Anda di halaman 1dari 54

PENDAHULUAN

• Kutukan tuhan -> akibat perbuatan dan kebiasaan buruknya, hanya sebagai korban, dan karena
ketidaktelitian maupun kesalahan orang lain
• Dampaknya adalah perlakuan tidak adil pada penderita ODHA (orang dengan HIV/AIDS) -> dalam etika
Islami, manusia haris dihormati secara proporsional termasuk pasien HIV/AIDS
• Selain etika, ada sejumlah aspek hukum yang mesti ditunaikan, seperti berkaitan dengan khitan,
pernikahan dan perceraian, hubungan seksual antara suami istri ODHA, pertolongan ODHA yg alami
kecelakaan, kehamilan dan melahirkan, aborsi, cara merawat jenazahnya, dan sebagainya.
PENGERTIAN DAN HAKIKAT HIV/AIDS

• AIDS (Aqcuired Immune Defieciency Syndrome) -> penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dinamaman HIV (Human Immunodeficiency Virus)
• Sistem kekebalan tubuh lindungi tubuh -> dirusak oleh virus tsb -> penyakit yang tidak berbahaya dapat
menyebabkan sakit dan meninggal.
• Dalam pandangan islam, hakikat penimpaan HIV/AIDS merupakan musibah atau dapat pula merupakan
cobaan atau ujian:
1. Sebagai siksaan, azab, dan kutukan Allah atas manusia jika penyakit tersebut menimpanya akibat dari
perbuatan dosa yang dikerjakannya.
2. Sebagai cobaan atau ujian Allah terhadap keimanan jika menimpa orang baik.
• AIDS dianggap sebagai kutukan dan azab Allah jika diderita oleh pelaku kemaksiatan, melampaui
batas, perzinaan, homoseksual, atau melanggar ketentuan Allah, tercakup dalam firman Allah:

ََ‫ع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ِِجعُو‬


َ ‫ض الَّذِي‬ ِ َّ‫ت أَ ْيدِي الن‬
َ ‫اس ِليُذِيقَ ُه ْم َب ْع‬ َ ‫سا ُد فِي ْال َب ِر َو ْال َب ْح ِر ِب َما َك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar). (Q.S. Al – Rum (30) : 41)
• Dalam hadist nabi, jika perzinaan yang merupakan sebab utama berjangkitnya virus HIV/AIDS, telah
merajalela di masyarakat maka Allah akan menurunkan azab-Nya:
• Sejalan dengan pernyataan para pakar kesehatan, bahwa
HIV/AIDS akibat adanya perilaku seksual menyimpang. Dalam
perspektif fiqih Islam dapat dikaitkan dengan pengaturan Islam
terhadap kesehatan secara umum, khususnya soal hubungan
seksual dan perzinaan. Berzina, baik secara homoseksual
maupun heteroseksual sangat dilarang dalam islam, termasuk
dosa besar, diancam azab di dunia dan akhirat. Zina merupakan
perbuataan keji dan seburuk-buruknya jalan kehidupan,
ditegaskan dalam firman Allah:

ً ‫س ِب‬
ً‫ي‬ َ ‫شةً َو‬
َ ََ ‫سا‬ ِ ‫َو ََل تَ ْق َربُوا‬
ِ َ‫الزنَا ۖ ِإنَّهُ َكاََ ف‬
َ ‫اح‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu
jalan yang buruk.” Q.S. Al – isra (17) : 32)
• Pengertian zina menurut islam, seperti dijabarkan oleh
ulama fiqih, sekurangnya ada tiga pendapat:
1. Ulama syafi’iyah, zina adalah perbuatan lelaki
memasukkan penisnya ke dalam liang vagina wanita
lain (bukan istrinya atau budaknya) tanpa syubhat.
2. Ulama malikiyah, zina adalah perbuatan lelaki
menyenggamai wanita lain pada vagina atau duburnya
tanpa syubhat.
3. Ulama hanafiyah, zina ialah persenggamaan antara
lelaki dan wanita lain di vaginanya, bukan budaknya
dan tanpa syubhat.
• Islam juga mengutuk dan melarang tindakan homoseksual termasuk penyebab penularan HIV/AIDS.
Pelaku homoseksual merupakan orang bodoh, ditegaskan dalam ayat al – Quran :

ََ‫اَ ۚ بَ ْل أ َ ْنت ُ ْم قَ ْو ٌم تَ ِْج َهلُو‬


ِ ‫س‬ ِ ‫ش ْه َوة ً ِم َْ د‬
َ ِ‫ُوَ الن‬ ِ ََ‫أَئِنَّ ُك ْم لَتَأْتُو‬
َ ‫الر َِجا َل‬
"Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan (mendatangi)
wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)“
(Q.S. Al – Naml (27) : 55)
• HIV/AIDS dapat dianggap sebagai cobaan jika diderita oleh orang yang beriman
dan shaleh, seperti tertular melalui jarum suntik, donor darah, menikah dengan
orang positif mengidap HIV/AIDS, dan sebagainya. Tercakup dalam ayat al –
Quran:

ََ‫ش ِر َو ْال َخي ِْر ِفتْنَةً ۖ َو ِإلَ ْينَا ت ُ ْر َِجعُو‬ ِ ‫ُك ُّل نَ ْف ٍس َذا ِئقَةُ ْال َم ْو‬
َّ ‫ت ۗ َونَ ْبلُو ُك ْم ِبال‬
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” Q.S. Al – Anbiya (21) : 35
SEBAB – SEBAB TIMBULNYA
AIDS

• 1979 di new york -> laki laki homoseks (liwath)


• Disimpulkan penularan HIV/AIDS terutama terdapat dalam
darah, sperma, dan cairan vagina.
• Cara penularannya :
1. Hubungan seksual (homo atau heteroseksual) dengan
seorang yang mengidap HIV/AIDS
2. Transfusi darah yang mengandung HIV
3. Alat suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik)
bekas dipakai orang.
4. Pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus HIV
kepada janin dalam kandungannya.
Pencegahan HIV/AIDS

‫ار‬
َ ‫ض َر‬ َ َ‫ضى أَ َْ َل‬
ِ َ‫ض َر َر َوَل‬ َ َ‫ّللا صلى هللا عليه وسلم ق‬ ُ ‫ت أَ ََّ َر‬
ِ َّ ‫سو َل‬ ِ ‫ام‬
ِ ‫ص‬َّ ‫ال‬

Dari ubadah Al- Shamit, bahwa Rasulullah saw menetapkan tidak boleh
membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain :
(HR.Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)
Disebutkan dalam kaidah fiqih:
‫الضّرار يزال‬
“ bahaya itu harus di hilangkan”
ّ
‫اخفهما‬ ‫إذا تعارض مفسدتان روعي اعظمهما ضررا بارتكاب‬
Apabila ada dua bahaya (risiko) yang berlawanan, maka harus di pelihara yang lebih berat
kadar madharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan kadar madharat nya.
ّ ‫درء المفاسد مق‬
‫دم على جلب المصالح‬
Menghindari kerusakan- kerusakan itu harus di dahulukan dari mencari masalah (keuntungan
)
ّ ‫درء المفاسد مق‬
‫دم على جلب المصال‬
Menolak kerusakan didahulukan daripada menarik kemaslahatan"
‫ألضّرر اليزال بالضّرر‬
“ bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan mendatangkan bahaya yang lain”.
Menurut pakar HIV/AIDS
• Menurut para pakar HIV/AIDS tidak ditularkan karena berbagai kondisi seperti :
1. Hidup serumah dengan pasien HIV/AIDS (tidak melakukan hubungan seksual)
2. Bersenggolan dengan pasien
3. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas pasien AIDS
4. Berjabat tangan
5. Pasien AIDS bersin / batuk dengan orang lain
6. Makan minum Bersama dari piring /gelas
7. Gigitan nyamuk dan serangga lain
8. sama-sama berenang di kolam renang yang sama
P E N C E GA H A N
HIV/AIDS
UNTUK DIRI
SENDIRI
HUBUNGAN SEKSUAL HANYA ANTARA SUAMI-ISTRI DAN
MENJAUHKAN DIRI DARI HUBUNGAN SEKSUAL DI LUAR
NIKAH
HUBUNGAN SEKSUAL SECARA HOMO SODOMI,
ATAU ONANI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT YANG TIDAK
STERIL
MENGHINDARI PENGGUNAAN PISAU CUKUR,
GUNTING KUKU ATAU SIKAT GIGI MILIK ORANG
LAIN,
KARENA ALAT-ALAT TERSEBUT MUNGKIN
MENGANDUNG BUTIR-BUTIR DARAH PENGIDAP
HIV/AIDS
MENGHINDARI PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA, LEBIH-LEBIH
MENGGUNAKAN SUNTUKAN
MENGADAKAN PEMERIKSAAN
DARAH UNTUK MENGETAHUI
APAKAH MENGIDAP VIRUS HIV
ATAU TIDAK
MENGHINDARI HUBUNGAN SEKSUAL BILA SEDANG
MENGALAMI LUKA PADA ALAT KELAMIN DAN
MENGHINDARI PULA PENGGUNAN ALAT-ALAT
TERTENTU SAAT BERHUBUNGAN SEKSUAL YANG
MEMUNGKINKAN TIMBULNYA LUKA
P E N C E GA H A N
HIV/AIDS
UNTUK DIRI
SENDIRI
Memelihara kesehatan anak dengan sebaik-baiknya, terutama anak balita
yang belum mempunyai daya tangkal yang kuat terhadap penyakit lebih-
lebih penyakit HIV/AIDS
Bagi seorang wanita yang secara positif sudah
terkena virus HIV/AIDS supaya dapat
diusahakan tidak hamil lagi
‫عَ عبد هللا بَ عمر و قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم الراحموَ يرحمهم‬
)‫الرحمَ ارحموا مَ في األرض يرحمكم مَ في السماَ (رواه مسلم‬
Dari Abdillah bin Amr, ia berkata Rasulullah saw berkata :” orang-
orang penyayang akan disayangi oleh Maha penyayang,
sayangilah olehmu siapa saja yang ada di bumi, niscaya akan
menyayangimu siapa saja yang di langit “ (HR. Muslim)

