Anda di halaman 1dari 18

Nama kelompok:

1. Adi pramono
2. Agustina ayu p
3. Andriono indra
4. Asmani lina
5. Dani eka astutik
6. Dinia jannatul f
7. Dedek arora v
Evaluasi Pengelolaan Obat di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2014
PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Pelayanan Rumah Sakit merupakan bentuk
upaya pelayanan kesehatan yang bersifat sosial-ekonomi .
Salah satu bagian di Rumah Sakit yang bertanggung jawab atas
proses pengelolaan obat adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Pengelolaan Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus
kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan,pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan,
administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang biasa disebut
Drugs Management Cycle.

3
Penelitian deskriptif yang sifatnya non eksperimental
dengan data concurent dan retrospektif .

Subjek penelitian berupa :


A. presentase ketersediaan dana pengadaan obat
METODE B. presentase penyimpangan perencanaan,
frekuensi pengadaan obat, kecocokan laporan
stok opname dengan kartu stok, presentase obat
kadaluarsa dan atau rusak, presentase stok mati,
C. presentase waktu kekosongan obat, presentase
obat yang dilayani, dan rata-rata waktu pelayanan
resep
objek penelitian :
A.daftar usulan kebutuhan obat
B.lembar permintaan mutasi
C.lembar bukti mutasi
METODE
D.faktur pembelian,kartu stok obat, laporan stok
opname, laporan obat kadaluarsa dan atau rusak,
laporan persediaan, lembar resep pasien.

Teknik pengambilan data menggunakan


metode sampel acak (randomized sampling) dari kartu
stok obat dan resep pada awal bulan, tengah bulan dan
akhir bulan
1.Tahap Perencanaan
A. Presentase Ketersediaan Dana Pengadaan Obat
Presentase ketersediaan dana adalah perbandingan antara
total dana yang dibutuhkan dalam perencanaan obat
dengan dana yang disediakan dikalikan seratus persen.


Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh presentase
ketersediaan dana pengadaan obat di IFRSUD
Kabupaten Muna tahun 2014 sebesar 100%.
Penyerapan terhadap dana yang disediakan sebesar 95,
87%. Jika dibandingkan dengan nilai standar, maka
presentase ketersediaan dana perencanaan obat
memenuhi nilai standar yang ditetapkan oleh Depkes
yaitu sebesar 100%
6
1.Tahap Perencanaan

B. Presentase Penyimpangan Perencanaan


Data dikumpulkan secara retrospektif dengan melihat dokumen


perencanaan obat dan dokumen penggunaan obat tahun 2014.
Nilai presentase penyimpangan obat diperoleh melalui
pencocokan jumlah obat yang direncanakan dalam dokumen
perencanaan dengan jumlah item obat yang digunakan dalam
dokumen daftar penggunaan obat tahun 2014

7
◇ Dari Tabel 1 di atas diketahui bahwa total jenis obat
yang direncanakan pada tahun 2014 adalah 306 jenis
obat. Jumlah obat yang digunakan selama tahun 2014


adalah sebanyak 278 jenis atau yang tidak digunakan
selama tahun 2014 adalah 28 item obat. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh nilai penyimpangan
perencanaan sebesar 9,15%. Idealnya, nilai presentase
penyimpangan perencanaan menurut Depkes 2010
adalah 0%. Nilai ini menunjukkan tidak ada
penyimpangan antara jumlah obat yang direncanakan
dengan dengan jumlah obat yang digunakan dalam satu
8 tahun
2.Tahap Penyimpanan
A. Presentase Kecocokan Laporan Stok
Opname dengan Kartu Stok Obat
Data diambil secara retrospektif dengan cara


mencocokkan jumlah sediaan yang tertera
pada kartu stok obat dengan jumlah obat
yang ada pada laporan stok opname per 31
desember 2014. Kartu stok obat yang diambil
sebagai sampel sebanyak 30 % dari total 402
yaitu 118 Kartu Stok.

9
◇ Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak semua
obat sesuai antara laporan fisik yang tertera dalam
laporan stok opname per 31 Desember 2014 dengan
pembukuannya yang tertera pada kartu stok obat..


Adanya penyimpangan diakibatkan oleh kurangnya
tenaga administrasi yang ada di IFRSUD Kabupaten
Muna. Untuk menangani masalah tersebut, pada tahun
2015 IFRSUD telah melakukan perbaikan terhadap
setiap aspek yang berkaitan dengan administrasi dan
pencatatan obat dengan melakukan komputerisasi
terhadap data obat yang ada di Rumah Sakit

10
2.Tahap Penyimpanan
B. Presentase Obat Kadaluarsa dan atau Rusak
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai obat
kadaluarsa dari 17 item obat sebesar 6.591.654 rupiah


atau 0,33 %. Terjadinya kadaluarsa obat di IFRSUD
Kabupaten Muna diakibatkan oleh penggunaan yang
kurang maksimal pada item obat yang kadaluarsa.
Salah satu cara penanganan terhadap kejadian tersebut
perlu diperhatikan prinsip distribusi obat berdasarkan
FIFO dan FEFO dimana obat-obat yang lebih duluan
masuk dan memiliki tanggal kadaluarsa yang paling
dekat dikeluarkan terlebih dahulu.

11
2.Tahap Penyimpanan
C. Presentase stok obat mati
◇ Berdasarkan pengamatan dokumen diperoleh diperoleh data
obat yang ada stoknya per 31 Desember 2014 sebanyak 402
item obat dimana 32 item obat tidak mengalami transaksi
selama satu tahun.

“ ◇ Hasil perhitungan diperoleh nilai presentase stok mati


sebesar 7,96%. Menurut Depkes 2010, presentase stok mati
obat yang ideal adalah 0% dengan kata lain tidak terdapat
obat yang tidak mengalami transaksi. Stok mati sangat
berkaitan erat dengan proses perencanaan obat Perencanaan
obat yang baik akan menghindarkan Rumah Sakit pada
kejadian adanya obat yang tidak mengalami transaksi.
12
2.Tahap Penyimpanan
D. Presentase Rata-Rata Waktu Kekosongan Obat
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase rata-rata hari
kekosongan obat sebesar 2,19% atau selama 8 hari. Rata-rata


waktu kekosongan obat di IFRSUD Kabupaten Muna masih
belum memenuhi nilai standar yaitu 0 hari atau 0%.
Menurut hasil wawancara, terjadinya kekosongan obat di gudang
farmasi dikarenakan oleh keterlambatan proses pengiriman
obat dari distributor. Selain itu, karena pengadaan obat satu
kali dalam setahun sehingga apabila terjadi kekosongan obat
maka tidak bisa diadakan sebelum masa pengadaan periode
selanjutnya. Hal ini menunjukkan belum maksimal.

13
3. Tahap Pendistribusian Obat
A. Presentase Obat yang Dilayani
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas di


apoteker, faktor-faktor yang mempengaruhi
tidak terlayaninya permintaan obat
dikarenakan oleh kekosongan obat di gudang
penyimpanan. Selain itu diakibatkan pula
oleh obat yang diresepkan belum diterima
dari gudang ke apotek.

14
3. Tahap Pendistribusian Obat
B. Rata-Rata Waktu Pelayanan Resep
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh rata-rata waktu pelayanan
resep untuk resep non racikan selama 3,16 menit. Diperoleh
data waktu pelayanan paling lama adalah 8 menit dan waktu


paling cepat 1 menit.
Dari hasilpengamatan secara langsung, lamanya waktu yang
dibutuh disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
banyaknya item obat tiap lembar resep, kemudahan akses
pengambilan obat (penataan tempat obat) dan pemberian
konseling kepada pasien yang membutuhkan informasi
tentang obat yang diresepkan. Idealnya, menurut Depkes
tahun 2010 rata-rata waktu pelayanan resep non racikan
mulai dari 5 menit hingga 15 menit.
15

◇ Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, diperoleh gambaran pengelolaan obat di
IFRSUD Kabupaten Muna sebagai berikut:

A. Terjadi penyimpangan terhadap obat obat yang direncanakan dengan obat-obat


yang digunakan selama tahun 2014 sehingga perlu diperhatikan masalah


proses perencanaan obat.
B. Terjadinya kekosongan obat selama tahun 2014 yang dapat mengakibatkan
terhambatnya proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
C. Adanya obat-obat yang kadaluarsa karena kurang maksimalnya proses distribusi
obat dari gudang farmasi ke tempat pelayanan (Apotek)
D. Adanya obat-obat yang tidak dilayani akibat kekosongan obat.

16
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwa presentase ketersediaan dana sebesar 100%,
presentase penyimpangan perencanaan sebesar 9,15%,
frekuensi pengadaan obat sebanyak 1, 2, 3, dan 4 kali


berturut-turut 72, 20, 4, dan 1 item obat, kecocokan laporan
stok opname dengan kartu stok obat sebesar 93,22%,
presentase obat kadaluarsa dan atau rusak sebesar 0,33%,
presentase stok mati sebesar 7,96%, presentase waktu
kekosongan obat sebesar 2,19%, presentase obat yang
dilayani sebesar 97,95%, rata-rata waktu pelayanan resep
non racikan selama 3,16 menit, dan rata-rata waktu
pelayanan resep racikan selama 6,10 menit

17
THANK
YOU....

Anda mungkin juga menyukai