotel selalu melakukan
perbaikan dari semua
sisi agar penerapan KJP3 8 10 14 14 8 3.11 Cukup komit
TQM dapat berjalan
dengan lancar
Cukup
Rata-rata 3.15
komit
Sumber: Hasil Penelitian 2019, diolah
Keterangan:
1,00 – 1,79 = Sangat tidak komit
1,80 – 2,59 = Tidak komit
2,60 – 3,39 = Cukup komit
3,40 – 4,19 = Komit
4,20 – 5,00 = Sangat komit
“cukup komit” dengan nilai rata-rata sebesar 3,15. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa penerapan TQM pada Hotel Smart Lubuklinggau berada pada
73
kondisi cukup. Dari tiga indikator yang mendapatkan nilai rata-rata terendah
adalah “Pimpinan dalam hotel selalu menjabarkan visi dan misinya kepada
karyawan” sebesar 3,07. Kondisi ini menunjukkan bahwa manajemen hotel Smart
Lubuklinggau telah memiliki visi dan misi yang cukup jelas dan berkomitmen
panjang adalah “Dihotel selalu ada perubahan budaya untuk menuju kearah yang
lebih baik” sebesar 3,28. Kondisi ini menunjukkan bahwa manajemen hotel Smart
Lubuklinggau sudah memiliki budaya kerja yang dinamis, yakni budaya kerja
Tabel 4.6
Jawaban Responden terhadap Aspek Kerjasama Tim
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Karyawan bekerjasama
dengan tim untuk
Cukup
menciptakan suasana kerja KT1 3 15 19 13 4 3.00
kompak
yang nyaman dalam
menjalankan tugas
2 Pimpinan memberikan
Cukup
penghargaan terhadap aspirasi KT2 6 12 23 10 3 2.85
kompak
anggota organisasi
3 Dalam mengambil resiko atau
keputusan, selalu Cukup
KT3 11 10 14 14 5 2.85
memperrtimbangkan pendapat kompak
anggota organisasi
Cukup
Rata-rata 2.90
kompak
Sumber: Hasil Penelitian 2019, diolah
Keterangan:
1,00 – 1,79 = Sangat tidak kompak
1,80 – 2,59 = Tidak kompak
2,60 – 3,39 = Cukup kompak
3,40 – 4,19 = Kompak
4,20 – 5,00 = Sangat kompak
74
“cukup kompak” dengan nilai rata-rata sebesar 2,90. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa penerapan TQM pada Hotel Smart Lubuklinggau berada pada
kondisi cukup. Dari tiga indikator aspek kerjasama tim yang mendapatkan nilai
yang nyaman dalam menjalankan tugas” sebesar 3,00. Kondisi ini menunjukkan
sehingga semakin baik kerjasama tim, maka semakin baik pula pelayanan yang
dengan tiga indikator yang dijawab dengan skala likert nilai 1-5. Jawaban
responden terhadap aspek tersebut dirangkum pada Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7
75
“cukup dilakukan” dengan nilai rata-rata sebesar 2,82. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa penerapan TQM pada Hotel Smart Lubuklinggau berada pada
kondisi cukup. Dari tiga indikator yang mendapatkan nilai rata-rata terendah
pada semua bagian tanpa menunggu permasalahan muncul” sebesar 2,91. Kondisi
dan kapasitas masing-masing. Hal tersebut akan membuat pelayanan hotel akan
semakin baik.
Tabel 4.8
Jawaban Responden terhadap Aspek Pendidikan dan Pelatihan
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Hotel memiliki
peralatan yang lengkap
Cukup
untuk penyelenggaraan PDP1 10 12 16 14 2 2.74
dilakukan
pendidikan dan
pelatihan
2 Kondisi lingkungan
pekerjaan
Cukup
mempengaruhi proses PDP2 4 16 19 11 4 2.91
dilakukan
pendidikan dan
pelatihan
3 Semua karyawan ikut
serta dalam
Cukup
penyelenggaraan PDP3 3 12 19 18 2 3.07
dilakukan
pendidikan dan
pelatihan
Cukup
Rata-rata 2.91
dilakukan
Sumber: Hasil Penelitian 2019, diolah
Keterangan:
1,00 – 1,79 = Sangat tidak dilakukan
1,80 – 2,59 = Tidak dilakukan
2,60 – 3,39 = Cukup dilakukan
3,40 – 4,19 = Dilakukan
4,20 – 5,00 = Sangat dilakukan
“cukup dilakukan” dengan nilai rata-rata sebesar 2,91. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa penerapan TQM pada Hotel Smart Lubuklinggau berada pada
kondisi cukup. Dari tiga indikator yang mendapatkan nilai rata-rata terendah
77
adalah “Hotel memiliki peralatan yang lengkap untuk penyelenggaraan pendidikan dan
menginap.
dan pelatihan” sebesar 3,07. Kondisi ini menunjukkan bahwa semua karyawan
pihak lainnya, walaupun frekuensinya cukup. Hal ini tentu saja akan berpengaruh
indikator yang dijawab dengan skala likert nilai 1-5. Jawaban responden terhadap
Tabel 4.9
Jawaban Responden terhadap Aspek Kebebasan yang Terkendali
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Karyawan dalam hotel
diberikan kebebasan Cukup
KYT1 7 17 13 15 2 2.78
dalam menyampaikan terkendali
ide dan pendapat
2 Pimpinan di hotel Cukup
KYT2 12 13 12 15 2 2.67
terkendali
78
“cukup terkendali” dengan nilai rata-rata sebesar 2,76. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa penerapan TQM pada Hotel Smart Lubuklinggau berada pada
dan patuh pada SOP yang telah dimiliki Hotel Smart Lubuklinggau.
terkendali adalah “Pimpinan dan karyawan di hotel tempat saya bekerja selalu
Aspek kesatuan tujuan diukur dengan tiga indikator yang dijawab dengan
skala likert nilai 1-5. Jawaban responden terhadap aspek tersebut dirangkum pada
Tabel 4.10
Jawaban Responden terhadap Aspek Kesatuan Tujuan
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Pimpinan dan
Cukup
karyawan memiliki KST1 7 13 17 16 1 2.83
bersatu
kesatuan tujuan
2 Pimpinan dan
Cukup
karyawan bekerjasama KST2 9 9 19 14 3 2.87
bersatu
untuk mencapai tujuan
3 Setiap aktivitas dalam
hotel diteliti dan Cukup
KST3 6 19 14 12 3 2.76
diklasifikasikan dengan bersatu
benar
Cukup
Rata-rata 2.82
bersatu
Sumber: Hasil Penelitian 2019, diolah
Keterangan:
1,00 – 1,79 = Sangat tidak bersatu
1,80 – 2,59 = Tidak bersatu
2,60 – 3,39 = Cukup bersatu
3,40 – 4,19 = Bersatu
4,20 – 5,00 = Sangat bersatu
“cukup bersatu” dengan nilai rata-rata sebesar 2,82. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa penerapan TQM pada Hotel Smart Lubuklinggau berada pada
kepada pelanggan telah dilaksanakan dengan kesatuan yang cukup solid, sehingga
ke-10 dalam pengukuran total quality management. Aspek tersebut diukur dengan
tiga indikator yang dijawab dengan skala likert nilai 1-5. Jawaban responden
Tabel 4.11
Jawaban Responden terhadap Aspek Adanya Keterlibatan Karyawan
dan Pemberdayaan
Jawaban Responden Rata-
No Pernyataan Ket
1 2 3 4 5 rata
1 Adanya pengakuan
dan penghargaan
Cukup
terhadap karyawan AKDP1 4 15 13 19 3 3.04
terlibat
yang berprestasi
ataupun teladan
2 Karyawan selalu
termotivasi untuk
Cukup
menciptakan ide-ide AKDP2 2 11 18 19 4 3.22
terlibat
baru untuk hotel lebih
baik
3 Karyawan ikut serta
dalam mengambil
Cukup
keputusan mengenai AKDP3 4 11 17 16 6 3.17
terlibat
perbaikan proses
pekerjaan
Cukup
Rata-rata 3.14
terlibat
Sumber: Hasil Penelitian 2019, diolah
Keterangan:
1,00 – 1,79 = Sangat tidak terlibat
1,80 – 2,59 = Tidak terlibat
2,60 – 3,39 = Cukup terlibat
3,40 – 4,19 = Terlibat
4,20 – 5,00 = Sangat terlibat
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa jawaban responden berada pada kategori
“cukup terlibat” dengan nilai rata-rata sebesar 3,14. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa penerapan TQM pada Hotel Smart Lubuklinggau berada pada
menempatkan karyawan pada posisi yang tepat dengan kemampuan dan keahlian
ide-ide baru untuk hotel lebih baik” sebesar 3,22. Kondisi ini menunjukkan bahwa
pelanggan.
4.4 Pembahasan
Total Quality Management secara harafiah berasal dari kata “total” yang
paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasidiperlukan dengan
pengambil keputusan.
yangditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiaplevel
enough’.
sistemyang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yangdihasilkan
dapat meningkat.
didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar
merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenalbatas usia. Dengan
keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yangsangat penting. Hal ini
jawab karyawan terhadap keputusan yangtelah dibuat. Selain itu unsur ini juga
Dalam hal ini karyawan yang melakukan standardisasi proses danmereka pula
85
mengikuti prosedur.
diarahkanpada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti
berarti.Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan
BAB V
5.1 Kesimpulan
cukup. Aspek-aspek pengendalian TQM terdiri dari 10 aspek, yakni fokus pada
5.2 Saran
beirkut:
manajemen hotel.
2) Semua karyawan dan manajemen hotel harus memiliki komitmen yang tinggi
datang.
DAFTAR PUSTAKA
88
Kuncoro, Mudrajat., Ridwan, S. Sundjaja (2004), Metode Riset untuk Bisnis &
Ekonomi, Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis, Erlangga, Jakarta.
Kurniasih, Tri Indah. 2014. Pengaruh Total Quality Management Terhadap
EfisiensiBiaya Kualitas pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Skripsi.Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge, 2008, Perilaku Organisasi (Edisi 12):
Buku 1. Diterjemahkan oleh Diana Angelica, Jakarta : Salemba Empat.
Silvia. 2009. Hubungan Total Quality Management Dengan Biaya Kulitas Produk
Teh Botol Sosro Pada PT Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan.Skripsi.
Universitas Sumatera Utara
Sri. 2012. Membangun Kerjasama Tim : Semarang. Jurnal STIE, Vol 4. No.3.
.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Tjiptono, Fandy., Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Management. Andi Ofset.
Yogyakarta
Sumber Internet :