Anda di halaman 1dari 17

DIABETES MELITUS DAN

TERAPI INSULIN

MANAJEMEN
DAN PENGGUNAAN
OBAT

RUMAH SAKIT SIMPANGAN DEPOK


2018
 Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit
atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap
insulin (WHO, 1999).
 Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
diperkirakan kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.
Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena
kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun.
 Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes Tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak
penderitanya dibandingkan dengan DM Tipe 1. Penderita DM Tipe 2
mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes, umumnya
berusia di atas 45 tahun, Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar
dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi
lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan.
 Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam
pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β
pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena
porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui
peredaran darah.

 Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu


transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin
menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke
dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan
sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga
tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
 Insulin ada 2 macam yaitu prandial dan basal, insulin prandial
adalah insulin yang dibutuhkan untuk mengendalikan glukosa
darah akibat makanan/minuman karena memiliki masa kerja
yang singkat. Sedangkan insulin basal adalah insulin yang
dibutuhkan pada malam hari saat pasien akan tidur untuk
mengendalikan glukosa darah yang dihasilkan oleh hepar saat
pasien tidur karena memiliki masa kerja yang panjang.
Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi
4 kelompok berdasarkan mula kerja (onset) dan masa
kerjanya (duration), yaitu:
1. Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin),
disebut juga insulin reguler
1. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)
2. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
3. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral
dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a) Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat
hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinida
(meglitinida dan turunan fenilalanin). Sulfonilurea :
Glibenclamide, Glipizida, Glimepiride, Glikuidon, Glikazida.
Meglitinida : Repaglinide
b) Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan
sensitifitas sel terhadap insulin), meliputi obat-obat
hipoglikemik golongan biguanida (Metfformin) dan
tiazolidindion (Pioglitazone), yang dapat membantu tubuh
untuk memanfaatkan insulin secara lebih efektif.
c) Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor α-
glukosidase yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan
umum digunakan untuk mengendalikan hiperglikemia post-
prandial (post-meal hyperglycemia). Disebut juga “starch-
blocker”. Contoh Acarbose
1. Pastikan flexpen berisi jenis insulin yang dibutuhkan
2. Lalu cek jarum beserta labelnya, untuk memastikan jenis
jarum yang akan digunakan
3. Jika akan menggunakan jenis insulin campuran, maka
homogenkan secara perlahan sebelum dilakukan
penyuntikan, dengan jalan: flexpen digulung secara perlahan
sebanyak 10 kali, lalu lakukan pengocokan perlahan ke atas
dan ke bawah sebanyak 10 kali. Cek dan pastikan seluruh
insulin bercampur secara merata, insulin terlihat berkabut.
Jika belum ulangi 2 langkah sebelumnya
4. Persiapan flexpen, dimulai dengan memasukkan jarum baru.
Jia menggunakan novotwist pemasangan sangat mudah
dilakukan, tanpa perlu diputar. Sedangkan jika menggunakan
novo fine, putarlah sampai kencang.
5. Pastikan jarum berfungsi dengan baik, dengan menyuntikkan
2 unit insulin ke udara, ketuk pen dengan jari beberapa kali
untuk memastikan tidak ada gelembung udara. Tekan tombol
dosis ke dalam, dan pastikan satu tetes insulin keluar dari
ujung jarum. Pastikan penunjuk dosis kembali pada angka
nol.
6. Selanjutnya pilihlah dosis unit insulin yang akan dibutuhkan,
atur dosis dengan memutar ke atas atau ke bawah
7. Suntikkan insulin ke dalam subkutan dan tekanlah tombol
dosis seluruhnya, sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Setelah penyuntikkan tahan jarum di subkutan selama 6
detik.
8. Keluarkan jarum setelah penyuntikkan selesai, sehingga pada
pemakaian selanjutnya tidak terasa sakit dan sosis tetap
akurat.
9. Kemudian pasanglah kembali penutup pen dan simpan
flexpen pada suhu kamar sampau penyuntikkan selanjutnya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai