Anda di halaman 1dari 34

CASE REPORT SESSION

ACNE VULGARIS

Raudatul Agustina, S.Ked


Dr. dr. Sri Yusfinah, Sp.KK, FINSDV
PENDAHULUAN

Acne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea


yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, dan
kista

Acne pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan tipe


(komedoal/papular, pustular/noduokistik) dan atau beratnya
penyakit (ringan/sedang/berat).

Beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan acne, antara


lain: genetik, endokrin, makanan, keaktifan kel. sebasea, psikis,
pengaruh musim, kosmetika, dan bahan kimia

Prognosisnya baik dengan pengobatan sejak awal onset untuk


menghindari sekuele yang bersifat permanen
LAPORAN KASUS

Identitas

Nama : An. E
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : RT 17, Kel. Tempino, Kec. Mestong
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan : Belum Menikah
Suku Bangsa : Melayu
Hobi : Olahraga
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Jerawat yang terkadang disertai rasa nyeri pada wajah daerah,
pipi kanan dan kiri, dahi dan dagu, sejak ± 1 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan jerawat pada wajah daerah pipi


kanan dan kiri , dahi, dan dagu sejak ± 1 tahun yang lalu.
Kadang disertai rasa nyeri. Awalnya jerawat tampak paling
banyak dikedua pipi kemudia muncul lagi didagu dan dahi.
Jerawat bertambah apabila pasien sedang banyak pikiran dan
menstruasi.
Anamnesis…

Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat keluhan serupa
• Riwayat alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat keluhan serupa (-)

Riwayat Sosial Ekonomi


• Pasien seorang siswa titian teras dan tinggal diasrama
• Pasien suka mengkonsumsi gorengan
• Pasien tidak menggunakan pelembab dan sunscreen
PEMERIKSAAN FISIK

KU : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital Tekanan darah : 120/80 mmHg


Nadi : 73 x/menit (teratur, kuat, isian cukup)
Nafas : 18 x/menit
Suhu : 37OC
PEMERIKSAAN FISIK
Mata
Kepala
Normocephal, Simetris
CA (-/-), SI (-/-), pupil
isokor, RC (+/+)

Hidung
Telinga : otore (-)
Deviasi septum
(-)

Leher: Pembesaran
KGB (-)

Jantung
BJ I/II regular
Paru
Vesikuler (+/+)
Pemeriksaan Fisik …

Genitalia

Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstrimitas

• Superior: Kekuatan 5/5, Deformitas (-), Akral hangat, Edem (-),


CRT <2 detik
• Inferior: Kekuatan 5/5, Deformitas (-), Akral hangat, Edem (-),
CRT <2 detik
Pemeriksaan Fisik …

Status Dermatologis

• Regio Frontalis
Papul dan pustul
eritema,irregular,
miliar, multiple,
difus, permukaan
meninggi, dengan
konsistensi lunak.
Status Dermatologis

Regio Buccalis
Papul dan pustul
eritema,irregular, miliar
sampai lenticular, multiple,
difus, permukaan meninggi,
konsistensi lunak, daerah
sekitar terdapat jaringan
parut.
Nodul eritema, ireguler,
lenticular, soliter (terdapat 1
nodul), permukaan
meninggi, konsistensi lunak.
Status Dermatologis

• Regio Mentalis
Papul dan pustul eritema,irregular,
miliar, sirkumskrip, permukaan
meninggi, konsistensi lunak, daerah
sekitar terdapat jaringan parut
Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Diagnosis Banding

• Acne vulgaris
• Acneiform eruption

Diagnosis Kerja

• Acne vulgaris derajat sedang


TATALAKSANA

Non Medikamentosa

• Menjaga kebersihan kulit


• Diet rendah lemak dan karbohidrat
• Hindari stress
• Hindari debu
• Jangan memencet jerawat
TATALAKSANA

Medikamentosa

Topikal:
• Tretinoin 0,025% cream (dioleskan rata seluruh wajah
pada malam hari)
• Clindamycin phosphate 1,2% gel gunakan pada pagi
– sore hari
Sistemik:
• Doxyxiclin tablet 100 mg diminum 2 kali sehari
PROGNOSIS

Quo ad Vitam ad bonam

Quo ad Functionam ad bonam

Quo ad Sanationam ad bonam


Tinjauan Pustaka
Definisi

Acne vulgaris adalah peradangan kronik folikel


pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo,
papul, pustul, dan kista. Predileksi acne vulgaris pada
daerah-daerah wajah, bahu bagian atas, dada, dan
punggung. 1
Epidemiologi

• 85% terjadi pada remaja (terbesar usia 15-18 th)


• Umumnya, involusi penyakit terjadi sebelum usia 25
tahun
• Jumlah kasus terbanyak terjadi pada periode
pertengahan sampai akhir remaja
• Wanita dapat terus berlanjut sampai lebih dari dekade
ketiga
Etiologi

• Acne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor.


Dengan penyebab yang pasti belum diketahui
• Beberapa faktor yang dapat menyebabkan, antara
lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic
factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar
sebasea, faktor psikis, musim, infeksi bakteri
(Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan
kimia lainnya.3
Patogenesis

Patogenesis Acne: a) Hiperkeratosis primer b) Komedo c)


Inflamasi papul (pustul) d) Nodul
Gambaran Klinis

• Komedo,
Tempat predileksi
• Papul,
• Muka
• Pustul,
• Bahu
• Nodul.
• Dada bagian atas
• Bisa disertai
• Punggung bagian atas.
gatal
• Lokasi lain, leher, lengan atas,
dan glutea.
s
KLASIFIKASI SEDERHANA

Mild Moderate Severe

Komedo <20 20 – 100 >100

Papul/Pustul <15 15 – 50 >50

Nodul/Kista 0 <5 >5

Total Lesi <30 30 – 125 >125


FDA GLOBAL GRADE

• Grade 0 : Kulit yang bersih tanpa lesi inflamasi atau non-


inflamasi
• Grade 1 : Hampir bersih dengan lesi inflamasi atau non-
inflamasi
• Grade 2 : Ringan, grade 1 ditambah dengan beberapa lesi non-
inflamasi dengan sangat sedikit lesi inflamasi yang ada (
papul/pustul, tidak ada lesi nodular )
• Grade 3 :Sedang, grade 2 ditambah dengan banyak lesi non-
inflamasi dan mungkin terdapat beberapa lesi inflamasi, tetapi
tidak lebih dari satu lesi nodular
• Grade 4 : Berat, grade 3 ditambah dengan banyak lesi non-
inflamasi dan inflamasi, dengna sedikit lesi nodular.11
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Ekskohleasi sebum
• Pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo
ekstraktor (sendok unna).
• Pemeriksaan histopatolgis -> tidak spesifik berupa sel
radang kronis disekitar folikel pilosebasea dengan
massa sebum di dalam folikel.
DIAGNOSIS BANDING

• Erupsi acneiformis
• Rosarea
• Dermatitis perioral
Tatalaksana

Non-
Medikamentosa

Umum (edukasi)
• Menjelaskan ttg penyakit dan talaksananya
• Menjaga kebersihan kulit
• Diet rendah lemak dan karbohidrat
• Hindari stress
• Hindari debu
• Jangan memencet jerawat
Medikamentosa

Topikal Sistemik
• Retinoid topical • Antibiotik oral
• Tretinoin – Tetrasiklin Terapi fisik
– Eritromisin • Ekstrasi komedo
• Isotretinoin
– Kotrimoksaso • Kortikosteroid
• Adpalene le intralesi
• Tazarotene – Klindamisin • Radiasi
• Antibiotik • Isotretionoin Ultraviolet
topical oral • Anti-androgen

• Asam salisilat • Hormonal


• Anti-androgen
Prognosis

• Prognosis keseluruhan untuk orang-orang dengan jerawat yang


baik
ANALISIS KASUS
Acne vulgaris dapat disebabkan oleh beberapa factor dengan penyebab
pasti acne vulgaris belum diketahui secara pasti, antara lain

• Gentik • Faktor Psikis


• Hormon Androgen • Iklim
• Faktor makanan • Bakteri
• Keaktifan Kelenjar Sebasea\ • Faktor Iatrogenik

Acne timbul ketika pasien stress, saat menstruasi, pasien memang


memiliki resiko untuk terjadinya acne vulgaris yaitu resiko faktor psikis
dan faktor hormon.
• Pada pasien, dari anamnesis didapatkan keluhan berupa bintik
jerawat pada wajah.
• Jerawat ada yang berupa benjolan kemerahan agak besar.
Jerawat sudah diderita sejak 1 tahun lalu.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan lesi papul, pustul dan nodul
sebanyak lebih dari 60 lesi yang berlokasi di wajah daerah dahi,
pipi kanan dan bahu kanan atas.
• Dari pemeriksaan dermatologis, pasien tersebut didiagnosis
banding acne vulgaris dan acneiform eruption.
KESIMPULAN

Telah dilaporkan, pasien atas nama An. E didiagnosis acne vulgaris derajat sedang.

Anamnesis, pasien perempuan usia 15 tahun dengan keluhan jerawat sejak 1 tahun
di wajah. Jerawat muncul ketika stres dan saat menstruasi.

Pemeriksaan fisik didapatkan komedo yang merupakan ciri patognomonis pada


acne dan lesi papul pustul

Pengobatan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Prognosis pada Acne Vulgaris adalah baik apabila terapi dilakukan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Boxton PK. ABC of Dermatology 4th ed. London:BMJ Group;2003. p:47-9.


2. Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions. In: Wolff K, Goldsmith L,
Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, eds. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th ed. New York: McGraw-
Hill; 2007. p: 690-703.
3. Hunter John, Savin John, Dahl Mark. Clinical Dermatology 3rd ed. Massachusetts: Blackwell Science,Inc.;2002. p:148-
156.
4. Batra, Sonia. Acne. In: Ardnt KA, Hs JT, eds. Manual of Dermatology Therapeutics 7th ed. Massachusetts:Lippincot
Williams and Wilkins; 2007. P:4-18
5. Dreno B, Poli F. Epidemiology of Acne. Dermatology, Acne Symposium at the World Congres of Dermatology Paris July
2002. p:7-9. 2003
6. Webster, Guy. Overview of the Patogenesis of Acne. In: Webster GF, Rawlings AV, eds. Acne and Its Therapy.
London:Informa Healthcare;2007. p:1-5
7. Wasitaatmadja S M . Acne, Erupsi Acneiformis, Rosasea, Rinofima . Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2007 . hal . 253 - 259.
8. James WD, Berger TG, Elston DM. Acne. In : James W, Berger T, Elston DM, eds. Andrews’ disease of the skin Clinical
Dermatology 10th ed. Canada : El Sevier; 2000. p: 231-44.
9. Sheen, Barbara. Diseases and Disorders Acne. Framington Hills: Lucent Books;2005. p:10-20.
10. National Institute of Health. Comedo. (online) January 2006. Available from: www.acne vulgarispain.com
11. Anonim. Acne Vulgaris. Available from: http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/ monograph/basics/classification.html
12. Medicastore : Dermatitis perioral. (online) Available from: http://medicastore.com/ penyakit/814/Dermatitis_Perioral.html
13. Zouboulis, Christos C. Update and Future of Systemic Acne Treatment. Dermatology, Acne Symposium at the World
Congres of Drematology Paris July 2002. p:37-42. 2003
14. Boothroyd, Steve. Topical therapy and formulation priciples. In: Webster GF, Rawlings AV, eds. Acne and its Therapy.
London:Informa Healthcare;2007. p:253-256
15. Garner SE. Acne vulgaris. In: Wiiliams H, Bigbi Mc, Diepgen T, Herxheimer H, Nalgi L, Rzany B. Evidence-Based
Dermatology. London:BMJ Books;2003. p:87-98.

Anda mungkin juga menyukai