No Istilah Klarifikasi
1. Palor Pucat, seperti pada kulit. (Dorland Ed. 29)
2. Hepatosplenomegali Pembesaran pada hepar dan spleen. (Merriam-Webster
Dictionary)
3. Epistaksis Perdarahan dari hidung. (Farlex)
4. Malaise Perasaan tidak nyaman yang samar samar. (Dorland Ed. 29)
5. Tranfusi Darah Memasukkan darah lengkap atau komponen darah secara lan
gsung kedalam alirah darah. (Dorland Ed. 29)
6. CRT Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan warna setelah
menekan sampai pucat pada kapiler distal. (NCBI)
7. Anisopoikilositosis Adanya eritrosit yang ukurannya bervariasi dan bentuknya
abnormal dalam darah. (Dorland )
Identifikasi Masalah
Masalah
Avril, laki laki 3 tahun 8 bulan, BB 13 kg, PB 94 cm, dibawa VVV
berobat dengan keluhan pucat sejak 1 bulan SMRS disertai perut
yang makin membesar, tidak terdapat demam, mimisan, gusi
berdarah, maupun bintik merah di badan. Tidak terdapat BAB
hitam maupun BAK merah. Anak belum dibawa berobat.
Sejak 3 SMRS penderita bertambah pucat, tidak terdapat VV
Riwayat pucat sebelumnya ada 1 tahun yang lalu, dirawat di RSUD OKU selama 3 hari
dan mendapat tranfusi darah merah 1 kali. Riwayat paparan zat kimia disangkal.
Riwayat Penyakit pada Keluarga:
Riwayat keluarga dengan pucat ada yaitu sepupu penderita yang sering mendapatkan
tranfusi darah.
Pemeriksaan fisik: V
Vital sign: Tekanan darah (TD): 90/60 mmHg, Nadi: 110x /menit, Respiration rate (RR):
28x /menit, Temperature: 36,7oC.
Kepala: konjungtiva palpebra anemis, sclera ikterik (+), frontal bossing (-), tulang pipi
menonjol (-).
Leher: tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening (KGB).
Abdomen: hepar teraba 5 cm bac dan 5 cm bpx, permukaan rata, tepi tajam, nyeri tidak
ada, lien teraba, schuffner 4, bising usus dalam batas normal.
Ekstremitas: Akral pucat, CRT <3”
Pemeriksaan penunjang: V
Laboratorium:
Hemoglobin (Hb): 4,2 g/dL, hematocrit (Ht): 12 vol%, leukosit: 10.700/ mm3, MCV: 62,9 fL,
MCH: 21 pg, MCHC: 34%, Trombosit: 261.000/mm3, Diff.count: 0/3/39/52/6, Retikulosit:
3,39 %, Laju Endap Darah (LED): 32 mm/jam.
Bilirubin total: 1,81 g/dL, bilirubin indirect: 1,21 g/dL, bilirubin direct: 0,6 g/dL. Besi serum
185 µg/L, Total Iron Binding Capacity (TIBC): 305 µg/dL, saturasi tranferin 60,0 %, Ferritin
223 ng/mL.
GDT :
Eritrosit mikrositer hipokrom dengan anisopoikilositosis (fragmentosit, anulosit, eliptosit), sel
pensil (+), target sel (+).
Leukosit jumlah normal, bentuk normal.
Trombosit jumlah normal, bentuk normal.
ANALISIS
MASALAH
Avril, anak laki laki 3 tahun 8
bulan, BB 13 kg, PB 94 cm,
dibawa berobat dengan
keluhan pucat sejak 1 bulan
01
SMRS disertai perut yang
makin membesar, tidak
terdapat demam, mimisan,
gusi berdarah, maupun
bintik merah di badan. Tidak
terdapat BAB hitam maupun
BAK merah. Anak belum
dibawa berobat.
A. Bagaimana hubungan usia dan jenis
kelamin pada keluhan avril?
Thalassemia-β mayor biasanya ditemukan pada
• anak usia 6 bulan – 2 tahun
• jarang dapat mencapai usia dewasa.
• Tidak ada pengaruh dari jenis kelamin terhadap thalasemia.
B. Apa makna klinis perut semakin
membesar?
Perut yang semakin membesar menunjukkan adanya
hepatosplenomegali.
Kelainan genetik (delesi Tidak terbentuknya
pada gen yang mengkode
salah satu atau
Rantai β tidak peningkatan
protein globin di kromosom
11 atau 16) kedua rantai globin terbentuk relative rantai α
membentuk permeabilitas
agregat tak larut membran eritrosit menjadi rentan
di sitoplasma eritrosit lebih rapuh difagositosis
eritrosit terganggu
eritrosit
hemolisis
didestruksi oleh hepatosplenomegali
meningkat
limpa dan hati
C. Apa makna klinis tidak ada gusi berdarah, mimisan, bintik merah di badan, BAB
hitam, dan BAK merah?
02
terdapat demam maupun
perdarahan. Penderita juga
mengeluh perut tampak
membesar dan anak terlihat
semakin lemas, anak
dibawa berobat ke poliklinik
RSMH dan disarankan
untuk dirawat inap.
A. Apa makna klinis penderita bertambah pucat?
Hal ini menunjukkan bahwa penyakit yang dialami pasien semakin berat
(berkaitan dengan progresifitas penyakit) karena hemoglobin semakin
menurun.
03
mendapat tranfusi darah merah
1 kali. Riwayat paparan zat kimia
disangkal.
Riwayat penyakit pada keluarga:
Riwayat keluarga dengan pucat
ada yaitu sepupu penderita yang
sering mendapatkan tranfusi
darah.
A. Apa makna klinis pucat 1 tahun yang lalu?
menunjukkan bahwa penyakit yang dialami pasien bersifat kronis.
Scuffner T4 - Splenomegaly
Bising usus normal normal Normal
B. Bagaimana mekanisme dari hasil pemeriksaan fisik yang abnormal pada
kasus?
destruksi
keluarnya K⁺ dan prekursor eritroid
kerusakan
gangguan dalam sumsum Anemia
membrane sel
sintesis DNA tulang dan
hemolisis
Konjungtiva
palpebral anemis
2. Sklera ikterik
protoporfirin
ikterik pada bilirubin dalam terurai menjadi
sclera. darah ↑ gas CO dan
bilirubin
3. Hepatosplenomegali
Kelainan genetik
(delesi pada gen yang Tidak terbentuknya Rantai β tidak peningkatan
mengkode protein salah satu atau
globin di kromosom 11 kedua rantai globin terbentuk relative rantai α
atau 16)
membentuk
permeabilitas
agregat tak larut eritrosit menjadi rentan
membran eritrosit
di sitoplasma lebih rapuh difagositosis
terganggu
eritrosit
04
Darah (LED): 32 mm/jam.
Bilirubin total: 1,81 g/dL, bilirubin indirec:
1,21 g/dL, bilirubin direct: 0,6 g/dL. Besi
serum 185 µg/L, Total Iron Binding Capacity
(TIBC): 305 µg/dL, saturasi tranferin 60,0
%, Ferritin 223 ng/mL.
GDT:
Eritrosit mikrositer hipokrom dengan
anisopoikilositosis (fragmentosit, anulosit,
eliptosit), sel pensil (+), target sel (+).
Leukosit jumlah normal, bentuk normal
Trombosit jumlah normal, bentuk normal.
A. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan penunjang
pada kasus?
Pemeriksaan Nilai normal Hasil pemeriksaan Interpretasi
Talasemia beta intermedia Mutasi titikTalasemia Betao/talasemia Anemia sedang, mikrositosis dan Mempertahankan kadar Hb hingga 7 g/dL tanpa
beta+ talasemia HbEB+ hipokrom; morfologi eritrosit abnormal; transfusi, gejala klinis thalsemia B intermedia
peningkatan HbA dan HbF; penurunan bisa terlihat dengan kondisi yang hampir
sampai tidak adanya produksi HbA seberat thalasemia Beta, dengan anemia berat
dan gangguan pertumbuhan, sampai kondisi
yang hampir seringan karier thalasemia beta.
