Oleh :
ULFA IMANINGTYAS
NPM : 16070235
Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami,
istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. (UU No. 52 Tahun 2009).
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. (UU. NO. 13 Tahun 1998).
Di Kabupaten Banjar jumlah Lansia pada tahun 2015=13,9 juta Jiwa, 2016=14,8 juta Jiwa dan
tahun 2017=15,9 juta Jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan).
Jumlah Lansia yang semakin meningkat ini tentu memerlukan perhatian dan menjadi
tantangan untuk mencapai target Lansia yang sehat dan mandiri. Masih banyaknya Lansia
yang dianggap beban,karena Lansia dianggap hanya mampu bergantung pada orang lain,
masih banyaknya Lansia yang dibawa ke Panti Jompo, orang tua (Lansia) yang ditelantarkan
dan jumlah Lansia dalam garis kemiskinan cukup besar dan cenderung melemahnya nilai
kekerabatan, sehingga Lansia kurang diperhatikan,dihormati serta dihargai.
Tujuan Khusus
4
4
3.5
Aspek Manusia
2.5 Aspek Dana
Aspek Sarana
2 2
2 Aspek Lingkungan
Aspek Metode
1.5
1 1
1
0.5
FAKTOR KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) PELUANG (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
• Peraturan Pemerintah - Masih banyaknya
- Bekerja sama - Membentuk lebih - Memanfaatkan
Undang-Undang Republik Kader yang belum
dengan Kader banyak lagi Center Of dana dari APBN
Indonesia Nomor 13 tahun dilatih.
yang telah dilatih Excellence (COE) dan APBD untuk
1998 tentang - Masih banyaknya
untuk
Kesejahteraan Lansia Lansia yang Bina Keluarga Lansia melengkapi
menjelaskan
• Adanya Peraturan dianggap (BKL) di Kabupaten membantu
bahwa Kelompok
beban,karena Lansia Banjar. kegiatan
Pemerintah Undang-
dianggap hanya Bina Keluarga
Undang nomor 52 Tahun sosialisasi ke
mampu bergantung Lansia itu penting.
2009 tentang masyarakat.
pada orang lain - Dukungan dari
Perkembangan
- Kurangnya pihak terkait
Kependudukan dan
pengetahuan
Pembangunan Keluarga.
masyarakat akan
• Pasal 47 menyatakan
pentingnya
bahwa Pemerintah dan
sosialisasi Bina ANCAMAN (T) Strategi (ST) Strategi (WT)
Pemerintah Daerah
Keluarga Lansia.
menetapkan kebijakan - Kurangnya - Meningkatkan - Melakukan
- Petugas kurang
Pembangunan Keluarga kesadaran sosialisasi kepada sosialisasi rutin
mendekatkan diri ke
melalui Pembinaan masyarakat akan masyarakat tentang tentang program
masyarakat.
Ketahanan dan pentingnya pentingnya Bina Keluarga
Rencana Kegiatan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan magang di Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak maka dapat dilihat kesimpulan sebagai berikut :
1) Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah yang ada di Dinas P2KBP3A Kabupaten Banjar didapatkan adalah Upaya
Peningkatan Ketahanan Keluarga Melalui Program Bina Keluarga Lansia (BKL) di Kabupaten Banjar.
2) Berdasarkan prioritas masalah pada masalah tersebut diketahui bahwa di faktor yang paling utama dalam upaya peningkatan
ketahanan keluarga melalui program Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah masih banyak masyarakat yang malas mengikuti
sosialisasi.
3) Dari masalah yang telah di identifikasi, maka perlu adanya alternatif pemecahan masalah. Penyelesaian masalah tersebut
adalah sebagai berikut :
• Memanfaatkan dana dari APBN dan APBD untuk melengkapi membantu kegiatan sosialisasi ke masyarakat;
• Bekerja sama dengan Kader yang telah dilatih untuk menjelaskan bahwa Kelompok Bina Keluarga Lansia itu penting