Anda di halaman 1dari 12

Pemulihan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Disusun Oleh :
Intan Widyasari
Sundari Rizky Yusniar

DOSEN PENGAMPU:
H. EDI SUKAMTO, S. KEP., M.KEP
Penilaian Dampak Bencana (Disaster Assessment)

Karakteristik Bencana
Bencana secara istilah dibedakan berdasar karakteristik fisik utama :
 Penyebab : Alam atau ulah manusia.
 Frekuensi : Berapa sering terjadinya.
 Durasi : Beberapa durasinya terbatas, seperti pada ledakan, sedang
lainnya mungkin lebih lama seperti banjir dan epidemi.
 Kecepatan onset : Bisa muncul mendadak hingga sedikit atau tidak
ada pemberitahuan yang bisa diberikan, atau bertahap seperti pada
banjir (keculi banjir bandang), memungkinkan cukup waktu untuk
pemberitahuan dan mungkin tindakan pencegahan atau peringanan.
Ini mungkin berulang dalam periode waktu tertentu, seperti pada
gempa bumi.
 Luasnya dampak : Bisa terbatas dan mengenai
hanya area tertentu atau kelompok masyarakat
tertentu, atau menyeluruh mengenai masyarakat luas
mengakibatkan kerusakan merata pelayanan dan
fasilitas.
 Potensi merusak : Kemampuan penyebab bencana
untuk menimbulkan tingkat kerusakan tertentu (berat,
sedang atau ringan) serta jenis (cedera manusia atau
kerusakan harta benda) dari kerusakan.
lanjutan…

Geografi Bencana
Area geografik yang nyata sehubungan dengan bencana dikatakan
sebagai area kerusakan, area dimana bencana menyerang. Dibagi :
 Area kerusakan total : Dimana bencana paling merusak.
 Area kerusakan tepi : Walau dampak bencana dirasakan,
kerusakan dan atau cedera nyata lebih ringan dibanding area
kerusakan total.
 Area penyaring : Area dekat area kerusakan dari mana bantuan
dimulai secara segera dan spontan.
 Area bantuan terorganisir : Area darimana bantuan yang lebih
resmi diberikan secara selektif. Area ini mungkin meluas hingga
mencakup bantuan masyarakat, regional, nasional dan
internasional.
lanjutan…

Pengelolaan Risiko Bencana


 Risiko (risk) : Kemungkinan akan kehilangan yang
bisa terjadi sebagai akibat kejadian buruk, dengan akibat
kedaruratan dan keterancaman.
 Bahaya (hazard) : Potensi akan terjadinya kejadian
alam atau ulah manusia dengan akibat negatif.
 Keterancaman (vulnerability) : Akibat yang timbul
dimana struktur masyarakat, pelayanan dan lingkungan
sering rusak atau hancur akibat dampak kedaruratan.
Adalah kombinasi mudahnya
terpengaruh (susceptibility) dan daya
bertahan (resilience).
lanjutan…

Proses Pengelolaan Risiko Bencana


 Dalam pengelolaan risiko bencana, bencana dijelaskan
berkaitan dengan risikonya terhadap masyarakat; dan
dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang
diketahui.

Pengelolaan Bencana Menyeluruh dan Terpadu


 Pendekatan Menyeluruh
Empat dasar pengelolaan kegawatan dan bencana, masing-masing
memerlukan program pengelolaan (strategi) :
 Pencegahan dan mitigasi.
 Persiapan
 Respons.
 Pemulihan
lanjutan…

 Pendekatan Terpadu
Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif
antara berbagai fihak terkait. Artinya semua organiasi dengan
tugasnya masing-masing bekerja bersama dalam pengelolaan
bencana. Hubungan berbentuk kerjasama sangat penting.

 Masyarakat yang siap


Masyarakat yang siap adalah masyarakat yang masing-masing
individunya waspada terhadap bahaya dan tahu bagaimana
melindungi dirinya, keluarganya serta rumahnya terhadap
dampak dari bahaya.
lanjutan…

Proses Perencanaan Terhadap Bencana

 Tentukan hal yang akan  Analisis sumberdaya


direncanakan  Kembangkan sistem dan
 Tetapkan komite prosedur
perencanaan  Tulis rencana
 Lakukan penilaian risiko  Latih tenaga
 Tentukan tujuan  Tes rencana, tenaga dan
perencanaan prosedur
 Tentukan  Tinjau ulang rencana
pertanggungjawaban  Perbaiki rencana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi

 Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007


tentang Penanggulangan Bencana, rehabilitasi
adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat
yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana.
lanjutan…

 Pasal 75 UU No. 24 Tahun 2007 menyebutkan


rekonstruksi pada wilayah pascabencana dilakukan
melalui kegiatan: pembangunan kembali prasarana
dan sarana; pembangunan kembali sarana sosial
masyarakat; pembangkitan kembali kehidupan sosial
budaya masyarakat; penerapan rancang bangun yang
tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan
tahan bencana; partisipasi dan peran serta lembaga
dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan
masyarakat; peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya; peningkatan fungsi pelayanan publik; atau
peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
Pemulihan dan Perencanaan Manajemen Bencana
Jangka Panjang

Pemulihan jangka panjang ditujukan untuk membangun kembali


(rekonstruksi) yang berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan.
Rekonstruksi dilakukan dengan melihat dampak bencana yang terjadi serta
kebutuhan dan prioritas masyarakat.
 Pemulihan kegiatan perekonomian
 Pembangunan infrastruktur yang rusak baik jalan, jembatan, sekolah,
pasar, perkantoran,
 Tempat ibadah, sarana kesehatan
 Rehabilitasi kejiwaan
 Rehabilitasi kecacatan
 Perbaikan aliran listrik dan komunikasi yang permanen
 Pemulihan produksi pangan, sektor produksi pertanian lainnya,
peternakan dan perikanan
 Perbaikan kondisi lingkungan hidup
 Pemulihan pendididikan baik sarana prasarana maupun sumberdaya
manusia
 Pemulihan unsur rohani, budaya, adat istiadat.

Anda mungkin juga menyukai