Talasemia beta mayor Mutasi titik Talasemia Bo homozigot Anemia berat, mikrositosis dan Hidupnya sangat bergantung pada transfusi
hipokrom; eritrosit fragmentosit dan darah, sehingga menghasilkan penimbunan
dalam berbagai ukuran, makrosit yang besi pada tubuh dan menimbulkan gangguan
hipokromik; peningkatan HbA2 dan HbF; endokrin (hipertiroid dan hipoparatiroid), gagal
berkurangnya kadar atau tidak adanya hati secara progresif dan jantung secara
produksi HbA kronis;Adolescent growth spurt tidak akan
tercapai. Tanda-tanda seks sekunder akan
terlambat atau tidak timbul; Splenomegali,
infeksi berulang; perluasan sumsum tulang
yang mengakibatkan deformitas tulang kepala,
dengan zigoma menonjol memberikan
gambaran khas mongoloid (Facies
cooley).Gambaran radiologis yang khas
termasuk penipisan dan peningkatan trabekulasi
tulang-tulang panjang termasuk jari-jari, serta
gambaran hair on end pada tulang tengkorak
Diagnosis
• Manifestasi klinis thalassemia mayor umumnya sejak usia 6 bulan
• Standar pelayanan:
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Laboratorium
Manifestasi Klinis
Retardasi pertumbuhan
Gizi buruk
Irritabilitas
Organomegali
(Hepatosplenomegali)
Facies cooley
Darah Perifer Lengkap
• Hb: <7 g/dL pada thalasemia mayor
• Indeks eritrosit langkah pertama skrining pembawa sifat thalassemia (trait), thalassemia
δβ, dan high Persisten fetal hemoglobine (HPFH)13,
• MCV < 80 fL (mikrositik) dan MCH < 27 pg (hipokromik)
• Thalassemia mayor : MCV 50 – 60 fL dan MCH 12 – 18 pg
• MCV dan MCH rendah : thalassemia, anemia defisiensi besi
• MCH lebih dipercaya karena sedikit dipengaruhi perubahan cadangan besi (less
suscpetible to storage changes)
Darah Perifer Lengkap
• RDW : variasi ukuran eritrosit
• ADB RDW ↑ >14,5%, tetapi tidak setinggi thalassemia mayor
• Thalassemia trait : eritrosit mikrositik uniform tidak /sedikit ↑ RDW
• Thalassemia mayor dan intermedia : ↑ RDW yang tinggi nilainya
• Jumlah retikulosit : aktivitas sumsum tulang
• Thalassemia : aktivitas sumsum tulang ↑,
• Anemia defisiensi besi ↓
Gambar darah tepi dan analisis Hb thalassema-
β minor dan ADB
Gambar darah tepi dan analisis Hb thalassema-
β minor dan ADB
High performance liquid chromatography
(HPLC)
• Alat ukur kuantitatif HbA2 & HbF
• HbF dominan (>90%) thalassemia β berat
• Kecuali pasien mendapat transfusi sblm periksa
• HbA tidak terdeteksi thalassemia β0 homozigot, HbA sedikit pada thalassemia β+
• ↑ HbA2 thalassemia β trait
• HbA2 derajat kelainan
• HbA2 3,6-4,2%: thalassemia β+ ringan.
• HbA2 4-9%: thalassemia heterozigot β0 dan β+ berat
• HbA2 > 20%: HbE
• Jika HbF dan HbE diagnosis thalassemia β/HbE.
HPLC
• HbA2 normal tidak langsung singkir thalasemia
• HbA2 ↓ : defisiensi besi terapi besi sebelum HPLC ulang
• Feritin serum ↓ : defisiensi besi, tapi belum singkir thalasemia
• HbA2 normal, indeks eritrosit sesuai thalassemia: thalassemia α, atau koeksistensi
thalassemia β dan δ
Elektroforesis Hb
• Hb varians kuantitatif (electrophoresis cellose acetat membrane)
• HbA2 kuantitatif (metode mikrokolom)
• HbF (alkali denaturasi modifikasi Betke 2 menit)
• Capillary hemoglobin electrophoresis
Analisis DNA
• Tidak mampu konfirmasi Hbpati dengan pemeriksaan hematologi:
• thalassemia β mayor banyak transfusi diperkuat thalassemia β heterozigot pada
kedua orangtua
• Identifikasi karier thalassemia β silent, thalassemia β dengan HbA2 normal,
thalassemia α0, dan beberapa thalassemia α+.
• Identifikasi varian Hb yang jarang
• Konseling genetik dan diagnosis prenatal
Rekomendasi
• GRADE A
• Diagnosis : gambaran darah tepi, elektroforesis hemoglobin, dan HPLC
• MCH < 27 pg karier pada skrining thalassemia
• GRADE B
• Tes DNA jika hematologis/analisis Hb tidak mampu menegakkan
diagnosis Hbpati
• Pasien transfusi berulang HPLC kedua orangtua kandung
Tatalaksana
Transfusi Darah
• Tujuan
• Tekan hematopoiesis ekstramedular
• Optimalisasi tumbuh kembang anak
• Transfusi dilakukan :
• thalassemia mayor
• Hb <7g/dL setelah 2x pemeriksaan dengan selang waktu
• >2 minggu tanpa tanda infeksi
• Hb >7gr/dL, gagal tumbuh, dan/atau deformitas tulang
Evaluasi Sebelum Transfusi
• Profil besi: feritin serum, serum iron (SI), total iron binding capacity (TIBC)
• Kimia darah : fungsi hati; SGOT, SGPT, PT, APTT, albumin, bilirubin indirek, dan bilirubin
direk.
• Fungsi ginjal : ureum, kreatinin
• Golongan darah: ABO, Rhesus
• Marker virus : Hepatitis B (HbsAg), antibodi Hepatitis C (anti-HCV), antibodi HIV (anti-
HIV).
• Bone age
TATA LAKSANA PADA KASUS
1. Tranfusi Darah
• PRC Leukodepleted
- Diberi bila HB > 7 setelah 2x pemeriksaan dengan selang waktu > 2
minggu tanpa tanda infeksi
- HB > 7 dengan gagal tumbuh, deformitas tulang
• Target post tranfusi HB: 12 g/dL – 13 g/dL
Pra tranfusi 9 g/dL – 10 g/dL
2. Diet adekuat
3. Supportif
• Asam folat: 2 x 10 mg/hari
• Vitamin E : 2 x 200 IU/ hari
• Asam asetil salisilat/asetosal 80mg
Komplikasi
• Jaundice dan batu empedu karena hiperbilirubinemia
• Penipisan kortikal dan distorsi tulang akibat hematopoiesis ekstramedular
• High output cardiac failure karena anemia berat, kardiomiopati, dan
aritmia - keterlibatan jantung adalah penyebab utama kematian pada
pasien thalassemia
• Hepatosplenomegali akibat hematopoiesis ekstramedular dan kelebihan
endapan besi akibat transfusi darah berulang
• Kelebihan zat besi dapat menyebabkan temuan hemochromatosis primer
seperti kelainan endokrin, masalah persendian, perubahan warna kulit, dll.
• Komplikasi neurologis seperti neuropati perifer
• Laju pertumbuhan lambat dan pubertas tertunda
• Peningkatan risiko infeksi Parvovirus B19
PROGNOSIS
Quo Vitam: dubia ad bonam
Quo Fungsionam: dubia bonam
Quo Sanationam: dubia ad malam
KERANGKA KONSEP
KESIMPULAN
Avril, laki-laki usia 3 tahun 8 bulan, mengalami
anemia mikrositer hipokrom et causa thalassemia β
mayor.
Thank yoU