pertama kali dipergunakan oleh Perguruan Tinggi Gajah Mada di Yogyakarta yg didirikan pada tgl.13 Maret 1946. Istilah tsb mrpkn terjemahan dari Bhs Belanda: “Inleiding tot de Rechtswetenschap” yg digunakan sejak tahun 1924 oleh Rechts Hoge- School di Jakarta. • Inleiding tot de Rechtswetenschap juga dipakai di P.T. di Belanda sejak tahun 1920 ketika istilah tsb. dimasukan dalam Hooger Onderwijswet (UU-PT) untuk menggantikan istilah ”Encyclopaedie der Rechtswetenschap”. • Istilah tsb diambil dari Jerman yakni “Einfuhrung in die Rechtswissenschaft” yg dipakai sejak akhir abad 19 dan permulaan abad 20. PIH adalah mata kuliah dasar yg mengantarkan, yakni menunjuk jalan ke arah cabang-cabang ilmu hukum (rechtsvakken). Secara formil PIH memberikan suatu pandangan umum secara ringkas mengenai seluruh ilmu pengetahuan hukum, mengenai kedudukan ilmu hukum disamping ilmu-ilmu yang lain. PIH merupakan pengantar untuk mempelajari hukum Tidak menunjuk pada suatu sistem hukum tertentu. Mempelajari tentang tujuan hukum. Mempelajari tentang pengertian hak dan kewajiban. Mempelajari tentang pengertian-pengertian dalam hukum. Mempelajari tentang sumber-sumber hukum. Mempelajari tentang aneka sistem hukum yang ada dalam masyarakat. PENGERTIAN PENGANTAR DAN ILMU HUKUM PENGANTAR DAN ILMU HUKUM
PENGANTAR ADALAH PANDANGAN UMUM
SECARA RINGKAS SEBAGAI PENDAHULUAN ILMU HUKUM ADALAH PENGETAHUAN KHUSUS YANG MENGAJARKAN KEPADA KITA SELUK BELUK HUKUM MERUPAKAM ILMU PENGETAHUAN YANG MEMPELAJARI ATAU MEMPERKENALKAN HUKUM SECARA UMUM, DAN HANYA PADA GARIS BESARNYA SAJA MENGANTAR, MENUNJUK JALAN KE ARAH CABANG-CABANG ILMU HUKUM YANG SEBENARNYA MEMBERIKAN SUATU PANDANGAN UMUM SECARA RINGKAS MENGENAI SELURUH ILMU PENGETAHUAN HUKUM Beberapa istilah asing • Law, yg mengadung pengertian (1) preskipsi mengenai apa yg seharusnya dilakukan dlm mencapai keadilan dan (2) merpkn aturan perilaku yg ditujukan utk menciptakan ketertiban masyarakat. • Yang pertama dlm bhs.Latin disebut ius, bhs. Perancis droit, bhs Bld dan Jerman recht dan dlm bhs Indonesia hukum . DEFINISI HUKUM 1. HUKUM SEBAGAI KAIDAH (NORMA) PEDOMAN UNTUK MENGATUR KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT AGAR TERCIPTANYA KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN BERSAMA 2. HUKUM SEBAGAI GEJALA PRILAKU DIMASYARAKAT HK. ADALAH GEJALA SOSIAL YANG BERLAKU DI MASYARAKAT SEBAGAI MANIFESTASI DARI POLA TINGKAH LAKU YANG BERKEMBANG 3. HUKUM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN 1. PERATURAN MENEGENAI TINGKAH LAKU MANUSIA DALAM PERGAULAN MASYARAKAT 2. PERTURAN ITU DI ADAKAN OLEH BADAN-BADAN RESMI YANG BERWAJIB 3. PERATURAN BERSIFAT MEMAKSA 4. SANKSI TERHADAP PELANGGARAN PERTURAN TERSEBUT ADALAH TEGAS. DEFINISI HK MENURUT SOERJONO SOEKANTO HUKUM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN YANG TERSUSUN SECARA SISTEMATIS ATAS DASAR KEKUATAN PEMIKIRAN HUKUM SEBAGAI DISIPLIN, YAITU SUATU SISTEM AJARAN TENTANG KENYATAAN ATAU GEJALA-GEJALA YANG DIHADAPI HUKUM SEBAGAI KAIDAH, YAKNI PEDOMAN ATAU PATOKAN SIKAP TINDAK ATAU PERILAKU YANG PANTAS ATAU DIHARAPKAN HUKUM SEBAGAI TATA HUKUM, STRUKTUR DAN PRANGKAT KAIDAH YANG BERLAKU PADA SUATU WAKTU DAN TERTULIS HUKUM SEBAG KEPUTUSAN PENGUASA HUKUM SEBAGAI PETUGAS HUKUM SEBAGAI PROSES PEMERINTAH HUKUM SEBAGAI SIKAP TINDAK ATAU PERILAKU AJEQ HUKUM SEBAGAI JALINAN NILAI-NILAI HUKUM SEBAGAI LEMBAGA SOSIAL HUKUM SEBAGAI SARANA SISTEM PENGENDALIAN SOSIAL HUKUM SEBAGAI SENI KESIMPULAN HUKUM MERUPAKAN SEKUMPULAN PERATURAN-PERATURAN BAIK TERTULIS ATAUPUN TIDAK TERTULIS YANG BERUPA PERINTAH ATAU LARANGAN BERSIFAT MENGIKAT DAN MEMAKSA KEPADA SUATU INDIVIDU ATAU KELOMPOK MASYARAKAT DENGAN TUJUAN UNTUK MENJAGA KETERTIBAN BERSAMA SEHINGGA APABILA DILANGGAR AKAN DIKENAKAN SANKSI Ruang lingkup Ilmu Hukum Ilmu Hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Karena luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu hukum, ada orang yang pendapat bahwa “batas-batasnya tidak bisa ditentukan”. Ilmu Hukum tidak mempersoallan suatu tatanan hukum tertentu yang berlaku di suatu negara (ius constitutum). Tujuan mempelajari hukum Mempelajari asas-asas yang pokok dari hukum. Mempelajari sistem formal dari hukum. Mempelajari konsepsi-konsepsi hukum dan arti fungsionalnya dalam masyarakat. Mempelajari kepentingan-kepentingan sosial apa saja yang dilindungi oleh hukum. Tujuan mempelajari hukum Ingin mengetahui tentang apa sesungguhnya hukum itu, dari mana dia datang/muncul, apa yang dilakukannya dan dengan cara-cara/sarana-sarana apa ia melakukan hal itu. Mempelajari tentang apakah keadilan itu dan bagaimana ia diwujudkan melalui hukum. Mempelajari tentang perkembangan hukum (apakah sejak dari dulu hukum itu sama dengan yang kita kenal sekarang) Tujuan mempelajari hukum Mempelajari pemikiran-pemikiran orang mengenai hukum sepanjang masa. Mempelajari bagaimana sesungguhnya kedudukan hukum itu dalam masyarakat. Kerterkaitan hukum dengan sub-sub sistem lain dalam masyarkat. Bagaimanakah sifat-sifat atau karakteristik ilmu hukum itu? KEDUDUKAN DAN FUNGSI HUKUM KEDUDUKAN HUKUM HUKUM TIDAK BISA DIPISAHKAN DENGAN MASYARAKAT SEBAB DIANTARA KEDUANYA MEMILIKI HUBUNGAN TIMBAL BALIK FUNGSI HUKUM Menurut Mazhab Sejarah dan Kebudayaan oleh Fredrich Carl Von Savigny, seorang ahli hukum jerman. Bahwa fungsi hukum hanyalah mengikuti perubahan-perubahan itu dan sedapat mungkin mengesahkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat Jeremy Bentham, ahli hukum Inggris dan dikembangkan oleh Roscoe Pound, hukum berfungsi sebagai sarana untuk melakukan perubahan- perubahan dalam masyarakat Lanjutan Soerjono soekanto, menyebut bahwa fungsi hukum sebagai : Terhadap bidang-bidang kehidupan masyarakat yang sifatnya sentral hukum berfungsi sebagai sarana untuk melakukan perubahan masyarakat Terhadap bidang-bidang kehidupan masyarakat yang sifatnya peka (sensitive, rohaniah) hukum berfungsi sebagai sarana untuk melakukan pengendalian sosial. Tata Hukum Tat berarti menyusun, mengatur tertib kehidupan masyarakat Menurut CST Kansil, adalah suatu susunan yang merupakan suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya saling berhubungan dan saling menentukan pun saling mengimbangi Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pengatar tata hukum indonesia, yaitu menyelidiki hukum positif indonesia (ius constitutum) Pengantar ilmu hukum yaitu menyelediki hukum pada umumnya, tidak terbatas pada hukum yang berlaku sekarang tetapi juga hukum dinegara lain dan pada waktu kapan saja ISTILAH-ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM ILMU HUKUM Masyarakat Hukum Subjek Hukum Objek hukum Lembaga hukum Asas hukum Sistem Hukum Peristiwa Hukum Hubungan Antara hukum dan Hak A. Masyarakat Hukum Manusia itu hakektanya makhluk sosial Mempunyai keinginan untuk hidup bermasyarakat dengan manusia lainnya Kumpulan atau persatuan manusia-manusia yang saling mengadakan hubungan satu sama lain itu dinamakan masyarakat Jadi masyarakat terbentuk apabila ada orang dua atau lebih hidup bersama, sehingga dalam pergaulan hidup mereka timbul berbagai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan mereka salinh kenal dan mengenal dan saling mempengaruhi. Norma hukum maupun norma-norma lainnya dalam masyarakat justru dimaksudakan untuk menjaga keseimbangan, keserasian dan keselarasan hubungan- hubungan manusia dalam masyarakat Melihat pada hubungan yang diciptakan anggotanya, maka masyarakat dapat dibedakan menjadi dua : 1. masyarakat paguyuban (gemeischaft) masyarakat yang punya hubungan antar anggotanya erat sekali yang bersifat pribadi dan terjadi ikatan batin antara anggotanya 2. Masyarakat Patembayan, gesellschaft ialah masyarakat yang berhubungan anatar anggotanya tidak begitu erat yang bersifat tidak pribadi dan tidak ada ikatan batin antara anggotanya, tetapi karena ada kepentingan kebendaan secara bersama-sama. Masyarakat dari aspek kebudayaan di bedakan menjadi Masyarakat primitif dan masyarakat modern Masyarkat desa dan masyarakat kota Masyarakat teritorial dan masyarakat geneologis Masyarakat teritorial-geneologis Subjek Hukum Istilah subjek hukum berasal dari terjemahan belanda rechtsubject atau law of subject (inggris) Secar umum subjek hukum diartikan sebagai pendukung hak dan kewajiban yaitu manusia dan badan hukum Subjek hk. Menurut Chaidir Ali Manusia yang berkepribadian hukum, dan segala sesuatu yang berdasarkan tuntunan kebutuhan masyarakat demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban
Subjek Hukum memiliki kedudukan dan peranan yang
sangat penting di dalam bidang hukum, khususnya hukum keperdataan karena subjek hukum tersebut yang dapat mempunayi wewenang hukum. 1. Manusia sebagai subjek Hk. Manusia dalam pengertian biologis ilah gejala dalam alam, gejala biologika yaitu makhluk hidup yang punya pancaindera dan mempunyai budaya Orang dalam pengertian yuridis adalah gejala dalam hidup masyarakat Dalam hukum yang menjadi subjek hukum adlah orang atau persoon Chaidar Ali mengartikan bahwa manusia adalah makhluk yang berwujud dan rohani, yang berfikir dan berasa, yang berbuat dan menilai, berpengetahuan dan berwatak sehingga menempatkan dirinya sebagai berbeda dengan makhluk lainnya Menurut hukum modern, seperti hukum yang berlaku sekarang ini, setiap manusia diakui sebagai manusia pribadi, artinya diakui sebagai orang atau persoon, karena itu manusia diakui sebagai subjek hukum (sebagai pendukung hak dan kewajiban.) Hak dan kewajiban perdata tidak tergantung pada agama, golongan, kelamin, umur, warga negara ataupun orang asing. Demikian pula hak dan kewajiban perrdata tidak tergantung pada kaya atau pun miskin, kedudukan tinggi atau rendah dalam masyarakat, penguasa atau rakyat biasa, semuanya sama. Manusia sebagai Rechtspersoonlijkheid dimulai dari sejak lahir dan baru berakhir apabila mati atau meinggal dunia Setiap orang menjadi subjek hukum, kecuali anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap sebagai telah dilahirkan, bilama kepentingan anak menghendakinya’ Mati sewaktu dilahirkan, dianggap ia tak pernah telah ada. Dalam Pasal 638 BW ditentuak bahwa seseorang hanya dapat menjadi ahli waris kalau ia telah ada pada saat pewaris meninggal dunia. Syarat-syarat pelaksanaan Pasal 2 BW Bahwa anak itu telah lahir pada saat penentuan hak dilaksanakan, si bayi tersebut telah dibenihkan Bahwa ia lahir hidup, karena bila ia meninggal waktu melahirkan, maka ia dianggap sebagai tidak pernah ada Bahwa kepentingan itu membawa serta tuntutan akan hakny=haknya misalnya warisan dan lainnya. Setiap orang tanpa terkecuali sebagai pendukung hak dan kewajiban atau subjek hukum. Namun tidak semua cakap untuk melakukan perbuatan hukum Orang-orang yang belum dewasa, yaitu anak yang belum mencapai usia 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan (Pasal 1330 BW jo. 47 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974). Orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan, yaitu orang-orang dewasa tetapi dalam keadaan dungu, gila, mata gelap, dan pemboros (Pasal 1330 BW jo Pasal 433 BW) Orang-orang yang dilarang oleh undag-undang untuk melakukan perbuatan hukum tertentu, misalnya orang yang diyatakan pailit (pasal 1330 BW jo Undag-Undang Kepailitan.) Kesimpulannya Subjek Hukum Jadi orang-orang yang cakap melakukan perbuatan hukum (rechtsbekwaamheid) adalh orang yang dewasa dan sehat akal pikirannya serta tidak dilarang oleh suatu peraturan perundag-undangan untuk melakukan perbuatan- perbuatan hukum tertentu Orang yang belum dewasa dan orang yang ditaruh di bawah pengampuan dalam melakukan perbuatan hukum diwakili oleh orang tuanya, walinya atau pengampunya Sedangkan penyelesain hutang piutang orang yang dinayatakan pailit dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan. 2. Badan Hukum (Rechtpersoon) Dalam pergaulan hukum ditengah-tengah masyarakat, ternyata manusia bukan satu0satunya subjek hukum (pendukung hak dan w]kewajiban) tetapi masih ada subjek hukum lain yang disebut manusia. Menurut Sri Soedewi Masjchoen bahwa badan hukum adalah kumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan untuk mednirikan suatu badan, yaitu berwujud perhimpunan, harta kekayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu yang dikenal dengan yayasan. Unsur-unsur Badan Hukum Mempunyai perkumpulan Mempunyai tujuan tertentu Mempunyai harta kekayaan Mempunyai hak dan kewajiban Mempunyai hak untuk digugat dan menggugat Teori Badan Hukum Teori Fictie badan hukum semata-mata buatan negara, badan hukum sesungguhnya fictie yakni sesuatu yang sesungguhnya tidak ada dan yang menjalankannya adalah orang Teori harta Kekayaan bertujuan menurut teori