Anda di halaman 1dari 85

Pelatihan Jalan Berkeselamatan

Mata Latihan, Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3)
Erwin Kusnandar

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN, DAN
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
2
Pendahuluan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap
kegiatan usaha, baik itu berupa proses produksi,
transportasi, industri atau aktifitas apapun yang
melibatkan suatu kegiatan yang berkaitan dengan
kerja.

3
Pengertian Umum K3
K3 adalah suatu pengetahuan termasuk
penerapannya dalam upaya:
 Mencegah kecelakaan kerja,
 Penyakit akibat kerja,
 Kebakaran,
 Peledakan,
 Pencemaran
 dan lain-lain akibat yang ditimbulkan.

4
Pendekatan K3
Cara pendekatan terhadap pelaksanaan K3 ini
adalah melalui ketentuan hukum sehingga suka
tidak suka, mau tidak mau, semua pihak’ dipaksa’
untuk melaksanakannya.

5
Tujuan K3
Mengacu kepada UU No: 1/1970 tentang
Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 ini pada
dasarnya diarahkan untuk:
 Melindungi para pekerja dan orang lain di
tempat kerja,
 Menjamin setiap sumber produksi dipakai
secara aman dan efisien,
 Menjamin proses produksi berjalan lancar.

6
Tujuan K3
Dengan tujuan seperti diatas, secara spesifik
outcomes yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan K3 ini adalah :
 Proses produksi lancar
 Produktivitas meningkat
 Kesejahteraan meningkat

7
Fokus K3
 Dengan outcome spesifik menekan resiko
kerugian maka kegiatan K3 ini difokuskan
kepada tiadanya kecelakaan kerja. Nihil
kecelakaan kerja.
 Untuk itu maka fokus dari K3 ini adalah:
a. Mencegah terjadinya kecelakaan,
b. Bahaya kebakaran,
c. Peledakan,
d. Penyakit akibat kerja,
e. Pencemaran dll.

8
Produk-produk kepranataan K3
1. UU No : 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No : 18/1999 tentang Jasa Konstruksi
3. UU No : 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
4. PP No : 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
5. PP No : 30/2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
6. SKB Menaker dan Men PU No : 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986 tentang Ke
selamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
7. Permenaker No : 05/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Ke
sehatan Kerja (SMK3)
8. Keppres No : 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah
9. Kep. Menkimpraswil No : 339/KPTS/2003 tentang Penilaian Kualifikasi Penye dia
Jasa Konstruksi
10. Kep. Menteri PU No : 08/SE/M/2006 tentang Pengadaan Jasa Konstruksi Un tuk
Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2006.
11. Peraturan Menteri PU No: 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen
K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
9
UU No : 1 / 1970 tentang
KESELAMATAN KERJA
Menentukan bahwa kecelakaan kerja itu harus dicegah
jangan sampai terjadi dan lingkungan kerja harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan

Perbuatan berbahaya biasanya disebabkan oleh :


a. Kekurangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap;
b. Keletihan atau kebosanan;
c. Cara kerja manusia tidak sepadan secara ergonomis;
d. Gangguan psikologis
e. Pengaruh sosial-psikologis.

10
Tujuan dan sasaran Undang-Undang
Keselamatan
 Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang
berada dalam tempat kerja selalu dalam
keadaan selamat dan sehat,
 Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai
dan digunakan secara efisien,
 Agar proses produksi dapat berjalan secara
lancar tanpa hambatan apapun.

11
Ruang Lingkup
 Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat
ekonomis maupun usaha sosial;

 Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya


baik secara terus menerus maupun hanya
sewaktu-waktu;

 Adanya sumber bahaya.

12
Syarat-syarat Keselamatan Kerja dan Kesehatan
Kerja untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain
yang berbahaya;
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara
dan getaran;
13
Syarat-syarat Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja untuk:
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja baik phisik mau pun psikis, peracunan,
infeksi dan penularan;
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;

14
Syarat-syarat Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja untuk:
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan
orang, binatang, tanaman atau barang;
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis
bangunan;
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi
bertambah tinggi
15
PERALATAN PENDUKUNG K3

16
17
18
19
LATAR BELAKANG
 Pembangunan prasarana jalan berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan harus mempunyai tujuan untuk
meningkatkan tingkat sosial dan ekonomi masyarakat

 Kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup


sesuai dengan UU 23/1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan hidup dan UU 24/1992 tentang Penataan
Ruang

 Adanya proses pelaksanaan pengelolaan lingkungan


melalui penyaringan tidak hanya berdasarkan
pertimbangan teknis dan ekonomis melainkan juga dari
segi kelayakan lingkungan

 Dokumen AMDAL (ANDAL, RKL/RPL) dibuat setelah


kegiatan studi penyaringan lingkungan.
20
LATAR BELAKANG
 Kegiatan yang dinyatakan tidak berdampak besar
dan penting dilengkapi dengan dokumen UKL/UPL

 Dokumen AMDAL dilaksanakan bersamaan dengan


kegiatan studi kelayakan, sebelum perencanaan
teknis

 Perlu adanya penjabaran kegiatan penanganan


dampak lingkungan akibat pekerjaan jalan dan
jembatan dalam RKL/UKL ke dalam desain dan
spesifikasi serta menjadi syarat dalam pelaksanaan

21
MAKSUD DAN TUJUAN
 Menjelaskan kebijakan nasional penataan ruang dan
pengelolaan lingkungan hidup
 Menjelaskan kebijakan pembangunan prasarana jalan
dan sektor terkait
 Menjelaskan jenis dan tingkat studi yang dibutuhkan
(perlu AMDAL dengan kategori A, B atau C)
 Menjelaskan persiapan yang perlu dilakukan untuk
menjabarkan dokumen RKL/UKL pekerjaan jalan
 Menjelaskan penjabaran pengelolaan lingkungan hidup
dalam desain, spesifikasi, persyaratan teknis
pelaksanaan dan dalam dokumen tender dan dokumen
kontrak

22
PERATURAN PERUNDANGAN
Peraturan Perundangan yang mendasari Penyusunan
Peraturan Persyaratan LH dalam Bidang Jalan

1. UU no. 38 tahun 2004 tentang Jalan


2. UU no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. UU no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
4. UU no. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
5. UU no. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
6. UU no. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya

23
PERATURAN PERUNDANGAN
Yang mendasari Penyaringan Lingkungan:

 UU no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


 PP no. 27 tahun 1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan
 Keppres no. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
 Permen LH no. KEP.11/MEN LH/2006 tentang Jenis Usaha atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL
 Kepmen Kimpraswil No. 17/KPTS/2003 tentang Penetapan Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana
Wilayah Yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

24
PERATURAN PERUNDANGAN
Yang Mendasari Kegiatan Penjabaran Dokumen RKL, UKL

 UU no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup
 PP no. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
 Kepmeneg LH no. 45 tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL
 Permen LH no. 08 tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
Instansi yang membidangi usaha/kegiatan wajib
melakukan pembinaan etrhadap pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
 Pedoman Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan
Pengelolaan LH Bidang Jalan serta SOP (masih dalam
proses)
25
ISTILAH
 Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan
Lingkungan Hidup adalah upaya sadar dan terencana
yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber
daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan

 AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


Hidup) adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

26
ISTILAH
 ANDAL(Analisis Dampak Lingkungan Hidup) adalah
telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak
besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan

 RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah


upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan

 RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) adalah


upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana
usaha dan/atau kegiatan

27
ISTILAH
 Upaya Pengelolaan Lingkunga Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang
dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan
yang tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL)

 Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang


bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan dilaksanakan

 Dampak Lingkungan adalah pengaruh perubahan pada


lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha
dan/atau kegiatan

28
BAHASAN

 Peraturan dan Persyaratan LH terkait Bidang


Jalan

 Penyaringan LH dan Konsultasi Masyarakat

 Penjabaran RKL/UKL dan Pemantauan LH


Proyek Jalan

29
PERATURAN DAN PERSYARATAN LH

TUJUAN PEMAHAMAN PERATURAN DAN


PERSYARATAN LH terkait BIDANG JALAN ADALAH

 Meningkatkan kinerja perencanaan


pembangunan bidang jalan
 Meningkatkan kinerja pengelolaan Lingkungan
Hidup.
 Mencegah timbulnya gap/tumpang tindih
pengelolaan Lingkungan Hidup bidang Jalan

30
KEBIJAKAN TATA RUANG
 Pemanfaatan ruang ditujukan untuk perlindungan fungsi
ruang dan mencegah, serta menang-gulangi dampak
negatif terhadap Lingkungan Hidup.

 Kegiatan penataan ruang pada kawasan lindung,


budaya, perkotaan, perdesaan, dan kawasan khusus
dilakukan dengan memperhatikan lingkungan alam,
buatan, dan lingkungan sosial, serta interaksi antar
lingkungan.

31
Kebijakan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam harus
dihindari dan dicegah timbulnya kerusakan dan
pencemaran Lingkungan Hidup.
 Pembangunan yg dilaksanakan harus berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan, dengan
mempertimbangkan kebutuhan untuk generasi saat
ini dan generasi mendatang

32
Kebijakan AMDAL
 AMDAL, merupakan bagian studi kelayakan untuk kegiatan yg
berdampak besar dan penting.

 UKL/UPL untuk kegiatan yg berdampak tidak besar dan penting.

 Penilaian AMDAL oleh Komisi Penilai AMDAL Pusat, Propinsi, atau


Kab/Kota, disesuaikan dengan kriteria proyek dan lokasi proyek.

 Waktu penilaian KA ANDAL atau AMDAL: 75 hari setelah tanggal


diterima

 Kadaluarsa AMDAL, 3 thn setelah ditetapkan

 Kriteria proyek jalan wajib AMDAL: Kepmen LH No. 17 tahun 2001

 Kriteria proyek jalan wajib UKL/UPL: Kepmen Kimpraswil No.


17/KPTS/M/2003

33
PROSES PENILAIAN DAN PERSETUJUAN DOKUMEN KA-ANDAL
DAN DOKUMEN AMDAL
Kmtn LH/Bapedalda Masyarakat Men.LH/Gub/
Pemrakarsa Komisi Penilai
(Inst. yg bertgg jwb) Berkepentingan Bupati/W.kota
Pengumum
an Rencana
Kegiatan

Saran, Pendapat
dan Tanggapan

Penyusunan Konsultasi
KA-ANDAL Masyarakat

Penilaian/Pembahas
an (maks. 75 hr)

Kesepakatan

Perbaikan Ok? Ok sudah

Penyusunan
ANDAL,RKL,RPL
Dasar Studi AMDAL

Penilaian/Pembahas Konsultasi
an (maks. 75 hr) ANDAL Masyarakat
34
bersambung
sambungan

Penilaian/Pembahasan
Konsultasi Masyarakat
(maks. 75 hr)
ANDAL
Tidak
Perbaikan
Tidak Layak Layak
Lingkungan

Ok Rekomendasi Keputusan
Layak

Salinan
ANDAL,RKL,RPL dan
Salinan Kelayakan

Keterangan :
= Tujuan akhir surat/dokumen untuk kemudian diteruskan, diproses dan/atau ditembuskan
Sumber : PP No.27 Tahun 1999 (Pasal 14-23)

35
PROSES PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN UKL/UPL

BAPEDALDA
PEMRAKARSA Instansi yang DINAS KIMPRASWIL KETERANGAN
bertanggung jawab

Formulir Isian
Pembahasan
kordinasi Maksimum 7 hari
UKL/UPL (sudah
diisi)

Perbaikan ?
ada Maksimum 7 hari
Perbaikan

Tidak **

Dokumen Maksimum 7 hari


UKL/UPL Final Rekomendasi

Pengesahan Pengesahan Dinas Kimpraswil


wajib mencantumkan syarat yang
tertuang dalam UKL/UPL
** tidak ada perbaikan
rekomendasi maks. 14 hari
terhitung mulai dari saat dokumen
diterima Bapedalda
36
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN
 Peran Jalan
- menunjang kegiatan bidang sosekbud.
- prasarana distribusi dan utk pengemb. wilayah
- kesatuan sistem transportasi nasional.

 Fungsi Jalan
jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan
lingkungan.

 Status Jalan
jalan nasional, jalan propinsi, jalan kota, jalan
kabupaten, jalan desa, dan jalan khusus

37
Penyaringan AMDAL berdasarkan faktor
dampak penting dan lokasi/ koridor jalan
Evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan (ref. Kep.Bapedal-056/1994)
dan masukan kebijakan untuk peningkatan Penerapan
kinerja masa datang PERENCANAAN UMUM Pertimbangan
Pengelolaan
Lingkungan
Pelingkupan isu isu lingkungan yang Hidup Pada
EVALUASI perlu dikaji lebih detail dalam ANDAL PRA STUDI
PASCA atau kajian lingkungan KELAYAKAN
Proyek Jalan
PROYEK

Implementasi mitigasi dampak, Analisis besaran dan pentingnya


monitoring dan evaluasi dampak isu isu lingkungan serta biaya
lingkungan selama masa O & P lingkungan dalam studi
kelayakan STUDI KELAYAKAN
OPERASI DAN
PEMELIHARAAN (O&P)

Rumusan kriteria dan spesifikasi


serta rencana pengadaan lahan
maupun pelaksanaan konstruksi DETAIL DISAIN
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI

Aplikasi spesifikasi bahan, alat


konstruksi dan tata cara PENGADAAN TANAH DAN Implementasi pengadaan tanah,
PEMUKIMAN KEMBALI pemberian kompensasi,
pelaksanaan konstruksi serta
PENDUDUK pematangan lahan untuk
pengawasan termasuk mitigasi
dampak lingkungan selama masa konstruksi
konstruksi

38
INFORMASI YANG DIPERLUKAN :
1. Propenas INFORMASI YANG DIPERLUKAN :
2. Kebutuhan / Permintaan 1. Rencana Umum
3. Rencana Pengembangan Wilayah 2. Lokasi Proyek
4. Rencana Tata Ruang 3. Data Teknis, Lingkungan dan
5. Tata Guna Lahan / Sumber Daya Ekonomi
INFORMASI YANG TAHAP INFORMASI YANG
RENCANA UMUM
DIPERLUKAN : DIPERLUKAN :
1. Pengembangan PENYARINGAN
AMDAL 1. Pra-studi
Manfaat Proyek TAHAP EVALUASI TAHAP PRA-STUDI
KELAYAKAN
Kelayakan
PASCA PROYEK
(TL.E) untuk proyek 1 2. Survei
EVALUASI PELINGKUPAN
mendatang RKL & RPL KA-ANDAL Pendahuluan
2. Pelaksanaan RKL 8 2 Teknis
dan RPL Lingkungan dan
Ekonomi
TAHAP PASCA TAHAP STUDI
KONSTRUKSI KELAYAKAN
7 3
(O&M) DAN
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN
INFORMASI YANG PEMANTAPAN RKL &
RPL ANDAL & RKL / RPL
DIPERLUKAN : INFORMASI YANG
1. Gambar 4 DIPERLUKAN :
TAHAP TAHAP
Terlaksana KONSTRUKSI
6
5 PERENCANAAN 1. Studi
termasuk RKL dan TEKNIS
PENJABARAN Kelayakan
PELAKSANAAN DAN TAHAP
RPL PEMANTAPAN RKL &
PRA-KONSTRUKSI
RKL & RPL (Termasuk
2. Prosedur Operasi RPL
(PENGADAAN TANAH ) AMDAL)
3. Prosedur PELAKSANAAN DAN 2. Survei Detail
Pemeliharaan PEMANTAPAN RKL &
RPL

INFORMASI YANG DIPERLUKAN : INFORMASI YANG DIPERLUKAN :


1. Data Rencana Teknis 1. Data Perencanaan Teknis
2. Data Kontrak (Gambar,Spesifikasi, Umum,
3/15/2004 2. Data Pemilikan Tanah 1
Ketentuan Umum Spesifikasi Khusus). 3. Pemindahan Penduduk
39
KEWENANGAN
Mengacu pada UU No. 32 tahun 2003 tentang
Pemerintahan Daerah

 Pemerintah Pusat
mengatur, membina, dan mengelola jalan
nasional
 Pemerintah Propinsi
mengatur, membina, dan mengelola jalan
propinsi
 Pemerintah Kota/Kabupaten
mengatur, membina dan mengelola jalan kota,
kabupaten, dan jalan desa
40
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT
 Memberi masukan dan saran dalam pembangunan
jalan

 Berperan dalam pembangunan jalan tol

 Tertib dalam pemanfaatan jalan

 Berhak atas prasarana jalan yang aman

 Mendapat informasi tentang kebijakan pembangunan


jalan

41
Kebijakan Sektor Kehutanan
 UU.41/1999 tentang Kehutanan

 Kepmenhut No.164/KPTS/II/1994 tentang


Pedoman Tukar Menukar Kawasan Hutan

 Kepmenhut No.41/KPTS/II/1996 tentang


Perubahan Kepmenhut No. 55/KPTS/II/1994
tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan

42
Kebijakan Sektor Kebudayaan
 Sesuai UU No.5 tahun 1992 ttg Benda Cagar Budaya
- setiap orang yg menemukan benda cagar budaya
wajib melaporkan pada pemerintah
- setiap orang dilarang merusak benda cagar budaya
dan situs serta lingkungannya

 Sesuai PP No.10 tahun 1992 tentang Juklak UU No. 5 tahun 1999


- setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak thd benda cagar budaya, harus melapor
ke Menteri (Bid. Budaya), dilengkapi laporan studi
AMDAL

43
Kebijakan Sektor Perhubungan
Sesuai UU No.13 tahun 1992, tentang
Perkeretaapian

 Perlintasan antara jalur kereta api dengan


jalan dibuat dengan prinsip tidak sebidang

 Pembangunan jalan yang memotong/


menyinggung jalan kereta api harus mendapat
ijin Menteri (Perhubungan)

44
Kebijakan Sektor Pertanahan
 UU no. 20 tahun 1961 ttg Pencabutan Hak Atas Tanah
Dan Benda Yang Ada Di Atasnya : pencabutan hak atas
tanah harus disertai syarat tertentu
 Perpres RI No. 36 Tahun 2005 ttg Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
 pengadaan tanah harus sesuai RUTR
 pengadaan tanah dilakukan secara musyawarah langsung
dengan pemiliknya
 pemberian ganti rugi terhadap tanah, bangunan, tanaman dan
benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah dapat berupa
uang, tanah pengganti, pemukiman kembali, serta kombinasi,
dan atau bentuk lain yang disepakati
 Permendagri No. 1 tahun 1994: mengatur pemberian
ganti rugi tanah ulayat

45
Kebijakan Sektor Sosial
Sesuai Keppres No. 111 tahun 1999 tentang Pembinaan
Kesejahteraan Sosial Komunitas Adat Terpencil

 Komunitas adat terpencil adalah kelompok sosial budaya


yang bersifat lokal, terpencar, serta kurang/belum
terlibat dalam jaringan dan pelayanan dicirikan antara
lain lokasinya yang terpencil dan relatif sulit dijangkau

 Peran pemerintah dalam pemberdayaan komunitas adat


terpencil antara lain penyediaan sarana dan prasarana
(termasuk prasarana jalan)

46
Persyaratan Lingkungan Bank Dunia
 Environmental Assessment
- instrumen: ANDAL, Perenc.Lingk, Audit Lingk, Resiko Lingk.
- screening : kategori A, B, dan C
 Natural Habitat
- kajian yg seksama, terutama kawasan lindung
- isu utama pada penyaringan dan pelingkupan
 Cultural Properties
- mencakup situs purbakala, benda cagar budaya, keunikan alami
- isu utama pada penyaringan dan pelingkupan
 Indigenous People
- mencakup masyarakat adat yang peka thd perubahan
- perlu ANDAS, melalui konsultasi masyarakat
 Involuntary Resettlement
- Full LARAP : penduduk terkena > 200 jiwa/40 KK
- Simplified LARAP : penduduk terkena < 200 jiwa/40 KK
- Tracer Study : pembebasan telah dilakukan dlm 2 thn

47
KETENTUAN WORLD BANK
(10 Safeguard Policies)
 Environmental Assessment
 Natural Habitat
 Pest Management
 Forestry
 Cultural Property
 Safety of Dams
 Involuntary Resettlement
 Indigenous Peoples Plus Disclosure Policy
 Projects in Disputed Areas
 Projects involving International Waters

48
Ketentuan Bank Dunia/WB:

Semua dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL/EIA)


dan dokumen sosial (LARAP dan/atau Tracer Study)
harus sudah selesai dan disetujui oleh Bank sebelum
pelaksanaan pekerjaan.

49
Persyaratan lingkungan WB :

 Pengelompokan proyek :
- Kategori A : menimbulkan dampak besar dan penting thd
Lingkungan (Wajib AMDAL)
- Kategori B : menimbulkan dampak tidak besar dan tidak
penting thd Lingkungan (Wajib UKL/UPL)
- Kategori C : menimbulkan dampak minimal & tidak
merugikan Lingkungan (Prosedur
Operasional Standar/POS).

 Untuk proyek jalan dengan Kategori A dan B,


maka proses pelaksanaan studi AMDAL atau UKL/UPL
harus melakukan Konsultasi Masyarakat,min 2x,
dengan Warga Terkena proyek/WTP dan LSM/NGO.

50
Persyaratan lingkungan ADB :
 Pengelompokan proyek :
- Kategori A : perlu EIA setara AMDAL.
- Kategori B : perlu IEE, sejenis Kajian lingkungan.
- Kategori C : tidak perlu EIA atau IEE.

 Perlu disusun EMMP (Environmental Management and


Monitoring Plan), utk menjabarkan EIA atau IEE.
 Perlu disusun SEMEP (Social Economic Monitoring and
Evaluation Programme), utk mengetahui manfaat proyek.
 Utk pengadaan tanah, sesuai kriteria Bank Dunia.

51
Persyaratan lingkungan JBIC:
 Prinsip dasar :
- Pemrakarsa bertanggung jawab thd penanganan dampak
- JBIC melakukan pengawasan dan koreksi
- Standar penanganan disesuaikan ketentuan
negara setempat
- Environmental revised dipertimbangkan dalam
proses pembiayaan proyek.

 Prosedur konfirmasi penanganan dampak.


- Screening proyek dilakukan lebih awal.
- Kategorisasi proyek : Kategori A, B, dan C
identik dengan ANDAL, UKL/UPL, atau SOP.
- Revisi penanganan dampak terhadap lingkungan.
- Pelaksanaan monitoring.

52
Pihak terkait pengelolaan LH bidang jalan
 Pemrakarsa
 Bertanggungjawab atas pelaksanaan PLH.

 Bappeda.
 Bertanggungjawab melakukan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan
pembangunan Jalan di daerah.

 Bapedalda.
 Bertanggungjawab dalam pembinaan dan koordinasi pengendalian
dampak/kerusakan dan pencemaran lingkungan & pengelolaan lingkungan
hidup di daerah.

 Instansi terkait.
 Berperan dalam penanganan dampak sesuai bidang, tugas pokok dan
fungsinya.

 Masyarakat, termasuk LSM


 Berperan dalam memberi masukan, koreksi dan pengawasan, serta
pemantauan pengendalian dampak.

53
MAKSUD & TUJUAN PENYARINGAN

 Menentukan jenis instrumen analisis lingkungan yang


sesuai berdasarkan tipe kegiatan, lokasi kegiatan, sensifitas
areal, skala kegiatan dan besarnya dampak.

 Menentukan jenis studi lingkungan yang diperlukan


(AMDAL, UKL/UPL, SOP)

 Menentukan kategori proyek dan kebutuhan studi sosial


sesuai ketentuan Bank Dunia.

54
DASAR PERATURAN PENYARINGAN

Wajib AMDAL Wajib UKL/UPL


KEGIATAN PROYEK Kepmen LH 17/2001 Kepmen. Kimpraswil
17/KPTS/M/2003
1 JALAN TOL/LAYANG

a. Pembangunan Jalan Tol Semua Besaran -


b. Pembangunan Jalan Layang & Subway P  2 Km P < 2 Km
c. Peningkatan Jalan Tol dengan - Semua Besaran
pembebasan tanah - P  5 Km
d. Peningkatan Jalan Tol tanpa pembebasan
tanah
2. JALAN RAYA
a. Pembangunan/Peningkatan Jalan dengan
pelebaran di luar DAMIJA
 Kota Besar/Metropolitan
 Panjang atau P  5 Km 1 Km s/d < 5 Km
 Luas L  5 Ha 2 Ha s/d < 5 Ha
 Kota Sedang
 Panjang atau P  10 Km 3 Km s/d <10 Km
 Luas L  10 Ha 5 Ha s/d <10 Ha
55
 Pedesaan (Inter Urban)
Panjang P  30 Km 5 Km s/d  30 Km

b. Peningkatan dengan pelebaran di dalam DAMIJA

 Kota Besar/Metropolitan-Arteri/Kolektor -
Panjang P  10 Km

3. JEMBATAN (PEMBANGUNAN BARU)

a. Pembanguan Jembatan
 Kota Besar - P  20 M
 Kota Sedang Kebawah - P  60 M

Catatan : • Kota Metropolitan Populasi > 1.000.000 Penduduk


• Kota Besar Populasi 500.000 – 1.000.000 Penduduk
• Kota Sedang Populasi 200.000 – 500.000 Penduduk

• Kota Kecil Populasi 20.000 – 200.000 Penduduk


• Kota Kecamatan Populasi 3.000 – 20.000 Penduduk

56
BAGAN ALIR
PROSES PENYARINGAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN

WAJIB AMDAL Ya AMDAL


Tidak

DAERAH SENSITIF (Termasuk


Kawasan Lindung dan Ya DAMPAK Ya
Komunitas Adat Terpencil) PENTING
Tidak
Tidak

WAJIB Ya
UKL/UPL
UKL/UPL
Tidak
SOP

57
MAKSUD DAN TUJUAN KONSULTASI MASYARAKAT

 Memberikan informasi mengenai kebijakan/


program/proyek kepada masyarakat.

 Mensinkronkan program di tingkat Pusat dan


Daerah.

 Komunikasi dua arah (dialog).

 Agar proyek dapat diterima dan didukung oleh


masyarakat

58
SIAPA MASYARAKAT ?
 Pemrakarsa (pelaksana/pengelola kegiatan)

 Instansi Terkait Daerah, antara lain: Bapedalda,


Bappeda, Dinas-dinas terkait, BPN.

 Instansi Terkait Pusat, antara lain: Dep. Kehutanan,


Kementrian LH.

 Masyarakat, antara lain: penduduk terkena proyek,


LSM, tokoh masyarakat, masyarakat adat.

59
KAPAN DILAKUKAN KONSULTASI ?

 Dimulai sedini mungkin.

 Disarankan dilakukan pada setiap tahapan proyek.

 Mutlak dilaksanakan pada kegiatan-kegiatan:


penyusunan dokumen AMDAL dan dokumen ANDAS
serta dokumen LARAP dan/atau Tracer Study.

 Rincian pelaksanaan setiap tahapan dapat dilihat pada


bagan terlampir.

60
PENJABARAN RKL / UKL :

Suatu kegiatan utk mengaplikasikan RKL


hasil AMDAL & UKL ke dalam perencanaan
teknis berupa

 Gambar-gambar teknis
 Spesifikasi teknis & persyaratan Pelaksanaan
Konstruksi
 Agar dapat dicantumkan dalam dokumen tender
dan dokumen kontrak pekerjaan fisik.
61
Tujuan Penjabaran RKL/UKL

 Menjelaskan penjabaran RKL/UKL dalam gambar-


gambar teknis

 Menjelaskan penjabaran RKL/UKL dalam spesifikasi


teknis & persyaratan pelaksanaan konstruksi

 Menjelaskan pencantuman persyaratan pengelolaan


lingkungan dalam dokumen tender

62
Pengelolaan lingkungan dalam bentuk
gambar desain
Contoh-contoh :
 Pembuatan lereng galian/timbunan
 Noise Barrier
 Saluran drainase
 Bak penampung sedimen
 Rambu-rambu lalu lintas
 Jembatan penyeberangan pejalan kaki
 Guard rail
 Penataan Lansekap

63
Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan
Contoh-contoh untuk:
 Pemilihan lokasi base camp
 Penanganan base camp
 Pembuatan jalan sementara
 Penanganan land clearing
 Penanganan galian tanah
 Penanganan situs purbakala
 Penanganan pengangkutan bahan bangunan
 Reklamasi quarry, borrow area
 Revegetasi
 Pembersihan sisa bahan bangunan
 Prioritas kesempatan kerja

64
KOORDINASI PELAKSANAAN MANAJEMEN
LINGKUNGAN
 Peran Pimpro / Pimbagpro
- Wajib melaksanakan RKL/RPL atau UKL/UPL
- Cek persyaratan dokumen lingkungan
- Pengelolaan dan pemantauan
- Informasi kepada masyarakat setempat
 Peran Kontraktor
- Memahami dampak pek. konstruksi dan penanganannya
- Menyusun program pelaksanaan manajemen lingkungan
 Peran Konsultan Supervisi
- Memantau pelaksanaan pengelolaan lingk. kontraktor
- Revisi RKL/RPL atau UKL/UPL

65
PEMANTAUAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

 Mengukur efektifitas dan efisiensi pengendalian


dampak lingkungan dan sosial.

 Merekomendasikan tindak lanjut / koreksi.

 Dilaksanakan internal dan eksternal (dari


lembaga independen seperti Bapedalda).

66
MAKSUD DAN TUJUAN MITIGASI DAMPAK SOSIAL

 Agar pengadaan tanah dapat dilakukan dengan baik, dan


tidak menimbulkan gejolak sosial di antara masyarakat
terkena dampak.

 Agar pengadaan tanah dapat dilakukan sesuai ketentuan


(GOI dan WB), serta tidak menyebabkan kerugian bagi
masyarakat

 Agar pelaksanaan proyek tidak memberi-kan dampak


negatif kepada masy. adat.

67
PRINSIP PENGADAAN TANAH

 Penduduk terkena proyek (PTP) harus diberitahu haknya.

 PTP harus diberikan alternatif kompensasi.

 Kompensasi (ganti rugi) atas lahan, bangunan dan benda-benda di


atasnya harus sesuai harga pasar.

 Taraf hidup PTP setelah pengadaan tanah dapat lebih baik atau
sekurang-kurangnya sama.

 Apabila ada 40 KK yg menghendaki dimukimkan kembali, pemrakarsa


harus melaksanakan dan menyediakan pemukiman kembali.

68
LARAP DAN/ATAU TRACER STUDY

 LARAP untuk kegiatan pengadaan tanah, sedangkan Tracer Study


untuk lahan yang sudah dibebaskan dalam 2 tahun terakhir.

 Full LARAP untuk >= 40 KK


 Simplified LARAP untuk < 40 KK
 Full Tracer Study untuk >= 40 KK
 Simplified Tracer Study untuk < 40 KK

 Survai sosial ekonomi dilakukan secara sensus

 Format dan isi laporan LARAP dan Tracer Study dapat dilihat pada
lampiran.

69
RUANG LINGKUP UPL

Pemantauan pengelolaan LH tahap perencanaan;

Pemantauan pengelolaan LH tahap pelaksanaan;

Evaluasi dampak sisa;

Evaluasi dampak ikutan;

Evaluasi dampak akibat kegiatan lain;

Evaluasi manfaat proyek

70
Penyusunan KA – ANDAL
Permen LH no 08 tahun 2006

Pengertian

 AMDAL – Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah


kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan

 Dampak besar dan penting (dampak penting) adalah perubahan


lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh
suatu usaha dan/atau kegiatan

 KA-ANDAL (Kerangka Acuan) adalah ruang lingkup studi analisis


dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan yang
disepakati oleh Pemrakasra/Penyususn AMDAL dan Komisi Penilai
AMDAL

71
Tujuan KA-ANDAL

 Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL


 Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara
efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan
waktu yang tersedia

72
Fungsi Dokumen KA-ANDAL

 Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi


yang membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan
dan penyusun studi AMDAL tentang lingkup dan
kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan

 Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai


dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil studi
ANDAL

73
Dasar Pertimbangan Penyusunan
KA-ANDAL
 Keanekaragaman – komponen lingkungan yang perlu diamati
 Keanekaragaman jenis usaha
 Geografi
 Faktor lingkungan hidup

 Keterbatasan sumber daya – untuk menyusun prioritas


 Keterbatasan waktu, dana, tenaga, metode

 Efisiensi
 Penentuan masukan berupa data dan informasi yang amat relevan

74
Pihak yang terlibat dalam penyusunan
KA-ANDAL

 Pemrakarsa
 Instansi yang bertanggung jawab
 Penyusun studi ANDAL

 Dalam proses pelingkupan melibatkan:


 Pakar
 Peran masyarakat yang berkepentingan

75
Pengumpulan data dan informasi tentang:
•Rencana usaha dan/atau kegiatan
Evaluasi dampak penting terhadap
•Rona lingkungan hidup
Lingkungan Hidup
•Kegiatan lain di sekitar rencana usaha
dan/atau kegiatan
•Saran, tanggapan dan pendapat masyarakat

Rekomendasi/saran tindak lanjut pengambil


Proyeksi perubahan rona lingkungan hidup keputusan, perencanaan dan pengelola
Sebagai akibat adanya rencana usaha lingkungan hidup berupa :
Dan/atau kegiatan •Alternatif komponen usaha dan/atau kegiatan
•Rencana pengelolaan lingkungan hidup
•Rencana pemantauan lingkungan hidup

Penentuan besaran dan sifat penting dampak


Terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh
Rencana usaha dan/atau kegiatan

76
Wawasan KA-ANDAL
 Mencerminkan dan mempertimbangkan secara jelas dan
tegas wawasan lingkungan hidup dalam pembangunan
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
 Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
 Menampung aspirasi tentang hal-hal yang dianggap penting untuk
ditelaah
 Alternatif dari komponen usaha dan/atau kegiatan yang dipandang
layak (lingkungan hidup, ekonomis, teknis) terhadap dampak
negatif
 Memperhatikan komponen-komponen lingkungan hidup yang
harus dilestarikan dan perubahan komponen lingkungan hidup
yang mendasar
 Pemahaman agar Studi ANDAL lebih terarah dan sistematis

77
Komponen LH yang harus dipertahankan dan
dijaga serta dilestarikan
 Hutan lindung, hutan konservasi dan cagar biosfer
 Sumber daya air
 Keanekaragaman hayati
 Kualitas udara
 Warisan alam dan warisan budaya
 Kenyamanan lingkungan hidup
 Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan
llingkungan hidup

78
Komponen LH yang berubah secara mendasar
dan dianggap penting

 Fungsi ekosistem
 Pemilikan dan penguasaaan lahan
 Kesempatan kerja dan usaha
 Taraf hidup masyarakat
 Kesehatan masyarakat

79
Proses Pelingkupan

 Proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi


dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana usaha dan/atau
kegiatan

 Hasil KA-ANDAL
 Dampak penting hipotetik yang dipandang relevan untuk ditelaah secara mendalam
dengan meniadakan hal-hal atau komponen LH yang dipandang kurang penting
untuk ditelaah
 Lingkup wilayah studi berdasarkan batas proyek, batas ekologis, batas sosial, batas
administratif
 Batas waktu kajian yang merupakan rentang waktu yang akan digunakan sebagai
dasar dalam melakukan prakiraan perubahan kualitas/kondisi lingkungan tanpa
adanya proyek dan dengan adanya proyek
 Kedalaman studi ANDAL mencakup metode, jumlah sampel, tenaga ahli yang
dibutuhkan sesuai dengan dana dan waktu

80
Pelingkupan Dampak Penting
 Identifikasi dampak potensial dengan metode
 Penelaahan pustaka dan/atau
 Analisis isi dan/atau
 Interaksi kelompok (rapat, lokakarya, brainstorming) dan/atau
 Metode ad hoc dan/atau
 Daftar uji (sederhana, kuesioner, deskriptif) dan/atau
 Matrik interaksi sederhana dan/atau
 Bagan alir dan/atau
 Pelapisan (overlay) dan/atau
 Pengamatan lapangan (observasi)

 Evaluasi dampak potensial


 Klasifikasi dan prioritas dampak penting
 Kebijakan atau peraturan yang menjadi dasar untuk arahan kajian AMDAL
selanjutnya
 Konsep saintifik

81
Pelingkupan Wilayah Studi dan
batas Waktu Kajian

 Lingkup wilayah studi ANDAL


 Batas proyek
 Batas ekologis
 Batas sosial
 Batas administratif
 Batasan ruang lingkup wilayah studi ANDAL

 Lingkup batasan waktu kajian


 Batasan waktu pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan
 Batasan waktu kajian dalam melakukan prakiraab
 Batas waktu kadaluarsa atau tidaknya kajian AMDAL

82
Sistematika Penyusunan KA-ANDAL

 Bab I – Pendahuluan
 Latar belakang, Tujuan dan manfaat, Peraturan
 Bab II – Ruang Lingkup Studi
 Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan ditelaah
 Status dan lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan
 Alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL
 Lingkup rona lingkungan hidup awal
 Pelingkupan
 Proses pelingkupan
 Hasil proses pelingkupan mencakup dampak penting hipotetik, lingkup
wilayah dan batas waktu

83
 Bab III – Metode Studi
 Metode pengumpulan dan analisis data
 Metode prakiraan dampak penting
 Metode perhitungan matematis
 Percobaab/eksperimen
 Model simulasi visual dan peta
 Metode analogi
 Penilaian ahli
 Metode evaluasi dampak penting

 Bab IV Pelaksanaan Studi


 Pemrakarsa
 Penyusun studi AMDAL
 Biaya studi
 Waktu studi

84
85

Anda mungkin juga menyukai