Dyane vatricia
1102010085
Tiap testis pada bagian anterior
dan lateral diliputi oleh :
Skrotum diperdarahi
◦ cabang dari arteri pudendal internal (arteri scrotal posterior),
arteri pudendal eksternal cabang dari arteri femoral, dan
cabang dari arteri epigastrik inferior (kremaster).
Varikokel
◦ adalah dilatasi abnormal dari vena pada plexus
pampiriformis yang membentuk benjolan skrotum yang
terasa seperti “kantong cacing” akibat gangguan aliran
darah balik vena spermatika interna.
Kelainan ini terdapat pada 15% pria.
Varikokel intratestikular
◦ sering dihubungkan dengan atrofi testikular ipsilateral
terkait kelainan parenkhimal, tetapi apakah varikokel
intratestikular merupakan suatu penyebab atau akibat dari
atrofi testikular tetap belum jelas.
◦ Varikokel intratestikular biasanya, tetapi tak selalu, terjadi
berkaitan dengan suatu varikokel ekstratestikular
ipsilateral.
Varikokel lebih sering ditemukan pada sebelah kiri
karena beberapa alasan berikut ini:
Varikokel klinis
didefinisikan sebagai pembesaran pleksus pampiniformis yang dapat diraba,
Varikokel subklinis
◦ didefinisikan sebagai refluks melalui vena spermatika interna, tanpa distensi yang
dapat teraba dari pleksus pampiniformis
2. MRI
◦ tampak sebagai suatu massa dari dilatasi, serpiginosa pembuluh darah,
biasanya berdekatan dengan caput epididimis.
3, CT scan
◦ Pada CT scan dapat menunjukkan gambaran vena – vena serpiginosa
berdilatasi menyangat.
4. Angiografi
◦ Venografi dapat menunjukkan dilatasi vena testikular, dapat menunjukkan
aliran retrograde bahan kontras ke arah skrotum.
◦ Mendemonstrasikan refliks darah vena abnormal di daerah retrograd menuju
ISV dan pleksus pampiriformis.
VENOGRAM COLOR DOPPLER USG
2. Ektasia tubular
◦ transformasi kistik rete testis merupakan dilatasi rete testis
sebagai suatu akibat obliterasi parsial atau komplit duktus eferen.
◦ sering bilateral dan asimetris, sering berhubungan dengan
spermatokel. Rerata usia pada diagnosis ialah 60 tahun dan
secara umum pasien berusia lebih dari 45 tahun.
Suatu varikokel sebaiknya dikoreksi ketika:
◦ Varikokel secara klinis teraba;
◦ pasangan dengan infertilitas;
◦ istri fertil atau telah dikoreksi infertilitasnya;
◦ paling tidak satu parameter semen abnormal.
1. Teknik retroperitoneal (PALOMO)
Komplikasi:
◦ Perdarahan
◦ Infeksi
◦ Atrofi testis atau hilangnya tetsis
◦ Kegagalan mengoreksi varikokel
◦ Apabila varikokal berhasil dikoreksi;
◦ tidak terabanya palpasi setelah 6 bulan postoperasi, orchalgia dan
oligospermia)
Meningokokel subinguinal atau inguinal merupakan
teknik terpilih untuk melakukan ligasI varikokel.
Kateter kecil dimasukkan ke vena femoralis dekstra -> vena cava inferior -> vena
renalis sinistra -> vena spermatika interna sinistra -> pleksus pampiniverus under
the guidance of X-ray imaging
Biasanya vena atau cabangnya terembolisasi dengan injeksi besi atau platinum
spring-liek embolization coils
Tidak ada penjahitan pada teknik ini. Setetlah selesai, pasien diobservasi selama
beberapa jam kemudian dapat dipulangkan. Angka keberhasilan proses ini dapat
mencapai 95%.
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi,
dengan melihat beberapa indikator antara lain;
◦ bertambahnya volume testis
◦ perbaikan hasil analisis semen (yang dikerjakan setiap 3 bulan)
◦ pasangan itu menjadi hamil
J. Prognosis
◦ Quo ad vitam : dubia ad bonam
◦ Quo ad functionam : dubia ad bonam
◦ Quo ad sanationam : bonam
Purnomo, Basuki B. Dasar-dasar Urologi. Edisi kedua. Sagung
Seto:2007. h143-52.
James A. Daitch and Anthony J. Thomas. In: Resnick, Martin I. ,Andrew
C. Novick. 2003.
Varicocele. Urology Secrets. 3rd Ed. Hanley&Belfus Inc:2003 p 223-6
Wim De Jong.Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi ke @. EGC 2005
Kandell, Fouad R.Male Reproductive Disfungtion, Pathopdhysiologuand
Treatment.CRC Press.2007
Graham Sam D, Keane Thomas E. Glenn’s Urologic Surgery.Lipincott
Williams and Wilkens.2009