Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN LAYANAN

PENERAPAN TEKNIK HOMEWORK UNTUK MENGURANGI KEBIASAAN


MENGUMPAT DALAM LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Akmal Sutja, M.Pd

DISUSUN OLEH :
DEBBY ANGGRAINI (A1E117026)
KELAS: R002/SEMESTER 6

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
HALAMAN PERSETUJUAN
PENELITIAN TINDAKAN LAYANAN (PTL)

Judul Penelitian Tindakan Layanan (PTL)

PENERAPAN TEKNIK HOMEWORK UNTUK MENGURANGI KEBIASAAN


MENGUMPAT DALAM KONSELING INDIVIDUAL

Oleh :
DEBBY ANGGRAINI
Nim : A1E117026
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Penelitian tindakan layanan ini telah disetujui oleh dosen pengampu mata kuliah untuk
dilaksanakan disekolah dan dilakukan penelitian.

Jambi, 2020

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Dr. Akmal Sutja, M.Pd

NIP. 19591231 198403 1 011

i
HALAMAN PENGESAHAN

PENELIIAN TINDAKAN LAYANAN (PTL)


DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

Nama : DEBBY ANGGRAINI

Nim : A1E117026

Judul : PENERAPAN TEKNIK HOMEWORK UNTUK


MENGURANGI KEBIASAAN MENGUMPAT DALAM
LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL.

Telah dilaksanakan sesungguhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Jambi, Juni 2020


Dosen Pengampu Mata Kuliah Peneliti

Dr. Akmal Sutja,M.Pd DEBBY ANGGRAINI


NIP.195912311984031011 NIM: A1E117026

ii
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati mengucap Alhamdulillah dan penuh rasa syukur kepada
Allah SWT atas segala nikmat dan kekuatan yang telah diberikan kepada peneliti untuk
menyelesaikan penelitaian ini, sehingga dengan rahmat-nya karya ini dapat terselesaikan.
Penelitian ini peneliti persembahkan sebagai tanda cinta kasih, tanggung jawab dan hormat
tak terhingga kepada:

1. Orang tua tercinta, Ayah dan Ibu apa yang saya dapatkan hari ini, belum mampu
membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata. Terimakasih atas segala
dukungan kalian, baik dalam bentuk materi maupun moril.
2. Sahabat terimakasih atas kesabarannya mendengarkan keluh kesah dan sumbangsih
pemikirannya. Semoga kita selalu dalam lindungan dan ridho-Nya. Kupersembahkan
karya ini.
3. Almamater Tercinta Jurusan Bimbingan dan konseling Fakultas keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Jambi .

iii
PENERAPAN TEKNIK HOMEWORK UNTUK MENGURANGI KEBIASAAN

MENGUMPAT DALAM LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL

Peneliti : Debby Anggraini

Dosen pembimbing : Dr. Akmal Sutja, M.Pd

Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jambi Jalan Arif Rahman Hakim

Email : anggrainidebby1998@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang marak di masyarakat saat ini terutama pada
generasi muda era milenial ini yaitu kebiasaan berkata kasar maka peneliti tertarik untuk mengurangi
kebiasaan tersebut dengan memanfaatkan teknik homework dalam layanan konseling individual Tak
jarang seseorang meluapkan amarahnya dengan mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menyakiti hati
lawan bicaranya atau biasa disebut dengan mengumpat. Mengumpat merupakan kebiasaan mengutuk
dan berkata kasar atau kotor bagi banyak masyarakat yang digunakan untuk mengekspresikan
kemarahan maupun konteks emosi lainnya seperti terkejut, kecewa, gembira, dan bisa juga saat
seseorang mengalami kebosanan. Penelitian ini dilaksankaan melalui video call Via WhatsApp
dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka, yaitu situasi Covid-19. Tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan layanan konseling individual yang dapat mengurangi
kebiasaan mengumpat pada teman sebaya. Dan untuk mengetahui proses teknik homework yang dapat
mengurangi kebiasaan mengumpat pada teman sebaya. Adapun tahapan tekhnik homework ini yaitu: 1)
Secara singkat mendeskripsikan rasional dan ringkasan proses pelaksanaan teknik homework
assignment, 2) Mengemukakan instruksi-instruksi tentang teknik homework assignment, 3) Memberikan
pandangan tentang apa yang tercakup dalam teknik homework assignment. 4) Menggunakan penjelasan
untuk menentukan masalah khusus terkait penggunaan teknik homework assignment. 5) Melatih klien
tentang cara melakukan ketrampilan teknik homework assignment yang dibutuhkan, jawaban secara
sukarela, dan juga inisiatif untuk mencoba latihan. 6) Meminta klien untuk membaca biografi singkat
dari tokoh-tokoh yang menginspirasi (Dahlan Iskan, Chairil Tanjung, dan Sudi Artawan) dan melatih
ketrampilan yang dibutuhkan terkait masalah sebagai pekerjaan rumah. 7) Meminta klien menceritakan
gambaran pelaksanaan pekerjaan rumah yang telah ia laksanakan, sebagai upaya dalam
mendiskusikannya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dimana peneliti masuk
menjadi bagian dari layanan itu, tidak memperlihatkan diri sebagai pengamat tetapi melaksanakan
layanan sekaligus juga mengamati proses layanan itu layaknya spionase. Pada penelitian ini telah
dilakukan konseling individual dengan 2 siklus yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Mei dan 2 Juni
2020. Pada siklus satu keberhasilannya yaitu hanya mencapai 50 %ini karena klien hanya bisa
melakukan analisis konsep ABC karena baru saja dijelaskan akan tetapi setelah itu mereka lupa lagi
bagaimana mengaplikasikan teori ABC ke dalam permasalahan mereka. Pada siklus 2 tercapai sekitar
85 % karena menggunakan tabel yang disedikan oleh peneliti serta diarahkan menggunakan kata-kata
yang lebih luwes dan santai.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Layanan dengan
judul “PENERAPAN TEKNIK HOMEWORK UNTUK MENGURANGI KEBIASAAN
MENGUMPAT DALAM LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL” ini dengan baik meskipun
mungkin ada kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Dr. Akmal
Sutja, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah membantu kelancaran dalam
Penelitian ini.

Saya berharap penelitian ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai kebiasaan bangun siang tersebut. Semoga penelitian ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya penulisan laporan yang telah disusun ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jambi, 2020

Peneliti

v
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN...........................................................................................................i

PENGESAHAN.............................................................................................................ii

PERSEMBAHAN.........................................................................................................iii

ABSTRAK.....................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...................................................................................................v

DAFTAR ISI..................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Batasan Masalah.................................................................................................2
C. Rumusan Masalah...............................................................................................3
D. Tujuan Penelitian................................................................................................3
E. Manfaat Penelitian..............................................................................................3
F. Pengertian Istilah................................................................................................3

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN.......................................................................4

A. Kebiasaan Mengumpat........................................................................................4
B. Konseling Individual...........................................................................................9
C. Tekhnik Homework............................................................................................20
D. Kaitan Penelitian dengan Bk...............................................................................23
E. Kerangka Konseptual..........................................................................................26
F. Hipotesis Tindakan.............................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN LAYANAN..................................26

A. Setting PTL.........................................................................................................26
B. Subjek Penelitian (penetapan, jumlah, & karakteristik).....................................27
C. Instrumen Penelitian...........................................................................................27
D. Prosedur Penelitian.............................................................................................29

vi
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................32

A. Gambaran Umum................................................................................................32
B. Hasil Sikluas.......................................................................................................34
C. Pembahasan.........................................................................................................40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................41

A. Kesimpulan.........................................................................................................41
B. Saran...................................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................42

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................................44

vii
BAB I Mengumpat merupakan
kebiasaan mengutuk dan berkata
PENDAHULUAN
kasar atau kotor bagi banyak
A. Latar Belakang masyarakat yang digunakan untuk
mengekspresikan kemarahan
Manusia merupakan makhluk
maupun konteks emosi lainnya
sosial artinya dalam kehidupan
seperti terkejut, kecewa, gembira,
sehari hari manusia tidak dapat hidup
dan bisa juga saat seseorang
seorang diri atau membutuhkan
mengalami kebosanan. Banyak
orang lain. Antara satu manusia dan
sekali penyebab seseorang
manusia lainnya pasti mengalami
mengumpat tidak hanya disebabkan
proses interaksi dalam berinteraksi
oleh perasaan amarah dan
tentu membutuhkan alat komunikasi
kekecewaan akan tetapi penelitian ini
yaitu bahasa, bahasa digunakan
terfokus pada kebiasaan mengumpat
untuk untuk menyampaikan
yang diakibatkan oleh emosi
pendapat, keinginan, digunakan
kemarahan atau kekesalan yang
untuk mengekspresikan diri, bahkan
membuat fikiran seseorang menjadi
dapat digunakan untuk
irrasional dan memilih untuk
mengungkapkan emosi. Baik emosi
meluapkan amarahnya dengan
yang bersifat positif maupun emosi
mengumpat.
yang bersifat negatif. Dalam bergaul
terkadang terjadi situasi dimana Lingkungan membawa pengaruh
memancing amarah, kekesalan, besar terhadap tutur kata dan
kekecewaan dan lain-lain, masing- kebiasaan berbahasa seseorang, Di
masing pribadi berbeda-beda dalam Era milenial saat ini teknologi juga
mengekspresikan perasaan tersebut. berperan terhadap kebiasaan
Tak jarang seseorang meluapkan mengumpat, mengumpat sepertinya
amarahnya dengan mengeluarkan telah dianggap biasa saja bagi
kata-kata yang kasar dan menyakiti generasi muda saat ini. Bagi
hati lawan bicaranya atau biasa masyarakat kebanyakan kata-kata
disebut dengan mengumpat. umpatan sangat tidak baik diucapkan
selain melanggar norma kesopanan

viii
juga termasuk perbuatan yang tidak tidak logis., dengan mempelajari
disukai agama maupun masyarakat. bahan-bahan tertentu yang
ditugaskan untuk mengubah aspek-
Anni dalam Indrayana (2017:19)
aspek kognisi yang keliru,
menjelaskan bahwa Homework
mengadakan Latihan-latihan tertentu
Assigment merupakan teknik yang
berdasarkan tugas yang diberikan .
dilaksanakan dalam bentuk tugas-
tugas rumah untuk melatih, Berdasarkan pada latarbelakang
membiasakan diri, dan diatas maka dalam penelitian ini
menginternalisasikan system nilai akan menggunakan konseling
tertentu yang menuntut pola tingkah Rational Emotive Behaviour
laku yang diharapkan. Berdasarkan Therapy dengan teknik Homework
fenomena yang marak di masyarakat Assignment sebagai salah satu
saat ini terutama pada generasi muda alternatif untuk memberi bantuan
era milenial ini yaitu kebiasaan kepada individu yang memiliki
berkata kasar maka peneliti tertarik kebiasaan mengumpat. Dari uraian
untuk mengurangi kebiasaan tersebut tersebut maka peneliti mengadakan
dengan memanfaatkan teknik penelitian dengan judul “Penerapan
homework dalam layanan konseling Teknik Homework Untuk
individual, karna sebelumnya Mengurangi Kebiasaan
peneliti telah melakukan konseling Mengumpat dalam Layanan
individual maka pada kesempatan ini Konseling Individual”.
peneliti menggunakan teknik
B. Batasan Masalah
homework dalam layanan konseling
individual. Dari penjelasan mengenai latar
belakang diatas, peneliti membatasi
Dasar peneliti memilih teknik
masalah dalam penelitian ini
tersebut adalah bahwa dengan tugas
mengenai penerapan teknik
rumah yang diberikan, diharapkan
homework untuk mengurangi
dapat mengurangi atau
kebiasaan mengumpat pada teman
menghilangkan ide-ide dan perasaan-
sebaya dalam layanan konseling
perasaan yang tidak rasional dan
individual.

ix
C. Rumusan Masalah E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan Adapun manfaat dari penelitian ini


Batasan masalah yang telah adalah sebagai berikut:
dijabarkan di atas maka peneliti
1. Bagi Peserta didik dapat
menguraikan rumusan masalah
menimbulkan kesadaran untuk
sebagai berikut:
mengurangi kebiasaan
1. Bagaimana penerapan layanan mengumpat untuk menciptakan
konseling individual yang dapat proses sosialisasi yang baik.
mengurangi kebiasaan
2. Bagi guru bimbingan dan
mengumpat pada teman sebaya?
konseling penelitian ini berguna
2. Bagaimana proses teknik untuk menambah wawasan dan
homework yang dapat pengetahuan mengenai
mengurangi kebiasaan pemanfaatan teknik homework
mengumpat pada teman sebaya ? dalam layanan konseling
individual untuk membantu
D. Tujuan Penelitian
mengurangi kebiasaan
Berdasarkan permasalahan yang mengumpat.
sudah diuraikan diatas maka peneliti
3. Bagi peneliti penelitian ini
memaparkan tujuan penelitian ini
berguna untuk menambah
adalah sebagai berikut:
wawasan serta pengetahuan
1. Untuk mengetahui penerapan sebagai bekal untuk kedepannya
layanan konseling individual agar dapat melaksanakan tugas
yang dapat mengurangi dengan baik.
kebiasaan mengumpat pada
F. Pengertian Istilah
teman sebaya.
Dari penjabaran diatas peneliti
2. Untuk mengetahui proses teknik
menjelaskan mengenai pengertian
homework yang dapat
dan istilah dari penelitian ini antara
mengurangi kebiasaan
lain:
mengumpat pada teman sebaya.

x
1. Mengumpat adalah BAB II
mengeluarkan kata kotor, karena
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
marah (jengkel,kecewa, dan lain
sebagainya), atau dapat diartikan A. Kajian kebiasaan mengumpat

mengutuk orang lain karna 1. Pengertian Mengumpat


diperlakukan kurang baik,
Kaeng (2017:7)
memaki-maki.
mengungkapkan bahwa
2. Konseling Individual adalah mengumpat dikenal juga sebagai
proses pemberian bantuan yang mengutuk, bisa digambarkan
dilakukan melalui wawancara sebagai bentuk aktivitas
konseling oleh seorang ahli linguistik dengan memanfaatkan
(konselor) kepada individu yang kata-kata tabu untuk
sedang mengalami suatu masalah menyampaikan ekspresi emosi
(klien) yang bermuara pada yang kuat. Karena mengumpat
teratasinya masalah yang biasanya mencakup kata-kata
dihadapi klien, bukan individu tabu, kata-kata ini lebih kuat
yang mengalami kesulitan daripada kata-kata yang tidak
kejiwaan melainkan hanya mengumpat. Sedangkan menurut
mengalami kesulitan dalam Putra (2013:95) umpatan
penyesuaian diri khususnya merupakan contoh kata-kata
dalam dunia pendidikan. yang mempunyai nilai rasa

3. Homework adalah teknik rendah dan berkesan kotor

perbaikan kognitif klien dengan menurut banyak masyarakat.

meminta klien menuliskan Menurut KBBI (2016)


masalah yang dihadapinya dalam umpatan berasal dari kata umpat
kehidupan sehari-hari pada yang mempunyai arti perkataan
sebuah daftar yang berbentuk keji (kotor dsb) yang diucapkan
table dengan kolom ABC. karena marah (jengkel, kecewa,
dsb). Sejalan dengan pendapat
tersebut Crystal dalam

xi
Kurniawati (2019:16) 2. Ciri-ciri kata umpatan
mengatakan bahwa kata-kata
Menurut Ljung dalam
umpatan mungkin merupakan
Kurniawati (2019:17) ciri-ciri
sinyal yang biasa digunakan
dari kata umpatan adalah sebagai
ketika seseorang marah atau
berikut:
frustasi. Andresson dalam
Kurniawati (2019:17) a. Umpatan adalah ucapan yang

mengemukakan setiap tuturan berisi kata tabu

kata umpatan mengandung b. Kata tabu tersebut tidak dapat


konteks emosi yang tidak hanya diartikan secara harfiah
mengungkapkan situasi
c. Banyak ucapan yang terbentuk
kemarahan tapi juga dapat
dari kata-kata kasar
mengandung konteks emosi yang
tidak hanya mengungkapkan d. Umpatan adalah bahasa yang
konteks kekejutan, ketakutan, digunakan untuk
kesedihan, kekecewaan, mengekspresikan emosi yang
kesukaan, kegembiraan, dan kuat, seperti rasa keterkejutan,
kebosanan. marah, ataupun perasaan
lainnya dari pembicara.
Dari beberapa pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa Selain itu Ljung juga
kebiasaan mengumpat adalah menyatakan bahwa umpatan
kebiasaan mengutuk dan berkata adalah salah satu bahasa yang
kasar atau kotor bagi banyak diucapkan oleh pembicara
masyarakat yang digunakan dengan menambahkan tekanan
untuk mengekspresikan pada pembicaraan mereka,
kemarahan maupun konteks biasanya dikombinasikan dengan
emosi lainnya seperti terkejut, teknik tekanan lainnya seperti
kecewa, gembira, dan bisa juga aksen, intonasi, nada, gesture,
saat seseorang mengalami dan ekspresi muka.
kebosanan.
3. Macam-macam umpatan

xii
Menurut Pinker dalam Kaeng, Umpatan tegas digunakan
(2017) ada lima tipe mengumpat untuk menegaskan atau
diantaranya adalah sebagai menekankan sesuatu.
berikut:
e. Umpatan Katarsis
a. Umpatan Disfemisme
Umpatan katarsis digunakan
Umpatan disfemisme adalah saat sesuatu yang buruk
kebalikan dari eufemisme. terjadi. Sebuah teori evolusi
Umpatan ini memaksa menegaskan bahwa hal ini
pendengar untuk memikirkan dimaksudkan untuk memberi
hal yang negatif atau tahu pendengar bahwa anda
provokatif. sedang mengalami situasi
yang buruk.
b. Umpatan Kasar
Berdasarkan teori tersebut
Umpatan kasar digunakan
manusia menggunakan kata
untuk pelecehan, intimasi,
umpatan pada situasi-situasi
atau penghinaan pada orang
tertentu akan tetapi saat ini
lain.
masyarakat banyak
c. Umpatan Idiomatik menggunakan kata-kata umpatan

Umpatan idiomatik adalah dalam kehidupan sehari-hari

mengumpat tanpa benar- mereka. Yang menjadi focus

benar mengacu pada suatu penelitian ini adalah kata

masalah atau hanya umpatan yang biasa digunakan

digunakan untuk masyarakat saat

membangkitkan minat, mengekspresikan amarah,

memamerkan dan kekecewaan, keterkejutan dan

mengungkapkan kepada lain-lain. Yang mengandung

teman sebaya bahwa kata-kata kasar atau kotor yang

situasinya bersifat informal. tidak baik diucapkan.

d. Umpatan Penegasan Selain itu Wijana dan


Rahmadi dalam Kurniawati

xiii
(2019:20) mengatakan bahwa d. Benda
terdapat 8 referensi umpatan,
Nama-nama benda yang
yaitu umpatan yang merujuk
digunakan untuk memaki
pada:
berkaitan dengan keburukan
a. Keadaan referennya, seperti bau yang
tidak sedap (tai dan tai
Kata-kata yang merujuk pada
kucing), kotor dan using
keadaan yang tidak
(gombal), dan suara yang
menyenangkan, seperti gila,
mengganggu (sompret).
sinting, bodoh, keparat,
terkutuk, jahanam, mati, e. Bagian tubuh
celaka, sialan. Seperti contoh matamu, dan
kepalamu yang berarti tidak
b. Binatang
dapat memanfaatkan anggota
Kata-kata yang digunakan badan tersebut sehingga
mengacu pada sifat-sifat melakukan kesalahan.
individu yang dijadikan
f. Kekerabatan
sasarannya seperti menjijikan
(anjing), menjijikan dan Mengacu kepada individu-
diharamkan (babi), individu yang dihormati, atau
mengganggu (bangsat), yang biasa mengajarkan hal-
menyakiti (lintah darat) dsb. hal yang baik seperti ibu,
bapak, kakek, nenek, dsb,
c. Makhluk halus
dengan menambahkan
Kata-kata yang digunakan imbuhan-mu di belakangnya.
adalah makhluk halus yang
g. Aktivitas
sering mengganggu di
kehidupan manusia seperti Kata-kata yang berhubungan
setan, iblis, dsb. dengan aktivitas (kegiatan)

xiv
h. Profesi bahwa untuk memperoleh
perhatian dengan
Profesi seseorang, terutama
menggunakan kata-kata
profesi rendah dan yang
konotasi yang kasar karena
diharamkan oleh agama,
sebuah respon emosional dari
seperti maling, bajingan,
pendengar. Orang
lonte, dsb.
menggunakan kata-kata
4. Faktor-faktor Penggunaan Kata umpatan untuk menarik
Umpatan perhatian dan mereka ingin

Menurut Kurinawati (2019:26) menjadi orang yang paling

faktor yang melatarbelakangi diperhatikan diantara yang

penggunaan kata umpatan adalah lainnya.

sebagai berikut: c. Kata umpatan yang

a. Umpatan yang digunakan digunakan untuk

untuk melegakan emosi mendiskredit

Liedich dalam Kurniawati Menurut Liedilch ketika

(2019:27) mengemukakan orang menggunakan kata

bahwa orang yang umpatan untuk mendiskredit

menggunakan kata umpatan itu berarti mereka

untuk melegakan emosi, menggunakan kata tersebut

karena merasa sakit, untuk mengekspresikan

terganggu dan marah. Dapat ketidaksukaan mereka

juga digunakan secara terhadap sesuatu. Berusaha

sengaja untuk menyakiti untuk menjelekkan atau

orang lain. memperlemah kewibawaan


seseorang atau satu pihak
b. Umpatan digunakan untuk
tertentu.
menarik perhatian
d. Umpatan yang digunakan
Liedilch dalam Kurniawati
untuk memprofokasi
(2019:27) mengemukakan
pertengkaran

xv
e. Kata umpatan yang terjadinya penggunaan kata
digunakan untuk menghina umpatan karena beberapa hal,
namun terdapat lima hal yang
f. Untuk menciptakan suasana
paling sering kita jumpai dalam
akrab
percakapan sehari-hari, antara
g. Umpatan yang digunakan lain rasa marah dan kesal,
untuk mendeskripsikan rasa penilaian terhadap sesuatu,
terkejut humor, keterkejutan, dan

h. Untuk memandang rendah menghina.

status sosial seseorang B. Kajian Layanan Konseling

i. Untuk memandang rendah 1. Pengertian Layanan Konseling


tingkat pendidikan seseorang Individual

j. Umur Menurut Maclaen dalam

Untuk memandang rendah Sudarto (2016:11) konseling

seseorang karena memiliki adalah suatu proses yang terjadi

umur yang lebih muda atau dalam hubungan tatap muka

sudah tua. antara seorang individu yang


terganggu oleh karena masalah-
k. Tingkat ekonomi
masalah yang tidak dapat
Untuk merendahkan tingkat diatasinya sendiri dengan
ekonomi seseorang. seorang pekerja yang
professional, yaitu orang yang
l. Jenis kelamin
telah terlatih dan pengalaman
Biasanya digunakan karena
membantu orang lain mencapai
memiliki jenis kelamin
pemecahan-pemecahan terhadap
berbeda dengan lawan tutur.
jenis kesulitan pribadi (Prayitno
Disamping itu, menurut dan Erman Amti, dalam Sudarto
Timothy dalam Kurniawati 2016:11).
(2019:28) berdasarkan survey
Konseling Individual atau
yang telah dilakukan, faktor
disebut juga Konseling

xvi
Perorangan (KP) merupakan yang lain. Proses konseling
layanan konseling yang individu berpengaruh besar
diselenggarakan oleh seorang terhadap peningkatan klien
konselor terhadap seorang klien karena pada konseling individu
dalam rangka pengentasan konselor berusaha meningkatkan
masalah pribadi klien. Dalam sikap siswa dengan cara
suasana tatap muka dilaksanakan berinteraksi selama jangka waktu
interaksi langsung antara klien tertentu dengan cara beratatap
dan konselor, membahas muka secara langsung untuk
berbagai hal tentang masalah menghasilkan
yang dialami klien. Pembahasan peningkatanpeningkatan pada
tersebut bersifat mendalam diri klien, baik cara berpikir,
menyentuh hal-hal penting berperasaan, sikap, dan perilaku.
tentang diri klien (bahkan sangat
Konseling individu
penting yang boleh jadi
merupakan “Bentuk layanan
penyangkut rahasia pribadi
yang paling utama dalam
klien). Bersifat meluas meliputi
pelaksanaan fungsi pengentasan
berbagai sisi yang menyangkut
masalah klien”. Maka dengan
permasalahan klien, namun juga
demikian konseling perorangan
bersifat spesifik menuju ke arah
merupakan “jantung hati”
pengentasan masalah. Layanan
(Winkel dalam Safrizal 2015:25).
KP adalah jantung hatinya
Implikasi lain pengertian
pelayanan konseling secara
“jantung hati” adalah apabila
menyeluruh. Prayitno (2012:105)
seorang konselor telah
Menurut Holipah (2011) menguasai dengan baik apa,
konseling individual adalah mengapa dan bagaimana
kunci semua kegiatan bimbingan pelayanan konseling itu
dan konseling. Karena jika (memahami, menghayati dan
menguasai teknik konseling menerapkan wawasan,
individual berarti akan mudah pengetahuan dan ketrampilan
menjalankan proses konseling dengan berbagai teknik dan

xvii
teknologinya), maka diharapkan 2. Tujuan pencegahan yakni
ia dapat menyelenggarakan konselor membantu klien
layanan-layanan bimbingan menghindari hasil-hasil yang
lainnya tanpa mengalami banyak tidak diinginkan.
kesulitan. 3. Tujuan peningkatan yakni
klien dibantu oleh konselor
2. Tujuan Layanan Konseling
untuk mengembangkan
Individual
keterampilan dan
Berdasarkan pendapat Gibson
kemampuan.
dan Mitchell dalam Safrizal
4. Tujuan perbaikan yakni
(2015:27) ia mengidentifikasi,
klien dibantu mengatasi
“Empat tahapan proses konseling
dan/atau menghilangkan
yakni membangun hubungan,
perkembangan yang tidak
identifikasi masalah dan
diinginkan.
eksplorasi, perencanaan
5. Tujuan penyelidikan yakni
pemecahan masalah, aplikasi
menguji kelayakan tujuan
solusi dan pengakhiran”.
untuk memeriksa pilihan-
Hal ini dapat disimpulkan ada pilihan, pengetesan
sembilan tujuan dari konseling keterampilan, dan mencoba
perorangan yakni: aktivitas baru dan berbeda
1. Tujuan perkembangan yakni dan sebagainya.
klien dibantu dalam proses 6. Tujuan penguatan yakni
pertumbuhan dan membantu klien untuk
perkembangannya serta menyadari apa yang
mengantisipasi hal-hal yang dilakukan, difikirkan dan
akan terjadi pada proses dirasakan sudah baik.
tersebut (seperti 7. Tujuan kognitif yakni
perkembangan kehidupan menghasilkan fondasi dasar
sosial, pribadi, emosional, pembelajaran
kognitif, fisik dan danketerampilan kognitif.
sebagainya).

xviii
8. Tujuan fisiologis yakni dan komprehensif serta positif
menghasilkan pemahaman dan dinamis. Fungsi
dasar dan kebiasaan untuk pengentasan mengarahkan klien
hidup sehat. kepada pengembangan persepsi,
9. Tujuan psikologis yakni sikap dan kegiatan demi
membantu mengembangkan terentaskannya masalah klien
keterampilan sosial yang berdasarkan pemahaman yang
baik, belajar mengontrol diperoleh klien. Fungsi
emosi, mengembangkan pengembangan/pemeliharaan
konsep diri positif dan merupakan latar belakang
sebagainya. pemahaman dan pengentasan
masalah klien. Fungsi
Menurut Prayitno dalam pencegahan akan mencegah
Safrizal (2015:28) menyatakan menjalarnya masalah yang
bahwa tujuan umum layanan sedang dialami klien dan
konseling perorangan adalah mencegah masalah-masalah
pengentasan masalah klien dan baru yang mungkin timbul.
hal ini termasuk ke dalam fungsi Sedangkan fungsi advokasi akan
pengentasan. Lebih lanjut menangani sasaran yang bersifat
Prayitno mengemukakan advokasi jika klien mengalami
“Tujuan khusus konseling ke pelanggaran hak- hak. Kelima
dalam 5 hal yakni fungsi fungsi konseling tersebut secara
pemahaman, fungsi langsung mengarah kepada
pengentasan, fungsi dipenuhinya kualitas untuk
pengembangan/pemeliharaan, perikehidupan sehari-hari yang
fungsi pencegahan dan fungsi efektif (effective daily living).
advokasi”. Menurut Safrizal (2015:29)
tujuan dari layanan konseling
Fungsi pemahaman akan
individu dibedakan menjadi dua
diperoleh klien saat klien
bagian,
memahami seluk beluk masalah
yaitu:
yang dialami secara mendalam

xix
1. Tujuan Umum ditingkatkan, potensi klien
Tujuan umum layanan dikembangkan. Tujuan
konseling individu adalah umum layanan konseling
terentasnya masalah yang individu adalah pengentasan
dialami klien. Apabila masalah klien dengan
masalah klien itu dicirikan demikian, fungsi
sebagai: pengentasan sangat dominan
a. Sesuatu yang tidak dalam layanan ini.
disukai adanya,
b. Suatu yang ingin 2. Tujuan Khusus
dihilangkan Dalam kerangka tujuan
c. Sesuatu yang dapat umum itu, tujuan khusus
menghambat atau layanan konseling individu
menimbulkan kerugian dapat dirinci dan secara
langsung dikaitkan dengan
Maka upaya pengentasan fungsi-fungsi konseling
masalah klien melalui yang secara menyeluruh
konseling individu akan diembannya, antara lain:
mengurangi intensitas a. Melalui layanan
ketidaksukaan atas konseling individu klien
keberadaan sesuatu yang memahami seluk-beluk
dimaksud atau meniadakan masalah yang dialami
keberadaan sesuatu yang secara mendalam dan
dimaksud atau bisa jadi komprehensif, serta
mengurangi intensitas positif dan dinamis
hambatan kerugian yang (fungsi pemahaman).
ditimbulkan oleh suatu yang b. Pemahaman itu mengarah
dimaksudkan itu. Dengan kepada dikembangkannya
layanan konseling individu persepsi dan sikap serta
beban klien diringankan, kegiatan demi
kemampuan klien terentaskannya secara

xx
spesifik masalah yang unsur-unsur positif yang
dialami klien itu (fungsi ada pada diri klien,
pengentasan). diperkuat oleh
Pemahaman dan terentaskannya masalah,
pengentasan masalah akan merupakan kekuatan
merupakan fokus yang bagi tercegah
sangat khas, kongkrit dan menjalarnya masalah
langsung ditangani dalam yang sekarang sedang
layanan konseling dialami itu, serta
individu. (diharapkan) tercegah
c. Pengembangan dan pula masalah-masalah
pemeliharaan potensi baru yang mungkin
klien dan berbagai unsur timbul (fungsi
positif yang ada pada pencegahan).
dirinya merupakan latar e. Apabila masalah yang
belakang pemahaman dan dialami klien menyangkut
pengentasan masalah dilanggarnya hak-hak
klien dapat dicapai klien sehingga klien
(fungsi pengembangan teraniaya dalam kadar
atau pemeliharaan). tertentu, layanan
Bahkan, secara tidak konseling individu dapat
langsung, layanan menangani sasaran yang
konseling individu sering bersifat advokasi (fungsi
kali menjadikan advokasi). Melalui
pengembangan atau layanan konseling
pemeliharaan potensi dan individu klien memiliki
unsur-unsur positif klien kemampuan untuk
sebagai fokus dan sasaran membela diri sendiri
layanan. menghadapi
d. Pengembangan atau keteraniayaan itu. Kelima
pemeliharan potensi dan sasaran yang merupakan

xxi
wujud dari keseluruhan Berdasarkan pendapat di atas
fungsi konseling itu, bisa disimpulkan pengembangan
secara langsung proses layanan konseling
mengarah kepada individu dilandasi oleh
dipenuhinya kualitas kemampuan dan tehnik-tehnik
untuk keperikehidupan tertentu yang harus dipahami
sehari-hari yang efektif oleh konselor. Konselor
(effective daily living). menggunakan berbagai teknik
untuk mengembangkan proses
3. Teknik Layanan Konseling konseling individu yang efektif
Individual dalam mencapai tujuan layanan.
Teknik-teknik tersebut meliputi:
Teknik umum konseling
merupakan teknik konseling a. Kontak mata
yang lazim digunakan dalam b. Kontak psikologis
tahapan-tahapan konseling dan c. Ajakan untuk berbicara
merupakan teknik dasar d. Tiga M (mendengar dengan
konseling yang harus dikuasai cermat, memahami secara
oleh konselor. Tehnik konseling tepat, merespon secara tepat
individu adalah “Tata cara dan positif)
melakukan pengembangan proses e. Keruntutan
layanan konseling yang f. Pertanyaan terbuka
dilakukan dengan upaya proaktif g. Dorongan minimal
dan sistematik dalam h. Refleksi (isi dan perasaan)
memfasilitasi individu mencapai i. Penyimpulan
tingkat perkembangan yang j. Penafsiran
optimal, pengembangan perilaku k. Konfrontasi
yang efektif, pengembangan l. Ajakan untuk memikirkan
lingkungan serta peningkatan sesuatu yang lain
fungsi atau manfaat individu m. Peneguhan hasrat
dalam lingkungannya".(Moh n. “Penfrustrasian” klien
Surya dalam Safrizal (2015:32).

xxii
o. Strategi “tidak memaafkan (sesuai dengan keperluan)
klien” diselingi konfrontasi, ajakan
p. Suasana diam untuk memikirkan sesuatu yang
q. Transferensi dan kontra- lain, dan peneguhan hasrat.
transferensi Kontak mata, tiga-m, keruntutan
r. Teknik eksperiensial dan dorongan minimal selalu
s. Interprestasi pengalaman mewarnai dan menyertai seluruh
masa lampau dinamika interaksi.
t. Asosiasi bebas
Teknik “menfrukstrasikan”
u. Sentuhan jasmaniah
dan strategi “tiada maaf” hanya
v. Penilaian
digunakan secara benar-benar
w. Pelaporan
terpilih untuk membangkitkan
Penerapan teknik-teknik
dan menyadarkan klien akan
tersebut di atas dilakukan secara
tantangan yang harus ia hadapi
eklektik, dalam arti tidak harus
serta meninggikan motivasi dan
berurutan satu persatu yang satu
semangat dalam memasuki dan
mendahului yang lain, melainkan
menggapai kesempatan yang
terpilih dan terpadu mengacu
terbuka. Kedua teknik ini, dan
kepada kebutuhan proses
juga teknik konfrontasi,
interaksi efektif sesuai dengan
seringkali diikuti oleh “suansana
objek yang direncanakan dan
diam”.
susana proses pembentukan yang
berkembang. Kontak psikologis Teknik berkenaan dengan

dibina sejak awal-awal proses transferensi dan kontra-

layanan yang di dalamnya ada tranferensi dapat dimunculkan

ajakan untuk berbicara, dalam proses layanan dengan

selanjutnya berkembanglah kontak psikolgis yang benar-

interaksi intensif antara klien dan benar intens. Intensitas proses

Konselor melalui pertanyaan layanan dapat ditempuh lebih

terbuka, refleksi, penyimpulan, jauh melalui teknik-teknik

penafsiran, yang kadang-kadang eksperimensial, analisis

xxiii
pengalaman masa lampau, dan hingga berjalan sampai
asosiasi bebas. Teknik- teknik konselor dan klien
yang disebut terakhir ini hanya menemukan masalah klien.
dilakukan untuk keperluan Pada tahap ini beberapa hal
pendalaman yang khas sesuai yang perlu dilakukan,
dengan permasalahan klien. diantaranya:
Untuk pendalaman yang
1) Membangun hubungan
dimaksudkan itu dan untuk
konseling yang
memberikan nuansa yang lebih
melibatkan klien
bersifat afektif serta sentuhan
(rapport). Kunci
jasmaniah dapat dilakukan.
keberhasilan membangun
Proses layanan konseling
hubungan terletak pada
individu diakhiri dengan kegiatan
terpenuhinya asas-asas
penilaian dan pelaporan.
bimbingan dan konseling
Kegiatan ini dilaksanakan pada
terutama azas
setiap kali sesi layanan konseling
kesukarelaan,
individu, khususnya untuk
keterbukaan, kerahasiaan
kegiatan penilaian segera.
dan kegiatan.
4. Prosedur Pelaksanaan Konseling 2) Memperjelas dan
Individual mendefinisikan masalah.
Jika hubungan konseling
Secara umum menurut
sudah terjalin dengan
Sukardi, “Proses konseling terdiri
baik dan klien telah
dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap
melibatkan diri, maka
awal (tahap mendefinisikan
konselor harus dapat
masalah); (2) tahap inti (tahap
membantu memperjelas
kerja); dan (3) tahap akhir (tahap
masalah klien.
perubahan dan tindakan)”.
3) Membuat penaksiran dan
a. Tahap Awal perjajagan. Konselor
Tahap ini terjadi dimulai berusaha menjajagi atau
sejak klien menemui konselor menaksir kemungkinan

xxiv
masalah dan merancang
bantuan yang mungkin b. Inti (Tahap Kerja
dilakukan, yaitu dengan Setelah tahap Awal
membangkitkan semua dilaksanakan dengan baik,
potensi klien, dan proses konseling selanjutnya
menentukan berbagai adalah memasuki tahap inti
alternatif yang sesuai bagi atau tahap kerja. Pada tahap
antisipasi masalah. ini terdapat beberapa hal
4) Menegosiasikan kontrak. yang harus dilakukan,
Membangun perjanjian diantaranya:
antara konselor dengan
1) Menjelajani dan
klien, berisi:
mengeksplorasi masalah
a) Kontrak waktu, yaitu
klien lebih dalam.
berapa lama waktu
Penjelajahan masalah
pertemuan yang
dimaksudkan agar klien
diinginkan oleh klien
mempunyai perspektif
dan konselor tidak
dan alternatif baru
berkebaratan.
terhadap masalah yang
b) Kontrak tugas, yaitu
sedang dialaminya.
berbagi tugas antara
2) Konselor melakukan
konselor dan klien.
reassessment (penilaian
c) Kontrak kerjasama
kembali), bersama-sama
dalam proses
klien meninjau kembali
konseling, yaitu
permasalahan yang
terbinanya peran dan
dihadapi klien.
tanggung jawab
3) Menjaga agar hubungan
bersama antara
konseling tetap
konselor dan
terpelihara. Hal ini bisa
konseling dalam
terjadi jika:
seluruh rangkaian
a) Klien merasa senang
kegiatan konseling.
terlibat dalam

xxv
pembicaraan atau 1) Konselor bersama klien
wawancara konseling, membuat kesimpulan
serta menampakkan mengenai hasil proses
kebutuhan untuk konseling.
mengembangkan diri 2) Menyusun rencana
dan memecahkan tindakan yang akan
masalah yang dilakukan berdasarkan
dihadapinya. kesepakatan yang telah
b) Konselor berupaya terbangun dari proses
kreatif konseling sebelumnya.
mengembangkan 3) Mengevaluasi jalannya
teknik-teknik proses dan hasil
konseling yang konseling (penilaian
bervariasi dan dapat segera).
menunjukkan pribadi 4) Membuat perjanjian
yang jujur, ikhlas dan untuk pertemuan
benar-benar peduli berikutnya.
terhadap klien. Pada tahap akhir ditandai
c) Proses konseling agar beberapa hal, yaitu:
berjalan sesuai
a) Menurunnya
kontrak. Kesepakatan
kecemasan klien
yang telah dibangun
b) Perubahan perilaku
pada saat kontrak
klien ke arah yang
tetap dijaga, baik oleh
lebih positif, sehat
pihak konselor
dan dinamis
maupun klien.
c) Pemahaman baru dari
klien tentang masalah
c. Akhir (Tahap Tindakan)
yang dihadapinya
Pada tahap akhir ini terdapat
d) Adanya rencana hidup
beberapa hal yang perlu
masa yang akan
dilakukan, yaitu:

xxvi
datang dengan ide atau perasaan-perasaan
program yang jelas. tertentu, mempraktikan respon-
e) Skenario studi kasus respon tertentu, berkonfrontasi
konseling individu dengan self verbalitation yang
5) Melakukan tahapan mendahuluinya, mempelajari
analisis akhir terhadap bahan-bahan tertentu yang
jalannya proses konseling ditugaskan untuk mengubah
individu. Tahapan aspek kognisinya yang keliru,
analisis ini dilaksanakan melakukan latihan-latihan
sebagai acuan tertentu berdasarkan tugas yang
pelaksanaan kedepannya, diberikan. Selanjutnya tugas
dimana hambatan- yang diberikan, dilaporkan oleh
hambatan tertentu dapat klien dalam suatu pertemuan
dijadikan subuah objek tatap muka dengan konselor.
baru dalam proses Tugas atau latihan yang
penerapan dan diberikan kepada tiap klien
pelaksanaan konseling berbeda, hal ini didasarkan pada
individu. believe irrasional yang selama ini
dipelihara oleh klien.
C. Kajian Teknik Homework
Teknik home work assigment
Pujosuwarno dalam dapat digunakan sebagai self-
Awaliyah (2014:50) menjelaskan help work. Terdapat beberapa
bahwa dalam teknik ”homework aktivitas yang dapat digunakan
assigment” ini klien diberi tugas- dalam homework assigment
tugas rumah untuk berlatih yaitu: membaca, menulis,
membiasakan diri serta mendengarkan,
menginternalisasikan sistem nilai mengimajinasikan, berpikir,
tertentu yang menentukan pola relaksasi dan distraction, serta
tertentu yang diharapkan”. aktivitas (Gantina dalam
Dengan tugas rumah, diharapkan Awaliyah 2014: 51).
klien dapat menghilangkan ide-

xxvii
Tujuan home work assigment Tahap-tahap teknik homework
menurut Gantina dalam assignment dalam permasalahan
Awaliyah (2014: 51) adalah yang
untuk membina dan dialami siswa dapat dijelaskan
mengembangkan sikap sebagai berikut:
bertanggung jawab, percaya pada a. Secara singkat
diri sendiri serta kemampuan mendeskripsikan rasional dan
untuk mengevaluasi kemajuan ringkasan proses pelaksanaan
dalam mempraktikan ketrampilan teknik homework assignment
yang baru atau perilaku baru
b. Mengemukakan instruksi-
dalam situasi kehidupan nyata.
instruksi tentang teknik
Teknik homework asigment
homework assignment
juga digunakan untuk membina
c. Memberikan pandangan
dan mengembangkan sikap
tentang apa yang tercakup
bertanggung jawab, percaya pada
dalam teknik homework
diri sendiri serta kmampuan
Assignment
untuk mengevaluasi kemajuan
d. Menggunakan penjelasan
dalam mempraktikan ketrampilan
untuk menentukan masalah
yang baru atau perilaku baru
khusus terkait penggunaan
dalam situasi kehidupan nyata.
teknik homework assignment
Chatarina dalam Awaliyah
e. Melatih klien tentang cara
(2014: 51) menyatakan bahwa
melakukan ketrampilan
“dengan menggunakan teknik
teknik homework
homework assignment, individu
assignment yang dibutuhkan,
didorong dan dimodifikasi aspek
jawaban secara sukarela, dan
kognitifnya agar dapat berfikir
juga inisiatif untuk mencoba
dengan cara rasional dan logis ”.
latihan.
Dengan demikian, klien dapat
f. Meminta klien untuk
berbuat sesuai sistem nilai yang
membaca biografi singkat
diharapkan baik terhadap dirinya
dari tokoh-tokoh yang
sendiri maupun lingkungannya.
menginspirasi (Dahlan Iskan,

xxviii
Chairil Tanjung, dan Sudi diinginkan secara nyata diantara
Artawan) dan melatih sesi terapi. Pekerjaan rumah
ketrampilan yang dibutuhkan dapat mencakup keseluruhan
terkait masalah sebagai klien mengidentifikasikan
pekerjaan rumah beberapa situasi dalam
g. Meminta klien menceritakan kehidupan sehari-hari mereka,
gambaran pelaksanaan dimana mereka dapat
pekerjaan rumah yang telah menggunakan respon-respon
ia laksanakan, sebagai upaya yang diinginkan itu. Dalam
dalam mendiskusikannya. mengatur tugas tugas pekerjaan
rumah itu konselor dan klien
Latihan atas pengarahan diri hendaknya menetapkan seberapa
dalam bentuk pekerjaan rumah sering, seberapa lama, seberapa
(homework assignment) kali selama sehari, dan dimana
merupakan terapi yang paling praktek itu akan dilakukan.
penting untuk di generalisasi. Menurut Winkel dalam
Jika seseorang dapat Awaliyah (2014: 53), untuk
mempraktekkan atau menerapkan melengkapi diskusi tentang
prosedur itu diluar sesi rangkaian keyakinan irasional
konseling, kemungkinan yang harus diubah, konselor
penggunaan tingkah laku baru sering memberikan pekerjaan
atau pengentasan dalam situasi rumah (homework assignment),
actual adalah benar-benar tinggi. seperti melakukan sesuatu yang
Seperti halnya yang berlawanan dengan
dikemukakan oleh Kadzin dan keyakinannya yang tidak masuk
Mascirellin (dalam Awaliyah akal, membayangkan reaksi
2014:53) bahwa pekerjaan rumah perasaan yang wajar untuk
mempertinggi unjuk kerja, melawan yang tidak wajar
kemungkinan karena klien (rational emotif imagery) dan
diinstruksikan untuk mengisi format yang disebut
menggunakan tingkah laku yang rational self help form yang telah

xxix
diterbitkan oleh The Institute for D. Kaitan Penelitian dengan BK
Rational Emotif Therapy di New
1. Teknik Homework untuk
York City.
Mengurangi Kebiasaan
Selain itu, menurut Jones
Mengumpat.
dalam Awaliyah (2014:54)
rational emotif behavior therapy Fenomena yang sangat marak

menggunakan teknik homework saat ini adalah penggunaan kata-

assignment untuk kata kasar yang sangat ringan

mengembangkan ketrampilan sekali dilontarkan atau biasa

disputing yaitu rekaman suara disebut dengan kebiasaan

sesi-sesi, self help forms (bentuk mengumpat, Kaeng (2017:7)

bantuan diri), reminder cards mengungkapkan bahwa

(kartu-kartu pengingat), mengumpat dikenal juga sebagai

referenting (meminta klien mengutuk, bisa digambarkan

melakukan analisis untung-rugi sebagai bentuk aktivitas

dari mengubah keyakinan linguistik dengan memanfaatkan

irasional), melatih rational emotif kata-kata tabu untuk

behavior therapy pada orang lain, menyampaikan ekspresi emosi

memvisualisasikan (klien yang kuat. Karena mengumpat

diberitahu cara biasanya mencakup kata-kata

memvisualisasikan dirinya pada tabu, kata-kata ini lebih kuat

situsi yang diikutinya), daripada kata-kata yang tidak

bibliografi (memberikan buku- mengumpat. Sedangkan menurut

buku untuk dibaca klien), self Putra (2013:95) umpatan

help cassettes (klien menonton merupakan contoh kata-kata

rekaman video terapis-terapis yang mempunyai nilai rasa

yang menangani masalah klien). rendah dan berkesan kotor


menurut banyak masyarakat.

Karena terkesan kotor, kasar


dan tidak sopan mengumpat
adalah pilihan yang kurang tepat

xxx
untuk dipilih ketika seseorang tersebut. Table tersebut
meluapkan amarah dan dikerjakan di rumah dengan
kekecewaannya. Selain itu sebelumnya mendapat
mengumpat juga sangat dibenci pengarahan dari peneliti. Setelah
bagi agama dan norma di subjek membicarakan keyakinan
masyarakat. Maka dari itu irrasional ia diajak untuk
kebiasaan mengumpat ini perlu menggali pemikiran yang lebih
dikurangi agar subjek dapat rasional, setelah sesi konseling
memilih prilaku baru dalam selesai peneliti mengarahkan
meluapkan emosinya. Kebiasaan untuk menetapkan belief rasional
mengumpat tersebut dapat di kehidupan sehari-hari
dikurangi melalui berbagai cara subjek.Teknik Homework ini
salah satunya dengan mampu mempertegas kembali
menggunakan teknik homework hasil-hasil konseling yang telah
dalam terapi ini individu dibahas sebelumnya dengan
didorong dan dimodifikasi aspek konselor, selain itu untuk melatih
kognitifnya agar dapat berfikir keterampilan siswa dalam
secara rasional dan logis. menyelesaikan masalahnya
Diharapkan dengan teknik ini khususnya yang terkait dengan
individu mampu membuat pemikiran irrasionalnya.
berbuat sesuai dengan nilai yang
Teknik ini akan membekali
diharapkan baik terhadap diri
siswa dengan sebuah formulir
sendiri maupun dengan
yang berisikan form tentang
lingkungan sekitar.
peristiwa pengawal, pemikiran
Dalam teknik ini individu irrasional yang dipegang individu
dihadapkan sebuah formulir tersebut, konsekuensi pemikiran
untuk menuliskan dan irrasional pada emosi dan
mengungkapkan apa A prilaku, dan pertentangan
(Activating event), B (belief), C individu terhadap pemikiran
(consecuen), D (debate), dan E irrasional menjadi pemikiran
(effect) yang dirasakan individu rasional. Dimana individu

xxxi
mencoba mempertentangkan dan kemudian mengumpat,
sendiri pemikiran irasional dan apabila subjek dapat
mengarahkan individu menuju menganalisis pikirannya
pemikiran yang lebih rasional tak sehingga bisa membedakan
lepas dari bimbingan dan arahan antara yang rasional dan
dari konselor (peneliti). irrasional maka teknik ini dapat
menjadi self therapy dengan
Jadi dalam teknik ini nantinya
memberikan pengetahuan D dan
subjek akan diberikan tugas
E dan lembaran homework
rumah untuk mengisi form ABC
ditambahkan kolom D dan E.
yang berhubungan dengan
melalui teknik ini diharapkan
permasalahan emosi atau
subjek dapat mengurangi
kemarahan subjek, disana
kebiasaan mengumpatnya.
berisikan awal peristiwa yang
membuat subjek berfikir 2. Posisi penelitian dalam program
irrasional yang kemudian BK Disekolah
berdampak pada emosi dan
Hasil penelitian ini akan
prilaku subjek yang
memberi masukan bagi program
menyebabkan dirinya
Bimbingan dan Konseling untuk
mengumpat. Setelah subjek
memahami bagaimana teknik
mengisi kolom tersebut klien
Homework untuk mengurangi
diajak untuk mendiskusikan table
kebiasaan mengumpat dalam
yang dibuat klien itu satu persatu,
layanan konseling individual.
yang menjadi perhatian konselor
Guru BK juga dapat
nantinya adalah kolom B dan C,
memanfaatkan teknik homework
lalu peneliti mendebat kolom
dalam layanan konseling
belief system (B) maupun
individual.
Consecuen (C) yang disusun
klien. Disini konselor mendebat
apa sebenarnya fikiran irrasional
yang menyebabkan dirinya emosi

xxxii
E. Kerangka Konseptual

Bagan 1.1

Kebiasaan Mengumpat yang kasar dan kotor Layanan Konseling Individual

 Pengurangan kebiasaan mengumpat ke kebiasaan berkata yang lebih Teknik


sopan Homework

diatas, maka hipotesis tindakan


dalam PTL ini adalah kebiasaan
Berdasarkan gambar
mengumpat pada individu dapat
kerangka konseptual diatas,
dikurangi dengan melakukan
peneliti mengharapkan kebiasaan
layanan konseling individual
mengumpat yang kasar dan kotor
menggunakan teknik Homework
dapat dikurangi melalui
dalam pendekatan Rasional
penerapan teknik homework di
Emotive Therapy (RET).
dalam layanan konseling
individual.

F. Hipotesis Tindakan BAB III


Arikunto dalam Indrayana
METODE PENELITIAN
(2017:21) menyebutkan hipotesis
TINDAKAN LAYANAN
dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara A. Setting PTL
terhadap permasalahan
Penelitian ini adalah
penelitian, sampai terbukti
Penelitian Tindakan Layanan
melalui data yang terkumpul.
(PTL). Menurut Sutja, dkk
Berdasarkan pengertian hipotesis
xxxiii
(2017:140) menyatakan bahwa sekelompok individu yang
PTL adalah usaha penemuan terlibat atau dikenai secara
perbaikan atau pemantapan
langsung oleh
praktik layanan Bimbingan dan
tindakan/layanan, sama
Konseling yang dilakukan secara
sistematis, berdaur ulang (siklis) halnya dengan populasi dan
dan bersifat reflektif yang sampel dalam penelitian
dilakukan oleh praktisi BK konvensional. Orang yang
secara mandiri atau kolaboratif dikenakan PTL disebut
dengan setting kelas, kelompok
dengan subjek. Yang menjadi
atau individual.
subjek penelitian dalam PTL ini
Penelitian Tindakan Layanan
adalah seorang laki-laki
ini seharusnya dilakukan secara
berinisial AJ yang sering
tatap muka akan tetapi
mengumpat atau mengucapkan
dikarenakan adanya kendala
kata-kata kasar ketika sedang
yaitu pandemic Covid-19 maka
marah atau kecewa.
penelitian ini dilakukan secara
online melalui Video call di C. Instrumen Penelitian

aplikasi WhatsApp, line, zoom Untuk membantu


dan lain sebagainya. Penelitian pelaksanaan PTL ini peneliti
ini dilakukan pada akhir bulan memerlukan data akutrat yang
Mei tepatnya pada tanggal 29 diperoleh dari instrument-
Mei 2020 sampai dengan tanggal instrumen yang mendukung.
2 Juni 2020. Dalam penelitian ini, peneliti

B. Subjek Penelitian menggunakan instrument berupa

(penetapan, jumlah, & observasi partisipatif dan

karakteristik) wawancara terbuka.

1. Observasi
Menurut Sutja, dkk,
(2017:148) subjek dalam Observasi adalah cara
pengumpulan data dimana
PTL adalah pihak atau

xxxiv
peneliti terjun ke dalam yang ditelitinya) bukan
proses layanan dengan cara menurut pandangan atau
mengamati layanan tersebut pendapatnya.
secara langsung, atau melihat
Observasi partisipatif
dengan mata kepalanya.
sangat cocok dengan layanan
(Sutja, dkk, 2017:151).
konseling individual karena
Dalam penelitian ini
memungkinkan peneliti untuk
menggunakan observasi
terlibat dalam layanan akan
partisipatif dimana peneliti
tetapi tanpa memberi tahu
terlibat secara langsung di
subjek yang diteliti, karena
dalam layanan tersebut.
dalam layanan konseling
Menurut Sutja, dkk
individual tidak
(2017:152) observasi
memungkinkan ada orang
partisipatif, dimana peneliti
lain lagi yang berperan
masuk menjadi bagian dari
sebagai peneliti karena akan
layanan itu, tidak
membuat klien atau subjek
memperlihatkan diri sebagai
yang diteliti menjadi kurang
pengamat tetapi
nyaman dan tertutup.
melaksanakan layanan
sekaligus juga mengamati 2. Wawancara Terbuka

proses layanan itu layaknya Menurut Sutja, dkk


spionase. Dalam observasi (2017:160) wawancara
partisipatif peneliti tidak terbuka maksudnya adalah
menggunakan alat apapun, melakukan wawancara
instrument pengumpulan dengan mengajukan
datanya adalah peneliti itu pertanyaan untuk mengetahui
sendiri (human instrument). sesuatu yang diketahui
Meskipun peneliti sebagai sumber, biasanya peneliti
instrument, namun ia tetap tidak mengatur urutan apa
mengumpulkan data dari yang harud ditanyakan
sudut pandang subjek (orang terlebih dahulu, tetapi

xxxv
mengalir mengikuti jawaban menunjukkan yang dia
sumber. Peneliti hanya senangi lebih dari satu,
memiliki satu topik untuk seperti menyukai tema yang
ditanyakan secara lengkap. dibahas, dan juga suasana
Pertanyaan yang diajukan dinamikanya. Pertanyaan
memungkinkan sumber berikutnya mengalir
memberikan jawaban lebih menelusuri jawaban itu.
dari satu. Contoh pertanyaan Dikarenakan saat ini berada
terbuka adalah: Apakah yang pada situasi pandemi Covid-
anda senangi dari layanan 19 maka observasi dilakukan
Bimbingan Kelompok yang melalui daring via
anda ikuti?. Sumber atau WhatsApp.
subjek mungkin sekali

D. Prosedur Penelitian

Bagan 1.2

Siklus 1 Siklus 2

Rencana Rencana

Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan

Evaluasi Evaluasi

Penelitian ini merupakan tahapan diantaranya sebagai


penelitian tindakan layanan atau berikut:
PTL yang akan dilaksanakan
1. Pelaksanaan Siklus I
dalam 2 siklus dengan beberapa
a. Perencanaan

xxxvi
Pada tahap perencanaan 1) Peneliti atau konselor
tindakan disusun mengamati proses
serangkaian kegiatan jalannya layanan
diantaranya: konseling individual.
1) Membuat prosedur 2) Peneliti atau konselor
pelaksanaan penelitian mengamati sikap dan
tindakan layanan. prilaku klien atau
2) Membuat Rencana subjek selama
Pelaksanaan Layanan. mengikuti layanan.
3) Menyiapkan 3) Peneliti melakukan
instrumen penelitian penilaian terhadap
untuk mengumpulkan hasil observasi.
data lapangan. 4) Peneliti melakukan
b. Pelaksanaan Tindakan wawancara dengan
Dalam pelaksanaan klien yang telah
penelitian ini peneliti mengikuti kegiatan
akan bertindak sebagai layanan.
konselor sekaligus d. Refleksi
sebagai observer. 1) Peneliti menganalisis
Beberapa tindakan yang data hasil observasi,
dilakukan dalam kegiatan wawancara, dan
ini adalah sebagai perbandingan sikap
berikut: sebelum dan sesudah
1) Peneliti menetapkan dilakukan tindakan
siswa yang akan guna mengetahui
dijadikan subjek. dampak dari
2) Peneliti menjelaskan pelaksanaan layanan
prosedur layanan yang konseling individual.
akan berlangsung. 2) Peneliti mencari
c. Tahap Observasi dan kekurangan dan
Evaluasi membuat rancangan

xxxvii
perbaikan guna 3) Membuat format
penyempurnaan observasi untuk
tindakan yang sudah meninjau pelaksanaan
dilakukan di setiap layanan konseling
siklus. individual.
3) Peneliti melakukan b. Pelaksanaan Tindakan
tindakan ulang Pelaksanaan tindakan
sekaligus untuk siklus II tidak jauh
memperbaiki berbeda dengan
kekurangan yang pelaksanaan tindakan pada
terdapat pada siklus siklus I. Layanan
sebelumnya. dilakukan oleh konselor
yang sama dan subjek
2. Pelaksanaan Siklus II yang sama dengan siklus I.
a. Perencanaan Tindakan dilakukan
Kegiatan yang dilakukan berpedoman pada hasil
dalam perencanaan siklus refleksi dari tindakan pada
II ini adalah sebagai siklus I.
berikut: c. Tahap Observasi dan
1) Membuat rencana Evaluasi
tindakan layanan yang 1) Peneliti atau konselor
telah diperbaiki mengamati proses
berdasarkan jalannya layanan
kekurangan yang konseling individual.
ditemukan pada siklus 2) Peneliti atau konselor
I. mengamati sikap dan
2) Memilih metode prilaku klien atau
layanan yang sesuai subjek selama
dengan keadaan klien mengikuti layanan.
setelah diberikan
tindakan siklus I.

xxxviii
3) Peneliti melakukan secara mendalam
penilaian terhadap hasil berdasarkan refleksi pada
observasi. siklus II akan diketahui
4) Peneliti melakukan apakah ada perubahan
wawancara dengan sesuai dengan yang
klien yang telah diharapkan yaitu
mengikuti kegiatan berkurangnya kebiasaan
layanan. mengumpat dan adakah
d. Refleksi tindakan yang perlu
Hasil observasi dan disempurnakan dalam
evaluasi yang diperoleh pelaksanaan l.
pada siklus I dianalisis

E. Jadwal Penelitian

NO WAKTU KEGIATAN TEMPAT


Daring
Pemberian layanan
1. 29 Mei 2020 Video Call
konseling individual siklus I
Via WhatsApp
Pemberian layanan Daring
2. 02 Juni 2020 konseling individual siklus Video Call
II Via WhatsApp

yang selalu membutuhkan orang lain


dan pastinya bergaul dengan banyak
BAB IV
orang, dalam pergaulan membutuhkan
TEMUAN PENELITIAN DAN bahasa sebagai alat komunikasi, akan
PEMBAHASAN tetapi tak jarang permasalahan atau
fenomena terjadi di tengah tengah
A. GAMBARAN UMUM
pergaulan salah satunya adalah
Kita semua telah mengetahui bahwa fenomena mengumpat di tengah-tengah
manusia merupakan makhluk sosial pemuda saat ini. Kebiasaan mengumpat

xxxix
biasanya dilakukan seseorang untuk merupakan kesepakatan dengan konseli
meluapkan emosi marahnya akibat sehingga konseli merasa terbantu dan
kemarahan, kekesalan serta kekecewaan mampu menemukan solusi terbaik
dan lain-lain. Kebiasaan megumpat untuk dirinya kedepannya, layanan
membawa dampak yang dirasakan bagi tersebut dilakukan melalui video call di
yang mengucapkan baik dampak positif aplikasi WhatsApp dikarenakan situasi
dalam diri yang melakukannya, dan saat ini yaitu pandmi virus corona yang
juga membawa dampak negatif yang tidak memungkinkan untuk
banyak yang didapatkan oleh seseorng diadakannya pertemuan tatap muka.
tersebut. Yang menjadi subjek penelitian pada
penelitian ini yang akan dibantu
Penelitian ini dilakukan untuk
menangani permasalahannya adalah
memenuhi mata kuliah Penelitian
seorang pemuda berinisial AJFS.
Tindakan Layanan . Merupakan model
Peneliti membantu pemuda tersebut
penelitian yang bretujuan untuk
menggunakan teknik Homework
perbaikan pekerjaan, dimana peneliti
(pekerjaan rumah) untuk mengurangi
menganalisa sendiri praktik yang
kebiasaan nya mengumpat dalam
dilakukan dan kemudian mencoba
konseling individual. Teknik ini
melakukan perbaikan secara berulang
merupakan teknik perbaikan kognitif
kali sampai menemukan cara atau
dimana subjek dimodifikasi aspek
teknik terbaik. Tindakan tersebut bukan
kognitifnya agar dapat berfikir secara
hanya sekedar penyelesaian masalah,
rasional dan logis. Diharapkan dengan
melainkan mengandung misi perubahan
teknik ini individu mampu berbuat
dan peningkatan dimana PTL berusaha
sesuai dengan nilai yang diharapkan
menemukan tindakan yang paling
baik terhadap diri sendiri maupun
efektif, untuk digunakan pada pekerjaan
terhadap lingkungan sekitar.
mereka, sehingga terjadi perbaikan
secara terus menerus ( Sutja, A Kegiatan konseling diawali dengan
2017:139). pembicaraan hangat dengan membahas
topik-topik netral sebelum memasuki
Layanan yang diberikan merupakan
proses konseling, kemudian peneliti dan
layanan konseling individual dan
konseli membangun kesepakatan atau

xl
membangun kontrak penelitian setelah tindakan layanan (PTL). Pada
itu konselor atau peneliti menjelaskan tahap perencanaan, peneliti
bagaimana pelaksanaan konseling yang menyusun tahap-tahap
akan berjalan nantinya, bagaimana pelaksanaan tindakan
prosedur dan peneliti menjelaskan berdasarkan data-data
mengenai teknik homework itu sendiri observasi yang telah dilakukan
bagaimana yang dimaksud dengan peneliti di awal. Pertemuan
konsep ABCD. pertama atau siklus I dilakukan
pada hari jum’at 29 Mei 2020
Penerapan teknik homework dalam
berlangsung selama 40 menit
konseling individual dimaksudkan
yaitu pada pukul 19:30-20:10
untuk mengubah pemikirn subjek yang
WIB melalui video call via
irrasional yang selama ini dipengang
WhatsApp. Sebelum
oleh subjek menjadi lebih rasional dan
melakukan konseling peneliti
logis. Dengan penerapan teknik ini
menanyakan kesiapan klien
diharapkan dapat mengurangi kebiasaan
untuk mengikuti layanan
mengumpat sehingga kebiasaan ini
konseling individual via daring
dapat diganti menjadi kebiasaan yang
ini, agar klien dapat
lebih positif lagi baik dalam hal bergaul
konsentrasi mengikuti layanan
maupun dalam hal meluapkan emosi.
konseling individual sehingga
B. HASIL SIKLUS proses konseling dapat berjalan

1. Siklus 1 (Pertama) dengan baik, meskipun kendala

Beranjak dari gambaran itu tetap ada, selain itu dalam

umum diatas, dapat dijelaskan tahap perencanaan ini konselor

kembali oleh peneliti tentang hasil atau peneliti juga menyiapkan

siklus yang dilakukan sebanyak dua Rancangan Pelaksanaan

kali yaitu antara lain: Layanan (RPL).

a. Rencana b. Pelaksanaan

Pada tahap perencanaan ini Kegiatan diawali

merupakan awal dari dengan peneliti

pelaksanaan penelitian mengucapkan selamat

xli
malam dan konseli pertanyaan-pertanyaan
menjawab selamat malam terbuka seputar
selanjutnya peneliti permasalahan konseli,
menanyakan topik bebas konseli mengatakan bahwa
atau pembahasan hangat ia memang memiliki
seputar kehidupan konseli kebiasaan mengumpat,
agar hubungan dalam konseli sering sekali
konseling tercipta dengan mengumpat pada keadaan
baik. Seperti menanyakan emosi marah maupun tidak,
kabar, menanyakan jumlah akan tetapi lebih sering
saudara serta menanyakan ketika keadaan marah,
bagaimana liburannya, lalu kecewa atau kesal terhadap
peneliti menanyakan orang lain. Kemudian
kesiapan klien untuk peneliti menanyakan lagi
mengikuti layanan apakah yang mempengaruhi
konseling individual agar kebiasaan tersebut konseli
konseli dapat mengikuti mengatakan bahwa yang
layanan konseling indivdual mempengaruhi adalah
secara seksama. Setelah lingkungan pergaulan
dirasa konseli siap maka dimana dia berteman yang
peneliti mulai melakukan biasa mengucapkan hal
konseling diawali dengan tersebut. Lalu peneliti
penstrukturan seperti menanyakan kembali apa
penjelasan mengenai tujuanmu ketika mengumpat
konseling, asas, harapan dan bagaimana yang
dalam konseling, dan waktu dirasakan saat setelah
yang akan dipakai untuk mengumpat, konseli
kegiatan konseling siklus 1 menjawab tujuannya adalah
atau tahap pertama. meluapkan kemarahannya,
Setelah itu peneliti dan mencari kebahagiaan
mulai melontarkan ketika mengumpat bersama

xlii
temannya, lalu yang konseli yaitu membuat teman-teman
rasakan sesaat setelah tidak nyaman. Lalu
mengumpat adalah merasa kemudian konselor
puas karena emosinya bisa menanyakan apakah itu
tersampaikan. sebuah masalah dan konseli
Setelah itu peneliti ingin untuk memperbaiki,
menanyakan kembali konseli menjawab iya.
bagaimana respon orang Kemudian proses
sekitar saat medengar kamu konseling mulai memasuki
mengumpat, kalau teman teknik homework dan
sesama ya biasa saja akan peneliti menjelaskan
tetapi saat teman-teman lain menganai konsep ABC
ada yang mendengar mereka dimana nantinya konseli
agak merasa terganggu dan diminta untuk menerapkan
merasa sakit hati apabila kedalam permasalahan yang
saya mengumpat dialaminya. Lalu peneliti
kepadanya, apalagi keluarga meminta konseli untuk
dan teman perempuan saya latihan menerapkan konsep
sangat marah dan kecewa ABC ke dalam
apabila saya mengumpat. permasalahan yang
Kemudian peneliti dialaminya dan peneliti
menanyakan lagi apa memberikan tugas atau
dampak positif dan negatif pekerjaan rumah berupa
kebiasaan mengumpat tabel ABC dimana A
tersebut lalu konseli merupakan activating event,
mengatakan bahwa dampat B adalah belief sistem dan C
positifnya yaitu merasa puas adalah conxecuency,
karena telah meluapkan kemudian pada pertemuan
amarah dan dampak mendebatte permasalahan
negatifnya banyak seperti yang ditulis klien, yaitu
yang sudah disebutkan tadi konslor mulai mendebatte

xliii
dari belief system atau teori sehingga konseli
keyakinan yang dipegang kurang mengerti. Diawal
klien dan membuat pertemuan juga peneliti
alternatif kemungkinan yang cenderung tergesa gesa
terjadi ketika keyakinan itu untuk beralih ke tekhnik
diubah menjadi lebih tanpa mendalami lebih jauh
rasional. Kemudian pribadi dan permasalahan
konseling diakhiri, peneliti klien sebelum masuk ke
dan konseli membuat tekhnik homework.
kontrak kesepakatan akan d. Refleksi
melakukan proses konseling 1) Hal positif yang telah
selanjutnya atau siklus dilakukan adalah peneliti
kedua. mampu menjalin
c. Evaluasi hubungan dengan baik
Dari hasil observasi dengan konseli sehingga
pada kegiatan tersebut, klien tidak ragu-ragu
teknik yang dilakukan dalam menceritakan
peneliti sudah lumayan baik, permasalahannya, dan
akan tetapi ada kendala konseli merasa
dalam pemahaman teori bersemangat mengikuti
ABC klien kurang layananan.
memahami prosedur 2) Kekurangan peneliti
peletakkan masalah yang yaitu menggunakan
dialami ke dalam tabel bahasa yang formal pada
ABC. Sehingga membuat saat menjelaskan teori
klien agak kebingungan ABC
bagaimana pemecahan 3) Cenderung tergesa-gesa
masalah nya. Mungkin untuk langsung beralih
dikarenakan peneliti yang ke tekhnik tanpa banyak
menggunakan bahasa yang mendalami pribadi
terlalu formal atau bahasa konseli terlebih dahulu.

