Anda di halaman 1dari 80

H. FIRDAUS, S.

Pd
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LAHAT
 MASALAH YANG TAK KUNJUNG TUNTAS
 SEMAKIN MARAK DAN KOMPLEKS
 PECANDU BERTAMBAH DAN UNGKAP KASUS NAIK
 BERAGAM POLA DAN MO CANGGIH
 ANCAMAN BAGI SEMUA LAPISAN MASYARAKAT TANPA
BEDAKAN
- STRATA SOSIAL
- STRATA EKONOMI
- STRATA USIA
- STRATA TINGKAT PENDIDIKAN
 LINTAS NEGARA : NEGARA ASAL NARKOBA, NEGARA TRANSIT,
NEGARA TUJUAN PEMASARAN

 PELAKU/JARINGAN MELIBATKAN MULTI


KEWARGANEGARAAN

 PENANGANANNYA P ERLU KERJASAMA INTERNASIONAL

 JARINGAN TERTUTUP/RAHASIA, TERPUTUS.

 KOMUNIKASI RAHASIA DG SANDI, MENGGUNAKAN HP, EMAIL,


FB, TWITTER, DLL

 MELIBATKAN OKNUM-OKNUM APARAT


NARKOBA SEBAGAI EXTRA ORDINARY
CRIME

 KORBANNYA LUAS DAN MASIF, SETIAP HARI SEKITAR 50 ORANG


MENINGGAL DUNIA
 KERUGIANNYA SANGAT BESAR. KERUGIAN PER TAHUN SEKITAR
Rp. 50 TRILYUN (UANG HASIL PENJUALAN NARKOBA, BIAYA
REHABILITASI MEDIS, REHABILITASI SOSIAL, MENURUNNYA
KUALITAS SDM DENGAN KERUSAKAN OTAK SECARA PERMANEN,
DLL)
 MERUSAK KESEHATAN DAN MASA DEPAN GENERASI MUDA.
 PELAKUNYA MELIBATKAN JARINGAN YANG LUAS, LINTAS
NEGARA, MEMILIKI DANA YANG SANGAT BESAR.
 MEMERLUKAN PENANGANAN SECARA KHUSUS DAN UNDANG-
UNDANG KHUSUS.
 ANCAMAN SERIUS TERHADAP KEAMANAN (NARCOTERRORISM).
Terdapat 276 orang WNI yang masih menunggu hukuman mati
dan 86 orang lainnya menjalani hukuman seumur hidup di luar
negeri karena terlibat jaringan peredaran gelap narkoba
internasional pada umumnya berperan sebagai kurir. Pada
akhir-akhir ini juga telah di tangkap 8 orang WNI di Portugal
karena menyelundupkan 1,5 ton narkoba jenis Kokain.
 BANYAK FAKTOR DAN SALING MEMPENGARUHI :
- LETAK GEOGRAFIS
- FAKTOR EKONOMI
- FAKTOR KETERSEDIAAN (KEMUDAHAN PEROLEHAN
NARKOBA)
- FAKTOR KELUARGA
- FAKTOR KEPRIBADIAN (TIDAK MANDIRI, TIDAK TAHAN UJI)
- FAKTOR TREND KEHIDUPAN YANG INDIVUALIS DAN
KONSUMTIF.
Tabel Data Kasus Tindak Pidana Narkoba
Tahun 2007 - 2011
KASUS
%
NO TAHUN BAHAN JML NAIK/
NARKO- PSIKO-
ADITIF TURUN
TIKA TROPIKA
LAINNYA
1. 2007 11.380 9.289 1.961 22.630
2. 2008 10.008 9.783 9.573 29.364 + 29,76
3. 2009 11.140 8.779 10.964 30.883 + 5,17
4. 2010 17.897 1.181 7.599 26.614 - 13,82
5. 2011 19.124 1.601 9.067 29.792 + 11,94
JUMLAH 69.549 30.633 39.164 139.283
Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri & BNN, Desember 2011

Website : www.bnn.go.id E-mail : info@bnn.go.id Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675-675
Grafik Data Kasus Tindak Pidana Narkoba
Tahun 2007 – 2011

Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri & BNN, Desember 2011

Website : www.bnn.go.id E-mail : info@bnn.go.id Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675-675
PREVALENSI PENYALAHGUNA NARKOBA
TAHUN 2011

Data hasil penelitian yang dilakukan oleh


BNN bekerjasama dengan peneliti dari
Puslitkes Universitas Indonesia tahun 2011
didapat estimasi angka penyalahguna
narkoba di Indonesia mencapai prevalensi
2,2% dari penduduk berusia 10 s/d 59
tahun atau setara dengan 3,8 juta jiwa.

Website : www.bnn.go.id E-mail : info@bnn.go.id Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675-675
PREVALENSI PENYALAHGUNA NARKOBA
TAHUN 2004, 2009 DAN 2011

Website : www.bnn.go.id E-mail : info@bnn.go.id Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675-675
TERSANGKA NARKOBA
BERDASARKAN PEKERJAAN TAHUN 2008 – 2012

PEKERJAAN
NO TAHUN POL/
PNS SWT WST TANI BRH MHS PLJ PNG
TNI
1 2008 210 273 17.588 14.631 639 3.580 647 654 6.489
2 2009 250 307 14.550 11.258 780 3.598 653 635 6.374
3 2010 250 227 13.943 7.480 902 3.944 518 531 5.701
4 2011 337 294 17.444 7.730 1.079 3.525 611 605 5.107
5 2012 291 264 14.855 6.964 1.245 3.674 648 617 4.185

JUMLAH 1.338 1.365 78.380 48.063 4.645 18.321 3.077 3.042 27.856

% 0,72% 0,73% 42,12% 25,83% 2,50% 9,85% 1,65% 1,63% 14,97%

Sumber : Dit TPN Bareskrim Polri & BNN, Januari 2013


DATA RESIDEN UPT TERAPI & REHABILITASI BNN
TAHUN 2011

Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : UPT Terapi & Rehabilitasi BNN, 2011

Website : www.bnn.go.id E-mail : info@bnn.go.id Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675-675
DATA RESIDEN UPT TERAPI & REHABILITASI BNN
TAHUN 2011
Berdasarkan Kelompok Umur

Sumber : UPT Terapi & Rehabilitasi BNN, 2011

Website : www.bnn.go.id E-mail : info@bnn.go.id Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675-675
Jumlah Penyalah guna Narkoba yang Dirawat
di Tempat T & R Seluruh Indonesia Tahun 2010

Berdasarkan Kelompok Usia

Website : www.bnn.go.id E-mail : info@bnn.go.id Call Center : 021-80880011 SMS Center : 081-221-675-675
PROYEKSI PENYALAHGUNA NARKOBA
BERBANDING PENDUDUK USIA PRODUKTIF
DI SUMATERA SELATAN TAHUN 2011

PENDUDUK SUMSEL : 7.222.635 JIWA


PENDUDUK USIA PRODUKTIF : 5.535.400 JIWA
PENYALAHGUNA NARKOBA : 83.031 JIWA
PREVALENSI : 1,5 %

PENDUDUK USIA PRODUKTIF


PENYALAHGUNA
DATA TERSANGKA TINDAK PIDANA NARKOBA DAN DATA
PENYALAHGUNA YANG TERJANGKAU BADAN NARKOTIKA
DI SUMSEL DARI TAHUN 2007 S.D. 2012

1600
1400
1200
1000
800 TERSANGKA
JUMLAH TINDAK PIDANA
600
400
200
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012

NO TAHUN TERSANGKA JUMLAH TINDAK


PIDANA
1. 2007 575 567
2. 2008 614 622
3. 2009 1088 839
4. 2010 1102 1386
5. 2011 1420 1052
6. 2012 1284 989
11
Sumber : DITRES NARKOBA POLDA SUMSEL
Analisis Ancaman
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penyalahguna
Narkoba dari tahun ke tahun akan naik. Hal ini akan semakin
mengundang beroperasinya jaringan sindikat Narkoba di
Indonesia karena banyaknya konsumen apalagi dengan harga
pasaran yang tinggi (great market - good price).

2. Kondisi orang yang masih imun (tidak terlibat penyalahgunaan


Narkoba) semakin terancam, tidak menutup kemungkinan akan
coba pakai Narkoba sehingga timbul pelanggan baru dan
apabila meningkat menjadi pecandu maka akan bertambahlah
jumlah pelanggan tetap.

3. Berdasarkan jenis mata pencaharian maka kelompok pekerja


adalah kelompok yang sangat rawan terhadap penyalahgunaan
Narkoba dan pada umumnya telah melewati pendidikan sekolah
menengah. Oleh karena itu ancaman terbesar ada pada
kalangan kelompok pekerja dan siswa sekolah menengah.
Analisis Ancaman
4. Keterbatasan kapasitas dan fasilitas rehabilitasi penyalahguna
dan/atau pecandu Narkoba mengakibatkan penyalahguna
Narkoba menjadi pasar terbuka bagi peredaran gelap Narkoba.

5. Kaum perempuan Indonesia sangat rawan menjadi kurir


Narkoba. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor
internal maupun eksternal.
6. Karakteristik kepulauan Indonesia yang memiliki banyak pintu
masuk, sangat rawan terhadap masuknya bahan kimia
prekusor atau Narkoba, apalagi bila mental aparat yang
bertanggung jawab terhadap pemberantasan peredaran gelap
Narkoba sangat lemah, maka akan semakin memudahkan
terjadinya penyelundupan bahan kimia precursor atau Narkoba.
Analisis Ancaman
7. Pengungkapan kasus Narkotika 3 (tiga) tahun terakhir:
menunjukkan Narkoba jenis Shabu mengalami kenaikan,
sedangkan Ganja terlihat menurun, begitu pula dengan
pengungkapan Narkotika jenis Ekstasi mengalami penurunan.

8. Dengan telah berhasilnya pengungkapan Narkoba jenis Heroin dan


Kokain, maka hal ini menunjukkan telah masuknya Narkoba dari
luar negeri, mengingat bahwa Indonesia bukan produsen kedua
jenis Narkoba tersebut. Begitu pula dengan Narkoba jenis Ganja
yang tadinya tumbuh hanya di provinsi Aceh, ternyata ladang
Ganja juga ditemukan di daerah lain di luar provinsi Aceh,
bahkan ada yang berasal dari luar negeri contoh dari Papua New
Guinea atau Belanda.

9. Pada akhir-akhir ini jaringan sindikat Narkoba yang beroperasi di


Indonesia banyak yang berasal dari IRAN. Hal ini selain dipicu oleh
harga pasar di Indonesia yang cukup tinggi juga karena jumlah
konsumen yang banyak, khususnya Shabu.
Analisis Ancaman
10. Dengan terungkapnya sejumlah laboratorium gelap Narkoba
mengindikasikan terjadinya penyimpangan bahan kimia
prekursor atau penyelundupan bahan kimia prekursor dari luar
negeri.

11. Kegiatan narko terorisme di Indonesia akan semakin meningkat


apabila supply dana yang berasal dari tindak kejahatan berjalan
dengan lancar atau hubungan antara jaringan terorisme di
Indonesia berhasil lolos (tidak terdeteksi) berhubungan dengan
jaringan sindikat narkoba global atau jaringan terorisme global.
(mengutip pandangan Presiden RI pada arahan tanggal 13 Mei
2011 di Istana Negara)
1
Menjadikan 97,8 % penduduk Indonesia imun terhadap
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui partisipasi aktif
seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan
menumbuhkan sikap menolak narkoba dan menciptakan lingkungan
bebas narkoba.

2
Menjadikan 2,2 % penduduk Indonesia (penyalahguna narkoba)
secara bertahap mendapat layanan rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial melalui rawat inap atau rawat jalan serta
mencegah kekambuhan dengan program after care (rawat lanjut).

3
Menumpas jaringan sindikat narkoba hingga ke akar-akarnya melalui
pemutusan jaringan sindikat narkoba dalam dan/atau luar negeri dan
penghancuran kekuatan ekonomi jaringan sindikat narkoba dengan cara
penyitaan aset yang berasal dari tindak pidana narkotika melalui penegakan
hukum yang tegas dan keras.
PERAN SERTA MASYARAKAT
P
A Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-
luasnya untuk berperan serta membantu
S pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
A dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
L Narkotika.
104
.

P
A Masyarakat mempunyai hak dan tanggung
jawab dalam upaya pencegahan dan
S pemberantasan penyalahgunaan dan
A peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
L Narkotika.
105
Hak masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika diwujudkan dalam bentuk:
a. Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya
dugaan telah terjadi tindak pidana Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
P
b. Memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh, dan
A memberikan informasi tentang adanya dugaan telah terjadi
tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika kepada
S penegak hukum atau BNN yang menangani perkara tindak
A pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika;

L c. Menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab


kepada penegak hukum atau BNN yang menangani
106 perkara tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika;

d. Memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang


diberikan kepada penegak hukum atau BNN;

e. Memperoleh perlindungan hukum pada saat yang


bersangkutan melaksanakan haknya atau diminta hadir dalam
proses peradilan.
P
A Masyarakat dapat melaporkan kepada pejabat yang
S berwenang atau BNN jika mengetahui adanya
penyalahgunaan atau peredaran gelap Narkotika dan
A Prekursor Narkotika.
L
107

P
A (1) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
S Pasal 104, Pasal 105, dan Pasal 106 dapat dibentuk
A dalam suatu wadah yang dikoordinasi oleh BNN.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
L dengan Peraturan Kepala BNN.
108
KETENTUAN PIDANA

(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum


menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai
atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk
tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan
P ratus juta rupiah) dan paling banyak
A Rp8.000.000.000,00(delapan miliar rupiah).
S
(2) Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki
A menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
L Golongan I dalam bentuk tanaman sebagaimana
111 dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 1 (satu)
kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3
(sepertiga).
KETENTUAN PIDANA

(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan
I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana
P denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta
A rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar
rupiah)
S
A (2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman
L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima)
112 gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
KETENTUAN PIDANA

(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika
Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit
P Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
A
S (2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,
A menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I
L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk
tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5
114 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman
beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati,
pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling
singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditambah 1/3 (sepertiga).
KETENTUAN PIDANA

P
A
S
A
L
127
KETENTUAN PIDANA

P Setiap orang yang menghalang-halangi atau


A mempersulit penyidikan serta penuntutan dan
pemeriksaan perkara tindak pidana Narkotika
S dan/atau tindak pidana Prekursor Narkotika di
A muka sidang pengadilan, dipidana dengan pidana
L penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana
denda paling banyak
138 Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
MODUS OPERANDI MASUKNYA NARKOBA DARI
LUAR NEGERI

1. DITELAN KE DALAM PERUT BERUPA KAPSUL


2. KAKI PALSU
3. MAINAN ANAK-ANAK
4. DASTER/HANDUK BASAH (SHABU CAIR)
5. KALENG KUE
6. PATUNG
7. KERAMIK
8. JENAZAH BAYI
9. DINDING KOPER
10. DLL
modus operandi

Shabu disembunyikan dalam paket Batu Nisan


modus operandi
modus operandi
Penyembunyian
“Menyumpal Tubuh”
modus operandi

HEROIN DAN XTC DISIPKAN DALAM BUKU TEBAL (LUAR NEGERI)


modus operandi

HEROIN DISISIPKAN DALAM HAK SEPATU


modus operandi

600 GR HEROIN DITEMPEL PADA TUBUH


modus operandi

21 RIBU BTR XTC DLM BODY WRAPPING


modus operandi

DAUN GANJA DALAM PLAVON MOBIL


modus operandi

COCAINE DALAM PAPAN SELANCAR


modus operandi

EKSTASY disembunyikan dalam kaset


modus operandi

NARKOBA DILILITKAN PADA TUBUH, PERUT DAN PINGGANG


modus operandi

NARKOBA DALAM BENTUK PIL DISEMBUNYIKAN PADA ALAT


KEMALUAN
modus operandi

BARANG BUKTI : 3 KG HEROIN BENTUK KAPSUL YANG DIKEMAS DALAM MAKAN KALENG BERBENTUK COKLAT
modus operandi

BARANG BUKTI : YANG DISIMPAN DALAM TAS KOPER DILAPISI PELINDUNG ALUMINIUM FOIL
modus operandi

BB : DIKEMAS DALAM BENTUK SUSU BUBUK ENFAGROW


modus operandi

Kitab Suci Al Qur’an dalam sebuah paket dengan pengiriman DHL Express
modus operandi

BB : SHABU YANG DIKEMAS DLM BOTOL SHAMPOO, MAKANAN RINGAN &


PAKAIAN WANITA YG DISIMPAN DLM KOPER
modus operandi

BB : SHABU YANG DIKEMAS DLM BOTOL KOSMETIK & PERALATAN MANDI

MODUS OPERANDI
modus operandi

BB : SHABU YANG DIKEMAS DLM PLASTIK & PAKAIAN YG DISELIPKAN DLM KOPER
modus operandi

BARANG BUKTI : SHABU YANG DISERAP DLM HANDUK


modus operandi

BB : SHABU YANG DISELIPKAN PADA KAKI PALSU


modus operandi

BB : SHABU YANG DISIMPAN DALAM TABUNG OKSIGEN & BOTOL KALENG


modus operandi

BB : SHABU YANG DISIMPAN DI BALIK LUKISAN UNTUK SIAP EDAR


MODUS OPERANDI REKRUTMEN KURIR

1. Direkrut secara langsung dan si calon kurir secara sadar mau menjadi kurir
dengan segala resikonya (alasan ekonomi).

2. Direkrut dengan berbagai cara atau pendekatan yang berupa tipu muslihat,
diperdaya, dijebak, seperti:
a. Dipacari dan diajak nikah di luar negeri, tapi kemudian seolah-olah ditunda
pernikahannya dan ketika pulang ke Indonesia, dititipi koper berisi
narkotika.
b. Diajak jalan-jalan gratis ke luar negeri, tetapi ketika pulang dititipi koper
berisi narkotika. Sedangkan pihak yang mengajak, pulangnya tidak
bersamaan.
c. Diajak kerja sama membangun bisnis di luar negeri. Setelah hubungan
terjalin baik, kemudian ketika mau pulang dititipi koper isinya narkotika.
d. Dititipi paket berupa kotak doss oleh teman sendiri, ternyata isinya
narkotika.
e. Dipinjam alamat rumahnya untuk menerima paket dari luar negeri, ternyata
paketnya berisi narkoba.

3. Sebagian kurir direkrut berasal dari para TKW/TKI yang sedang bekerja di luar
negeri dan akan pulang ke Indonesia. Atau TKW/TKI yang akan pergi dari
negara tempat dia bekerja ke negara lainnya.
 PENGEDAR SKALA KECIL DIREKRUT TANPA MODAL. APABILA
MERANGKAP SEBAGAI PEMAKAI., JUAL 10 GRATIS 1.
 PENGEDAR YANG TDK MEMAKAI PERLU MODAL (CARI UNTUNG)
 JARINGAN PENGEDAR NARKOBA TERPISAH DENGAN JARINGAN
KEUANGANNYA.
 DI TEMPAT2 HIBURAN MALAM
 DI SUATU KOMUNITAS TERTENTU
 MELIBATKAN MULTI KEWARGANEGARAAN/ETNIS
 DI RUTAN DAN LAPAS
 MELIBATKAN OKNUM UNTUK MEMPERLANCAR OPERASINYA
40

35 34

30

25

20

15
13
12
10
8
5 4
5
2
3 3
2
3 2 3
0 1
0 1 0
1
0 1
0
1
0 0 0 0
1
0
1
0 0 0 0
1

Laki-Laki Perempuan

SUMBER : DIT PERLINDUNGAN WNI DAN BHI KEMENTERIAN LUAR NEGERI R.I.)
CHINA
39 WNI
TEHERAN (P) = 34 Org
3 WNI (P) (L) = 5 Org JEPANG
12 WNI (L)

HONGKONG
11 WNI
(P) = 13 Org
(L) = 3 Org

THAILAND
1 WNI (P)

PHILIPINA
2 WNI (P)
BOGOTA
1 WNI (L) INDIA
3 WNI (P) KAMBOJA
EQUADOR
BRAZIL 1 WNI (L) TMR LESTE
2 WNI (P)
1 WNI (P) 2 WNI (L)
MALAYSIA
PERU
9 WNI
5 WNI
(P) = 8 Org
(P) = 4 Org
(L) = 1 Org
(L) = 1 Org

CHILE
1 WNI (P) AUSTRALIA
3 WNI (L)
BOENOS AIRES
1 WNI (P)

SUMBER : DIT PERLINDUNGAN WNI DAN BHI KEMENTERIAN LUAR NEGERI R.I.)
JANGAN PIKIRKAN
NIKMATNYA
PIKIRKANLAH DAMPAKNYA
JANUARI – NOVEMBER 2012 :
• HIV = 133 Pengidap
• AIDS = 105 Penderita ( 13 Meninggal)

KUMULATIF TAHUN 1995 S/D NOVEMBER 2012:


 HIV : 876 Pengidap (14 meninggal)
 AIDS : 532 Penderita (99 meninggal)
JUMLAH PENDERITA HIV PERTAHUN
DI PROV. SUMATERA SELATAN
(TAHUN 1995 s/ D NOVEMBER 2012)
PENGIDAP HIV
PADA PEREMPUAN
MENURUT PEKERJAAN DI PROVINSI SUMSEL
JANUARI – NOVEMBER 2012

Pekerja Seks 33
IRT 29
Lain-lain 4
Salon 2
Wiraswasta 2
WBP 1
PNS 1
Swasta 1

0 5 10 15 20 25 30 35 40
PENYEBARAN PENEMUAN PENGIDAP HIV
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
MENURUT JENIS KELAMIN JANUARI SD NOVEMBER TAHUN 2012
JUMLAH KUMULATIF PENGIDAP HIV (+)
BERDASARKAN KELOMPOK UMUM
PER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMSEL
TAHUN 1995 SD NOVEMBER TAHUN 2012
JUMLAH PENDERITA AIDS PERTAHUN
DI PROV. SUMATERA SELATAN
(TAHUN 1995 s/ NOVEMBER 2012)
PENYEBARAN PENEMUAN PENDERITA AIDS
PER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMSEL
KUMULATIF THN 1995 s/d NOVEMBER 2012
PENYEBARAN PENEMUAN PENDERITA AIDS
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
MENURUT JENIS KELAMIN 1995 s/d NOVEMBER TAHUN 2012
PENYEBARAN PENEMUAN PENDERITA AIDS
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
MENURUT JENIS KELAMIN JANUARI SD SEPTEMBER TAHUN 2012
Sumber : Dinkes Prov. Sumsel
PENYEBARAN PENEMUAN PENDERITA AIDS PER
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMSEL
JANUARI – NOVEMBER 2012
PENDERITA AIDS
PADA PEREMPUAN
MENURUT PEKERJAAN DI PROVINSI SUMSEL
JANUARI – NOVEMBER 2012

IRT 10

Pekerja Seks 4

Bayi 2

Petani 2

PNS 1

Salon 1

Swasta/Karyawan 1

-3 2 7 12
MENINGGAL
99

HIDUP 433
DEPKES
Subdit AIDS/ KPAN
YANMED

DINKES PROVINSI KPA PROVINSI

DINKES KAB/KOTA KPA KABUPATEN

UNIT LAYANAN UNIT LAYANAN Unit layanan Unit Layanan TB


CST / VCT PMS PMTCT
LAYANAN KLINIK di Sumsel
Unit Unit Unit Pelayanan Unit
No. Kab/Kota Pelayanan Pelayanan Unit Pelayanan ARV Pelayanan
MMT IMS VCT PMTCT
1. KOTA PALEMBANG 1. RS. Dr.Ernaldi 1. PKM 23 Ilir 1. RSMH 1. RSMH 1. RSMH
Bahar 2. Lembaga 2. RS.dr.Ernaldi Bahar 2. RS.dr.Ernaldi 2. RS. RK.
Graha 3. RS.RK.Charitas Bahar Charitas
Sriwijaya 4. RS.Myria 3. RS.RK.Charitas
5. PKM Dempo 4. RS. Myria
6. LGS
7. RS.Muhammadiyah
2. KOTA PRABUMULIH 2. PKM Timur 3. PKM Pasar 8. RSUD Prabumulih 5. RSUD Prabumulih
4. Pustu Patih 9. PKM Pasar
Galung 10. Pustu Patih Galung
3. KABUPATEN OKI - 5. PKM Tugu Jaya 11. RSUD Kayu Agung 6. RSUD Kayu Agung
12. PKM Tugu Jaya
4. KABUPATEN - - 13. PKM Sukajadi
BANYUASIN
5 KABUPATEN OKU - - 14. RSUD Ibnu 7. RSUD Ibnu -
Sutowo Sutowo
6 KABUPATEN OGAN ILIR - 6. PKM Simpang
Timbangan
7 KABUPATEN MURA - - 15. RSUD dr. Sobirin 8. RSUD dr. Sobirin -

8 KOTA LUBUK LINGGAU 16. RSUD Siti Aisyah


- -
9 KABUPATEN MUBA 17. RSUD Sekayu
- -
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai