Anda di halaman 1dari 47

Laporan Kasus

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
HALU OLEO KET (Kehamilan Ektopik
KENDARI
2019 Terganggu) + Anemia
Dewi Yunita
(K1A1 13 012)

Pembimbing :

dr. Mono Valentino Yohanis, M. Kes., Sp.OG


Identitas Pasien
 Nama : Ny. Santi
 Umur : 29 tahun
 Alamat : Desa Pebunooha/ Kec. Konawe
 Agama : Islam
 Suku : Tolaki
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT
 Rumah sakit : Rumah Sakit Dr. R. Ismoyo
 No.RM : 1-06-66-70
 Tanggal perawatan : 29 Agustus 2019
Anamnesis
Keluhan Utama: Keluar darah dari jalan lahir

Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir yang
dialami sejak 9 hari sebelum masuk rumah sakit, darah yang keluar
berwarna merah segar dan kadang menggumpal. Keluhan disertai
dengan nyeri perut kiri bawah hilang timbul dan memberat sejak tadi
pagi. Keluhan lainnya : sakit kepala (-), pusing (+), penglihatan kabur (-),
mual (+), muntah (+) 2 kali, nyeri ulu hati (+), BAB dan BAK dbn. Riwayat
keputihan (+), Riwayat penyakit : Hipertensi (-), DM (-), asma (-),
gangguan pembekuan darah (-). Riwayat alergi (-). Riwayat trauma
pada perut (-), riwayat mengurut perut(-). Riwayat pengobatan (-).
Keluhan yang sama sebelumnya disangkat, riwayat penyakit yang sama
pada keluarga disangkal.
Anamnesis

 HPHT : 06/07/2019
 TP : 13/04/2020
 UK : 7 minggu 4 hari
 Riwayat ANC : Belum pernah
 Suntik TT : Belum pernah
 USG : 1x, 29 agustus 2019 (Tampak massa kompleks pada
adnexa kiri`)
 Riwayat KB : Pil dan Suntik 3 bulan
Riwayat Obstetri
 2016/Aterm/Perempuan/Bidan/3400/Sehat
 2019/Kehamilan sekarang
Keadaan Umum

Komposmentis, sakit sedang,

Tanda Vital

TD Nadi Pernapasan Suhu

100/60 mmHg 82x/menit 22 x/menit 36.6OC


Status Generalisata
Kepala Normosefal, deformitas (-)
Mata Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -/-
Leher Pembesaran KGB (-), JVP dalam batas normal
Inspeksi :
Simetris kiri = kanan, deformitas (-)
Palpasi :
Nyeri tekan (-), massa (-),
Toraks
Perkusi :
Sonor kiri = kanan,
Auskultasi :
Bunyi nafas vesikuler, ronkhi (-)/(-) di basal paru, wheezing (-)/(-)
STATUS GENERALIS

Jantung Inspeksi :
Iktus kordis tidak tampak, deformitas (-)
Palpasi :
Nyeri tekan (-), massa (-), ictus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi :
Pekak, batas jantung kesan normal
Auskultasi :
Bising jantung (-)
STATUS GENERALIS

Abdomen Inspeksi :
Cembung, ikut gerak nafas, deformitas (-)
Auskultasi :
Peristaltik usus (+) kesan normal
Palpasi :
Nyeri tekan (+) kiri bawah, defans muskular (-), massa (-)
Perkusi :
Pekak hepar (+), timpani
Ekstremitas Dalam batas normal
Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
TFU : sulit dinilai
Pemeriksaan Dalam
V/V : Tidak ada kelainan
Portio : Nyeri goyang portio (+)
OUE : Tertutup
OUI : tertutup
Adneksa : Massa tidak teraba
Kavum douglasi : nyeri tekan (+)
Pelepasan : darah (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laoratorium (Tanggal 29 Agustus 2019)

PARAMETER HASIL RUJUKAN

HB 8,9 g/dL 12 – 16

Lekosit 8400/uL 4.000 – 10.000

GDS 120 mg/dl <140

Hbs Ag Non Reaktif Non Reaktif

CT 11’00’ 8’-15’

BT 2’ 30” 1’-9’
KIMIA DARAH 15/6/2019
Pemeriksaan USG (29 Agustus 2019)
DIAGNOSIS

GIIPIA0 + KET + Anemia


PENATALAKSANAAN

IVFD RL 28 tpm
Pasang kateter urine
Transfusi darah
Laparatomi Cito
29/08/2019 pukul 20.00 WITA : Dilakukan operasi
salpingektomi kiri

Diagnosa post operasi : KET (Ruptur tuba kiri pars ampula)


Gambar tindakan operasi
Terapi post operasi
 IVFD RL 28 TPM
 Transfusi darah sack 1
 Inj. Cefotaksim 1 vial /12 jam/IV
 Inj. Ranitidin 1A/8 jam/ IV
 Inj. Keorolac 1A/8 jam/ IV
Follow Up Ruangan
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan ektopik: Adalah suatu keadaan


dimana tempat implantasi/nidasi/melekatnya
buah kehamilan di luar rongga rahim

Kehamilan ektopik terganggu: Adalah suatu


kehamilan ektopik yang mengalami abortus
atau ruptur pada dinding tuba
Lokasi dan Sublokasi Jumlah (persentase)

1. Tuba Fallopi : 97%

- Ampula tuba 80%

- Isthmus tuba 12%

- Fimbria 5%

- Cornua 2%

- Interstitial tuba 2%

2. Kehamilan ektopik servikal 0.2%

3. Kehamilan ovarial 0.2%

4. Kehamilan abdominal 1.4%


Klasifikasi
1. Kehamilan tuba adalah kehamilan ektopik pada
setiap bagian dari tuba fallopi.
2. Kehamilan ovarial merupakan bentuk yang jarang
(0,5%) dari seluruh kehamilan ektopik dimana sel
telur yang dibuahi bernidasi di ovarium.
3. Kehamilan servikal adalah bentuk dari kehamilan
ektopik yang jarang sekali terjadi.
4. Kehamilan Abdominal. Kehamilan ini terjadi satu
dalam 15.000 kehamilan, atau kurang dari 0,1% dari
seluruh kehamilan ektopik.20
5. Kehamilan Heterotopik adalah kehamilan ektopik
yang dapat terjadi bersama dengan kehamilan
intrauterin
6. Kehamilan interstisial yaitu implantasi telur terjadi
dalam pars interstitialis tuba. penyebab kematian
utama dari kehamilan ektopik yang pecah
7. Kehamilan intraligamenter berasal dari kehamilan
ektopik dalam tuba yang pecah.
William Obstetrics, 25th edition
Epidemiologi

Usia 20-40 tahun dengan umur rata-rata


30 tahun
60% kehamilan ektopik terjadi pada
wanita 20-30 tahun dengan sosio-ekonomi
rendah
Etiologi

Faktor tuba

Faktor abnormalita dari zigot

Faktor ovarium

Faktor Hormonal

Faktor Lain
Patogenesis

KET
Gambaran Klinis
 Nyeri perut tiba-tiba
 Amenore
 Spotting atau perdarahan per vaginam
 Perubahan Tekanan darah dan nadi
 Perubahan Uterus
 Nyeri leher dan dan bahu
 Hematokel pelvik

William Obstetrics, 25th edition


Diagnosis
Trias klasik KET : nyeri abdomen, perdarahan per vaginam yg
abnormal, amenore
Pemeriksaan fisik: Slinger Pain, Cavum Douglasi menonjol serta nyeri
pada penekanan kavum douglasi.
Pemeriksaan penunjang yg dapat dilakukan :
 Lab
 Kuldosentesis
 Laparoskopi
 Ultrasonografi

Ilmu Kebidanan, sarwono Priwahardjo


Terapi
Terapi konservatif
- Methotrexate
• Pemberian dosis tunggal (50 mg/kgBB) atau
multipel
• ES : gangguan fungsi hepar, stomatitis, depresi
sumsum tulang, gastroenteritis
Terapi konvensional
- Salpingostomi
- Salpingektomi
Prognosis
 Diagnosis dini  menurunkan angka kematian ibu
 Sebagian ibu menjadi steril, namun bisa juga mengalami kehamilan
ektopik pada tuba yang lain
 KET dapat berulang, ±50% ibu yang mengalami KET dapat kembali
terjadi KET
 Ruptur dengan intrabdominal bleeding  mempengaruhi fertilitas
wanita.
- 50-60% wanita menjadi steril
- 10% KET berulang
PEMBAHASAN
Kasus Pembahasan
Ny. S, 24 tahun Sebagian besar wanita yang
mengalami kehamilan ektopik
berumur antara 20-40 tahun
dengan umur rata-rata 30 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh
Santoso di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya 2008-2011 didapatkan
kelompok usia terbanyak KE ada
pada kelompok usia 21–30
kemudian baru diikuti kelompok
usia 31-40 pada urutan kedua
Kasus Pembahasan
Pasien datang dengan keluhan 1) Abortus ke dalam lumen tuba: Perdarahan yang terjadi karena pembukaan

keluar darah dari jalan lahir yang


pembuluh-pembuluh darah oleh vili korialis pada dinding tuba ditempat
implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama-
dialami sejak 9 hari sebelum masuk samarobeknya pseudo-kapsularis. Pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau
rumah sakit seluruhnya, bergantung pada derajat perdarahan yang timbul.Pada pelepasan
hasil konsepsi yang tidak sempurna pada abortus, perdarahan akan terus
berlangsung, dari sedikit-sedikit oleh darah, sehingga berubah menjadi mola
kruenta. Perdarahan yang berlangsung terus menyebabkan tuba membesar
dan kebiru-biruan (hematosalping), dan selanjutnya darah mengalir ke
rongga perut melalui ostium tuba. Darah ini akan berkumpul di cavum
douglasi dan akana membentuk hematokel retrouterina.
2) Ruptur dinding tuba:Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah
penembusan vili korialis ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke
peritoneum. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan
seperti koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi
perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit, kadang-kadang
banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian. Bila pseudokapsularis ikut
pecah, maka terjadi pula perdarahan dalam lumen tuba. Darah dapat
mengalir ke dalam rongga perut melalui ostium tuba abdominal.
Kasus Pembahasan
Keluhan disertai dengan KET ditandai dengan nyeri
nyeri perut kiri bawah hilang perut bagian bawah dan
timbul dan memberat sejak panggul yang hebat.
tadi pagi. Keluhan lainnya : Gangguan vasomotor
sakit kepala (-), pusing (+), berkembang, mulai dari
penglihatan kabur (-), mual vertigo hingga pingsan.
(+), muntah (+) 2 kali, nyeri
ulu hati (+), BAB dan BAK
dbn
Kasus Pembahasan

Didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, Penderita tampak kesakitan dan pucat;
nadi 82x/mnt, pernapasan 22x/menit, Suhu pada perdarahan dalam rongga perut
: 36,7 0C/axillar. tanda-tanda syok dapat ditemukan.
Konjungtiva anemis, nyeri tekan pada Ada nyeri tekan saat palpasi abdomen,
abdomen. Pada pemeriksaan ginekologi dan pemeriksaan pelvis bimanual,
didapatkan pemeriksaan luar TFU : tidak terutama gerakan serviks, menyebabkan
teraba fundus uteri. nyeri hebat (nyeri goyang portio). Forniks
Pemeriksaan dalam posterior vagina dapat membengkak
Vulva/vagia : Dalam batas normal, karena darah di jalan buntu rectouterine,
Portio : Lunak tebalnyeri goyang (+), atau massa yang lunak dan berawa dapat
OUI/OUE : tertutup, dirasakan di satu sisi rahim.
uterus : retrofleksi
adneksa : massa(-)
Cavum douglasi : Nyeri tekan (+)
pelepasan : darah
Kasus Pembahasan

Lab: Pemeriksaan Hb dan eritrosit berguna


Hb 8,9 g/dL menegakkan diagnosa kehamilan
Leukosit 8400/uL ektopik terganggu, terutama bila ada
tanda-tanda perdarahan dalam
rongga perut. Pada kasus jenis yang
tidak mendadak biasnya ditemukan
anemia, tetapi harus diingat bahwa
penurunan Hb baru terlihat setelah 24
jam. Perhitungan leukosit yang
kontinyu menunjukkan terjadinya
perdarahan bila leukosit meningkat
Kasus Pembahasan
USG : Temuan abnormal ini termasuk massa
adneksa kistik atau kompleks (60-90%) dan
cairan bebas dalam rongga peritoneum
(25-35%, lebih tinggi pada kehamilan
ektopik yang pecah) dan meningkatkan
kecurigaan kehamilan ektopik.
Kriteria ultrasonografi berikut ini yang
bersifat sugestif terhadap kehamilan
abdominal : (1). Visualisasi janin yang
terpisah dari uterus, (2). Kegagalan
memvisualisasi dinding uterus diantara janin
dan kandung kemih, (3). Bagian-bagian
janin amat berdekatan dengan dinding
abdomen ibu, (4). Posisi (hubungan antara
janin dengan uterus) eksentrik atau sikap
janin (hubungan antara bagianbagian
janin dengan bagian janin lainnya) yang
abnormal dan visualisasi jaringan plasenta
ekstrauteri
Kasus Pembahasan
Diagnosis : Kehamilan Ektopik terganggu Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan
dengan pertumbuhan sel telur yang telah
dibuahi dan tidak menempel pada dinding
endometrium kavum uteri. Bila kehamilan
tersebut mengalami proses pengakhiran
(abortus) maka disebut dengan kehamilan
ektopik terganggu (KET). Sebagian besar
kehamilan ektopik berlokasi di tuba fallopi
(90-95%) dengan 70-80% di ampula. Sangat
jarang terjadi di ovarium, cavum
abdominal, canalis servikalis, dan
intraligamenter
Kasus Pembahasan

Penatalaksanaan Pasien dengan massa yang


IVFD RL 28 tpm lebih besar atau bukti
Pasang kateter urine perdarahan intraabdomen akut
Transfusi darah harus menjalani perawatan
Laparatomi Cito bedah. Tindakan laparotomi
lebih disukai jika wanita tersebut
secara hemodinamik tidak
stabil, atau kalau tidak mungkin
dilakukan laparoskopi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai