Anda di halaman 1dari 29

PENYELESAIAN SENGKETA

KESEHATAN

Oleh:

Kelompok V

MATA KULIAH ETIKA HUKUM KESEHATAN


STIKESMI
2017
PENDAHULUAN
 Dalam kosa kata Inggris terdapat 2 (dua) istilah, yakni
“conflict” dan “dispute”.
 Conflict sudah diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia yakni “konflik”, sedangkan dispute dapat
diterjemahkan dengan arti sengketa. Konflik adalah
sebuah situasi dimana dua pihak atau lebih
dihadapkan pada perbedaan kepentingan, tidak
dapat berkembang menjadi sebuah sengketa
apabila pihak yang merasa dirugikan hanya
memendam perasaan tidak puas atau
keperihatinannya. Konflik berkembang atau berubah
menjadi sebuah sengketa apabila pihak yang merasa
dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas atau
keperihatinannya, baik secara langsung kepada
pihak yang dianggap sebagai penyebab kerugian
atau pihak lain.
Beberapa Konsep Penyelesaian
Sengketa

1. Didasarkan pada asas dan prinsip


tanggungjawab
2. Berdasarkan sifat kesukarelaan dalam proses,
prosedur cepat, hemat waktu dan biaya
3. Perlu dibentuk suatu badan khusus yang
indefenden
4. Dapat dilakukan melalui lembaga konsultasi,
negosiasi, mediasi, dan arbitrase.
Hambatan yang Timbul
 Belum adanya ketentuan hukum/peraturan
yang mengatur hal tersebut
 Masih adanya aparat penegak hukum yang
mempunyai paradigma bahwa kasus
malpraktek merupakan kasus primadona
sehingga menjadi alat melakukan kompromi
untuk mengesampingkan hukum
 Masih rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang hukum kesehatan selalu dimanfaatkan
oknum nakes untuk melindungi diri dalam
penyelesaian masalah
MENGAPA
MASYARAKAT
MENGGUGAT
TENAGA
KESEHATAN/
RUMAH SAKIT ?
UU KESEHATAN NO. 36 TH 2009

Setiap orang berhak menuntut ganti


rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya
(Ps. 58 (1)).
UU RUMAH SAKIT NO. 44 TH 2009
1. Setiap pasien mempunyai hak
menggugat dan/atau menuntut
Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana (Ps. 32 q)
2. Setiap Rumah Sakit berhak
menggugat pihak yang mengakibatkan
kerugian (Ps. 30 ayat (1) e)
UU PRAKTIK KEDOKTERAN
NO. 29 TH 2004
Pasal 66
(1) Setiap orang yang mengetahui atau
kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter
dalam menjalankan praktik dapat
mengadukan secara tertulis kepada
Ketua MKDKI.
(3) Pengaduan kepada MKDKI tidak
menghilangkan hak setiap orang untuk
melaporkan adanya dugaan tindak pidana
kepada pihak yang berwenang dan/atau
menggugat kerugian perdata ke
pengadilan.
PENYELESAIAN SENGKETA
KESEHATAN
1. Proses Litigasi/Lembaga Peradilan
 Menghasilkan kesepakatan yang bersifat
adversarial yang belum tentu merangkul
kepentingan bersama, cenderung menimbulkan
masalah baru, lambat dalam penyelesaiannya,
biaya mahal, tidak responsif dan menimbulkan
permusuhan diantara kedua pihak
 Secara teknis fungsi peradilan sebagai memeriksa
dan memutus perkara sehingga dapat
mempertajam sengketa karena hakikatnya
sengketa tidak pernah terselesaikan bahkan
berpotensi menimbulkan sengketa baru
Lanjutan...
2. Proses Non Litigasi/diluar pengadilan/ alternatif
penyelesaian sengketa
 APS adalah sekumpulan prosedur yang
berfungsi memberi alternatif cara penyelesaian
sengketa agar memperoleh putusan akhir dan
mengikat para pihak yang secara umum tidak
selalu melibatkan intervensi pihak ketiga yang
independen
 Falsafahnya adalah pemberdayaan individu,
penyelesaian perselisihan biassanya ditangani
oleh ahli hukum yang menggunakan prosedur
dan dasar pemikiran yang mereka kuasai
melalui negosiasi sebelum proses maju ke
pengadilan
JALUR PENYELESAIAN
SENGKETA
LITIGASI PIDANA
(MELALUI BADAN PERDATA
PERADILAN ADMINISTRASI
NEGARA)

SENGKETA

NON LITIGASI/ APS/ADR


(MELALUI LEMBAGA
PENYELESAIAN
SENGKETA DI LUAR
BADAN PERADILAN
NEGARA)
DASAR HUKUM APS

1. Pasal 58 UU KEKUASAAN KEHAKIMAN NO. 48/2009:


Upaya penyelesaian sengketa perdata dapat dilakukan
di luar pengadilan negara melalui arbitrase atau
alternatif penyelesaian sengketa (APS).

2. Pasal 29 UUKes No. 36 Tahun 2009: Dalam hal tenaga


kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam
menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui Mediasi.

3. PERMA No. 1/2008: Dalam proses litigasi, para pihak


wajib terlebih dahulu menempuh Mediasi.
 APS dapat mencapai hasil yang lebih baik karena:
1. Jenis sengketa membutuhkan cara pendekatan
yang berlainan dan para pihak yang bersengeta
merancang prosedur khusus penyelesaian
berdasarkan musyawarah
2. Prosedur penyelesaian sengketa atas dasar
kekeluargaan dengan para pihak yang
bersengketa
3. Hasil penyelesaian sengketa yang berupa nota
perdamaian yang mempunyai kekuatan hukum
eksekutor
 Yang termasuk APS adalah negosiasi, mediasi,
konsiliasi, pendapat mengikat, penilaian ahli,
ajudikasi dan arbitrase
MEDIATOR ?

1. Fasilitator: penyelenggara perundingan, susun


acara, siapkan logistik, notulis
2. Moderator: memimpin /wasit dalam proses
negosiasi para pihak
3. Translator: artikulasi/rumuskan kepentingan atau
kesepakatan
4. Katalisator: menganalisa konflik, mendorong utk
capai kesepakatan, gali kepentingan tersembunyi.
5. Stabilisator: mengendalikan emosi, membingkai
ulang (reframing)
KARAKTERISTIK MEDIASI
1. Sebagai pengembangan proses negosiasi.
2. Intervensi pihak ketiga (mediator) yang dpt
diterima para pihak (netral).
3. Mediator tidak berwenang mengambil
keputusan ( berbeda dengan arbiter).
4. Mediator membantu para pihak dalam
mencapai kesepakatan.
5. Model penyelesaian sengketa yang unik.
6. Negosiasi dilakukan oleh para pihak sendiri.
KEUNGGULAN MEDIASI

1. Win-win sulution.
2. Confidential.
3. Biaya murah (terukur).
4. Waktu penyelesaian lebih cepat.
5. Tidak terikat dengan hukum acara yang
formalistis.
6. Jika mediasi gagal: pengakuan para pihak tidak
dapat dipakai sebagai bukti di persidangan,
catatan mediator wajib dimusnahkan, mediator
tidak dapat menjadi saksi dalam persidangan.
TAHAPAN MEDIASI

1. Pra Mediasi: Pemilihan Mediator.


2. Proses mediasi:
 Penyerahan resume sengketa
 Pernyataan pembukaan dari mediator
 Pernyataan pembukaan dari para pihak
 Merancang proses pemecahan masalah
 Pemecahan masalah
 Tawar-menawar
 Penyiapan draft kesepakatan
 Kesepakatan akhir.
19

TAHAPAN & PROSES MEDIASI


MEMULAI PROSES MEDIASI
DEFINING
PROBLEM

MERUMUSKAN MASALAH & MENYUSUN AGENDA

MENGUNGKAP KEPENTINGAN TERSEMBUNYI PARA PIHAK

MEMBANGKITKAN PILIHAN – PILIHAN PENYELESAIAN


PROBLEM
SOLVING

MENGANALISA PILIHAN – PILIHAN PENYELESAIAN

PROSES TAWAR-MENAWAR AKHIR

MENCAPAI KESEPAKATAN FORMAL


MEMULAI PROSES MEDIASI
 MEDIATOR MEMPERKENALKAN DIRI DAN PARA PIHAK
Sebagai pernyataan pembuka dengan tujuan :
1. Membangun kepercayaan para pihak
2. Membangun citra diri
 MENEKANKAN KEMAUAN PARA PIHAK UNTUK MENYELESAIKAN
MASALAH MELALUI MEDIASI
 MEMBERIKAN WAWASAN KEPADA PARA PIHAK
1. Pengertian Mediasi Dan Peran Mediator
2. Prosedur Mediasi
3. Pengertian Kaukus
4. Parameter Kerahasiaan : Segala sesuatu dalam mediasi
bukan alat bukti litigasi
5. Tempat, Jadwal Dan Lama Proses Mediasi
6. Aturan Perilaku Dalam Proses Perundingan
 MEMBERIKAN KESEMPATAN UNTUK BERTANYA DAN MENJAWABNYA
MENGUNGKAP KEPENTINGAN TERSEMBUNYI PARA
PIHAK
Dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara:

1. CARA LANGSUNG
Mengemukakan pertanyaan langsung kepada para
pihak

2. CARA TIDAK LANGSUNG


Mendengarkan atau merumuskan kembali pernyataan-
pernyataan yang dikemukakan oleh para pihak
kemudian melakukan pengujian-pengujian
MERUMUSKAN MASALAH & MENYUSUN AGENDA
 MERUMUSKAN MASALAH
Para pihak mengungkapkan riwayat masalah berikut posisi dan
kepentingan.
Kemudian :
1. Mengidentifikasi topik-topik umum permasalahan
2. Menyepakati subtopik permasalahan yang akan dibahas
3. Menentukan urutan subtopik yang akan dibahas dalam proses
perundingan

 MENYUSUN AGENDA PERUNDINGAN


1. Dengan cara satu pihak mengusulkan kepada pihak lainnya untuk
membahas masalah tertentu dan pihak lainnya setuju. Setelah
masalah itu selesai diikuti dengan pembahasan masalah lainnya;
2. Dengan cara memberikan urutan dari segi pentingnya tiap masalah,
pembahasan masalah berdasarkan urutan tersebut;
3. Dengan cara membahas sebuah masalah yang pokok, sehingga jika
tercapai kesepakatan tentang hal tersebut dengan sendirinya
masalah-masalah kecil akan dapat diselesaikan pula
MEMBANGKITKAN PILIHAN – PILIHAN
PENYELESAIAN SENGKETA
MENGAJAK PARA PIHAK KELUAR DARI AREA KONFLIK

PROBLEM

X
≠ Y

 Mediator mendorong para pihak untuk tidak bertahan pada


pola pikiran yang posisional dan saling menyalahkan
 Mediator mendorong adanya sikap terbuka dan mencari
alternatif penyelesaian pemecahan masalah secara bersama
MENGANALISA PILIHAN - PILIHAN
PENYELESAIAN SENGKETA
1. PARA PIHAK :
 Menganalisis sejauh mana suatu pemecahan masalah dapat
memuaskan dan memenuhi kepentingan mereka
2. MEDIATOR
 Bertugas membantu para pihak dalam mengevaluasi pilihan-
pilihan yang tersedia atas permasalahan yang diajukan dan
kepentingan yang ingin dicapai :
a. Mengetahui dan mengkaji posisi dan kepentingan para
pihak
b. Menggali berbagai opsi untuk tiap masalah
c. Membahas tiap opsi
d. Memilih opsi terbaik dari berbagai opsi
 Bertugas membantu para pihak menentukan untung dan
ruginya jika menerima atau menolak suatu opsi
 Bertugas mengingatkan para pihak agar bersikap realistis dan
tidak mengajukan tuntutan atau tawaran yang tidak masuk
akal
PROSES TAWAR-MENAWAR AKHIR

 PARA PIHAK :
Pada tahap ini para pihak telah melihat titik temu
kepentingan mereka dan bersedia memberi konsesi satu
sama lainnya

 MEDIATOR :
Mediator bertugas membantu para pihak agar
mengembangkan tawaran yang dapat dipergunakan
untuk menguji dapat atau tidak tercapainya
penyelesaian masalah, melalui :
1. Pertemuan lengkap, ataupun
2. Kaukus
KAUKUS (separate sessions)

Tujuan:
1. Menjalin hubungan dengan masing-masing pihak
2. Membangun kepercayaan
3. Menyediakan ruang bagi para pihak untuk
merefleksikan persoalan secara personal
mengenai apa yang terjadi, dirasakan,
bagaimana penyelesaiannya, apakah proses
mediasi dapat membantu?

Dapat dilakukan kapan saja, lebih-lebih ada tanda-


tanda akan deadlock, asal mediator dapat berlaku
adil.
DIMUNGKINKAN MENGUNDANG AHLI

Dalam mediasi sangat dimungkinkan


mengundang ahli.
 Atas usulan mediator.
 Permintaan masing-masing pihak.
 Kesepakatan para pihak untuk
menggunakan ahli yang sama.
MENCAPAI KESEPAKATAN FORMAL

 TAHAP AKHIR PROSES MEDIASI

MENYUSUN KESEPAKATAN

MENGAKHIRI SENGKETA

WIN – WIN SOLUTION

Catatan :
Kesepakatan formal yang berupa win – win solution bisa
saja tidak tercapai bilamana tidak tercapai kesepakatan,
atau salah satu pihak mundur dari proses mediasi yang
biasanya disebabkan adanya itikad tidak baik pihak mitra
runding
Mediasi Dalam
Tdk sepakat Pihak Ingin Litigasi
Proses Litigasi
Psl 18 (1 & 2) Berdamai Psl 18
Dilanjutkan (4)

PP menyerahkan
salinan penetapan Para pihak
KM Membaca
penunjukan mediator menandatangani
Penetapan Penunjukan
kepada PanMud pernyataan memilih
Mediator Hakim
Perdata + Hakm Mediator Hakim
mediator

Mediator Hakim melakukan proses


Mediasi (Paling Lama 14 hari kerja)

Tidak Tercapai
Tercapai kesepakatan
kesepakatan

Mediator Hakim lapor


kepada ketua majelis

Kesepakatan perdamaian
Pemeriksaan perkara
dikukuhkan dalam Akta
dilanjutkan Perdamaian atau gugatan
dicabut
Mung sakitu nu
kasanggakeun..
haturnuhun

Anda mungkin juga menyukai