BLOK 17
KELOMPOK 3
Tia Nurul Hidayah 702013066
maryani 702014012
Ona putra karisna 702014019
Taschiro yuliarta 702014031
Tharisa Kurnia
702014032
Jhuvan Zulian Fernando
702014034
Nurfrida aini 702014035
Puja Arga Marandika 702014043
Dwi puji lestari 70201465
Aisyah Azani 702014066
Muhamad abdillah 702014082
Skenario C
• Ny. Z berusia 38 tahun, G5P4A0, hamil 34 minggu, dibawa
keluarganya ke IGD RSMP dengan keluhan kejang-kejang. Menurut
suami, Ny.Z mengalami kejang seluruh tubuh sekitar 1jam yang lalu.
Frekuensi kejang 1x, dengan lama kejang 1 menit dan setelah kejang
ny. Z tidak sadar. Saat tiba di rumah sakit Ny.Z mengalami kejang
kembali dan ditatalaksana oleh dokter jaga.
• Dari hasil alloanamnesis diketahui sejak 4 jam yang lalu Ny.Z
mengeluh perut mules yang menjalar ke pinggang disertai keluar darah
lendir dari jalan lahir. Ny Z tidak menderita epilepsi, tidak ada kejang
dan demam sebelumnya, serta tidak menderita darah tinggi selama
kehamilan Ny.Z tidak pernah melakukan pemeriksaan ANC.
• Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : sakit berat, sensorium: somnolen, GCS:13
• Tanda vital : TD 200/110 mmHg, Nadi :88x/menit, RR:24x/menit,
Temp:36,8C
• Kepala : konjungtiva tidak anemis
• Thoraks :cor dan pulmo dalam batas normal
• Ekstremitas : edema tungkai (+/+)
• Pemeriksaan obstetri
• Pemeriksaan luar : tinggi fundus uteri 4 jari dibawah procesus
xiphoideus (27cm), memanjang, punggung kiri, terbawah kepala,
penurunaan 4/5, his 2x10menit/25 detik, DJJ I 100x/menit DJJ II
90x/menit, DJJ III 110x/menit.
• Pemeriksaan dalam : portio lunak, medial, pendataran 50%,
pembukaan 2 cm, kepala hodge I-II, penunjuk ubun-ubun kecil kiri
lintang, ketuban masih utuh.
•
• Pemeriksaan laboratorium
• Darah rutin : Hb:10,9 g/dl, Leukosit : 9000/mm, trombosit :85.000/mm
• Urin rutin :protein (+++)
Klarifikasi istilah
Identifikasi masalah
• 1. Ny. Z berusia 38 tahun, G5P4A0, hamil 34 minggu, dibawa keluarganya
ke IGD RSMP dengan keluhan kejang-kejang. Menurut suami, Ny.Z
mengalami kejang seluruh tubuh sekitar 1jam yang lalu. Frekuensi kejang
1x, dengan lama kejang 1 menit dan setelah kejang ny. Z tidak sadar. Saat
tiba di rumah sakit Ny.Z mengalami kejang kembali dan ditatalaksana oleh
dokter jaga.
• 2. Dari hasil alloanamnesis diketahui sejak 4 jam yang lalu Ny.Z mengeluh
perut mules yang menjalar ke pinggang disertai keluar darah lendir dari jalan
lahir. Ny Z tidak menderita epilepsi, tidak ada kejang dan demam
sebelumnya, serta tidak menderita darah tinggi
• 3. selama kehamilan Ny.Z tidak pernah melakukan pemeriksaan ANC.
• 4. Pemerikaan fisik
• Keadaan umum : sakit berat, sensorium: somnolen, GCS:13
• Tanda vital : TD 200/110 mmHg, Nadi :88x/menit, RR:24x/menit,
Temp:36,8C
• Kepala : konjungtiva tidak anemis
• Thoraks :cor dan pulmo dalam batas normal
• Ekstremitas : edema tungkai (+/+)
• 5. Pemeriksaan obstetric
• Pemeriksaan luar : tinggi fundus uteri 4 jari dibawah
procesus xiphoideus (27cm), memanjang, punggung kiri,
terbawah kepala, penurunaan 4/5, his 2x10menit/25 detik,
DJJ I 100x/menit DJJ II 90x/menit, DJJ III 110x/menit.
• Pemeriksaan dalam : portio lunak, medial, pendataran 50%,
pembukaan 2 cm, kepala hodge I-II, penunjuk ubun-ubun
kecil kiri lintang, ketuban masih utuh.
•
• 6. Pemeriksaan laboratorium
• Darah rutin : Hb:10,9 g/dl, Leukosit : 9000/mm, trombosit
:85.000/mm
• Urin rutin :protein (+++)
Analisis masalah
1. Ny. Z berusia 38 tahun, G5P4A0, hamil
34 minggu, dibawa keluarganya ke IGD
RSMP dengan keluhan kejang-kejang.
Menurut suarni, Ny.Z mengalami kejang
seluruh tubuh sekitar 1jam yang lalu.
Frekuensi kejang 1x, dengan lama kejang 1
menit dan setelah kejang ny. Z tidak sadar.
Saat tiba di rumah sakit Ny.Z mengalami
kejang kembali dan ditatalaksana oleh
dokter jaga.
•a. Bagaimana anatomi dan histologi dari
organ yang terlibat ?
Jawab :
• Uterus
• Plasenta
• Proses pembentukkan struktur dan jenis plasenta disebut
plasentasi.
• Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai.
Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah
fertilisasi.
• Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, tropoblast
invasive telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah
endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-
ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah
yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul
ruangan-ruangan interviler dimana vili korialis seolah-olah terapung-
apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya
plasenta.
• Tiga minggu pasca fertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat
diidentifikasi dan dimulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi
darah janin ini berakhir dilengkung kapiler (capillary loops) di
dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi dengan
darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan
dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis ini akan
bertumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta
• Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah cavum
ureri disebut desidua kapsularis; yang terletak antara hasil
konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis;
b. Apa hubungan usia ibu, usia kehamilan
dan status gravida dengan keluhan utama
?
Jawab :
• Usia 38 tahun : Usia kehamilan yang ekstrim
merupakan faktor risiko terjadinya
hipertensi dalam kehamilan (HDK)
• Status gravida : multigravida juga merupakan faktor
risiko terjadinya hipertensi dalam
kehamilan (HDK) yang dapat
mengakibatkan eklampsia pada
kehamilan 20 minggu ke atas.
• Usia kehamilan 34 Minggu : Berhubungan dengan
fase inpartu yang
dialami pasien ketika
usia kehamilan 34
minggu, ketika fase
inpartu maka terjadi
peningkatan tekanan
darah, frekuensi
pernafasan, dll
meningkatkan tekanan
darah hipertensi
iskemik otak kejang
C. Apa faktor pencetus yang
menyebabkan kejang pada kasus ?
•Jawab :
1. Perdarahan otak
2. Hipertensi
3. Hipertermia
4. Lesi otak
5. Kelainan metabolik
6. Eklampsia
7. Meningitis
8. Epilepsi iatrogenik
D. Apa interprestasi Ny. Z kejang seluruh
tubuh, frekuensi 1x, dengan lama kejang 1
menit, dan setelah kejang Ny.Ztidak sadar?
•Jawab :
kejang seluruh tubuh, frekuensi 1x, dengan
lama kejang 1 menit dan setelah kejang Ny.
Z tidak sadar adalah Ny. Z mengalami
kejang tonik klonik diikuti penurunan
kesadaran yang dimungkinkan merupakan
manifestasi klinis eklampsia
•E. Apa interprestasi Ny.Z tiba kerumah sakit
mengalami kejang-kejang kembali ?
Jawab :
•terjadi periode episodik/berulang pada kejang.
• Pada kasus eklampsia bila tidak segera diberi
obat-obat antikejang maka akan segera disusul
dengan episode kejang berikutnya .
f. Bagaimana tatalaksana awal untuk kejang
?
• Jawab :
Penanganan Kejang
• Infus Intravena Kontinu:
• Berikan dosis awal magnesium sulfat sebesar 4-6 g yang
diencerkan dalam 100 mL cairan IV dan diberikan selama 15-20
menit.
• Mulai infus rumatan 2g/jam dalam 100 mL cairan IV.
• Pantau toksisitas magnesium:
• Periksa reflesi tendon secara berkala
• Ukur kadar magnesium serum jika kadar kreatinin serum > 1,0
mg/dL
• Pemberian magnesium sulfat dihentikan 24 jam pasca
pelahiran.
• Injeksi Intramuskular Intermitten:
• Berikan 4 g magnesium sulfat sebagai larutan 20% secara
intravena dengan kecepatan tidak melebihi 1 g/menit.
• Lanjutkan segera dengan 10 g larutan magnesium 50%,
separuhnya disuntikkan profunda di kuadran kanan luar kedua
bokong menggunakan jarum ukuran 20 sepanjang 3 inci. Jika
kejang menetap 15 menit, berikan kembali magnesium sulfat
dalam larutan 20% dengan dosis hingga 2 g dan kecepatan
tidak melebihi 1 g/menit.
• Setelah itu, tiap 4 jam berikan 5 g larutan magnesium sulfat
50% yang disuntikkan profunda di kuadran kanan luar bokong
kanan dan kiri secara bergantian, tetapi dilakukan setelah
memastikan:
• Refleks patella positif
• Respirasi tidak tertekan
• Keluaran urin dalam 4 jam terakhir melebihi 100 mL
• Pemberian magnesium sulfat dihentikan 24 jam
pascapelahiran.
•G. Bagaimana patofisiologi kejang pada
kehamilan ?
• Jawab :
Kegagalan invasi trofoblas pada lapisan otot a. spiralis
dan jaringan matriks lapisna otot a. spiralis kaku dan
keras lumen arteri kesulitan untuk distensi dan
vasodilatasi a. spiralis mengalami vasokontriksi
kegagalan remodeling a. spiralis aliran darah
uteroplasenta berkurang hipoksia dan iskemia plasenta
terbentuk oksidan (radikal hidroksil) membrane sel
endotel rusak disfungsi endotel ↑ produksi bahan
vasopresor (tromboksan) ↓ Nitrit oksid, ↑ endotelin
↑ vasokontriksi pembuluh darah seluruh tubuh
hipertensi iskemik cerebri Kejang
H. Bagaimana klasifikasi dari kejang?
• Jawab :
1. KEJANG PARSIAL :
Parsial sederhana
Parsial kompleks (kesadaran terganggu)
2. KEJANG MENYELURUH (GENERALISATA)
Tonik – klonik
Tonik
Klonik
Mioklonik
Atonik
Absence
•i. Apa dampak kejang pada ibu dan janin ?
Jawab :
Dampak kejang pada kehamilan pada ibu :
• kerusakan neurologis secara permaneN
• perdarahan intracranial
• insufisiensi ginjal & penyakit ginjal akut
• gangguan hematologi
• kerusakan hepar, ruptur hepar
• kematian maternal
2 Punggung kiri, terbawah kepala, penurunan Presentasi janin adalah presentasi kepala
4/5 dengan kepala janin sudah memasuki pintu
atas panggul
3 DJJ I 100x/menit DJJ II 90x/menit, DJJ III DJJ normal (120 – 160 x/menit)
110x/menit.
WASSALAMUALIKUM WR.WB