• Kutukan tuhan -> akibat perbuatan dan kebiasaan buruknya, hanya sebagai korban, dan karena
ketidaktelitian maupun kesalahan orang lain
• Dampaknya adalah perlakuan tidak adil pada penderita ODHA (orang dengan HIV/AIDS) -> dalam etika
Islami, manusia haris dihormati secara proporsional termasuk pasien HIV/AIDS
• Selain etika, ada sejumlah aspek hukum yang mesti ditunaikan, seperti berkaitan dengan khitan,
pernikahan dan perceraian, hubungan seksual antara suami istri ODHA, pertolongan ODHA yg alami
kecelakaan, kehamilan dan melahirkan, aborsi, cara merawat jenazahnya, dan sebagainya.
PENGERTIAN DAN HAKIKAT HIV/AIDS
• AIDS (Aqcuired Immune Defieciency Syndrome) -> penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dinamaman HIV (Human Immunodeficiency Virus)
• Sistem kekebalan tubuh lindungi tubuh -> dirusak oleh virus tsb -> penyakit yang tidak berbahaya dapat
menyebabkan sakit dan meninggal.
• Dalam pandangan islam, hakikat penimpaan HIV/AIDS merupakan musibah atau dapat pula merupakan
cobaan atau ujian:
1. Sebagai siksaan, azab, dan kutukan Allah atas manusia jika penyakit tersebut menimpanya akibat dari
perbuatan dosa yang dikerjakannya.
2. Sebagai cobaan atau ujian Allah terhadap keimanan jika menimpa orang baik.
• AIDS dianggap sebagai kutukan dan azab Allah jika diderita oleh pelaku kemaksiatan, melampaui
batas, perzinaan, homoseksual, atau melanggar ketentuan Allah, tercakup dalam firman Allah:
ً س ِب
ًي َ شةً َو
َ ََ سا ِ َو ََل تَ ْق َربُوا
ِ َالزنَا ۖ ِإنَّهُ َكاََ ف
َ اح
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu
jalan yang buruk.” Q.S. Al – isra (17) : 32)
• Pengertian zina menurut islam, seperti dijabarkan oleh
ulama fiqih, sekurangnya ada tiga pendapat:
1. Ulama syafi’iyah, zina adalah perbuatan lelaki
memasukkan penisnya ke dalam liang vagina wanita
lain (bukan istrinya atau budaknya) tanpa syubhat.
2. Ulama malikiyah, zina adalah perbuatan lelaki
menyenggamai wanita lain pada vagina atau duburnya
tanpa syubhat.
3. Ulama hanafiyah, zina ialah persenggamaan antara
lelaki dan wanita lain di vaginanya, bukan budaknya
dan tanpa syubhat.
• Islam juga mengutuk dan melarang tindakan homoseksual termasuk penyebab penularan HIV/AIDS.
Pelaku homoseksual merupakan orang bodoh, ditegaskan dalam ayat al – Quran :
ََش ِر َو ْال َخي ِْر ِفتْنَةً ۖ َو ِإلَ ْينَا ت ُ ْر َِجعُو ِ ُك ُّل نَ ْف ٍس َذا ِئقَةُ ْال َم ْو
َّ ت ۗ َونَ ْبلُو ُك ْم ِبال
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” Q.S. Al – Anbiya (21) : 35
SEBAB – SEBAB TIMBULNYA
AIDS
ار
َ ض َر َ َضى أَ َْ َل
ِ َض َر َر َوَل َ َّللا صلى هللا عليه وسلم ق ُ ت أَ ََّ َر
ِ َّ سو َل ِ ام
ِ صَّ ال
Dari ubadah Al- Shamit, bahwa Rasulullah saw menetapkan tidak boleh
membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain :
(HR.Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)
Disebutkan dalam kaidah fiqih:
الضّرار يزال
“ bahaya itu harus di hilangkan”
ّ
اخفهما إذا تعارض مفسدتان روعي اعظمهما ضررا بارتكاب
Apabila ada dua bahaya (risiko) yang berlawanan, maka harus di pelihara yang lebih berat
kadar madharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan kadar madharat nya.
ّ درء المفاسد مق
دم على جلب المصالح
Menghindari kerusakan- kerusakan itu harus di dahulukan dari mencari masalah (keuntungan
)
ّ درء المفاسد مق
دم على جلب المصال
Menolak kerusakan didahulukan daripada menarik kemaslahatan"
ألضّرر اليزال بالضّرر
“ bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan mendatangkan bahaya yang lain”.
Menurut pakar HIV/AIDS
• Menurut para pakar HIV/AIDS tidak ditularkan karena berbagai kondisi seperti :
1. Hidup serumah dengan pasien HIV/AIDS (tidak melakukan hubungan seksual)
2. Bersenggolan dengan pasien
3. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas pasien AIDS
4. Berjabat tangan
5. Pasien AIDS bersin / batuk dengan orang lain
6. Makan minum Bersama dari piring /gelas
7. Gigitan nyamuk dan serangga lain
8. sama-sama berenang di kolam renang yang sama
P E N C E GA H A N
HIV/AIDS
UNTUK DIRI
SENDIRI
HUBUNGAN SEKSUAL HANYA ANTARA SUAMI-ISTRI DAN
MENJAUHKAN DIRI DARI HUBUNGAN SEKSUAL DI LUAR
NIKAH
HUBUNGAN SEKSUAL SECARA HOMO SODOMI,
ATAU ONANI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT YANG TIDAK
STERIL
MENGHINDARI PENGGUNAAN PISAU CUKUR,
GUNTING KUKU ATAU SIKAT GIGI MILIK ORANG
LAIN,
KARENA ALAT-ALAT TERSEBUT MUNGKIN
MENGANDUNG BUTIR-BUTIR DARAH PENGIDAP
HIV/AIDS
MENGHINDARI PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA, LEBIH-LEBIH
MENGGUNAKAN SUNTUKAN
MENGADAKAN PEMERIKSAAN
DARAH UNTUK MENGETAHUI
APAKAH MENGIDAP VIRUS HIV
ATAU TIDAK
MENGHINDARI HUBUNGAN SEKSUAL BILA SEDANG
MENGALAMI LUKA PADA ALAT KELAMIN DAN
MENGHINDARI PULA PENGGUNAN ALAT-ALAT
TERTENTU SAAT BERHUBUNGAN SEKSUAL YANG
MEMUNGKINKAN TIMBULNYA LUKA
P E N C E GA H A N
HIV/AIDS
UNTUK DIRI
SENDIRI
Memelihara kesehatan anak dengan sebaik-baiknya, terutama anak balita
yang belum mempunyai daya tangkal yang kuat terhadap penyakit lebih-
lebih penyakit HIV/AIDS
Bagi seorang wanita yang secara positif sudah
terkena virus HIV/AIDS supaya dapat
diusahakan tidak hamil lagi
عَ عبد هللا بَ عمر و قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم الراحموَ يرحمهم
)الرحمَ ارحموا مَ في األرض يرحمكم مَ في السماَ (رواه مسلم
Dari Abdillah bin Amr, ia berkata Rasulullah saw berkata :” orang-
orang penyayang akan disayangi oleh Maha penyayang,
sayangilah olehmu siapa saja yang ada di bumi, niscaya akan
menyayangimu siapa saja yang di langit “ (HR. Muslim)
عَ أبي هريرة قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم المسلم أخو المسلم َليظلمه
)وَليخذله (رواه البخارى ومسلم
Dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda : “orang
muslim itu saudara bagi muslim lainya, tidaklah ia menganiyaya
dan tidak menghinannya”
Mendidik dan membimbing anak anaknya agar tidak
berperilaku yang memungkinkan tertukari penyakit
HIV/AIDS , seperti penyalahgunaan narkotika, pergaulan
bebas, dan sebagainya. Menjaga diri dan keluarga dari
berbagai kemaksiatan
Ibu yang sedang hamil memeriksa
kesehatannya dengan continue untuk
menjaga kemungkinan terinfeksi virus
HIV/AIDS
PENGOBATAN HIV/AIDS
Dari abi al-Darda’, ia berkata. Rasulullah saw bersabda : bahwa Allah yang
menurunkan penyakit dan obatnya, menjadikan setiap penyakit ada obatnya
berobatlah tetapi janganlah dengan yang haram. )HR. Abu Dawud)
PENGOBATAN HIV/AIDS
فقالوا، وِجاَت اَلعراب،عند النبي صلى هللا عليه وسلم: أنتداوى؟،يا رسول هللا
فقال: تداووا،نعم يا عباد هللا: ،َ إَل أنزل له شفاَ فإَ هللا عز وِجل لم يضع دا،َإَ هللا لم ينزل دا: َعلمه م
علمه وِجهله مَ ِجهله
”Sahabat bertanya,Ya Rasulullah saw., apakah kami mesti berobat? Nabi menjawab:
berobatlah, sebab, Allah tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obat
nya, diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang
tidak mengetahuinya”
MENULARKAN HIV/ AIDS
َّ َصلَّبُوا أَ ْو تُق
ط َع أَ ْيدِي ِه ْم َوأَ ْر ُِجلُ ُه ْم َ ُسادًا أَ َْ يُقَتَّلُوا أَ ْو ي ِ سولَهُ َويَ ْسعَ ْوََ فِي ْاأل َ ْر
َ َض ف ُ ّللا َو َر
َ َّ ََاربُو ِ ِإنَّ َما َِجزَ ا َُ الَّذِيََ يُ َح
ع ِظي ٌم
َ ابٌ ع َذ ٌ ض ۚ َٰ َذ ِل َك لَ ُه ْم ِخ ْز
َ ِي فِي ال ُّد ْنيَا ۖ َولَ ُه ْم فِي ْاْل ِخ َرة ِ ِم َْ ِخ ًَفٍ أ َ ْو يُ ْنفَ ْوا ِمََ ْاأل َ ْر
• SABAR TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DENGAN SYUKUR DALAM KEHIDUPAN MUKMIN SEJATI. JIKA
DITIMPA KEMALANGAN IA BERSABAR DAN ITU BAIK BAGINYA, DAN JIKA MEMDAPAT
KESENANGAN IA BERSYUKUR DAN ITU BAIK BAGINYA.
• KIAT ISLAM AGAR DAPAT SELALU BERSABAR, DENGAN MENGETAHUI HAKIKAT KEHIDUPAN
DUNIA, KESULITAN, KESUSAHAN YANG ADA, SEBAB MANUSIA MEMANG DICIPTAKAN BERADA
DALAM SUSAH PAYAH. BERIMAN BAHWA DUNIA SELURUHNYA ADALAH MILIK ALLAH SWT.
• SYUKUR SERING DISAMAKAN DENGAN AL HAMDU (PUJIAN)
• SYUKUR LEBIH PADA PENGUCAPAN VERBAL, RASA TERIMAKASIH TERHADAP NIKMAT ALLAH
• AL HAMDU UNGKAPAN TERIMAKASIH DALAM BENTUK UMUM
BERSABAR DAN BERSYUKUR
• BERTAWAKKAL DAN BERKEYAKINAN BAHWA HAKIKAT KESEMBUHAN DARI ALLAH SWT, DENGAN
TIDAK MENAFIKKAN USAHA-USAHA UNTUK KESEMBUHANNYA SEPERTI BEROBAT.
• TAWAKAL MENYERAHKN SEGALA URUSAN KEPADA ALLAH DENGAN PENUH KEPERCAYAAN
KEPADA-NYA DISERTAI MELAKUKAN SEBAB YANG DIIZINKAN SYARIAT.
• SECARA NORMATIF ADA EMPAT HAL YANG DILAKUKAN ORANG BERTAWAKKAL:
1. BERUSAHA MEMPEROLEH SESUATU YANG BERMANFAAT KEPADANYA
2. BERUSAHA MEMELIHARA MANFAAT SESUATU YANG DIMILIKINYA
3. BERUSAHA MENOLAK DAN MENGHONDAR DARI MUDARAT
4. BERUSAHA MENGHILANGKAN MUDARAT YANG MENIMPA
SEGERA BERTOBAT DAN BERAMAL SHALIH
• TOBAT DARI AKAR KATA “T-W-B” BAHASA ARAB ARTINYA PULANG DAN KEMBALI.
• TOBAT, PULANG DAN KEMBALI KE HARIBAAN-NYA SERTA TETAP DI PINTU-NYA.
• TOBAT, PENGAKUAN DOSA, PENYESALAN, BERHANTI, DAN BERTEKAD TIDAK MENGGULANGI.
• TOBAT NASUHA (TOBAT YANG SUNGGUH-SUNGGUH) DENGAN MENYUCIKAN DIRI DARI KEKHILAFAN, KESALAHAN
DAN DOSA YANG PERNAH DILAKUKAN SESUAI ANJURAN Q.S AL NUR (24):31, AL-TAHRIM (66):8, AL BAQARAH :222 DLL
• REALISASI BENTUK TOBAT DIBUKTIKAN DENGAN:
1. MENGINGAT KESALAHAN DAN DOSA MASA LALU
2. MENYESAL ATAS DOSA DAN KESALAHAN YANG DIPERBUAT
3. BERJANJI TIDAK MENGGULANGI KESALAHAN
4. MEMOHON MAAF KEPADA ORANG YANG DISALAHI DAN MOHON AMPUN KEPADA ALLAH
5. MEMPERBANYAK IBADAH DAN AMAL KEBAJIKAN
BERDOA DAN TAQARRUB ILALLAH
• BERDOA, MEMOHON KEPADA ALLAH UNTUK MENDAPAT RAHMAT, DIRIDLAI, TERCAPAI HARAPAN DAN
MENDAPAT PERLINDUNGAN.
• TAQARRUB ILALLAH BERARTI MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH DENGAN MEMPERBANYAK IBADAH
SUNAH, SHALAT, ZIKR, ISTIGHFAR, TASBIH, TAHMID, MEMBACA AL QURAN, SESUAI ANJURAN Q.S AL
AHZAB(33):41-4, AL BAQARAH(2):152, AL RA’D (13):28.
3. SUARA PELAN
4. TIDAK BERLEBIHAN
8. DIMULAI DENGAN ZIKIR DAN MEMUJI-NYA DAN MENGAKHIRI DENGAN SHALAWAT ATAS NABI SAW
MEMPERBANYAK ZIKIR DAN ISTIGHFAR
• ISTIGHFAR, MEMINTA AMPUN ATAU MEMOHON DIHAPUS DOSANYA DAN MENGHILANGKAN BEKASNYA, SERTA
MENJAGA DARI KEBURUKANNYA.
• SYARAT DAN ETIKA ISTIGHFAR:
• 1. NIAT YANG BENAR DAN IKHLAS
• 2. HATI DAN LIDAH SEREMPAKBERISTIGHFAR
• 3. DALAM KEADAAN SUCI
• 4. DALAM KEADAN TAKUT DAN MENGHARAP
• 5. MEMILIH WAKTU YANG UTAMA
• 6. DALAM SHALAT, SAAT SUJUD, SEBELUM ATAU SETELAH SALAM
MEMPERBANYAK ZIKIR DAN ISTIGHFAR
Tes HIV/AIDS Pra ص ْل ًحا َح َّر َم َحًََلً أ َ ْو َ ص ْل ُح َِجائِ ٌز بَي ََْ ْال ُم ْس ِل ِم
ُ َّيَ ِإَل ُّ اَل
ً وط ِه ْم ِإَلَّ ش َْر
طا َح َّر َم ُ علَى
ِ ش ُر َ أ َ َح َّل َح َرا ًما َو ْال ُم ْس ِل ُم
َ َو
– nikah .َحًََلً أ َ ْو أ َ َح َّل َح َرا ًما
“Perdamaian di antara kaum Muslimin itu boleh, kecuali
dalam perdamaian mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram, dan kaum Muslimin itu
tergantung pada persyaratan di antara mereka, kecuali yang
mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. “
(HR. Turmudzi)
Tuntuan yang bertentangan dengan syarak, misalnya
pihak wali meminta kepada calon menantunya boleh
menikahi anaknya dengan syarat mau menceraikan
dulu istrinya, karena meminta menceraikan istri
dilarang dalam Islam
Tes HIV/AIDS Pra Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw, beliau bersabda :
– nikah “ Seorang wanita tidak halal memohon ke pada suaminya
agar menceraikan madunya, agar ia mengurus habis isi
bejana madunya, jatah yang ia dapatkan adalah apa yang
telah ditetapkan untuknya.” (HR. al – Bukhari)
Salah satu pasangannya ODHA. Sebagaian ulama
menentukan hukumnya berdasarkan jenis dan kadar
penyakitnya.
Jika HIV/AIDS dianggap penyakit yang tidak dapat di
sembuhkan (maradl daim), maka hukumnya makruh.
َ ص ِر َوأ َ ْح
َُ ص َ ََض ِل ْلب
ُّ ع ْالبَا ََة َ فَ ْليَتَزَ َّو ْج فَإِنَّهُ أَغ َ طا َ َ َم َْ ا ْست
ٌَ ص ْو ِم فَإِنَّهُ لَهُ ِو َِجا
َّ ج َو َم َْ لَ ْم يَ ْست َ ِط ْع فَعَلَ ْي ِه ِبال ْ
ِ ِللفَ ْر
Perkawinan “Barang siapa yang mempunyai kemampuan maka menikahlah sebab
dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan, adapun laki laki
pasien ODHA yang tidak mempunyai kemampuan pada segi biaya pernikahan dan
kewajiba – kewajibannya, hendaklah puasa karena puasa dapat
memutus keinginannya kepada menikah.” (HR. al – Bukhari, Muslim, al –
Nasai, al - Turmudzi, Ahmad, dan al – Darimi).
Menurut fatwa MUI, apabila kedua pasangan ODHA maka hukumnya
boleh.
Menurut Lajnah Bahsul Masail NU, apabila pasangan sesama pengidap
maupun bukan maka hukumnya salah namun makruh.
Apabila suami mendapatkan istrinya gila atau
menderita penyakit kusta (lepra) atau al – barash atau
rutqa’ (kemaluannya tertutup) atau qarna’ (pada
kemaluannya terdapat daging) sehingga menghalangi
melakukan persetubuhan, maka ia mempunyai hal
merawat ODHA Dalam hadits Qudsi , “Wahai hamba – Ku, aku ini “sakit”
tapi kau tidak mau menjenguk dan merawatnya tentu
kamu akan menjumpai – Ku di sana.”
KESIMPULAN
• Penjangkitan virus HIV/AIDS dapat dianggap sebagai azab (fitnah) Allah di satu sisi
dan dianggap sebagai ujian di sisi yang lain
• Pasien HIV/AIDS harus diper;lakukan dengan baik. Dimanusiakan sesuai dengan
tuntunan akhlak Islami dan hokum Islam
• Bagi ODHA harus mengisi hari – hari nya dengan hal yang positif
• Kepada penderita HIV/AIDS tetap mempunyai kewajiban sebagai mukallaf
• Jenazah penderita HIV/AIDS sesuai dengan batasan dalam Islam