xliv
4) Peneliti tidak konsentrasi mengikuti
menyiapkan tabel ABC layanan konseling
dan meminta konseli individual sehingga proses
untuk coba membuat konseling dapat berjalan
sendiri. dengan baik. Pelaksanaan
5) Yang harus dilakukan layanan konseling
seharusnya peneliti individual pada siklus dua
menggunakan bahasa ini berpedoman pada hasil
santai yang mudah evaluasi dan refleksi pada
dimengerti konseli siklus pertama.
sebagai anak muda, dan Kekurangan serta beberapa
seharusnya peneliti lebih hal yang belum maksimal
banyak mendalami yang terdapat pada
pribadi konseli terlebih tindakan di siklus I
dahulu. menjadi acuan perbaikan
2. Siklus 2 (Kedua) pada pelaksanaan tindakan
a. Rencana di siklus II.
Siklus kedua dilaksanakan b. Pelaksanaan
pada hari selasa 02 Mei Pelaksanaan siklus II
2020 berlangsung sekitar diawali seperti biasa
40 menit dimulai dari dengan ucapan selamat
pukul 13:30-14:10 WIB, siang dan kemudian
dilakukan melalui video peneliti menanyakan
call via WhatsApp. topik-topik bebas seputar
Sebelum melakukan kehidupan sehari- hari lalu
konseling peneliti konselor mengajak konseli
menanyakan kesiapan kembali membahas apa
klien untuk mengikuti kegiatan yang telah
layanan konseling dilakukan sebelumnya
individual via daring ini, pada siklus kedua konselor
agar klien dapat menyiapkan tabel ABC

xlv
yang akan coba diisi untuk kesalahan pada konseling
membahas permasalahan siklus satu. Terlihat
konseli. Hasilnya konseli dimana konseli sudah
lebih faham dan lebih bisa memahami bagaimana
menemukan alternatif konsep tentang ABC yang
penyelesaian masalah bisa menjadi self therapy
konseli. Pada saat untuknya, pelaksanaan
memasuki tahap teknik konseling juga terlihat
homework peneliti mulai lebih hidup dimana konseli
menggunakan bahasa yang sangat tertarik dan sangat
luwes sehingga konseli memahami penjelsan
lebih mengerti tentang peneliti, peneliti telah
konsep teknik homework menggunakan kata-kata
dan dengan suara yang yang lebih luwes dan
tidak terburu-buru, pada mudah dimengerti oleh
saat proses debate dari pemuda.
pemikiran irrasional d. Refleksi
konseli sudah mulai Setelah peneliti melakukan
langsung memahami kegiatan evaluasi dari
maksud peneliti dan bisa pelaksanaan konseling
menyimpulkan apa yang yang telah dilakukan,
harus dilakukan. peneliti mulai merasakan
c. Evaluasi perubahan pelaksanaan
Pada siklus dua peneliti layanan yang sangat
merasa sangat beda dan signifikan dari
jauh lebih baik dibanding pelaksanaan layanan di
siklus pertama, karena siklus I, peneliti sudah
peneliti berusaha dan merasakan perbaikan dari
bersungguh sungguh untuk kekurangan yang telah
melakukan konseling serta dilakukan di siklus
berusaha memperbaiki sebelumnya. Klien merasa

xlvi
sangat terbantu dengan baik lagi. Pada siklus I peneliti
penerapan konseling melakukan konseling individu dengan
tersebut, maka konselor teknik homework kemudian mengajak
juga merasakan bahwa klien untuk langsung membahas konsep
dengan 2 siklus penelitian ABC tanpa banyak memahami terlebih
ini juga sudah cukup dahulu pribadi klien bagaimana harus
membuahkan hasil. berbicara dengannya apakah dengan
bahasa yang santai atau dengan formal.
C. PEMBAHASAN
Keberhasilan pada siklus I ini sudah
Kebiasaan mengumpat merupakan memsuki 50 % karena konseli kurang
kebiasaan yang kurang di sukai oleh memahami penjelasan peneliti karena
banyak orang bahkan memiliki banyak peneliti menggunakan bahasa yang
dampak negatif serta kurang disukai terlalu forml akan tetapi konseli sedikit
oleh agama, untuk dapat mengurangi bisa menyimpulkan bahwa kebiasaan
kebiasaan tersebut maka kita dapat yang ia lakukan bisa diperbaiki dan
melakukan hal yang lebih bermanfaat seharusnya diperbaiki. Pada siklus II
ketimbang harus mengumpat dan lebih konselor atau peneliti sudah
baik untuk dilakukan. Pada penelitian menggunakan bahasa yang luwes dan
ini dibahas mengenai teknik homework lebih santai, peneliti juga
atau pekerjaan rumah untuk mempersiapkan media tabel ABC agar
menghilangkan fikiran irrasional konseli lebih memahami konsep ABC
menjadi lebih rasional agar dapat yang telah di terangkan, hasilnya juga
mengurangi kebiasaan mengumpat pada sangat dirasakan oleh konseli itu sendiri
seseorang individu karena teknik dimana fikiran jauh lebih fresh, pada
tersebut merupakan teknik perbaikan siklus II ini konseli mulai merasakan
kognitif. perubahan dari perbaikan kekurangan

Peneliti melakukan konseling pada siklus sebelumnya sekitar 85 %.

sebanyak 2 siklus yaitu pada tanggal 29 Dan pada akhirnya kebiasaan

Mei dan 02 Juni, kegiatan diikuti mengumpat dapat dikurangi dengan

dengan penuh semangat dan antusias menggunakan teknik homework.

konseli untuk berubah menjadi lebih

xlvii
Sejatinya setiap manusia itu harus
mampu saling berinteraksi dengan baik
saling menjaga perasaan satu sama lain
karena manusia pasti membutuhkan
peran orang lain dalam hidupnya, jika
BAB V terus menerus dilakukan maka akan
banyak menimbulkan perselisihan atau
SIMPULAN SARAN
bahkan dapat dijauhi oleh orang sekitar.
A. SIMPULAN Pada penelitian ini telah dilakukan
konseling individual dengan 2 siklus
yang telah dilaksanakan pada tanggal 29
Mei dan 2 Juni 2020. Pada siklus satu
keberhasilannya yaitu hanya mencapai
50 %ini karena klien hanya bisa
melakukan analisis konsep ABC karena
baru saja dijelaskan akan tetapi setelah
itu mereka lupa lagi bagaimana
mengaplikasikan teori ABC ke dalam
permasalahan mereka. Pada siklus 2
tercapai sekitar 85 % karena
menggunakan tabel yang disedikan oleh
peneliti serta diarahkan menggunakan
kata-kata yang lebih luwes dan santai.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa sangat


banyak kekurangan dalam penelitian ini
belum sempurna. Kritik dan saran yang
membangun sangat membangun sangat
dibutuhkan guna perbaikan penelitian
kedepannya. Penulis berharap hasil

xlviii
penelitian ini bermanfaat bagi berbagai
pihak. Bagi Guru Bimbingan dan
Konseling, semoga teknik homework
ini dapat diterapkan oleh guru BK
disekolah guna mengentaskan
permasalahan siswa dan dalam
memfasilitasi tumbuh kembang peserta
didik.

xlix
DAFTAR PUSTAKA di Kalangan Siswa SMA Negeri 3
Surabaya. Jurnal. Surabaya:
Sutja, Akmal. 2016. Teori dan Aplikasi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Konseling. Yogyakarta: WR.
Airlangga.
Sutja, A. dkk. 2017. Penulisan Skripsi
Sudarto. 2016. Layanan Konseling
Untuk Prodi Bimbingan dan
Individual Dalam Meningkatkan
Konseling. Yogyakarta: WR.
Kedisiplinan Siswa MAN
Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Yogyakarta III. Skripsi. Yogyakarta:
Pendukung Konseling. Diktat Program Studi Bimbingan dan
Kuliah.. Padang: Program Konseling Islam Fakultas Dakwah
Pendidikan Profesi Jurusan dan Komunikasi Universitas Islam
Bimbingan dan Konseling Fakultas Negeri Sunan Kalijaga.
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Safrizal. 2015. Fungsi Layanan Konseling
Padang.
Individu Dalam Menuntaskan
Indrayana, Asep. 2017. Mengatasi Siswa Masalah Pribadi Peserta didik di
Berfikir Negatif Melalui Pendekatan MAN Sibreh Aceh Besar. Skripsi.
Rational Emotive Behaviour dengan Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah Dan
Teknik Homework Assignment Pada Keguruan Universitas Islam Negeri
Siswa Kelas X TS A Semester 2 Ar-Raniry Darussalam.
SMK Negeri 5 Surakarta Tahun
Kurniawati, Lisa. 2019. Tuturan Umpatan
Pelajaran 2016/2017. Jurnal
(Nonoshiri No Kotoba) Dalam
Pendidikan Konvergensi. Surakarta:
Drama The Great Teacher Onizuka.
Sang Surya Media.
Skripsi. Semarang: Program Studi
Kaeng, T.S. 2017. Kata-kata Umpatan Strata I Bahasa dan Kebudayaan
Dalam Film Why Him? Disutradarai Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Oleh John Hamberg. Jurnal. Universitas Diponegoro.
Manado: Fakultas Ilmu Budaya
Awaliyah, G.R.N. 2014. Meningkatkan
Universitas Samratulangi.
Kepercayaan Diri Siswa Korban
Putra, R.R. 2013.Bentuk dan Fungsi Kata Bulyying Melalui Konseling
Umpatan Pada Komunikasi Informal Individual Rational Emotif

l
Behaviour Therapy Teknik Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Homework Assignment. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Semarang: Jurusan Bimbingan dan

li
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Tabel 1.1

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
1. Nama Konseli : A J F S (nama diinisialkan)
2. Hari/Tanggal : 29 Juni 2020
3. Pertemuan ke : 1
4. Waktu : 1x40 menit
5. Tempat : konseling via daring (Video Call WhatsApp)
6. Gejala yang tampak : Konseli mengaku sering mengumpat ketika
sedang bergaul dengan teman-temannya selain itu saat dia merasa
marah dan kecewa.

Jambi, Juni 2020


Praktikan

DEBBY ANGGRAINI
A1E117026

lii
Tabel 1.2

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
1. Nama Konseli : A J F S (nama diinisialkan)
2. Hari/Tanggal : 02 Juni 2020
3. Pertemuan ke : 1
4. Waktu : 1x40 menit
5. Tempat : konseling via daring (Video Call WhatsApp)
7. Gejala yang tampak : : Konseli mengaku sering mengumpat
ketika sedang bergaul dengan teman-temannya selain itu saat dia
merasa marah dan kecewa.

Jambi, Juni 2020


Praktikan

DEBBY ANGGRAINI
A1E117026

liii

Anda mungkin juga menyukai