Anda di halaman 1dari 71

Konsep dasar

Sebab Akibat
Fauzi Arasj

10/10/2016 disain by FA 2016 1


By Kelly Gerling, Washington Mental Health Examiner
http://www.examiner.com/article/understanding-anger-a-painful-emotion-that-is-a-
signal-for-something-important

10/10/2016 disain by FA 2016 2


Konsep Sebab-Akibat

Kejadian A Kejadian B

Sebab Akibat

• = sebuah peristiwa, kondisi,


karakteristik/kombinasi dari faktor-
faktor tersebut yang memegang
peranan penting dalam penyebab
timbulnya penyakit.
• PENYEBAB harus mendahului AKIBAT
10/10/2016 disain by FA 2016 3
10/10/2016 disain by FA 2016 4
DICUBIT SAKIT
sakit
10/10/2016 disain by FA 2016 5
• Definisi PENYAKIT:
– Penyakit adalah suatu kegagalan dari
mekanisme adaptasi suatu organisme,
untuk bereaksi secara tepat, terhadap
rangsangan atau tekanan, sehingga
timbul gangguan pada fungsi atau
struktur dari organisme atau sistem
tubuh

10/10/2016 disain by FA 2016 6


• Penyakit
– adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh
atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran
terhadap orang yang dipengaruhinya.
– Untuk menyembuhkan penyakit, orang-
orang biasa berkonsultasi dengan seorang
dokter.

10/10/2016 disain by FA 2016 7


• Thomas Timmreck
– Penyakit dapat diartikan sebagai sebuah
keadaan dimana terdapat gangguan
terhadap bentuk ataupun fungsi salah
satu bagian tubuh yang menyebabkan
tubuh menjadi tidak dapat bekerja
dengan normal.

10/10/2016 disain by FA 2016 8


10/10/2016 disain by FA 2016 9
• Beberapa TEORI tentang PENYEBAB
PENYAKIT:
1. Teori CONTAGION
2. Teori HIPOCRATES
3. Teori HUMORAL
4. Teori MIASMA
5. Teori JASAD RENIK
6. Teori Ekologi Lingkungan

10/10/2016 disain by FA 2016 10


• TEORI CONTAGION.
– Teori ini bermula dari pengamatan
terhadap penyakit KUSTA di Mesir
– Menurut teori ini, penyakit itu
MUNCUL sebagai AKIBAT dari
KONTAK antara satu orang dengan
orang lain

10/10/2016 disain by FA 2016 11


• Di Eropa, epidemi sampar, cacar dan demam
tifus merajalela pada abad ke-14 dan 15.
– Keadaan buruk yang dialami manusia pada saat
itu telah mendorong lahirnya teori bahwa kontak
dengan makhluk hidup adalah penyebab penyakit
menular. Konsep itu dirumuskan oleh Girolamo
Fracastoro (1483-1553).
– Teorinya menyatakan bahwa penyakit ditularkan
dari satu orang ke orang lain melalui zat penular
(transference) yang disebut kontagion.

10/10/2016 disain by FA 2016 12


• Menurut teori ini penyakit terjadi karena
proses kontak atau bersinggungan dengan
sumber penyakit.
– Pada masa ini telah ada pemikiran
konsep penularan yang berawal dari
pengamatan terhadap penyakit kusta di
Mesir

10/10/2016 disain by FA 2016 13


• Teori ini dikembangkan berdasarkan
situasi penyakit pada masa itu di mana
penyakit yang melanda kebanyakan adalah
penyakit menular yang terjadi karena
adanya kontak langsung.

10/10/2016 disain by FA 2016 14


• Konsep itu dirumuskan oleh Girolamo
Fracastoro (1483-1553).
– Teorinya menyatakan bahwa penyakit
ditularkan dari satu orang ke orang lain
melalui zat penular (transference) yang
disebut kontagion.

10/10/2016 disain by FA 2016 15


• Fracastoro membedakan tiga jenis kontagion,
yaitu:
1. Jenis kontagion yang dapat menular melalui
kontak langsung, misalnya bersentuhan,
berciuman, hubungan seksual
2. Jenis kontagion yang menular melalui benda-
benda perantara (benda tersebut tidak tertular,
namun mempertahankan benih dan kemudian
menularkan pada orang lain) misalnya melalui
pakaian, handuk, sapu tangan.
3. Jenis kontagion yang dapat menularkan pada
jarak jauh

10/10/2016 disain by FA 2016 16


• Pada mulanya teori kontagion ini belum
dinyatakan sebagai jasad renik atau
mikroorganisme yang baru karena pada saat itu
teori tersebut tidak dapat diterima dan tidak
berkembang.
– Tapi penemunya, Fracastoro, tetap dianggap sebagai
salah satu perintis dalam bidang epidemiologi
meskipun baru beberapa abad kemudian mulai
terungkap bahwa teori kontagion sebagai jasad renik.
– Karantina dan kegiatan-kegiatan epidemik lainnya
merupakan tindakan yang diperkenalkan pada zaman
itu setelah efektivitasnya dikonfirmasikan melalui
pengalaman praktek.

10/10/2016 disain by FA 2016 17


• TEORI HIPOCRATES.
– Hipocrates berpendapat bahwa sakit
bukan disebabkan oleh hal-hal yang
bersifat supranatural tetapi ada
kaitannya dengan elemen-elemen bumi,
api, udara, air yang dapat menyababkan
kondisi dingin, kering, panas dan
lembab.

10/10/2016 disain by FA 2016 18


• Kondisi ini dapat berpengaruh pada
cairan tubuh, darah, cairan empedu
kuning dan empedu hitam.
–Pada zaman ini hipocrates telah
menghubungkan antara kejadian
sakit dengan faktor lingkungan

10/10/2016 disain by FA 2016 19


• Hipocrates mengemukakan teori tentang
sebab musabab penyakit, yaitu bahwa:
– Penyakit terjadi karena adanya kontak dengan
jasad hidup, dan
– Penyakit berkaitan dengan lingkungan
eksternal maupun internal seseorang.

10/10/2016 disain by FA 2016 20


• Hippocrates juga merujuk dan
memasukkan ke dalam teorinya apa yang
sekarang disebut sebagai teori atom, yaitu
segala sesuatu yang berasal dari partikel
yang sangat kecil.
– Teori ini kemudian dianggap tidak
benar oleh kedokteran modern.

10/10/2016 disain by FA 2016 21


• Menurut teorinya, tipe atom terdiri
dari empat jenis:
– atom tanah (solid dan dingin),
– atom udara (kering),
– atom api (panas),
– atom air (basah).

10/10/2016 disain by FA 2016 22


• Selain itu ia yakin bahwa tubuh tersusun
dari empat zat:
– flegma (atom tanah dan air),
– empedu kuning (atom api dan udara),
– darah (atom api dan air) dan
– empedu hitam (atom tanah dan udara).

10/10/2016 disain by FA 2016 23


• Penyakit dianggap terjadi akibat
ketidakseimbangan cairan sementara
demam dianggap terlalu banyak darah

10/10/2016 disain by FA 2016 24


• Teori ini mampu menjawab masalah
penyakit yang ada pada waktu itu dan
dipakai hingga tahun 1800-an.
• Kemudian ternyata teori ini tidak mampu
menjawab tantangan berbagai penyakit
infeksi lainnya yang mempunyai rantai
penularan yang lebih berbelit-belit.

10/10/2016 disain by FA 2016 25


• Hipocrates (460-377 SM), yang dianggap
sebagai Bapak Kedokteran Modern, telah
berhasil membebaskan hambatan-
hambatan filosofis pada zaman itu yang
bersifat spekulatif dan superstitif (tahayul)
dalam memahami kejadian penyakit.

10/10/2016 disain by FA 2016 26


• TEORI HUMORAL
– Menurut Teori ini, PENYAKIT Timbul karena
gangguan dari keseimbangan cairan dalam tubuh
– Menurut teori ini, TUBUH terdiri dari 4 jenis
cairan yaitu cairan hitam, putih, merah dan
kuning.
– Bila tidak terjadi keseimbangan, maka timbul
penyakit.
– Jenis penyakit tergantung dari cairan yang
dominan.
– Berkembang di Cina
10/10/2016 disain by FA 2016 27
• TEORI MIASMA
– Penyakit timbul akibat sisa makhluk
hidup yang mengalami pembusukan
sehingga menyebabkan pengotoran
udara dan lingkungan sekitar, sehingga
dapat menimbulkan penyakit.

10/10/2016 disain by FA 2016 28


• TEORI JASAD RENIK
– Penyakit disebabkan oleh jasad renik
– Pada teri ini, jasad renik/germ dianggap
sebagai penyebab tunggal penyakit
– Teori ini berkembang setelah ditemukannya
MIKROSKOP

10/10/2016 disain by FA 2016 29


• TEORI EKOLOGI LINGKUNGAN
– Manusia berinteraksi dengan berbagai
faktor penyebab dalam lingkungan
tertentu.
– Pada keadaan tertentu akan
menimbulkan penyakit

10/10/2016 disain by FA 2016 30


Teori Lain
• Disamping beberapa teori penyebab
penyakit tersebut, masih ada teori
penyebab terjadinya penyakit lainnya,
antara lain adalah:
– Konsep sebab akibat Hills dan
– Konsep sebab akibat Weed.
– Pendekatan Determinat
– Pendekatan Probabilitas
– Pendekatan Timreck

10/10/2016 disain by FA 2016 31


Konsep dasar sebab akibat
dari Sir Austin Bradford Hill

• Sir Austin Bradford Hill mengemukakan 9


hal yang perlu ditegakkan dalam
membedakan suatu faktor yang dicurigai
sebagai kausa.
• Kesembilan faktor inilah yang umumnya
dipakai sebagai kriteria kausa.

10/10/2016 disain by FA 2016 32


• Kriteria tersebut adalah :
1. Kekuatan asosiasi
2. Konsistensi
3. Spesifisitas
4. Hubungan temporal
5. Efek dosis respon
6. Biologic plausibility (masuk akal)
7. Koherensi bukti-bukti
8. Bukti Eksperimen
9. Analogi

10/10/2016 disain by FA 2016 33


1. Kekuatan asosiasi
– Teori ini menujukkan besarnya pengaruh
kausa dalam menyebabkan terjadinya
penyakit.
– Hal ini secara umum dapat dilihat dengan
tingginya insiden suatu penyakit dengan
keterpaparan kausa dalam masyarakat.

10/10/2016 disain by FA 2016 34


– Dalam penelitian observasi, besarnya
hubungan ini dinyatakan dalam
Relative Risk (RR).
• Semakin kuat asosiasi, maka semakin
sedikit hal tersebut dapat
merefleksikan pengaruh dari faktor-
faktor etiologis lainnya.

10/10/2016 disain by FA 2016 35


• Kriteria ini juga membutuhkan :
• Presisi statistik (pengaruh minimal dari
kesempatan)
• Kekuatan metodologis dari kajian-
kajian yang ada terhadap bias (seleksi,
informasi, dan kekacauan).

10/10/2016 disain by FA 2016 36


2. Konsistensi
– Teori ini menggambarkan bahwa Replikasi :
• Dari temuan oleh penemu yang berbeda,
• Pada saat yang berbeda,
• Dalam tempat yang berbeda,
• Dengan memakai metode berbeda
• Mempunyai kemampuan untuk menjelaskan
dengan meyakinkan bahwa hasilnya akan
berbeda.

10/10/2016 disain by FA 2016 37


3. Spesifisitas dari asosiasi
– Teori ini menjelaskan adanya hubungan
yang melekat antara spesifisitas dan
kekuatan yang akurat dapat
menimbulkan penyakit dan
penularannya.

10/10/2016 disain by FA 2016 38


4. Temporality
– Teori ini menjelaskan bahwa Suatu faktor
kausa haruslah mempunyai keberadaan yang
mendahului terjadinya penyakit atau akibat
(out come).
• Persyaratan ini mutlak adanya jika suatu faktor
dapat disebut kausa sebab tidak mungkin akibat
mendahului kausa.

10/10/2016 disain by FA 2016 39


5. Tahapan biologis
– Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya
perubahan yang meningkat dalam
hubungannya dengan perubahan yang terjadi
akibat hubungan dosis-respon yang konsisten
dengan model konseptual yang dihipotesakan.

10/10/2016 disain by FA 2016 40


6. Masuk akal
– Teori ini mempertanyakan Apakah ada
hubungan (asosiasi) yang masuk akal antara
sebab dan akibat secara biologis. Misalnya
hubungan antara:
• Estrogen Dan Kanker Endometrial,
• Estrogen Dan Kanker Payudara,
• Kontrasepsi oral dan kanker payudara

10/10/2016 disain by FA 2016 41


7. Koherensi
– Teori ini mempertanyakan apakah semua
observasi/pengamatan yang dilakukan dapat
cocok dengan model/gambaran yang
dihipotesakan.

10/10/2016 disain by FA 2016 42


8. Eksperimen
– Teori ini menyatakan bahwa sebuah
perlakuan yang berada dalam kondisi yang
terkontrol, dapat merubah kausa.
• Beberapa orang mungkin mengatakannya
bahwa eksperimen sangat diperlukan,
untuk menyimpulkan suatu kausalitas.

10/10/2016 disain by FA 2016 43


9. Analogi
– Teori ini membandingkan kekuatan antara
satu unsur dengan unsur lainnya yang sejenis.
– Jika suatu unsur tertentu menyebabkan
penyakit maka unsur lain yang sejenis harus
punya kekuatan yang sama.

10/10/2016 disain by FA 2016 44


• Para ahli sepakat bahwa kesembilan kriteria
yang diajukan oleh Hill ini dianggap sebagai
kriteria dasar yang ideal.
• Namun
• Dalam kenyataannya sulit untuk
memenuhinya, dan perdebatan tentang
criteria ini masih tetap berlangsung, bahkan
tampaknya mustahil untuk mendapatkan
suatu faktor risiko yang dapat memenuhi
kesembilan kriteria Hill.
10/10/2016 disain by FA 2016 45
• Pengecualian dan penyesuaian tetap
diperlukan sesuai dengan arah penelitian
yang sedang dilakukan.
– Beberapa variasi secara teoretik kemudian
dikembangkan dan diajukan terhadap
penyakit / masalah tertentu.

10/10/2016 disain by FA 2016 46


• Dalam pendekatan epidemiologi ada 4 di
antara kriteria Hill yang selalu ditekankan
untuk diperhatikan, yakni :
• Kuatnya hubungan,
• Dosis respons,
• Konsistensi dan
• Kelayakan biologi.
– Keempat kriteria ini secara epidemiologi dengan
bantuan biostatistik dan percobaan-percobaan di
klinik dan laboratorium, dapat diteliti dan diukur.

10/10/2016 disain by FA 2016 47


Pendekatan Determinat dan
Probabilistik

• Pada prinsipnya terdapat 2 (dua)


pendekatan dalam mendefinisikan kausasi
penyakit yaitu:
– Pendekatan Determinant
– Pendekatan Probabilitas

10/10/2016 disain by FA 2016 48


Pendekatan Determinant.
– Pendekatan ini menganggap antara
variabel dependent (penyakit) dan
variabel independent (faktor penelitian)
berjalan sempurna, persis sebagaimana
yang digambarkan dalam model
matematika.

10/10/2016 disain by FA 2016 49


Pendekatan Probabilitas
• Pendekatan Probabilitas merupakan
pemberian ruang terhadap kemungkinan
terjadinya kesalahan-kesalahan, baik
kesalahan random maupun kesalahan
sistematis yang dapat mempengaruhi hasil
kausalitas dari faktor kausal.

10/10/2016 disain by FA 2016 50


• Dalam pendekatan probabilitas
digunakan pendekatan statistik untuk
meyakinkan apakah terdapat
hubungan yang valid antara faktor
penelitian dengan penyakit.

10/10/2016 disain by FA 2016 51


Kausalitas Weed
• Menurut Weed (2001). Berdasarkan
definisi kausalitas, maka Epidemiologi
membedakan lima definisi kausa yaitu :
• Produksi
• Necessary causa (Kausa diperlukan dan kausa
mencukupi)
• Sufficient component causa
• Kausal probabilistic
• Kontra factual

10/10/2016 disain by FA 2016 52


1. Produksi
–Sesuatu yang menciptakan atau
menghasilkan akibat.
–Dalam hal ini maka Kausa
dipandang sesuatu yang
memproduksi hasil.

10/10/2016 disain by FA 2016 53


2. Necessary causa
– Merupakan keadaaan yang mutlak
diperlukan untuk terjadinya
suatu akibat.
– Tanpa keadaan tersebut tidak dapat
dihasilkan suatu akibat.

10/10/2016 disain by FA 2016 54


3. Sufficient component causa
– Sufficient component causa terdiri dari
sejumlah komponen, jika sejak awal
komponen kausa tidak mencukupi, maka
tidak akan terjadi suatu penyakit, tetapi
ketika semua komponen hadir maka
terbentuklah suatu mekanisme kausal yang
dapat menimbulkan penyakit.
– Prinsip kecukupan/jumlah
10/10/2016 disain by FA 2016 55
4. Kausal probabilistic
– Merupakan faktor yang meningkatkan
probabilitas terjadinya akibat.
– Menurut definisi, probabilistik kejadian suatu
penyakit pada seseorang dapat disebabkan
oleh karena adanya kemungkinan (peluang).
– Definisi probalistik kausasi lebih inklusif dari
pada Sufficient component causa sebab
mampu menjelaskan konsep kausa.

10/10/2016 disain by FA 2016 56


5. Kontra factual
–Setiap orang berbeda antara satu
dan lainnya dalam banyak hal.
–Sekuen waktu memainkan peranan
yang penting untuk terjadinya
perubahan yang membedakan
tersebut.

10/10/2016 disain by FA 2016 57


Konsep Timmreck

• Menurut Timmreck (2004) ada 10


konsep kausa penyakit yang sudah
dikembangkan dan diperbaharui.

10/10/2016 disain by FA 2016 58


10 Konsep kausa menurut
Timmreck
• Antara lain:
1. Konsistensi
2. Kekuatan
3. Spesifisitas
4. Hubungan waktu
5. Kongruensi
6. Sensitivitas
7. Biologis/medis
8. Plausibilitas (kelogisan)
9. Eksperimen dan Penelitian
10. Faktor Analogi

10/10/2016 disain by FA 2016 59


1. Konsistensi
– Konsistensi adalah jika variabel, faktor
atau peristiwa yang sama muncul dan
muncul lagi dalam keadaan yang
berbeda dan memiliki hubungan
berulang yang sama dengan penyakit.

10/10/2016 disain by FA 2016 60


2. Kekuatan
– Jika ada suatu hubungan yang menunjukkan
bahwa faktor tertentu menyebabkan
terjadinya beberapa penyakit atau KLB
• Misal hasil pengamatan dari John Snow
dalam epidemic kolera tahun 1854
memperlihatkan bahwa semakin banyak
bakteri kolera yang ada, maka semakin
parah penyakit yang diderita

10/10/2016 disain by FA 2016 61


3. Spesifisitas
– Jika hubungan sebab akibat dari suatu
KLB berhubungan secara khusus
dengan satu atau dua penyakit yang
saling berkaitan.

10/10/2016 disain by FA 2016 62


4. Hubungan waktu
– Jika terjadi hubungan sebab akibat dari
suatu kejadian atau pajanan secara
logis, yang terjadi sebelum penyakit
atau kondisi berkembang, maka faktor
perlu dipertimbangan faktor waktu

10/10/2016 disain by FA 2016 63


5. Kongruensi
– Adalah jika sebuah hubungan sebab akibat
dicurigai, apakah hubungan tersebut sesuai
dengan pengetahuan yang ada
– dan apakah observasi dan pengkajian yang
logis yang dilakukan secara ilmiah masuk
akal....?

10/10/2016 disain by FA 2016 64


6. Sensitivitas
– Adalah Jika terjadi suatu KLB, apakah
analisis sebab akibat mengandung kebenaran
dan apakah pengkajian memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi dengan benar bahwa
mereka yang sakit karena penyakit, pada
kenyataannya, mereka yang sakit tersebut
benar sakit oleh karena akibat penyebab yang
dicurigai?

10/10/2016 disain by FA 2016 65


7. Biologis/medis
– Jika hubungan terjadi didasarkan pada:
• Adanya hubungan antara virilitas patogen
atau faktor risiko dan terhadap
kemampuannya untuk menyebabkan
penyakit atau suatu kondisi (hubungan
respon dosis) serta tingkat kerentanan
pejamu.

10/10/2016 disain by FA 2016 66


8. Plausibilitas (kelogisan)
– Adalah Hubungan yang harus dibuktikan sebagai
hubungan kausal dan didasarkan pada ilmu
pengetahuan biologis, kedokteran, epidemiologi,
dan pengetahuan ilmiah.
• Analisis logis yang didasarkan pada pengetahuan yang
baru jangan sampai mencampuri atau membatasi
kesimpulan kausal yang jelas dan masuk akal
• Misal Konsumsi air yang mengandung bibit penyakit
kolera akan menyebabkan munculnya penyakit

10/10/2016 disain by FA 2016 67


9. Eksperimen dan Penelitian
– Pengetahuan dan kesimpulan tentang
hubungan sebab akibat yang didasarkan pada
penelitian dan eksperimen yang dapat
menambah bukti pendukung dan bobot sifat
kausal dari hubungan tersebut
• Misalnya Demonstrasi experimental yang
memperlihatkan bahwa cacar dapat dicegah
dengan imunisasi

10/10/2016 disain by FA 2016 68


10. Faktor Analogi
– Jika suatu hubungan ternyata bersifat kausal
dan memperlihatkan hubungan sebab akibat
yang sama, dan secara analogis hubungan
tersebut dapat dibuktikan sebagai hubungan
kausal.
• Pengamatan yang membuktikan bahwa vaksinasi
dengan cowpox dapat mencegah smallpox.

10/10/2016 disain by FA 2016 69


10/10/2016 disain by FA 2016 70
SURAK SABEU

10/10/2016 disain by FA 2016 71

Anda mungkin juga menyukai