Anda di halaman 1dari 24

FLU BURUNG

Disusun Oleh :
Intan Alvionita (P27820117021)
Rizcha Noviyanti (P27820117051)
Fatkhiyatur Rahma (P27820117053)
Alvan Yacob Firmansyah (P27820117078)
LAPORAN PENDAHULUAN
Definisi Flu Burung:

Flu burung adalah suatu penyakit menular yang


dikarenakan oleh virus influenza yang ditularkan oleh
unggas yang dapat menyerang manusia
ETIOLOGI
 virus influenza Dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari
pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari
pada 0°C. Di dalam tinja unggas dan
dalam tubuh unggas yang sakit dapat
bertahan lebih lama, tetapi mati pada
pemanasan 60°C selama 30 menit
PATOFISIOLOGI
Melalui udara, air makanan unggas Unggas terinfeksi virus Kerusakan
yang terinjeksi influenza A H5N1 mobilitas fisik
Kontak dengan kotoran unggas
Kontak dengan unggas hidup yang Infeksi sel epitel saluran
sakit Kelemahan
nafas
Menyentuh produk unggas yang
terinfeksi flu burung Pembentukan Malaise
proinflammatory Cytocine
Hipertermia termasuk interleukin-1 myalgia

demam nyeri
Kerusakan jaringan paru

evaporasi
Eksudasi dan edema intra Gangguan defusi oksigen
alveora
Kekurangan volume Hipoksia
cairan
Bersihan jalan nafas tidak Gangguan pertukaran gas
efektif
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa.
Tanda dan gejala pada flu burung menunjukkan adanya gejala
berupa:
1. Demam ±39˚C
2. Batuk
3. Lemas
4. Sakit tenggorokan
5. Sakit kepala
6. Tidak nafsu makan
7. Muntah
8. Nyeri sendi
9. Nyeri perut
10. Diare
I11. nfeksi selaput mata (conjunctivitis)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN FLU BURUNG
1. Pengkajian
Identitas
a. Umur flu burung biasanya menyerang sekelompok
entitas (orang-orang jompo dan paling banyak
didominasi oleh anak-anak (Akoso,2013)
b. Suku bangsa
Kasus terbanyak flu burung dari vietnam, thailand,
kamboja,dan terakhir Indonesia (J Kunoli, 2012)
c. Pekerjaan
Flu bururng beresiko tinggi menyerang pekerja
peternakan unggas (Akoso, 2013)
STATUS KESEHATAN KLIEN SAAT INI

a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang terjadi adalah sesak nafas yang
merupakan salah satu tanda terjadi infeksi di paru-paru
(pneumoni), batuk, pilek, nyeri otot atau sendi, peningkatan
suhu tubuh, dan sakit tengoorokan (Wahid, 2013)
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang, suhu tubuh ±39˚C, sesak nafas,
batuk, diare (Nurafif, 2015)
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
 Mengkaji apakah ada riwayat sakit paru-paru atau tidak,
serta mengkaji riwayat perjalanan dalam waktu 7 hari
sebelumnya apakah melakukan kunjungan ke daerah atau
tempat tinggal di wilayah yang terjangkit flu burung,
mengonsumsi unggas sakit, kontak dengan unggas atau
orang yang positif flu burung (Wahid, 2013)
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Penyakit flu brurung tidak diturunkan, tetapi perawat
perlu menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami
oleh anggota keluarga yang lainnya sebagai faktor
predisposisi penularan di dalam rumah (Wahid, 2013)
c. Riwayat Pengobatan
 Dosis oseltavimir 75mg per oral sehari selama 1 minggu.
Bila dibersihkan dengan kratinin 10-30m//menit,
oseltavimir diberikan setiap hari sekali (Nelwan, 2104)
PEMERIKSAAN FISIK

1) Keadaan Umum
Lemah, demam, radang tenggorokan, sesak nafas. (Nurarif,
2015)
a. Kesadaran
Pada pasien H5N1 kesadaran penuh.

b. Tanda-tanda Vital
TD : Pada pasien flu burung terjadi peningkatan tekanan
darah.
Nadi : takikardi dan dispneu
RR: Melebihi normal
Suhu : lebih dari 38˚C (Nurarif, 2015)
2) BODY SISTEM
Sistem Pernafasan
Inspeksi : Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan, tonsil
tampak kemerahan dan edema, biasanya terdapat secret atau lendir
pada daerah hidung, hidung tampak kemerahan, Adanya batuk
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfe, Tidak
adanya pembesaran kelenjar tiroid.
Perkusi : area paru sonor/ hipersonor/ dullness
Auskultasi : suara nafas area vesikuler. (Wahid, 2013)
Sistem pengindraan
Pemeriksaan mata
Inspeksi : kesimetrisan mata, ada tidaknya oedem pada kelopak
mata/palpebra,konjungtivitis dan sklera tidak ada perubahan warna.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan telinga
Inspeksi : bentuk simetris,terdapat serumen, tidak
terdapat benjolan, tidak terdapat hiperpigmentasi.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
Pemeriksaan hidung
Inspeksi : amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (adakah
pembengkokan atau tidak,) terdapat secret atau tidak,
Palpasi :ada atau tidaknya terdapat nyeri tekan, dan masa
Pemeriksaan mulut
Inspeksi : amati bibir (kelainan konginetal : labioseisis, palatoseisis atau
labiopalatoseisis), warna lidah terdapat perdarahan atau tidak, ada abses
atau tidak. (Nurarif, 2015)
.
Sistem kardiovaskular
Inspeksi : ada atau tidak adanya nyeri tekan
Auskultasi : ada atau tidaknya suara tambahan
Palpasi : pada dinding torak teraba lemah/ kuat/ tidak teraba
Perkusi : batas-batas jantung

Batas atas ( N = ICS II)


Batas bawah(N = ICS V)
Batas kiri (N = ICS Vmid clavikula sinistra)
Batas kanan (N = ICS IV mid sternalis dextra)
Terjadinya takikardi disebabkan karena takipneau
Sistem pencernaan
Inspeksi : bentuk abdomen, massa/ benjolan, bayangan pembuluh darah vena
Auskultasi : frekuensi peristaltic usus 20 x/menit
Palpasi : lakukan palpasi abdomen untuk menentukan lemah, keras atau
distensi, adanya nyeri tekan, dan adanya massa atau asites
Gangguan pada gaster yang menyebabkan mual dan muntah serta diare pada
penderita flu burung. (Wahid, 2013)
Sistem endokrin
Tidak ada perubahan pada sistem endokrin pasien flu burung. (Pohan, 2014)
Sistem perkemihan
Inspeksi : sebagian besar penderita flu burung mengalami gangguan ginjal
berupa peningkatan ureum dan kreatinin. (Wahid, 2013)
Sistem muskuluskletal
Inspeksi dan Palpasi : Terjadi kelemahan otot karena kurangnya daya tahan
tubuh dan mengalami nyeri. (Nurarif, 2015)
Sistem integumen
Inspeksi : Kulit menjadi kehitaman atau keabuan
Palpasi : turgor tidak kembali dalam 2 detik. (Nurarif, 2015)
Sistem imun
Kelainan laboratorium, leukopenia, limfopenia, dan
trombositopenia sering terjadi pada pasien flu burung. (Akoso,
2013)
Sistem reproduksi
Tidak ada perubahan pada sistem reproduksi pasien flu
burung. (Wahid, 2013)
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut (Nurarif, 2015) pemeriksaan penunjang pada flu


burung yaitu:
a. Pemeriksaan kimia darah
Albumin, globulin, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin Kinase,
Analisis gas darah. Umumnya dijumpai penurunan albumin,
peningkatan SGOT dan SGPT, peningkatan ureum dan
kreatinin, peningkatan kreatin kinase. Analisis Gas Darah
dapat normal atau abnormal. Kelainan laboratorium sesuai
dengan perjalanan penyakit dan komplikasi yang ditemukan.
b. Pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, limfosit total.
Umumnya ditemukan lekopeni, limfositopeni dan trombositopeni.

1) Uji RT-PCR (Reverse transcription Polymerase Chain Reaction)


untuk H5
2)Biakan dan identifikasi virus influenza A suptipe H5N1
3)Uji serologi
4) Uji penapisan : rapid test mendeteksi influenza A, ELISA untuk
mendeteksi H5N1
c. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan foto toraks PA dan lateral harus dilakukan pada setiap
tersangka flu burung. Gambaran infiltrat di paru menunjukkan bahwa
kasus ini adalah penumonia. Pemeriksaan lain yang dianjurkan adalah
pemeriksaan CTScan untuk kasus dengan gejala klinik flu burung
tetapi hasil foto toraks normal sebagai langkah diagnostik dini.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan, peningkatan produksi sekret, sekresi kental akibat
influenza (Nanda, 2016).

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran


kapiler ditandai dengan dispnea, pemeriksaan AGD abnormal
(Nanda, 2016).

3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan


peningkatan suhu tubuh (Nanda, 2016).
PERENCANAAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan, peningkatan produksi sekret, sekresi kental akibat influenza:
Tujuan dan Kriteria Hasil: a. Batuk efektif meningkat
b. Dispnea menurun
c. Frekuensi nafas membaik
Intervensi : a. Identifikasi kemampuan batuk
b. Monitor adanya retensi sputum
c. Atur Posisi Semi fowler atau Fowler
d. Anjurkan tarik nafas melalui hidung selama 4detik,
ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu selama 8 detik
e. Kolbaorasi pemberian mukolitik atau ekspetoran, jika
perlu
2. GANGGUAN PERTUKARAN GAS BERHUBUNGAN DENGAN
PERUBAHAN MEMBRAN KAPILER DITANDAI DENGAN DISPNEA,
PEMERIKSAAN AGD ABNORMAL (NANDA, 2016):

Tujuan dan Kriteria Hasil: a. dispnea menurun


b. PCO2 membaik
c. pH arteri membaik
Intervensi : a. monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
nafas
b. Monitor pola nafas
c. Monitor saturasi oksigen
d. monitor nilai AGD
e. monitor hasil x-ray thoraks
d. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
3. HIPERTERMIA BERHUBUNGAN DENGAN PROSES PENYAKIT
DITANDAI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH (NANDA, 2016).

Tujuan dan Kriteria Hasil: a. kulit merah menurun


b. kejang menurun
c. menggigil menurun
Intervensi : a. identifikasi penyebab hipertermia
b. monitor suhu tubuh
c. monitor haluan urine
d. berikan cairan oral
e. lakukan pendinginan eksternal
f. anjurkan tirah baring
g. kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika
perlu
IMPELEMNTASI

 Implementasi keperawatan adalah serangkaian


kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter &
Perry, 1997).
EVALUASI

 evaluasi adalah perbandingan yang sistematik


dan terencana tentang kesehatan klien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara bersinambungan dengan melibatkan klien
dan tenaga kesehatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai