Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN PNEUMONIA


RUANG RAWAT ALAMANDA
RS MITRA KELUARGA KEMAYORAN
DEFINISI

• Radang paru-paru atau pneumonia adalah


kondisi inflamasi pada paru utamanya
memengaruhi kantung-kantung udara
mikroskopik yang dikenal sebagai alveolus.
Gambaran radiologi

•Gambar rontgen
dada menunjukkan
pneumonia bakterial
berbentuk baji yang
sangat menonjol di
paru kanan.
TANDA DAN GEJALA
• Pasien pneumonia yang menular biasanya menderita
batuk produktif, demam yang disertai menggigil
bergetar, sulit bernapas, nyeri dada yang tajam atau
menghunjam selama menarik napas dalam-dalam, dan
peningkatan laju respirasi
• Pada manula, adanya kebingungan menjadi tanda yang
paling utama
• Tanda-tanda dan gejala khusus pada anak-anak balita
yaitu demam, batuk, dan napas yang cepat atau sulit.
Frekuensi gejala
GEJALA FREKUENSI

BATUK 79–91%

KELELAHAN 90%

DEMAM 71–75%

SULIT BERNAFAS 67–75%

SPUTUM 60-65%

NYERI DADA 39-49%

intinalli, Judith E. (2010). Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide


(Emergency Medicine (Tintinalli)). New York: McGraw-Hill Companies. p. 480.
ETIOLOGI
Pneumonia terutama disebabkan oleh
• infeksi dari bakteri
• virus dan jarang dijumpai disebabkan oleh
• fungi dan
• parasit
BAKTERI
• Bakteri adalah penyebab paling umum dari
pneumonia dapatan masyarakat (CAP),
dengan Streptococcus pneumoniae berhasil
diisolasi dalam hampir 50% kasus yang ada
• Bakteri lain yang umum diisolasi mencakup
termasuk: Haemophilus influenzae dalam 20%
kasus, Chlamydophila pneumoniae dalam 13%
kasus, dan Mycoplasma pneumoniae dalam
3% kasus
• Staphylococcus aureus; Moraxella catarrhalis;
Legionella pneumophila dan Basilus gram-
negatif. Sejumlah versi kekebalan obat dari
infeksi di atas makin umum dijumpai,
termasuk Streptococcus pneumoniae kebal
obat (DRSP) dan Staphylococcus aureus yang
kebal terhadap metisilin (MRSA).
Bakteri Streptococcus
pneumoniae, penyebab
umum pneumonia,
gambar diambil
menggunakan mikroskop
elektron
VIRUS
• rhinovirus, coronavirus, virus influenza,virus
sinsitium pernapasan (RSV), adenovirus, dan
parainfluenza
• Virus herpes simpleks jarang menyebabkan
pneumonia, kecuali dalam kelompok seperti:
bayi baru lahir, penderita kanker, penerima
transplantasi, dan penderita luka bakar yang
cukup parah
FUNGI
• Pneumonia jamur jarang dijumpai, namun
lebih sering muncul pada individu yang
menderita sistem kekebalan lemah akibat
AIDS, obat penekan kekebalan
• Jenis ini paling sering disebabkan oleh
Histoplasma capsulatum, blastomyces,
Cryptococcus neoformans, Pneumocys
jiroveci, dan Coccidioides immitis.
PARASIT
• Toxoplasma gondii, Strongyloides
stercoralis,Ascaris lumbricoides, dan
Plasmodium malariae
• Berbagai organisme ini biasanya memasuki
tubuh melalui kontak langsung dengan kulit,
pencernaan, atau melalui vektor serangga
KAITAN PENYEBAB DENGAN KLINIS
• Pneumonia yang disebabkan oleh Legionella
dapat muncul disertai nyeri perut, diare, atau
kebingungan
• sedangkan pneumonia yang disebabkan oleh
Streptococcus pneumoniae dikaitkan dengan
sputum berwarna karat
• pneumonia yang disebabkan oleh Klebsiella dapat
disertai sputum berdarah yang sering
digambarkan sebagai "currant jelly" (lendir
merah)
• sputum berdarah (dikenal sebagai hemoptisis)
juga dapat muncul pada tuberkulosis,
pneumonia gram-negatif, dan abses paru serta
umum dijumpai pada bronkitis akut
• Pneumonia mikoplasma dapat timbul
bersama pembengkakan nodus limfa di leher,
nyeri sendi, atau infeksi telinga tengah
• Pneumonia viral lebih umum muncul disertai
mengi dibandingkan dengan pneumonia
bakterial.
FAKTOR RESIKO
• merokok, imunodefisiensi, alkoholisme,
penyakit obstruktif paru kronis, penyakit ginjal
kronis, dan penyakit hati
• Penggunaan obat-obatan yang bersifat
menekan asam seperti penghambat pompa
proton atau penyekat H2- dikaitkan dengan
peningkatan risiko
• Usia lanjut juga berpengaruh pada pneumonia
• Alkoholisme diasosiasikan
denganStreptococcus pneumoniae, organisme
anaerobik, dan Mycobacterium tuberculosis

• merokok mempermudah pengaruh


dariStreptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Moraxella catarrhalis, dan
Legionella pneumophila
PATOFISIOLOGI
Pneumonia mengisi
alveoli paru-paru
dengan cairan,
menghalangi
oksigenasi. Alveolus di
sisi kiri dalam kondisi
normal, sedangkan
yang di sisi kanan
penuh terisi cairan
akibat pneumonia.
• Pneumonia sering berawal sebagai infeksi
saluran pernapasan atas atau URI (Upper
Respiratory Tract Infection) yang kemudian
berpindah ke saluran pernapasan bawah.
• Yang termasuk gejala dari ISPA adalah badan
pegal pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea),
batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan.
• Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri
dan jamur. Kebanyakan adalah virus. Diagnosis
yang termasuk dalam keadaan ini adalah,
rhinitis, sinusitis, faringitis, tosilitis dan
laryngitis.
PENATALAKSANAAN
• antibiotik oral, istirahat, analgesik sederhana,
dan cairan memadai untuk resolusi lengkap.
• Antibiotik memperbaiki hasil-hasil di kalangan
penderita pneumonia bakteri
• Pada umumnya, pneumonitis aspirasi diobati
secara konservatif dengan antibiotik yang
ditujukan hanya untuk pneumonia aspirasi
PROGNOSIS
• Dengan pengobatan, kebanyakan jenis
pneumonia bakteri akan stabil dalam waktu 3–
6 hari.
• Hasil rontgen biasanya bersih dalam waktu empat
minggu dan mortalitas rendah (kurang dari 1%)
• Di kalangan lansia atau orang yang memiliki
masalah paru-paru lain penyembuhan mungkin
memakan waktu lebih dari 12 minggu
Diagnosa Keperawatan NANDA
Domain Fisiologis Kelas Respirasi
1. Bersihan Jalan NapasTidak Efektif
2. Pola Napas Tidak Efektif
3. Gangguan Pertukaran Gas
4. Defisit volume cairan
5. Intoleransi aktivitas
Bersihan Jalan Napas Tidak
Efektif
Definisi :
Ketidak mampuan dalam
membersihkan sekresi atau
obstruksi pada jalan napas untuk
mempertahan kankebersihan
jalan napas
Karakteristik yang biasa ditemukan

• Adanya batuk
• Suara napas tambahan
• Perubahan pada pola napas
• Perubahan pada kecepatan pernapasan
• Sianosis
• Kesulitan dalam berbicara
• Bunyi napas yang melemah
• Dispnea
Karakteristik yang biasa ditemukan

• Dahak yang berlebihan


• Batuk yang tidak efektif
• Ortopnea
• Kesulitan dalam beristirahat
• Bola mata melebar
Faktor yang berhubungan
Lingkungan
• Pajanan asap rokok
• Perokok pasif
• Merokok
Obstruksi jalan napas
• Spasme otot-otot pernapasan
• PPOK
• Adanya eksudat pada alveolus
Faktor yang berhubungan
• Mukus yang berlebihan
• Benda asing pada jalan napas
• Hiperplasia dinding bronkus
• Adanya penggunaan jalan napas sbuatan
• Sekret yang tertahan
Faktor yang berhubungan
• Fisiologis
• Alergi pada jalan napas
• Asma
• Infeksi
• Kegagalan fungsi neuromuskular
• NOC : ventilasi, kepatenan jalan nafas
• Kriteria Hasil : klien tidak merasa tercekik, irama,
frekwency dalam batas normal, tidak ada bunyi
abnormal.
• NIC :
1) Pastikan kebutuhan oral suctioning
2) Auskultasi nafas sebelum dan sesudah
suctioning
3) Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suctioning
4) Lakukakn fisioterapi dada jika perlu
5) Monitor status O2 pasien
Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi :
• Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi yang adekuat
Karakteristik :
• Pola nafas abnormal (seperti: kecepatan, ritme,
kedalaman)
• Perubahan gerakan dada
• Bradipneu
• Penurunan tekanan ekspirasi
Lanjutan
Karakteristik
• Penurunan tekana ninspirasi
• Penurunan ventilasi per menit
• Penurunan kapasitas vital
• Dyspneu
• Peningkatan diameter dada anterior-posterior
• Nafas cuping hidung
Lanjutan
• Orthopneu
• Fase ekspirasi memanjang
• Pernafasan pursed-lip
• Tachypneu
• Penggunan otot bantu pernapasan
Faktor yang berhubungan :

• Kecemasan
• Posisi tubuh yang menghambat ekspansi dada
• Deformitas tulang
• Deformitas dinding dada
• Kelelahan
• Hiperventilasi
• Sindrom hipoventilasi
• Gangguan musculoskeletal
lanjutan
• Imaturitas neurologi
• Disfungsi neurologi (mis : EEG positif, trauma
kepala, gangguan seizure)
• Kelainan neuromuscular
• Obesitas
• Nyeri
• Kelelahan otot pernafasan
• Cedera tulang belakang
• NOC : ventilasi, kepatenan jalan nafas, status
TTV
• Kriteria Hasil : mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips,
klien tidak merasa tercekik, irama, frekwency dalam
batas normal, tidak ada bunyi abnormal.
• NIC :
1) Posisikan semi fowler
2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3) Pasang mayo jika perlu
4) Berikan bronkodilator
5) Auskultasi suara nafas
6) Monitor pola nafas
Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Definisi :
• Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan/atau
eliminasi karbondioksida pada membran alveolar-
kapiler
Batasan Karakteristik
• pH darah arteri abnormal
• pH arteri abnormal
• Pernapasan abnormal (seperti kecepatan, irama,
kedalaman)
• Warna kulit abnormal (seperti pucat, kebiruan)
Batasan karakteristik
• Konfusi
• Sianosis (pada neonatus saja)
• Penurunan karbondioksida
• Diaforesis
• Dispnea
• Sakit kepala saat bangun
• Hiperkapnea
Batasan karakteristik
• Hipoksemia
• Iritabilitas
• Napas cuping hidung
• Gelisah
• Somnolen
• Takikardi
• Gangguan penglihatan
Faktor yang berhubungan

• Perubahan membran alveolar – kapiler


• Ventilasi - perfusi
Intervensi:
1. Observasi frekuensi, kedalaman, dan
kemudahan bernapas.
2. Observasi warna kulit, catat adanya sianosis
3. Kaji status mental dan penurunan kesadaran
4. Awasi frekuensi jantung atau irama
5. Observasi tanda-tanda vital
6. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
Defisit volume cairan
• Faktor yang berhubungan:
intake oral tidak adekuat, takipneu, demam,
kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan
mekanisme pengaturan.

• NOC : fluid balance, Hidration, Status Nutrisi;


intake nutrisi dan cairan.
• Kriteria Hasil : mempertahankan urine output
sesuai dengan usia, dan BB, BJ urine normal, HT
normal, TTV normal, Tidak ada tanda dehidrasi
(turgor kulit baik, membran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus berlebihan)
• NIC :
1) Pertahankan intake dan output yang akurat
2) Monitor status hidrasi
3) Monitor Vital sign
4) Monitor masukan makanan/ cairan dan
hitung intake kalori
5) Berikan cairan IV pada suhu ruangan
6) Kolaborasikan pemberian cairan IV
Intoleransi aktivitas
• Faktor yang berhubungan:
isolasi respiratory: tirah baring atau imobilisasi,
kelemahan menyeluruh, ketidak seimbangan
suplai O2 dengan kebutuhan.
• NOC : ADL, pemulihan tenaga
• Kriteria Hasil : mampu melakukan aktivitas
secara mandiri, berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disretai peningkatan TTV
• NIC :

1) Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik


dalam menyiapkan program terapi yang tepat
2) Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
3) Kaji adanya faktor penyebab kelelahan
4) Monitor respons kardiovaskuler terhadap
aktivitas
5) Monitor lama istirahatanya pasien
6) Monitor nutrisi dan sumber tenaga adekuat
Defisit pengetahuan
• Faktor yang berhubungan:
keadaan penyakit keterbatasan kognitif, salah
interpretasi informasi, kurang paparan
• NOC : proses penyakit, proses
penyembuhan
• Kriteria Hasil : klien dan keluarga
mengatakan pemahaman tentang penyakit,
prognosis dan program pengobatan
• NIC :
1) Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang
prose penyakit yang spesifik
2) Jelaskan patofisiologi tentang penyakit
3) Gambarkan tanda dan gejala yang muncul
pada penyakit
4) Gambarkan proses penyakit
5) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
cara yang tepat

Anda mungkin juga menyukai