Untuk memelihara semangat ukhuwwah (rasa


persaudaraan) yang apabila dilingkungannya
terdapat orang yang kena penyakit HIV/AIDS , untuk
tidak mengucilkannya karena pergualan yang baik
tidak menyebabkan HIV/AIDS, sifat mengasihi
sesama tanpa kecuali sangat dianjurkan dalam
ajaran islam
setiap orang tua harus menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang memungkinkan
terkena virus hiv/aids karena orang tua yang terkena virus hiv/aids lebih
memungkinkan menularkannya kepada anak dan orang lain yang berada di
lingkungan keluarga diusahakan untuk menjadi keluarga yang sawarma agar tidak
berganti-ganti pasangan.
Apabila telah terkena penyakit HIV / AIDS,
hendaknya menjaga diri sebaik-baiknya
agar tidak menular kepada orang lain,
seperti tidak mendonorkan darah, tidak
melakukan hubungan seksual, menyusui
anak, dan melahirkan

‫عَ أبي هريرة قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم المسلم أخو المسلم َليظلمه‬
)‫وَليخذله (رواه البخارى ومسلم‬
Dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda : “orang
muslim itu saudara bagi muslim lainya, tidaklah ia menganiyaya
dan tidak menghinannya”
Mendidik dan membimbing anak anaknya agar tidak
berperilaku yang memungkinkan tertukari penyakit
HIV/AIDS , seperti penyalahgunaan narkotika, pergaulan
bebas, dan sebagainya. Menjaga diri dan keluarga dari
berbagai kemaksiatan
Ibu yang sedang hamil memeriksa
kesehatannya dengan continue untuk
menjaga kemungkinan terinfeksi virus
HIV/AIDS
PENGOBATAN HIV/AIDS

ِ ‫ َع َْ أَبِي ال َّد ْر َد‬- ‫سلَّ َم‬


‫اَ رضي هللا عنهما‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫قَا َل َر‬: " ََ ‫ّللا أ َ ْنزَ َل ال َّدا‬
َ َّ ََّ ‫ِإ‬
‫ َو ََل ت َ َد َاو ْوا بِ َح َر ٍام‬،‫ فَت َ َد َاو ْوا‬،ًَ ‫ َو َِجعَ َل ِل ُك ِل َداٍَ َد َوا‬،ََ ‫" َوال َّد َوا‬.

Dari abi al-Darda’, ia berkata. Rasulullah saw bersabda : bahwa Allah yang
menurunkan penyakit dan obatnya, menjadikan setiap penyakit ada obatnya
berobatlah tetapi janganlah dengan yang haram. )HR. Abu Dawud)
PENGOBATAN HIV/AIDS

‫ فقالوا‬،‫ وِجاَت اَلعراب‬،‫عند النبي صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ أنتداوى؟‬،‫يا رسول هللا‬
‫فقال‬: ‫ تداووا‬،‫نعم يا عباد هللا‬: ،َ‫ إَل أنزل له شفاَ فإَ هللا عز وِجل لم يضع دا‬،َ‫إَ هللا لم ينزل دا‬: َ‫علمه م‬
‫علمه وِجهله مَ ِجهله‬

”Sahabat bertanya,Ya Rasulullah saw., apakah kami mesti berobat? Nabi menjawab:
berobatlah, sebab, Allah tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obat
nya, diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang
tidak mengetahuinya”
MENULARKAN HIV/ AIDS
َّ َ‫صلَّبُوا أَ ْو تُق‬
‫ط َع أَ ْيدِي ِه ْم َوأَ ْر ُِجلُ ُه ْم‬ َ ُ‫سادًا أَ َْ يُقَتَّلُوا أَ ْو ي‬ ِ ‫سولَهُ َويَ ْسعَ ْوََ فِي ْاأل َ ْر‬
َ َ‫ض ف‬ ُ ‫ّللا َو َر‬
َ َّ ََ‫اربُو‬ ِ ‫ِإنَّ َما َِجزَ ا َُ الَّذِيََ يُ َح‬
‫ع ِظي ٌم‬
َ ‫اب‬ٌ ‫ع َذ‬ ٌ ‫ض ۚ َٰ َذ ِل َك لَ ُه ْم ِخ ْز‬
َ ِ‫ي فِي ال ُّد ْنيَا ۖ َولَ ُه ْم فِي ْاْل ِخ َرة‬ ِ ‫ِم َْ ِخ ًَفٍ أ َ ْو يُ ْنفَ ْوا ِمََ ْاأل َ ْر‬

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-


Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib,
atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari
negeri (tempat kediamannya).Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk
mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
(Al-Mai’dah 5:33)
TUNTUAN ISLAM BAGI ODHA
ISLAM MENEKANKAN AGAR MEMPERHATIKAN DAN MEMPERLAKUKAN DENGAN
BAIK ORANG-ORANG SAKIT. PERLAKUAN YANG BAIK TIDAK SAMPAI HARUS
MENGGORBANKAN DITINYA ATAU ORANG LAIN YANG TIDAK TERKENA HIV/AIDS
MENJADI TERKENA HIV/AIDS.
BAGI SESEORANG YANG TERLANJUR TERTULAR ATAU MENGIDAP HIV/AIDS,
AJARAN ISLAM MEMBERI TUNTUTAN UMUM SEBAGAIMANA DIANJURKAN PADA
MEREKA MENUNGGU SAAT-SAAT KEMATIAN. BAGI ORANG DISEKITARNYA
DITUNTUT MEMBIMBING AGAR TETAP OPTIMIS, BERSABAR, BERSYUKUR, HUSNUZH
ZHAN, BERTAWAKAL BERTOBAT, BERWASIAT DLL.
MEMBANGKITKAN RASA OPTIMISME KEPADA PASIEN
• MEMBANGKITKAN RASA OPTIMISME JANGAN
SAMPAI BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH SWT
DENGAN MENCERITAKAN KISAH ORANG SALEH
DALAM MENGHADAPI COBAAN SAKIT.
• ORANG DISEKITAR PSIEN DIANJURKAN AMAR
MAKRUF NAHI MUNKAR. MISALNYA PASIEN TIDAK
MENGERTI ATAU MALAS MENGGERJAKAN SHALAT,
MAKA HENDAKNYA MEMBANTU MENUNTUN AGAR
DAPAT MENGERJAKAN SHALAT.
BERSABAR DAN BERSYUKUR

• SABAR TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DENGAN SYUKUR DALAM KEHIDUPAN MUKMIN SEJATI. JIKA
DITIMPA KEMALANGAN IA BERSABAR DAN ITU BAIK BAGINYA, DAN JIKA MEMDAPAT
KESENANGAN IA BERSYUKUR DAN ITU BAIK BAGINYA.
• KIAT ISLAM AGAR DAPAT SELALU BERSABAR, DENGAN MENGETAHUI HAKIKAT KEHIDUPAN
DUNIA, KESULITAN, KESUSAHAN YANG ADA, SEBAB MANUSIA MEMANG DICIPTAKAN BERADA
DALAM SUSAH PAYAH. BERIMAN BAHWA DUNIA SELURUHNYA ADALAH MILIK ALLAH SWT.
• SYUKUR SERING DISAMAKAN DENGAN AL HAMDU (PUJIAN)
• SYUKUR LEBIH PADA PENGUCAPAN VERBAL, RASA TERIMAKASIH TERHADAP NIKMAT ALLAH
• AL HAMDU UNGKAPAN TERIMAKASIH DALAM BENTUK UMUM
BERSABAR DAN BERSYUKUR

• DALAM HADIS NABI, JIKA SAKIT DISIKAPI DENGAN SABAR


DAN SYUKUR:
• SAKIT, PENEMBUS DOSA DAN KESALAHAN
• SAKIT, BALASAN KEBURUKAN
• SAKIT, MENGANGKAT DERAJAT DAN MENAMBAH KEBAIKAN
• TETAPNYA AMAL IBADAH
• SEBAB MENCAPAI KEDUDUKAN YANG TINGGI
• BUKTI MENGHENDAKI KEBAIKAN
• PENYEBAB MASUK SURGA DAN SLAMAT DARI NERAKA
BERTAWAKKAL

• BERTAWAKKAL DAN BERKEYAKINAN BAHWA HAKIKAT KESEMBUHAN DARI ALLAH SWT, DENGAN
TIDAK MENAFIKKAN USAHA-USAHA UNTUK KESEMBUHANNYA SEPERTI BEROBAT.
• TAWAKAL MENYERAHKN SEGALA URUSAN KEPADA ALLAH DENGAN PENUH KEPERCAYAAN
KEPADA-NYA DISERTAI MELAKUKAN SEBAB YANG DIIZINKAN SYARIAT.
• SECARA NORMATIF ADA EMPAT HAL YANG DILAKUKAN ORANG BERTAWAKKAL:
1. BERUSAHA MEMPEROLEH SESUATU YANG BERMANFAAT KEPADANYA
2. BERUSAHA MEMELIHARA MANFAAT SESUATU YANG DIMILIKINYA
3. BERUSAHA MENOLAK DAN MENGHONDAR DARI MUDARAT
4. BERUSAHA MENGHILANGKAN MUDARAT YANG MENIMPA
SEGERA BERTOBAT DAN BERAMAL SHALIH
• TOBAT DARI AKAR KATA “T-W-B” BAHASA ARAB ARTINYA PULANG DAN KEMBALI.
• TOBAT, PULANG DAN KEMBALI KE HARIBAAN-NYA SERTA TETAP DI PINTU-NYA.
• TOBAT, PENGAKUAN DOSA, PENYESALAN, BERHANTI, DAN BERTEKAD TIDAK MENGGULANGI.
• TOBAT NASUHA (TOBAT YANG SUNGGUH-SUNGGUH) DENGAN MENYUCIKAN DIRI DARI KEKHILAFAN, KESALAHAN
DAN DOSA YANG PERNAH DILAKUKAN SESUAI ANJURAN Q.S AL NUR (24):31, AL-TAHRIM (66):8, AL BAQARAH :222 DLL
• REALISASI BENTUK TOBAT DIBUKTIKAN DENGAN:
1. MENGINGAT KESALAHAN DAN DOSA MASA LALU
2. MENYESAL ATAS DOSA DAN KESALAHAN YANG DIPERBUAT
3. BERJANJI TIDAK MENGGULANGI KESALAHAN
4. MEMOHON MAAF KEPADA ORANG YANG DISALAHI DAN MOHON AMPUN KEPADA ALLAH
5. MEMPERBANYAK IBADAH DAN AMAL KEBAJIKAN
BERDOA DAN TAQARRUB ILALLAH
• BERDOA, MEMOHON KEPADA ALLAH UNTUK MENDAPAT RAHMAT, DIRIDLAI, TERCAPAI HARAPAN DAN
MENDAPAT PERLINDUNGAN.

• TAQARRUB ILALLAH BERARTI MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH DENGAN MEMPERBANYAK IBADAH
SUNAH, SHALAT, ZIKR, ISTIGHFAR, TASBIH, TAHMID, MEMBACA AL QURAN, SESUAI ANJURAN Q.S AL
AHZAB(33):41-4, AL BAQARAH(2):152, AL RA’D (13):28.

• ADAB UNTUK KESEMPURNAAN DOA:

1. MEMILIH WAKTU DAN KEADAAN UTAMA

2. MENGHADAP KIBLAT DAN MENGANGKAT KEDUA TANGAN

3. SUARA PELAN

4. TIDAK BERLEBIHAN

5. RENDAH DIRI DAN KHUSYU

6. SADAR DAN YAKIN AKAN DIKABULKAN

7. EKSPRESIF DENGAN MENGGULANG DOA

8. DIMULAI DENGAN ZIKIR DAN MEMUJI-NYA DAN MENGAKHIRI DENGAN SHALAWAT ATAS NABI SAW
MEMPERBANYAK ZIKIR DAN ISTIGHFAR

• ISTIGHFAR, MEMINTA AMPUN ATAU MEMOHON DIHAPUS DOSANYA DAN MENGHILANGKAN BEKASNYA, SERTA
MENJAGA DARI KEBURUKANNYA.
• SYARAT DAN ETIKA ISTIGHFAR:
• 1. NIAT YANG BENAR DAN IKHLAS
• 2. HATI DAN LIDAH SEREMPAKBERISTIGHFAR
• 3. DALAM KEADAAN SUCI
• 4. DALAM KEADAN TAKUT DAN MENGHARAP
• 5. MEMILIH WAKTU YANG UTAMA
• 6. DALAM SHALAT, SAAT SUJUD, SEBELUM ATAU SETELAH SALAM
MEMPERBANYAK ZIKIR DAN ISTIGHFAR

3 CARA DAN BENTUK ZIKIR


• LISAN: THAYYIBAH SEPERTI ISTIGHFAR, TASBIH, TAHMID, TAKBIR, TAHLID DLL
• KALBU (HATI, AKAL): TAFAKKUR (BERPIKIR), MURAQABAH (MERENUNG), MUHASABAH
(INTROSPEKSI DIRI)
• PERBUATAN: MENYELARASKAN UCAPAN DAN TINDAKAN
• HUSNUZH ZHAN, BERPRASANGKA BAIK
TETAP HUSNUZH ZHAN DAN
• BILA AJAL AKAN TIBA, TETAP DALAM KEADAAN IMAN
BERUSAHA MENJADI DAN ISLAM, PENGHUJUNG KEHIDUPAN YANG BAIK
HUSNUL KHATIMAH (HUSNUL KHARIMAH), SEBAGAIMANA DITEKANKAN
DALAM FIRMAN ALLAH:
TINDAKAN SAAT ODHA SAKARATUL MAUT

• HADIS NABI DIRIWAYATKAN AT TARMIDZI, SAKARATUL MAUT SAKITNYA SAMA DENGAN


TUSUKAN 300 PEDANG. SAKIT TIDAK BERKAITAN DENGAN TINGKAT KEIMANAN ATAU
KEZALIMAN SEMALA HIDUP.
• PIHAK KELUARGA MENGAJARI DAN MEMBIMBING MENGGUCAPKAN KALIMAT TAUHID “LAA
ILAAHA ILLALLAH”. KARNA BERATNYA KONDISI, SEBAIKNYA SECARA BERSAMAAN MEMBASAHI
TENGGOROKANNYA DENGAN MENETASKAN AIR ATAU MEMBASAHI KEDUA BIBINYA DENGAN
KAPAS.
• MAYORITAS HUKUMNYA SUNNAH, ADA YANG MEWAJIBKAN
• ZIKIR TASBIH “SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH, WA LA ILAAHA ILLALLAH” TIDAK DIULANG
• SEBAGIAN MENYARANKAN DIBACAKAN SURAT YASIN, BERDASARKAN HADIS NABI. NAMUN
HADIS TIDAH SAHIH, TIDAK MENCAPAI HASAN, SEHINGGA TIDAK DAPAT DIJADIKAN HUJJAH
(DALIL).
• SEBAIKNYA PASIEN HADAP KIBLAT. ADA DUA PENDAPAT TEKNIK MENGHADAP KIBLAT:
• 1. DITELENTANGKAN, TELAPAK KAKI DAN KEPALANYA DIANGKAT DIATAS BANTAL AGAR MUKA
MENGHADAP KIBLAT. PENDAPAT INI DIPILIH BEBERAPA IMAM DARI MAZHAB SYAFI’I, DAN INI
PENDAPAT MAZHAB AHMAD.
• 2. MIRING KE KANAN HADAP KIBLAT, SEPERTI POSISI DALAM LIANG LAHAD. INI PENDAPAT
MAZHAB ABU HANIFAH DAN IMAM MALIK, DAN NASH IMAM SYAFI’I DALAM AL BUWAITHI, DAN
PENDAPAT VALID DALAM MAZHAB IMAM AHMAD
• SEBAGIAN ULAMA MEMPERBOLEHKAN KEDUA CARA TERSEBUT, MANA YANG LEBIH MUDAH.
• IMAM SYAUKANI, CARA YANG LEBIH COCOK MENGHADAP KIBLAT DENGAN MIRING KE KANA
BERDASARKAN HADIS SHAHIHAIN.
 Sebelum melangsungkan akad nikah calon suami istri
diperbolehkan untuk melakukan tes kesehatan termasuk
kepastian tertulari HIV/AIDS dengan syarat dalam
praktiknya tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Tuntutan seperti ini termasuk persyaratan dalam syariat
islam.
 Rasulullah saw. Berkata :

Tes HIV/AIDS Pra  ‫ص ْل ًحا َح َّر َم َحًََلً أ َ ْو‬ َ ‫ص ْل ُح َِجائِ ٌز بَي ََْ ْال ُم ْس ِل ِم‬
ُ َّ‫يَ ِإَل‬ ُّ ‫اَل‬
ً ‫وط ِه ْم ِإَلَّ ش َْر‬
‫طا َح َّر َم‬ ُ ‫علَى‬
ِ ‫ش ُر‬ َ ‫أ َ َح َّل َح َرا ًما َو ْال ُم ْس ِل ُم‬
َ َ‫و‬
– nikah .‫َحًََلً أ َ ْو أ َ َح َّل َح َرا ًما‬
“Perdamaian di antara kaum Muslimin itu boleh, kecuali
dalam perdamaian mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram, dan kaum Muslimin itu
tergantung pada persyaratan di antara mereka, kecuali yang
mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. “
(HR. Turmudzi)
 Tuntuan yang bertentangan dengan syarak, misalnya
pihak wali meminta kepada calon menantunya boleh
menikahi anaknya dengan syarat mau menceraikan
dulu istrinya, karena meminta menceraikan istri
dilarang dalam Islam
Tes HIV/AIDS Pra  Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw, beliau bersabda :
– nikah “ Seorang wanita tidak halal memohon ke pada suaminya
agar menceraikan madunya, agar ia mengurus habis isi
bejana madunya, jatah yang ia dapatkan adalah apa yang
telah ditetapkan untuknya.” (HR. al – Bukhari)
 Salah satu pasangannya ODHA. Sebagaian ulama
menentukan hukumnya berdasarkan jenis dan kadar
penyakitnya.
 Jika HIV/AIDS dianggap penyakit yang tidak dapat di
sembuhkan (maradl daim), maka hukumnya makruh.

 HIV/AIDS diyakini membahayakan orang lain


(tayaqqun al – idlrar), maka hukumnya haram.
Perkawinan  Wahbah al– Zuhaili dalam bukunya, al – Fiqh al –
pasien ODHA Islamiy wa Ad’illatuh menyatakan, menurut mazhab
Syafi’I, orang yang sakit seperti lanjut usia, sakit kronis,
penderita impotensi yang tidak bisa sembuh, lelaki
yang hilang batang zakar atau buah zakarnya sehingga
tidak mempunyai nafsu birahi seksual lagi, hukumnya
makruh menikah.
 Apabila seorang laki – laki yang akan menikah yakin bahwa
perkawinannya akan mengzalimi dan menimpakan kemudaratan atas
perempuan yang akan dinikahinya, maka hukumnya haram.

َ ‫ص ِر َوأ َ ْح‬
َُ ‫ص‬ َ َ‫َض ِل ْلب‬
ُّ ‫ع ْالبَا ََة َ فَ ْليَتَزَ َّو ْج فَإِنَّهُ أَغ‬ َ ‫طا‬ َ َ ‫َم َْ ا ْست‬
ٌَ ‫ص ْو ِم فَإِنَّهُ لَهُ ِو َِجا‬
َّ ‫ج َو َم َْ لَ ْم يَ ْست َ ِط ْع فَعَلَ ْي ِه ِبال‬ ْ
ِ ‫ِللفَ ْر‬
Perkawinan  “Barang siapa yang mempunyai kemampuan maka menikahlah sebab
dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan, adapun laki laki

pasien ODHA yang tidak mempunyai kemampuan pada segi biaya pernikahan dan
kewajiba – kewajibannya, hendaklah puasa karena puasa dapat
memutus keinginannya kepada menikah.” (HR. al – Bukhari, Muslim, al –
Nasai, al - Turmudzi, Ahmad, dan al – Darimi).
 Menurut fatwa MUI, apabila kedua pasangan ODHA maka hukumnya
boleh.
 Menurut Lajnah Bahsul Masail NU, apabila pasangan sesama pengidap
maupun bukan maka hukumnya salah namun makruh.
 Apabila suami mendapatkan istrinya gila atau
menderita penyakit kusta (lepra) atau al – barash atau
rutqa’ (kemaluannya tertutup) atau qarna’ (pada
kemaluannya terdapat daging) sehingga menghalangi
melakukan persetubuhan, maka ia mempunyai hal

Perkawinan memilih fasakh (membatalkan pernikahan/cerai) atau


mempertahankan konsekuensi nya
pasien ODHA

“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh


membahayakan orang lain.” (HR. Ibnu Majah)
 Apabila seorang ibu menderita HIV/AIDS hamil, maka
ia tidak boleh menggugurkan kandungannya. Dalilnya,

Hukum Islam ٍ ًَ ‫َو ََل ت َ ْقتُلُوا أ َ ْو ََل َد ُك ْم َخ ْشيَةَ ِإ ْم‬


ۖ‫ق‬

terkait dengan “Dan janganlah kamu membunuh anak – anakmu karena


takut kemiskinan…” (Q.s. al Isra’ (17): 31)
ODHA
 Bagi wanita ODHA yang hamil karena berzina, tetap
perlu dirawat dengan baik dalam rangka menyadarkan
dirinya untuk bertobat. Tetap harus dihormati secara
manusiawi, keluarganya, masyarakat, dokter, atau pihak
Hukum Islam tenaga medis yang mengobatinya.
terkait dengan
ODHA ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َدم‬
َ”Dan
َ sungguh kami telah memuliakan anak dan cucu
Adam …” (Q.s. al Isra’ (17): 70)
 Dianjurkan untuk semua anggota keluarganya untuk
merawat dan diadakan penyuluhan secara medis
kepada mereka agar dapat menghindari diri dari
penularan
 Anjuran memperlakukan mereka secara manusiawi,
Hukum Islam tercakup dalam hadits Rasulullah saw :
terkait dengan َ‫س َما‬ ِ ‫ار َح ُموا َم َْ ِفى األ َ ْر‬
َّ ‫ض َي ْر َح ْم ُك ْم َم َْ ِفى ال‬ ْ َُ ‫الر ْح َم‬
َّ ‫اح ُموََ َي ْر َح ُم ُه ُم‬
ِ ‫لر‬
َّ ‫ا‬
ODHA “Orang yang menebar kasih sayang akan dikasih sayangi
oleh Yang Maha Rahman, kasih sayanglah kepada orang –
orang yang diatas bumi, maka yang ada di langit akan
kasih sayang kepada kamu.” (HR. al - Turmudzi dan Abu
Dawud)
 Proses kelahiran bayi pasien HIV/AIDS seharusnya
dibantu dan ditangani oleh tim medis/paramedic yang
terlatih untuk menghindari kemungkinan penularan
Hukum Islam  Khitan bagi anak yang termasuk ODHA tetap wajib
terkait dengan dilakukan selama tidak membahayakan dirinya

ODHA  Jika seorang ODHA meninggal dunia, maka tetap wajib


diurus sebagaimana layaknya jenazah, kecuali ada
petujuk dari dokter, maka cukup ditayamumkan
 Dalam ajaran Islam terdapat tuntunan khusus agar
menjenguk dan merawat serta memperlakukan orang
yang sakit dengan baik
Bersikap,  Orang sakit apapun dan jenisya harus diperlakukan
bergaul, dan secara manusiawi dan Islami dalam masyarakat muslim

merawat ODHA  Dalam hadits Qudsi , “Wahai hamba – Ku, aku ini “sakit”
tapi kau tidak mau menjenguk dan merawatnya tentu
kamu akan menjumpai – Ku di sana.”
KESIMPULAN
• Penjangkitan virus HIV/AIDS dapat dianggap sebagai azab (fitnah) Allah di satu sisi
dan dianggap sebagai ujian di sisi yang lain
• Pasien HIV/AIDS harus diper;lakukan dengan baik. Dimanusiakan sesuai dengan
tuntunan akhlak Islami dan hokum Islam
• Bagi ODHA harus mengisi hari – hari nya dengan hal yang positif
• Kepada penderita HIV/AIDS tetap mempunyai kewajiban sebagai mukallaf
• Jenazah penderita HIV/AIDS sesuai dengan batasan dalam Islam

Anda mungkin juga menyukai