Anda di halaman 1dari 29

TUMOR NON-ODONTOGENIK

JARINGAN KERAS
Oleh:
Ida Bagus Manubawa Pemaron
Lutfi Arifudin

Pembimbing :
Drg. Wahyuni Dyah Permatasari, Sp. Ort
Pendahuluan
• Tumor
Tumor non-odontogenik jaringan keras:
• Cementoblastoma
• Keratocystic Odontogenic Tumor
• Ossifiying Fibroma
• Miksoma Odontogenik
1. Cementoblastoma
Definisi :
Merupakan neoplasma mesenkimal yang tumbuh
lambat. Manifestasinya pada pertumbuhan
bulbus dan mengenai apeks gigi.
Etiologi : Epidmiologi :
• Tembakau dan Alkohol • Laki-laki >> perempuan
• Bahan Kimia • Umur rata-rata 12-65
• Mikroorganisme thn
Patogenesis :
Neoplasma menunjukkan pola pertumbuhan yang
lambat tapi tak terbatas, dan mandibula lebih sering
dilibatkan daripada maxilla. Biasanya, lesi terlihat di
daerah posterior mandibula dan umumnya melibatkan
molar pertama.
Manifestasi Klinis :
 Lesi soliter
 Perkembangan lambat
 Displacement tooth
 Lesi besar ekspansi rahang regio yang terlibat
Diagnosis :
Penampilan radiografi karakteristik lesi ini biasanya
diagnostik. Lesi buram lain yang seperti
cementoblastoma yaitu odontoma, osteoblastoma,
focal sclerosing osteomyelitis, dan Hipersementosis.
Penatalaksanaan :
Eksisi sederhana dari lesi dan ekstraksi pada gigi yang
terkena merupakan perawatan yang cukup.
Prognosis :
Cementoma merupakan tumor jinak tetapi miliki sifat
yang sangat agresif.
2. Keratocystic Odontogenic Tumor
Definisi :
Odontogenik keratokista adalah jenis kista yang berasal
dari primordial odontogenic epithelium dan memiliki
lapisan keratin.
Etiologi :
muncul dari dental lamina, tumbuh oleh karena
tekanan osmotik, epitel OKC memiliki potensi
pertumbuhan bawaan seperti pada sebuah tumor
jinak.
Epidemiologi :
 Umur 10 dan 40 tahun.
 Kista ini lebih banyak pada laki-laki daripada wanita.
 Sekitar 60% - 80% kasus terjadi di rahang bawah dan
lebih banyak terjadi pada ramus mandibula.
Patogenesis :
 Tumbuh di sepanjang saluran cancellous dengan
ekspansi korteks yang sangat kecil.
 Proliferasi epitel aktif, aktivitas kolagenolitik dinding
kista dan sintesis interleukin 1 dan 6 oleh keratinosit
 sekresi faktor pertumbuhan keratosit dari fibroblas
interaktif.
Manifestasi Klinis
 Bersifat asimptomatis dan hanya ditemukan pada
gambaran radiografi.
 Tidak tampak secara klinis.
 Menyebabkan pembengkakan, dan drainase pada
daerah kista.
 Pada kasus yang ekstrem, bahkan kista yang sangat
besar bisa tanpa rasa sakit
Diagnosis
 Kista Dentigerous
 Ameloblastoma
Penatalaksanaan :
Prinsip terapi odontogenik keratokista adalah
enukleasi. Dikarenakan tingkat rekuren yang tinggi dari
odontogenik keratokista, maka setelah tindakan
enukleasi harus selalu disertai dengan tindakan
kuretase.
Prognosis :
 Prognosisnya baik
 Kecendrungan untuk kambung tinggi.
3. Ossifiying Fibroma
Definisi :
tumor rahang yang bersifat jinak dan tumbuh lambat,
dimana secara klinis dan mikroskopis serupa tetapi
tidak sama dengan cementifying fibroma.
Etiologi Epidemiologi
 Trauma  Pd usia 16-33 tahun.
 Iritasi lokal yang kronis  Wanita >> pria
 Infeksi  Predileksi seinonasal,
 Faktor herediter tulang orbital, & fronto-
ethmoid
Patogenesis
Ossifying fibroma timbul pada tulang wajah dan
tengkorak
Timbul pada regio kepala dan leher terutama pada
mandibula dan maksila
Manifestasi Klinis
Secara klinis Ossifying Fibroma tanpa disertai rasa
sakit, pertumbuhannya lambat pada rahang.Sebagian
besar Ossifying Fibroma terdapat pada regio premolar-
molar dan tampak lebih agresif pada penderita usia
muda.
Diagnosis
Ossifying Fibroma merupakan lesi yang jarang dijumpai.
Dalam penentuan diagnosis definitif membutuhkan
gambaran klinis, radiografi, dan histopatologis yang
akurat sehingga penatalaksanaannya sesuai indikasi.
Penatalaksanaan
Bedah enukleasi atau kuretase
Rekonstruksi pasca enukleasi dapat dengan
pemasangan kawat (kirschner wire), bridging plate
atau dengan autoplantasi dari tulang iga atau tulang
pinggul.

Anda mungkin juga menyukai