ini, hanya manusia saja yang dapat menjadi subjek hk. Namun ada kekayaan yang bukan merupakan kekayaan sesorang, tetapi kekeyaan itu terikat pada tujuan tertentu Teori organ Bh bukan abstrak dan bukan kekayaan yg tdk bersubjek. Tetapi riil Teori pemilikan bersama hak dan kewajiban badan hukum adlah hak dan kewajiban para anggota bersam-sama Teori kenyataan yuridis BH itu nyata, konkret, riil walaupun tidak bisa diraba, bukan khayal tetapi kenyataan yuridis Pembagian Badan Hukum Menurut pasal 1653 BW badan hukum dapat dibagi atas tiga macam : 1. Badan hukum yang diadakan oleh pemerintah atau kekuasaan umum 2. Badan hukum yang diakui oleh pemerintah/kekuasaan umum 3. Badan hukum yang didirikan untuk maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, Sptr : PT Klasifikasi badan hukum dari segi wujudnya Koorporasi adlah gabungan orang-orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama-sama sebagai subjek hukum tersendiri, karena itu korporasi merupakan badan hukum yang beranggota, tetapi punya hak dan kewajiban sendiri terpisah dari hak dan kewajiban para anggotanya. Dalam korporasi para anggota bersama-sama merupakan organ yang memegang kekuasaan terttinggi, sedangkan yayasan yg memegang kekuasaan tertinggi adlaah pengurusnya Dalam korporasi yang menentukan maksud dan tujuannya adlah para anggotanyal, orang yg mendirikan Pada korporasi ttitik berat pada kekuasaannya dan kejayanaan , yayasan pada kejayaan yg ditujukan utk mencapai maksud tertentu BH dari bentuknya Badan hukum Publik Badan Hukum Privat
Kriteria Untuk menentukan Badan Hukum
Publik/Privat Berdasarkan terjadinya, Badan hukum privat didirikan oleh perseorangan, Publik oleh Pemerintah/Negara Berdasarkan lapangan kerjanya, apakah lapangan kerjanya untuk kepentingan umum/tidak. Syarat Badan Hukum Adanya harta kekayaan yang terpisah Mempunyai tujuan tertentu Mempunyai kepentingan sendiri Ada organisasi yang mengatur Objek Hukum Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum yang dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum, karena sesuatu itu dapat dikuasai oleh subjek hukum. Objek hukum adalah benda (zaak) atau segala sesuatu yang dibendakan/dimiliki Menurut sistem hukum perdata barat benda dapat dibedakan sebagai berikut : Benda bergerak dan benda tidak bergerak karena sifatnya, atau penetapan undang-undang dinyatakan sebagai benda tidak bergerak ada 3 golongan benda tak bergerak : 1. Benda yang menurut sifatnya, ex, tanah 2. Benda yang menurut tujuan pemakainnya, ex: pabrik, perkebunan, dll 3. Benda yang menurut penetapan UU sebagai benda tidak bergerak , ex. Hak hipotek, tanggungan dll, kapal yang berukuran 20 meter kubik ke atas Benda bergerak (roerende goederen) Benda yang karena sifatnya, tujuannya atau penetapan undang-undang diyatakan benda bergerak Ad dua golongan benda bergerak : 1. benda yang menurut sifatnya bergerak dalam arti benda tersebut dapat dipindah atau dipindahkan dari suatu tempat ketempat lain. 2. benda yang menurut penetapan undang-undang sebagai benda bergerak ialah segala hak atas benda- benda bergerak, misalnya hak memetik hasil dan hak memakai atas bunga yang dibayar selama hidup seseorang, dll Lembaga Hukum Lembaga hukum (rechtinstituut) adalah himpunan peraturan-peraturan hukum yang mengandung beberapa persamaan atau bertujuan untuk mencapai objek yang sama Oleh karena itu ada himpunan peraturan-peraturan hukum yang mengatur mengenai perkawinan “ lembaga hukum perkawinan” Asas Hukum Untuk membentuk peraturan perundang-undangan diperlukan asas hukum, karena asas hukum memberikan pengarahan terhadap perilaku manusia didalam masyarakat Apeldoorn asas hukum adalah asas yang melandasi peraturan hukum positif yang khusus atau yang melandasi pranata-pranata hukum tertentu, atau melandasi bidang hukum tertentu. Asas hukum nasional Asas manfaat = harus dapat dimanfaatkan sebesar- besarnya bagi kemanusiaan Asas usaha bersama dan kekeluargaan bahwa usaha untuk mencapai cita-cita dan aspirasi bangsa harus merupakan usaha bersama secara gotong royong Asas demokrasi Asas adil dan merata Asas perikehidupan dalam keseimbangan Asas kesadaran hukum Asas kepercayaan pada diri sendiri SISTEM HUKUM Bellefroid, bahwa sistem hukum sebagai suatu rangkaian kesatuan peraturan-peraturan hukum yang disusun secara tertib menurut asas-asasnya Subekti adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian- bagian yang berkaitan satu sama lain, tertsusun menurut suatu rencana atau pola, hasil suatu pemikiran untuk mencapai suatu tujuan Macam-macam sistem hukum 1. Sistem Hukum Eropa Kontinental Dipelopori oleh immanuel kant dan frederich Julius Stahl yang terdiri dari unsur-unsur : pengakuan dan perlindungan terhadap ham, negara didasarkan atas teori trias politica, pemerintahan diselenggarakan berdasarkan undang-undang, ada peradilan administrasi negara yang bertugas menangani kasus perbuatan melanggar hukum oleh pemerintah. - Hakim tidak lelauasa menciptakan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat mayarakat, hanya mengikat yang berperkara saja 2. Sistem Hukum Anglo Saxon A.v. Dicey (inggris) yang menekankan pada tiga pokok : 1. supremasi hukum, persamaan dihadapan hukum, konstitusi yang didasarkan atas hak-hak perorangan Sumber hukumnya : 1. putusan-putusan pengadilan atau hakim 2. kebiasaan dan peraturan-peraturan tertulis undang- undang dan peraturan administrasi negara - Lebih mengutakaman pada common law, kebiasaan dan hukum adat dari masyarakat, sedangkan UU hanya mengatur pokok-pokok saja 3. Sistem hukum adat Berasal dari belanda “adatrecht” = snock hurgronje Sistem hukum adat adalah sistem hukum yang tidak tertulis, yang tumbuh dan berkembang serta terpelihara karena sesuai dengan kesadaran hukum masyrakatnya. 4. Sistem Hukum Islam Sistem hukum islam semula dianut oleh masyarakat Arab sebagai awal dari timbulnya dan penyebaran agama islam, kemudian mengikuti laju penyebaran agama islam, sehingga berkembang ke negara-negara lain di Asia termasuk Indonesia Sumbernya alqur’an, sunnah Nabi, Ijma, Qiyas Peristiwa Hukum Peristiwa atau kejadian hukum pada hakekatnya adalah peristiwa-peristiwa dalam masyarakat yang membawa akibat yang diatur oleh hukum dengan kata lain peristiwa adalah peristiwa-peristiwa dalam masyarakat yang akibatnya diatur oleh hukum. Suatu peristiwa merupakan peristiwa hukum jika terdapat norma hukum yang mengatur akibat peristiwa tersebut. Perbuatan hukum ada dua macam, bersegi satu (hibah)dan bersegi dua (jual beli) Hubungan Hukum dan Hak Hubungan yang terjadi dalam masyarakat baik antara subjek dengan subjek hukum maupun antar subje dengan objek yang diatur oleh hukum yaitu hak dan kewajiban. Unsur-unsur hubungan Hukum : 1. orang-orang yang hak/kewajibannya saling berhadapan 2. objek terhadap mana hak/kewajiban berlaku 3. hubungan antara pemilik hak dan pengemban kewajiban atau hubungan antara objek yang bersangkutan SUMBER HUKUM DAN SUMBER TERTIB HUKUM ISTILAH SUMBER HUKUM SEGALA APA SAJA YANG MENIMBULKAN ATURAN- ATURAN YANG MEMPUNYAI KEKUATAN YANG BERSIFAT MEMAKSA, YAKNI ATURAN-ATURAN KALAU DILANGGAR MENGAKIBATKAN SANKSI YANG TEGAS DAN NYATA. PEMBAGIAN SUMBER HUKUM SUMBER HUKUM FORMIL SUMBER HUKUM YANG DIKENAL DALAM BENTUKNYA. SUMBER-SUMBER HUKUM FORMIL 1. UU 2. KEBIASAAN (COSTUM) DAN ADAT 3. PERJANJIAN ANTAR BANGSA (TRAKTAT) 4. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN HAKIM 5. PENDAPAT ATAU PANDANGAN PARA AHLI 1. UNDANG-UNDANG SUATU PERATURAN NEGARA YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG MENGIKAT DIADAKAN DAN DIPELIHARA OLEH PENGUASA NEGARA MENURUT TJ BUYS, UU MEMPUNYAI 2 ARTI : UU DALAM ARTI FORMIIL SETIAP KEPUTUSAN PEMERINTAH YANG MERUPAKAN UNDANG-UNDANG KARENA CARA PEMBUATANNYA UU DALAM ARTI MATERIIL SETIAP KEPUTUSAN PEMERINTAH YANG ISINYA MENGIKAT SETIAP PENDUDUK SISTEM DAN TATA URUTAN PER UU RI DALAM TAP MPRS NO.XX/1996 TAP MPRS NO.XX/MPRS/1996 SUMBER HK FORMIIL ANTARA LAIN : UUD 1945 KETETAPAN MPR UU/PERPU PERATURAN PEMERINTAH KEPUTUSAN PRESIDEN PERATURAN LAINNYA SEPERTI, PEMEN, INSTRUKSI MENTERI, PERDA DAN SEBAGAINYA KETETAPAN MPR NO.III/MPR/2002 TENTANG SUMBER HUKUM DAN TATA URUTAN PERUU UNDANG-UNDANG DASAR 1945 KETETAPAN MPR UNDANG-UNDANG PERPU PP KEPUTUSAN MENTERI PERATURAN DAERAH UU NO.10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UUD 1945 UU/PERPU PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PRESIDEN PERATURAN DAERAH UU NO.12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUU UUDNRI TAHUN 1945 KETETAPAN MPR UU/PERPU PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PRESIDEN PERATURAN DAERAH PROPINSI, DAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PERATURAN MPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, MENTERI BADAN ATAU KOMISI YANG SETINGKAT YANG DIBENTUK DENGAN UU, DPRD PROPINSI,DLL UUD 1945 UUD 1945 ADALAH HUKUM DASAR TERTTULIS DISAMPING HUKUM DASAR YANG TIDAK TERTULIS YANG MERUPAKAN SUMBER HUKUM, MISALNYA KEBIASAAN (KONVENSI), TRAKTAT DAN SEBAGAINYA MENURUT K. WANTJIK SALEH UUD ADALAH PERUU YANG TERTINGGI DALAM SUATU NEGARA, YANG MENJADI DASAR PERUU, SEMUA PERUU HARUS TUNDUK KEPADA UUD ATAU TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DENGAN UUD KETETAPAN MPR MERUPAKAN PRODUK LEGISLATIF YANG MERUPAKAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH MPR, YANG DITUJUKAN KELUAR (DARI MAJELIS) YAITU MENGATUR GARIS-GARIS BESAR DALAM BIDANG LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF. ISTILAH KETETAPAN DALAM TAP MPR SEBENARNYA TIDAK ADA DALAM UUD 1945. ISTILAH INI DIAMBIL MPRS PADA SIDANG PERTAMA TAHUN 1960, DARI BUNYI PASAL 3 UUD 1945, DIMANA TERDAPAT SUMBER2 HUKUM, MENETAPKAN UUD, GBHN MEMILIH PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN UU/PERPU SEGALA PERATURAN TERTULIS YANG DIBUAT OLEH PENGUASA (PUSAT/DAERAH) YANG MENGIKAT DAN BERLAKU UMUM. MISAL : UU DARURAT UU ADALAH SALAH SATU BENTUK PERATURAN PERUU YANG DIADAKAN UTK MELAKSANAKAN UUD DAN KETATAPAN MPR DISEBUT UNDANG-UNDANG ORGANIK SAH DINYATAKAN BERLAKU APABILA TELAH DIUNDANGKAN DALAM LEMBARAN NEGARA OLEH SEK NEGARA DAN TANGGAL BERLAKUKNYA UU MENURUT TANGGAL YANG DITENTUKAN DALAM UU ASAS PERUU UU TIDAK BERLAKU SURUT (ASAS REKTROAKTIF) UNDANG-UNDANG YANG DIBUAT OLEH PENGUASA YANG LEBIH TINGGI MEMPUNYAI KEDUDUKAN YANG LEBIH TINGGI PULA (LEX SUPERIORE DEROGAT LEGI INFERIORI) UU YANG BERSIFAT KHUSUS MENGEYAMPINGKAN UU YANG BERSIFAT UMUM (LEX SPESIALIS DEROGAT LEX GENERALI) UU YANG BERLAKU KEMUDIAN MEMBATALKAN UU YANG TERDAHULU YANG MENGATUR HAL TERTNTU YANG SAMA (LEX POSTERIORI DEROGAT LEX PREORI) UU TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT SUATU UU TIDAK DAPAT BERLAKU APABILA JANGKA WAKTU BERLAKUNYA SUDAH HABIS KEADAAN ATAU HAL UNTUK MANA UU ITU DIBUAT SUDAH TIDAK ADA LAGI UU TERSEBUT DICABUT OLEH INSTANSI YANG MEMBUAT ATAU INSTANSI YANG LEBIH TINGGI TELAH ADA UNDANG-UNDANG YANG BARU YANG ISINYA BERTENTANGAN ATAU BERLAINAN DENGAN UU YANG DAHULU BERLAKU PERPU PERATURAN INI DIBENTUK DALAM HAL KEGGENTINAGN YANG MEMAKSA ATAU KARENA KEADAAN-KEADAAN YANG MENDESAK ISTILAH PERPU DALAM KONSTITUSI RIS DAN UUDS 1950 DISAMAKAN DENGAN UNDANG- UNDANG DARURAT BAIK DALAM PEMBENTUKANNYA ATAU KEKUATANNYA DIATUR DALAM PASAL 22 UUD 1945 PERATURAN PEMERINTAH PP DITETAPKAN UNTUK MENJALANKAN UU SEBAGAIMANA MESTINYA (PASAL 5 AYAT (2) UUD 1945) TIDAK MUNGKIN MENETAPKAN PP SEBELUM ADA UNDANG-UNDANG PERPRES, PENPRES, KEPRES UU, PERPU DAN PP ADALAH BENTUK PERUU YANG DISEBUTKAN DALAM UUD 1945, TETAPI PERPRES DAN KEPRES SEBAGAI BENTUK PERATURAN BARU TIDAK DISEBUTKAN DALAM UUD 1945 PENPRES DAN PERPRES MUNCUL SETELAH ADANYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 PERATURAN PELAKSANA LAINNYA PERATURAN INI MERUPAKAN BENTUK PERATURAN YANG ADA SETELAH TAP MPRS NO. XX/MPRS/1996 PERATURAN PELAKSANA LAINNYA DAPAT BERBENTUK PERMEN, INSTRUKSI MENTERI, KEPUTUSAN PANGLIMA TNI DAN LAIN-LAIN YANG BERSUMBER DARI PERUU YANG LEBIH TINGGI PERDA PERDA DIBUAT OLEH DPRD BERSAMA-SAMA DENGAN PEMERINTAH DAERAH PERDA PERATURAN LAIN YANG DIBUAT OLEH PEMERINTAH DAERAH BAIK PEMERINTAH PROPINSI ATAUPUN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DA;AM RANGKA UNTUK MENGATUR RUMAH TANGGANYA SENDIRI 1.2. KEBIASAAN (CONVENTION) DAN ADAT KEBIASAAN ADALAH PERBUATAN MANUSIA YANG TETAP DILAKUKAN BERULANG-ULANG DALAM HAL YANG SAMA APABILA KEBIASAAN TERSEBUT DITERIMA OLEH MASYARAKAT DAN KEBIASAAN TERSEBUT DIANGGAP SEBAGAI HUKUM TRAKTAT PERJANJIAN ANTAR DUA NEGARA ATAU LEBIH TRAKTAT TERDIRI DARI , TRAKTAT BILATERAL = TRAKTAT YANG DIADAKAN ANTARA DUA NEGARA, TRAKTAT MULTILATERAL = YANG DIDAKAN OLEH LEBIH DARI DUA NEGARA, TRAKTAT KOLEKTIF ATAU TRAKTAT TERBUKA YAITU TRAKTAT MULTILATERAL YANG MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA NEGARA- NEGARA YANG PADA PERMULAAN TIDAK TURUT MENGADAKAN PERJANJIAN TETAPI KEMUDIAN JUGA MENJADI PIHAKNYA, PIAGAM PBB YURISPRUDENSI KEPUTUSAN HAKIM TERDAHULU YANG SERING DIIKUTI DAN DIJADIKAN DASAR KEPUTUSAN HAKIM KEMUDIAN MENGENAI MASALAH YANG SAMA DASARNYA ASAS IUS CURIA NOVIT PRAPERADILAN BG TERHADAP PENETAPAN STTS TERSANGKA OLEH KPK DOKTRIN PERNYATAAN ATAU PENDAPAT PARA AHLI HUKUM DALAM KENYATAANNYA PENDAPAT PARA AHLI BANYAK DIIKUTI ORANG, DAN MENJADI DASAR ATAU BAHKAN PERTIMBANGAN DALAM PENETAPAN HUKUM BAIK OLEH PARA HAKIM KETIKA AKAN MEMUTUSKAN SUATU PERKARA MAUPUN OLEH PEMBENTUK UNDANG-UNDANG 2. SUMBER HUKUM MATERIIL SUMBER HUKUM YANG MENENTUKAN ISI HUKUM SUMBER INI DIPERLUKAN KETIKA AKAN MENYELIDIKI ASAL USUL HUKUM DAN MENENTUKAN ISI HUKUM, MISALNYA PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA YANG KEMUDIAN MENJADI FALSAFAH NEGARA MERUPAKAN SUMBER HUKUM DALAM ARTI MATERIIL YANG TIDAK SAJA MENJIWAI BAHKAN DILAKSANAKAN OLEH SETIAP PERATURAN HUKUM PANCASILA ADALAH ALAT PENGUJI UNTUK SETIPA PER HUKUM YANG BERLAKU SUMBER TERTIB HUKUM SUMBER TERTIB HUKUM ADALAH PANDANGAN HIDUP, KESADARAN DAN CITA-CITA HUKUM SERTA CITA-CITA MORAL YANG MELIPUTI SUASANA KEJIWAAN SERTA WATAK DARI BANGSA INDONESIA, IALAH CITA-CITA MENGENAI KEMERDEKAAN INDIVIDU, DLL SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM BAGI BANGSA INDONESIA MELIPUTI PROKLAMASI 17 AGUSTUS, DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959, DAN SURAT PERINTAH 11 MARET 1996 Sumber tertib hukum a. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 1. membentuk Negara nasional yang bebas dan berdaulta sempurna 2. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila ; 3. Ikut serta membentuk dunia baru yang damai, abadi, bebas dari segala bentuk penghisapan manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa 2. Dekrit Presiden 5 juli 1959 Dekrit presiden 5 juli 1959 merupakan sumber bagi berlakunya kembali UUD 1945. dikeluarkan berdasarkan hokum darurat Negara, mengigat keadaan ketatanegaraan yang membahayakan persatuan keselamatan Negara, nusa dan bangsa serta merintangi pembangunan semesta, untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur disebabkan kegagalan konstituante untuk melaksnakan tugasnya menetapkan UUD bagi bangsa dan NKRI 3. undang-undang dasar proklamasi UUD 1945 merupakan perwujudan dari tujuan proklamasi 17 Agustus 1945 dan sekaligus merupakan tujuan dari NKRI terdiri dari pembukaaan dan pasal- pasal. Pembukaan Batang tubuh UUD 1945 4. Surat perintah 11 maret Supersemar berisi perintah kepada letjen Soeharto Men/pangad untuk atas nama presiden/panglima tinggi abri mengambil segala tindakn yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kesetebilan jalannya pemerintahan NKRI Disiplin Hukum
Disiplin adalah sistem ajaran mengenai kenyataan atau
gejala-gejala yang dihadapi. Disiplin dapat dibedakan antara : (1) disiplin analitis ( yang menganalisis, memahami serta menjelaskan) dan (2) disiplin preskriptif (yang menentukan apakah yang seyogyanya atau seharusnya dilakukan). Sebagai sistem ajaran, disiplin hukum merupakan sistim ajaran yang : (1) menentukan apakah yang seyogyanya atau seharusnya dilakukan (preskriptif) maupun (2) yang senyatanya dilakukan (deskriptif) di dalam hidup. Disiplin Hukum mencakup: (1) ilmu-ilmu hukum, (2) politik hukum dan (3) filsafat hukum. Ilmu Hukum Sebagai kumpulan ilmu pengetahuan, ilmu hukum mencakup: 1. Ilmu tentang kaidah. 2. Ilmu tetang Pengertian dalam hukum. 3. Ilmu tentang kenyataan hukum. Kaidah Hukum dan kaidah-kaidah yang lain. Kaidah aspek hidup pribadi terdiri dari: Kaidah Kepercayaan; Kaidah Kesusilaan.
Kaidah aspek hidup antar pribadi terdiri
dari: Kaidah Kesopanan/Sopan santun; Kaidah Hukum Kaidah Kepercayan Kaidah kepercayaan ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan kepada dirinya sendiri.
Sumber atau asal kaidah ini adalah ajaran-ajaran
kepercayaan atau agama yang diyakini sebagai parintah Tuhan.
Pelanggaran-pelanggaran terhadap kaidah ini akan
memperoleh sanksi dari Tuhan Kaidah Kesusilan Kaidah Kesusilaan ditujukan kepada manusia agar mempunyai ahlak yang baik.
Sumber kaidah kesusilaan adalah dari manusia
sendiri, jadi bersifat otonom dan tidak ditujukan kepada sikap lahir, tetapi sikap batin manusi juga.
Pelanggan terhadap kaidah ini menimbulkan rasa
penyesalan dalam hati nurani, rasa malu, takut, merasa bersalah sebagai sanksi atau reaksi terhadap pelanggaran kaidah kesusilan. Kaidah Kesopan/Sopan Satun Kaidah Kesopan ditujukan kepada sikap lahir pelakunya demi “kesedapan” hidup antar pribadi. Kaidah ini mementingkan yang lahir atau formal dan tidak semata-mata sikap batin .
Kaidah ini membebani manusia dengan kewajiban.
Sanksi diberikan oleh masyarakat, dan bersifat tidak resmi. Yang memaksakan kepada kita adalah kekuasaan di luar kita (heteronom). Kaidah Hukum Kaidah hukum melindungi lebih lanjut kepentingan-kepentingan manusia yang telah memperoleh perlindungan dari ketiga kaedah lainnya dan melindungi kepentingan-kepentingan yang belum mendapat perlindungan dari ketiga kaedah tadi. Kaidah hukum ditujukan pada tindakan konkrit, bukan untuk penyempurnaan manusia, melainkan untuk ketertiban masyarakat. Kaidah Hukum Isi kaidah hukum ditujukan pada sikap lahir manusia. Kaidah hukum mengutamakan perbuatan lahir, apa yang dibatin/difikirkan tidak menjadi urusan hukum. Seorang tidak dapat dihukum karena apa yang ada dalam fikiran/batinnya (cogitationis poenam nemo patitut). Pada hakekatnya hukum itu tidak mempersoalkan sikap batin manusia. Kaidah Hukum Hukum tidak memberi pedoman tentang bagaimana seharusnya batin manusia itu. Setelah terjadi suatu perbuatan lahir yang relevan bagi hukum, kemudian hukum mencampuri sikap batin manusia (misal, ada/tidaknya kesengajaan, perencanaan, itikad baik). Kaidah hukum berasal dari luar diri manusia (heteronom). Sollen – Sein dalam hukum Kaidah hukum mrpkn ketentuan atau pedoman tentang apa yang seyogya atau seharusnya dilakukan. Kaidah hukum berisi kenyataan normatif : das sollen dan bukan berisi kenyataan alamiah atau peristiwa konkrit: das sein. Dalam hukum yang penting bukanlah apa yang terjadi, tetapi apa yang seharusnya terjadi. Perbuatan korupsi (sein) seharusnya (sollen) dihukum. Sollen – Sein dalam hukum Koruptor dihukum bukan akibat dari korupsi yang dilakukan tetapi, koruptor harus dihukum berdasarkan undang-undang yang melarangnya. Jadi dalam hukum tidak berlaku hukum sebab akibat. Arti Hukum Berbagai arti yang diberikan oleh masyarakat pada hukum: 1. Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang disususn secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran. 2. Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi 3. Hukum sebagai kaidah, yakni pedoman atau patokan sikap tindak atau perikelakuan yang pantas atau diharapkan. 4. Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur dan proses perangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu serta berbentuk tertulis. 5. Hukum sebagai petugas, yakni pribadi- pribadi yang merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan penegakan hukum (“law-enforcement officer”) 6. Hukum sebagai keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi yang menyangkut: “ ...decision making not strictly governed by legal rules, but rather with a significant element of personal judment.” Diskresi adalah: “an authority confered by law to act in certain conditions or situations in accordance with an official’s or an official agency’s own considered judment and conscience. It is an idea of morals, belonging to the twilight zone between law and morals.” 7. Hukum sebagai proses pemerintahan, yaitu proses hubungan timbal balik antara unsur-unsur pokok dari sistem kenegaraan. Artinya hukum dianggap sebagai: “A command or prohibition emanating from the authorized agency of the state..., and backed up by the authority and capacity to exercise force which is characteristic of the state”. (Henry Pratt et.al. 1976). Dalam hal ini hukum juga diartikan sebagai: “...the normative live of a state and its citizens, such as legislation, litigation, and adjudication.” (Donald Black, 1976). 8. Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau perikelakuan yang “teratur”. Yaitu perikelakuan yang diulang-ulang dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai kedamaian . 9. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik dan buruk. Hukum sebagai sistim kaidah Kaidah hukum dari sudut daya cakup maupun hierarki meliputi kaidah abstrak atau umum dan kaedah hukum konkrit atau individuil. Teori “stufenbau” Hans Kelsen Konstitusi merupakan kaedah tertinggi dari tertib nasional. Sahnya konstitusi bukanlah didasarkan pada suatu kaedah hukum posifif, akan tetapi didasarkan pada suatu kaedah yang dirumuskan oleh pemikiran yuridis, yang menrupakan suatu kaedah dasar yang hipotetis. Ajaran Kelsen
Suatu tata kaidah hukum merupakan sistim
kaidah-kaidah hukum secara hierarkis . Susunan kaidah-kaidah hukum yang disederhanakan dari tingkat terbawah ke atas adalah: a. Kaidah-kaidah individuil dari badan- badan pelaksana hukum, terutama pengadilan, b. Kaidah-kaidah umum di dalam undang- undang atau hukum kebiasaan, c. Kaidah-kaidah konstitusi.