Anda di halaman 1dari 15

VARIKOKEL

OLEH :
ONA PUTRA KARISNA
712017071

PEMBIMBING :
Dr. JIMMY VARETA, Sp. B
PENDAHULUAN

• Varikokel merupakan dilatasi 20-40% pasien infertil.


abnormal pleksus Penegakan diagnosis cepat dan
pampiniformis, terjadi kira-kira tepat dari kelainan ini sangat
15% pria. Beberapa pasien penting karena pada sebagian
mengalami nyeri skrotal dan besar kasus, penatalaksanaan
pembengkakan, dan menjadi tepat waktu, biasanya
suatu penyebab potensial dilakukan percutaneous
infertilitas pada pria. Selain itu, sclerotherapy, bisa
varikokel terbagi atas varikokel menghasilkan peningkatan
ekstratestikuler dan varikokel kualitas semen
intratestikuler. Adanya
varikokel telah dikaitkan
dengan kegagalan fungsi
testis,sering menyebabkan
kelainan pada parameter
semen. Varikokel umum
dijumpai pada anak remaja dan
pria dewasa, terdiagnosis pada
Varikokel merupakan suatu dilatasi
abnormal dan tortuous dari vena
pada pleksus pampiniformis
dengan ukuran diameter melebihi
Definisi
2 mm. Dilatasi abnormal vena-vena
dari spermatic cord biasanya
disebabkan oleh ketidakmampuan
katup pada vena spermatik internal
• Anatomi
Epidemiologi
Varikokel terdeteksi lebih sering pada populasi pria infertil dibanding pada pria fertil. Sebagian
besar varikokel terdeteksi setelah pubertas dan prevalensi pada pria dewasa sekitar 10-15%.
Pada 80-90% kasus, varikokel hanya terdapat pada sebelah kiri; varikokel bisa bilateral
hingga 20% kasus, meskipun dilatasi sebelah kanan biasanya lebih kecil. Varikokel unilateral
sebelah kanan sangat jarang terjadi.
Etiologi
Varikokel intratestikular sering dihubungkan
varikokel ekstratestikular :
dengan
-refluks renospermatik,
-atrofi testikular ipsilateral terkait kelainan
-insufisiensi katup vena spermatika interna
parenkhimal, tetapi apakah varikokel
-refluks ileospermatik
intratestikular merupakan suatu penyebab
-neoplastik
atau akibat dari atrofi testikular tetap belum
-penyakit retroperitoneal lainnya
jelas. Varikokel intratestikular biasanya, tetapi
-sindrom malposisi visceral
tak selalu, terjadi berkaitan dengan suatu
-pembedahan sebelumnya pada regio inguinal dan skrotum.
varikokel ekstratestikular ipsilateral.
Patofisiologi
Varikokel terjadi akibat peningkatan tekanan vena
dan ketidakmampuan vena spermatika interna.

Aliran retrograde vena spermatika interna


merupakan mekanisme pada perkembangan
varikokel.

Varikokel ekstratestikular merupakan suatu


kelainan yang umum terjadi. Sebagian besar kasus
asimptomatik atau berhubungan dengan riwayat
orchitis, infertilitas, pembengkakan skrotum
dengan nyeri.

Varikokel intratestikular merupakan suatu


keadaan yang jarang, ditandai oleh dilatasi vena
intratestikular.
Manifestasi Klinis

-nyeri skrotal
-pembengkakan
-pada remaja biasanya asimptomatik kadang pasien akan datang karena adanya massa skrotum
atau rasa tak nyaman di skrotum, seperti berat atau rasa nyeri setelah berdiri sepanjang hari.
-Manifestasi klinis paling umum pada varikokel intratestikular adalah nyeri testikular (30%) dan
pembengkakan (26%). Nyeri testis diperkirakan berhubungan dengan peregangan tunika albuginea.
Manifestasi klinis lain yang telah dilaporkan mencakup infertilitas (22%) dan epididimorchitis (20 %)
Diagnosis

Diagnosis varikokel ditegakkan berdasarkan


-anamnesa,
-pemeriksaan fisik,
-pemeriksaan radiologi dan analisis semen.

• Pemeriksaan fisik harus dilakukan dalam posisi berdiri. Refluks vena dapat dievaluasi dengan cara
manuver valsava.
• Pemeriksaan radiologi yang dapat digunakan yaitu pemeriksaan ultrasonografi, CT scan, MRI dan angiografi.

Pemeriksaan Utrasonografi merupakan pilihan pertama dalam mendeteksi varikokel. Pemeriksaan


ultrasonografi dan terutama Color Doppler menjadi metode pemeriksaan paling terpecaya dan berguna
dalam mendiagnosis varikokel subklinis. Gambaran varikokel pada ultrasonografi tampak sebagai stuktur
serpiginosa predominan echo free (Struktur tubular anekoik/ lingkaran cacing yang multiple) dengan ukuran
diameter lebih dari 2 mm.
Diagnosis Banding
1. varikokel
2. spermatokel
3. ektasia tubular.
Komplikasi
1. kenaikan temperatur testis
2. jumlah sperma rendah
3. infertilitas pria.
Hambatan aliran darah, suatu varikokel dapat membuat temperatur lokal terlalu tinggi,
mempengaruhi pembentukan dan motilitas sperma. Terdapat bukti yang baik dimana lamanya
varikokel menyebabkan efek merugikan yang progresif pada testis.
Penatalaksanaan
• Pembedahan
• Terapi embolisasi perkutaneus
KESIMPULAN

• Varikokel merupakan suatu kelainan dilatasi dan tortuous dari vena pada pleksus
pampiniformis. Varikokel dipertimbangkan menjadi suatu penyebab potensial infertilitas pria.
Varikokel ekstratestikular merupakan kelainan yang umum terjadi, sebaliknya varikokel
intratestikular merupakan kelainan yang jarang.
• Diagnosis varikokel ditegakkan berdasarkan klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan radiologi dan analisis semen. Ultrasonografi dan terutama
sekali Color Doppler tampil menjadi metode paling terpercaya dan praktis untuk
mendiagnosis varikokel. Diagnosis varikokel secara tepat dan cepat sangat penting, dimana
pada sebagian besar kasus dengan diagnosis dan tatalaksana yang tepat dapat menghasilkan
peningkatan kualitas semen.
• Gambaran ultrasonografi varikokel terdiri dari struktur tubular, anekhoik (‘lingkaran
cacing’), multipel, ukuran diameter lebih dari 2 mm yang biasanya paling baik tampak
pada superior dan / lateral testis, manuver valsava positif. Gambaran sonografi varikokel
intratestikuler yaitu struktur yang menyebar dari mediastinum testis ke parenkhim
testikuler. Bila dilakukan pemeriksaan MRI akan tampak gambaran massa dari dilatasi, serpiginosa
pembuluh darah yang biasanya berdekatan dengan caput epididimis. Namun peran MRI untuk
diagnosis belum dapat dibuktikan karena masih belum cukupnya jumlah pasien yang terdiagnosis
dengan MRI.
• Terdapat beberapa pedoman dimana suatu varikokel sebaiknya dikoreksi karena:
1. pembedahan berpotensi mengubah suatu keadaan patologis;
2. pembedahan meningkatkan sebagian besar parameter semen;
3. pembedahan memungkinkan meningkatnya fertilitas;
4. resiko terapi kecil.
• Suatu varikokel sebaiknya dikoreksi ketika:
1. Varikokel secara klinis teraba;
2. pasangan dengan infertilitas;
3. istri fertil atau telah dikoreksi infertilitasnya;
4. paling tidak satu parameter semen abnormal.
• Ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan dalam perbaikan varikokel:
metode pembedahan dan embolisasi perkutaneus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai